Anda di halaman 1dari 30

PROSEDUR KLINIK : PEMERIKSAAN URINE IBU HAMIL ( GLUKOSA URINE &

PROTEIN URINE )
UJI PROTEIN

Tujuan
Untuk mengetahui adanya protein didalam urin

Dasar
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N . Protein
sangat penting sebagai sumber asam amino yang digunakan untuk membangun struktur
tubuh. Selain itu protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi
energi dari karbohidrat dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam
berbagai sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta beberapa
perlakuan lainnya.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau
cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi.
Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap
oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Normal ekskresi protein biasanya tidak
melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai
proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal
(glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam,
hipertensi, multiple myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi
saluran kemih (urinary tract infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat
setelah kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi.
Untuk mengetahui adanya protein di dalam urin dilakukan pemeriksaan. Prinsip dari
pemeriksaan ini terjadi endapan urine jika direaksikan dengan asam sulfosalisila.
Proteinuria didefinisikan sebagai konsentrasi protein sebesar 0.19/L (> +2 dengan cara
dipstik) atau lebih dalam sekurang-kurangnya dua kali spesimen urin yang dikumpulkan
sekurang-kurangnya dengan jarak 6 jam. Pada spesimen urin 24 jam, proteinuria
didefinisikan sebagai suatu konsentrasi protein 0,3 per 24 jam. Tingginya kadar protein dalam
urin ibu hamil dapat mengindikasikan terjadinya preeklampsi. Preeklampsi ialah penyakit

dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester kedua -kehamilan.
Tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa. Preeklampsia
merupakan suatu kondisi spesifik kehamilandimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20
pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal (Bobak , 2004).Pemeriksaan
protein urin dibutuhkan oleh ibu hamil bila dicurigai mengalami preeklampsi ringan atau
berat, dari hasil pemeriksaan ini kita dapat memberikan asuhan kepada ibu hamil
yangditujukan untuk mencegah timbulnya masalah potensial yaitu terjadinya eklampsi.
Penetapam kadar protein dalam urin biasanya dinyatakan berdasarkan timbulnya
kekeruhan pada urin. Karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran
untuk jumlah protein yang ada, maka menggunakan urinyang jernih menjadi syarat yang
penting.Salah satu uji protein urin yang cukup peka adalah dengan melalui pemanasan urin
dengan asam asetat. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik
iso-elektrik protein, sedangkan pemanasan bertujuan untuk denaturasi sehingga terjadilah
presipitasi. Proses presipitasi dibantu oleh adanya garam-garam yang telah ada dalam urin
atau yang sengajaditambahkan ke dalam urin. Asam asetat yang dipakai tidak
pentingkonsentrasinya, konsentrasi antara 3-6% boleh dipakai, yang penting ialah pHyang
dicapai melalui pemberian asam asetat. Urin encer yang mempunyai berat jenis rendah tidak
baik digunakan untuk percobaan ini. Hasil terbail padapercobaan ini diperoleh dengan
penggunaan urin asam.
Ditemukannya protein urine merupakan tanda paling sering di jumpai pada
preeklamsi, penyakit ginjal, bahkan sering merupakan petunjuk dini dari latent glomerulo
nephitis,Toxemia gravidarum ataupun diabetic nephropathy. Selama kehamilan normal
terdapat kenaikan hemodinamika ginjal dan di ikuti dengan tekanan venarenalis.
Pembentukan urine dimulai dalam glomerulus, apabila filtrasi glomerulus mengalami
kebocoran yang hebat, molekul protein besar akan terbuang dalam urin sehingga
menyebabkan proteinuria. Pada pasien yang telah menderita penyakit parenkhim ginjal,
Faktor kehamilan yang memasuki usia 20 minggu ini mungkin akan memperberat kebocoran
protein melalui urine. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran protein
urine pada ibu hamil trimester II yang memeriksakan diri di bidan praktek swasta Citra Mulia
Kudus. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Mei 2010 dengan jumlah sampel di ambil
secara purposif dan sampel di periksa secara semi kuntitatif dengan metode statistik. Hasil
penelitian menunjukan pemeriksaan urine pada ibu hamil trimester II yang negative sebanyak
9 sampel. Positif satu sebanyak 19 sampel dan positif dua sebanyak dua sampel. Pada

