Dermatitis Stasis
Dermatitis Stasis
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dermatitis stasis merupakan penyakit inflamasi kulit yang sering
terjadi di ekstremitas bawah (tungkai) pada pasien dengan insufisiensi dan
hipertensi vena. Penyakit ini umumnya menyerang pada usia pertengahan
dan usia lanjut serta jarang terjadi sebelum dekade kelima kehidupan,
kecuali pada keadaan di mana insufisiensi vena disebabkan oleh
pembedahan (surgery), trauma, atau trombosis.
Di AS, dermatitis stasis terjadi pada 6-7% dari orang di atas 50 tahun.
Risiko mengembangkan dermatitis stasis meningkat dengan usia. Wanita
agak lebih mungkin akan terpengaruh, mungkin karena efek kehamilan
pada sistem vena kaki
Selain dikenal dengan istilah dermatitis stasis, terdapat pula nama
lain / sinonim yaitu dermatitis gravitasional, ekzem stasis, dermatitis
hipostatik, ekzem verikosa, dan dermatitis venosa.
Dermatitis stasis dapat merupakan prekursor dari keadaan lain seperti
ulkus vena tungkai. Insufisiensi vena merupakan suatu keadaan di mana
aliran darah vena tidak cukup kuat untuk kembali ke jantung, sehingga
cenderung menumpuk dan bahkan kembali ke jaringan. Penyebabnya
antara lain oleh inkompetensi katup vena oleh suatu sebab yang belum
diketahui. Keadaan ini dapat diperparah oleh kondisi jika tubuh sedang
berdiri dalam jangka waktu yang relatif lama sehingga semakin
mempersulit naiknya darah dari vena di ekstremitas menuju jantung. Hal
ini ditandai antaralain dengan pelebaran pembuluh vena secara abnormal,
disebut sebagai varises (varicose vein). Selain oleh inkompetensi katup,
insufisiensi vena bisa juga disebabkan oleh kondisi tertentu seperti
kehamilan (peningkatan tekanan di daerah abdomen). Hal ini disebut juga
sebagai varises vena sekunder.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Dermatitis stasis adalah dermatitis skunder akibat insufiensi kronik
vena (hipertensi vena) tungkai bawah.
Dermatitis stasis merupakan penyakit inflamasi kulit yang sering
terjadi di ekstremitas bawah (tungkai) pada pasien dengan insufisiensi dan
hipertensi vena (Marwali Harahap, 2000.
2.2 EPIDEMIOLOGI
Dijumpai pada orang dewasa dan orang tua, tidak pada anak-anak.
Banyak berdiri
2.3 ETIOPATOGENESIS
Mekanisme timbulnya dermatitis statis ini masih belum jelas. Ada
beberapa teori yang menjelaskan mekanisme timbulnya dermatitis stasis,
yaitu:
1. Meningkatnya tekanan hidrostatik dalam system vena, terjadinya
kebocoran fibrinogen masuk kedalam dermis. Selanjutnya fibrinogen
diluar pembulu darah akan berpolimerasi membentuk selubung fibrin
perikapiler dan interstisium, sehingga menghalangi difusi oksigen dan
makanan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup kulit, akibatnya
akan terjadi kematian sel.tetapi ada data yang kurang mendukung
Akibat tekanan vena yang meningkat pada tungkai bawah, akan terjadi
pelebaran vena atau varises dan edema
Gatal
Dermatitis kontak
Neurodermatitis sirkumskripta
Dermatitis numularis
2.6 PENATALAKSANAAN
-
Eksudat yang ada dapat dikompres dan setelah kering diberi krim
kortikosteroid potensi rendah sampai sedang. Apabila terdapat infeksi
sekunder maka dapat ditangani dengan pemberian antibiotika sistemik
2.7 KOMPLKASI
Dermatitis stasis dapat mengalami komplikasi berupa ulkus diatas
maleolus desebut ulkus venosum atau ulkus varikosum, dapat pla
mengalami infeksi skunder, misalnya selulitis. Dermatitis stasis dapat
diperberat karena mudah teriritasi oleh bahan kontakan.
BAB III
LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS
Nama
: Sarwati
Umur
: 59 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Agama
: Islam
Alamat
Pekerjaan
: IRT
ANAMNESIS
Keluhan Utama
gatal
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: compos mentis
b. Tanda Vital
TD RR Nadi Tempratur
c. Status Generalis
-
Kepala :
Wajah
: normochepali
Mata
Hidung
:-
Telinga
:-
Leher
:-
Thorak
Pulmo
:-
Cor
:-
IV.