pengukuran tekanan darah terdapat 6 ibu hamil yang mengalami hipertensi dan dilihat dari
kondisi kaki terdapat 3 orang ibu hamil yang mengalami edema. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut di harapkan kepada ibu hamil agar melakukan pemeriksaaan kehamilan secara rutin
sehingga perkembangan janin dapat dipantau.
Kandungan urine bergantung keadaan kesehatan dan makanan sehari-hari
yangdikonsumsi oleh masing-masing individu. Individu normal meempunyai pH antara5
sampai 7. Banyak faktor yang memperngaruhi pH urine seseorang adalah makanan seharihari dan ketidakseimbangan hormonal. Warna urine adalah kuning keemasan yang dianggap
berasal dari emas.Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atauobatobatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang kotor.
Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran
kencing yang terinfeksi, sehingga urinnyapun akan Mengandung bakteri.Cairan yang tersisa
mengandung urea dalam kadar yang tinggi danberbagai senyawa yang berlebih atau
berpotensi racun yang akan dibuangkeluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat
diketahui melaluiurinalisis, yaitu suatu metode analisis zat-zat yang dimungkinkan
terkandung didalam urin. Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat
jeniscairan urin dan pH serta suhu urin. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputianalisis
glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu.
Untuk analisis kandungan protein ada banyak sekali metode yang ditawarkan, mulai
dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalahanalisis
secara mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawahmikroskop sehingga akan
diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalamurin tersebut, misalnya kalsium phospat,
serat tanaman, bahkan bakteri.
Reabsorpsi asam amino terutama terjadi di bagian awal tubulus kontortus proksimal
yang menyerupai proses absorpsi di usus halus. Karier utama dimembrane luminal
merupakan kotransport Na+ sedangkan karier di basolateraltidak bergantung pada Na+. Na+
di pompa keluar sel oleh Na+, K+, ATP ase dan kemudian asam amino keluar sel melalui
proses difusi fasilitasi menuju cairan intertisium.
Proteinuria ditandai dengan adanya kekeruhan. Proteinuria ditentukan dengan
berbagai cara yaitu: asam sulfosalisilat, pemanasan dengan asam asetat, carik celup (hanya
sensitif terhadap albumin).
Penetapan jumlah protein ditentukan dengan urin 24 jam atau 12 jam, dengan cara
Esbach.

Pemeriksaan proteinuria
Untuk menguji adanya kekeruhan , periksalah tabung dengan cahayaberpantul dan
dengan latar belakang yang hitam. Cara penilaian uji protein adalah sebagai berikut :
a

Cara pemanasan asam asetat

Alat dan Bahan


Alat :

1.

Tabung reaksi

2.

Penjepit tabung reaksi

3.

Rak tabung

4.

Pipet tetes

5.

Corong

6.

Pipet volume

7.

Lampu spiritus/ Bunsen

8.

Beker glass
Bahan :

1.

Asam Asetat 6%

2.

Urin patologis

Cara Kerja

1.

Isi urine normal pada tabung 1 dan urin patologis pada tabung 2 hingga dua per tiga tabung

2.

Kedua tabung di miringkan, panaskan bagian atas urin sampai mendidih

3.

Perhatikan apakah terjadi kekeruhan dibagian atas urin tersebut dengan cara
membandingkan dengan urin bagian bawah.

4.

Jika urine dalam tabung tidak terjadi kekeruahn maka hasilnya negative

5.

jika urin dalam dalam tabung terjadi kekeruhan maka tambahkan asam asetat 6% sebanyak
3-5 tetes.

6.

Panaskan lagi sampai mendidih, Jika urine kembali bening/kekeruahn menghilang maka
hasilnya negatif. Jika kekeruahn urin tetap ada maka hasilnya positif.

7.