Abdomen : -
STATUS DERMATOLOGI
Pada region dorsum pedis, maleolus medial sinistra dan tibia
anterior sinistra terdapat makula hiperpigmentasi, ukuran plakat,
diskrit dan skauma sedang berwarna putih.
Pada region maleolus lateral sinistra terdapat varises
V.
RESUME
Pasien Ny.Sarwati, 59 tahun mengeluh sejak satu tahun yang lalu
terdapat bercak merah kehitaman disertai rasa gatal pada punggung
kaki kiri. Bercak merah kehitaman tersebut semakin lama semakin
gelap. Selain itu pasien mengeluh bahwa keluhan ini sering berulang
dan bercak merah kehitaman tersebut menyebar kekulit sekitarnya.
Tidak ada perbedaan intensitas rasa gatal pada siang hari dan malam
hari
Sejak kurang lebih dua bulan yang lalu muncul kembali bercak
merah kehitaman yang disertai rasa gatal pada pergelangan kaki
terutama setelah makan makanan seperti ikan asin, telur dan ikan asin.
Pasien mengaku alergi makanan telur, ikan asin, dan ikan laut.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, pada regio dorsum pedis,
maleolus medial sinistra dan tibia anterior terdapat makula
hiperpigmentasi, ukuran plakat, diskrit dan skauma sedang berwarna
putih, serta pada region maleolus lateral sinistra terdapat varises.
VI.
DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis stasis
2. Neurodermatitis
3. Kelainan kulit akibat alergi makanan
Neurodermatitis
Insidensi
Pada
usia
Dermatitis stasis
alergi makanan
dewasa Pada usia lebih dari Pada anak anak
( 30-50 tahun)
50 tahun
dan dewasa
wanita
Dimana saja:
banyak
- maleolus lateral
wajah
Tengkuk,
maleolus medial
lengan
samping leher,
menjalar
disertai
lengan
bagian
ekstensor,
-
pubis,
ke
sesak
bawah lutut
rhinitis alergi
vulva,
skrotum,
-
lutut,
tungkai bawah
pergelangan
kaki,
Keluhan
- punggung kaki
Bercak
merah Bercak
utama
kehitaman
yang kehitaman
gatal
malam hari
Disertai edema
varises
-Plak eritem dengan - Lesi
sedikit edem yang
kehitaman
menghilang
eritem
secara perlahan
-Berskauma tebal
-Likenifikasi
VII.
hiperpigmentasi
DIAGNOSIS KERJA
merah -
Urtika
-> -
Papul,
Skauma sedang
Varises
dan -
Likenifikasi dan
hiperpigmentasi
Dermatitis stasis
10
pada
vesikel
hingga bula
-
Eritem, erosi
VIII.
PENATALAKSANAAN
1. Perbaiki sirkulasi, maka tungkai dinaikkan (elevasi) sewaktu tidur
atau duduk. Bila tidur kaki diusahakan agar terangkat melebihi
permukaan jantung selama 30 menit dilakukan 3-4 kali sehari
untuk memperbaiki mikrosirkulasi dan menghilangkan edema.
Dapat pula kaki tempat tidur disangga balok setinggi 15-20 cm
(sedikit lebih tinggi dibanding letak jantung)
Anjurkan pasien untuk tidak berdiri trlalu lama
2. Diberi krim dengan kortikosteroid: hydrokortison krim, dioleskan
tipis 2-3 kali sehari, sebelum dioleskan kulit dibesihkan terlebih
dahulu dan dikeringkan
3. Antihistamin : ctm 3-4 x 4mg per hari
BAB III
PEMBAHASAN
11
Kasus
1. Usia 59 tahun
2. Wanita
3. Obesitas
sinistra
kehitaman, hiperpigmentasi,
kehitaman /
likenifikasi, varises,
Hiperpigmentasi, varises,
skauma, edema
skauma sedang
Berdasarkan dari data data diatas maka keluhan pada Ny. Sarwanti
mengarah pada dermatitis stasis karena didapatkan sebagian besar
kriteria pada teori ditemukan pada kasus sehingga dapat
memperkuat diagnosis
TINJAUAN PUSTAKA
12
1. Djuanda, Adhi. 2008. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Balai Penerbit
FKUI. Indonesia: Jakarta
2. http://www.scribd.com/doc/94108849/Dermatitis-Stasis
3. http://www.scribd.com/doc/46801888/Dermatitis-Stasis
4. http://www.scribd.com/doc/94756942/Dermatitis-Stasis
13