Beri penilaian terhadap hasil pemeriksaan tersebut

Cara menilai hasil :

Tak ada kekeruhan

:-

Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir : + (protein 0,01-0,05%)


Kekeruhan mudah terlihat dengan butir-butir : ++ (protein 0,05-0,2%)
Kekeruhan jelas dan berkeping-keping : +++ (protein 0,2-0,5%)
Sangat keruh, berkeping besar atau bergumpal : ++++(> 0,5%)
b

Prosedur yang lain :

1.

Dengan Dipstick

Urin sewaktu

1.

Kumpulkan spesimen acak (random)/urin sewaktu.

2.

Celupkan strip reagen (dipstick) kedalam urin.

3.

Tunggu selama 60 detik, amati perubahan warna yang terjadi dan cocokkan dengan bagan
warna.
Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk memperkecil
kesalahan dalam pembacaan secara visual. Dipstick mendeteksi protein dengan indikator
warna Bromphenol biru, yang sensitif terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap

1.
2.
3.
4.

globulin, protein Bence-Jones, dan mukoprotein.


Spesimen urin 24 jam
Kumpulkan urin 24 jam
masukkan dalam wadah besar dan simpan dalam lemari pendingin.
Jika perlu, tambahkan bahan pengawet.
Ukur kadar protein dengan metodekolorimetri menggunakan fotometer atau analyzer
kimiawi otomatis.

1.

Dengan asam sulfosalisil:

1.

Dua tabung reaksi diisi masing-masingnya dengan dua ml urin yang akan diperiksa.

2.

Tabung yg pertama ditambahkan 8 tetes larutan Asam sulfosalisil 20% dan kemudian

dikocok.
3.
Bandingkan dengan tabung yang kedua (yang tidak ditambahkan As. sulfosalisil 20%).
Kalau tetap sama jernihnya test terhadap protein Negatif/ (-).
4.
Jika tabung pertama lebih keruh dari tabung kedua, panasilah tabung pertama itu diatas
nyala api sampai mendidih dan kemudian dinginkan kembali dengan air mengalir :
Jika kekeruhan tetap ada pada waktu pemanasan dan tetap ada juga setelah dingin kembali,
tes terhadap protein Positif.
Jika kekeruhan itu hilang pada saat pemanasan &muncul lagi setelah dingin, lakukan
pemeriksaan Bence Jones.

Pusdiknakes, 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal


2.

http://mahasiswakedokteranonline.wordpress.com/tag/uji-glukosa/

Sistem sirkulasi / kardiovaskular


(baca juga kuliah kelainan jantung + kuliah anestesiologi)
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
HEMODINAMIK maternal, meliputi :
retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung

anemia relatif
akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
tekanan darah arterial menurun
curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir
kehamilan
volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,
kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir
kehamilan
Pada trimester pertama, terjadi :
penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai
peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan TBW
/ total body water
akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik untuk
pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan
osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat
hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output meningkat
sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces tungkai.
Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi fisiologik yang
terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik
pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350
mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albuminglobulin menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti
peningkatan globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.

Raynzz Imagination

{Juni 10, 2012} PEMERIKSAAN URINE SECARA MAKROSKOPIS &


PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIK
PEMERIKSAAN URINE SECARA MAKROSKOPIS
&
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
DI SUSUN
OLEH :
Maulina (0801027)
Kelompok II
Tanggal praktikum: 28 Maret 2012
Dosen: Dra. Sylvia Hasti, M.Farm., Apt
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
2012
PEMERIKSAAN URINE SECARA MAKROSKOPIS
TUJUAN
Untuk mengetahui volume, warna, kelarutan, keasaman / reaksi, berat jenis dan bau urine.
PRINSIP
Adanya kelainan pada ginjal dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan urine secara
makroskopis.
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Urine :
Urine atau air seni atau air kencing merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal
kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urine normal biasanya berwarna kuning, berbau khas jika didiamkan berbau ammoniak, pH
berkisar 4,8 7,5 dan biasanya 6 atau 7. Berat jenis urine 1,002 1,035. Volume normal
perhari 900 1400 ml.
Proses Terbentuknya Urine :
Penyaringan darah pada ginjal lalu terjadilah urine. Darah masuk ginjal melalui pembuluh
nadi ginjal. Ketika berada di dalam membrane glomenulus, zat-zat yang terdapat dalam darah
(air, gula, asam amino dan urea) merembes keluar dari pembuluh darah kemudian masuk
kedalam simpai/kapsul bowman dan menjadi urine primer. Proses ini disebut filtrasi. Urine
primer dari kapsul bowman mengalir melalui saluran-saluran halus (tubulus kontortokus
proksimal). Di saluran-saluran ini zat-zat yang masih berguna, misalnya gula, akan diserap
kembali oleh darah melalui pembuluh darah yang mengelilingi saluran tersebut sehingga
terbentuk urine sekunder. Proses ini disebut reabsorpsi.
Urine sekunder yang terbentuk kemudian masuk tubulus kotortokus distal dan mengalami
penambahan zat sisa metabolism maupun zat yang tidak mampu disimpan dan akhirnya
terbentuklah urnine sesungguhnya yang dialirkan ke kandung kemih melalui ureter. Proses ini
disebut augmentasi. Apabila kandung kemih telah penuh dengan urine, tekanan urine pada
dinding kandung kamih akan menimbulkan rasa ingin buang air kecil atau kencing.
Banyaknya urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang normal sekitar 5 liter
setiap hari. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari
banyaknya ar yang diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urine
meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine sedikit.
Pada saat minum banyak air, kelebihan air akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu jika
banyak minum akan banyak mengeluarkan urine. Warna urine setiap orang berbeda-beda.
Warna urine biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan atau
dapat pula disebabkan oleh penyakit. Namun biasanya warna urine normal berkisar dari
warna bening sampai warna kuning pucat.
Gambar: pembentukan urine
Komposisi Urine :
Air ( seperti urea )
Garam terlarut
Materi organik
Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine
berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa,
diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung

urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang
akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urine dapat diketahui melalui
urinalisis.
Untuk mendeteksi penyakit yang diderita dapat dengan melakukan analisis urine. Seperti
penyakit Diabetes, Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urine. Urine
seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urine
orang yang sehat.
Fungsi urine :
Fungsi bagi tubuh :
untuk membuang zat sisa metabolisme seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Urine
dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan
urine yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urine berwarna kuning
pekat atau cokelat. Juga sebagai pengatur kesetimbangan tubuh seperti tekanan darah.
Fungsi bagi tanaman :
Sebanyak 70% bahan makanan (nutrisi) yang dikonsumsi manusia dikeluarkan dalam bentuk
air seni. Dalam setahun, seseorang dapat mengeluarkan air kencing kira-kira sebesar 500 liter.
Jumlah ini setara dengan 4 kg nitrogen, 0.5 kg fosfor, dan 1 kg potasium. Ketiganya termasuk
unsur penting dalam pertumbuhan tanaman.
ALAT DAN BAHAN :
Alat-alat :
o Tabung reaksi
o Beker glass
o Gelas ukur
o Kertas pH
Bahan-bahan :
o Urine pagi
o Urine sewaktu
o Aquadest
CARA KERJA :
1. Volume
Masukkan urin pada gelas ukur dan lihat berapa ml yang terdapat pada gelas ukur.
2. Warna
Amati warna yang terdapat pada urin bila nornal warna urin kuning muda,tapi jika makin
pekat urin makin gelap, jika makin alkalis warna urin makin gelap.
3. Kekeruhan
Amati urin, bila normal maka biasanya jernih, tetapi juga bisa keruh karna beberapa faktor,
antara lain karena fosfat nanah, darah, bakteri, dan spermatozoa.
4. Keasaman / reaksi
Keasaaman urin diukur dengan kertas indikator pH.
5. Berat jenis
Berat jenis urin diukur dengan alat urinometer, dan amati.

6. Bau
Amati bau yang terdapat pada urin, yaitu apakah da berbau aromatik, bau buah, atau bau
jengkol
HASIL :
NO PEMERIKSAAN URIN HASIL
1. Volume Sewaktu : 10 mL
Urin 24 jam : 50 mL
2. Warna Sewaktu : kuning kecoklatan
Urin 24 jam : kuning kecoklatan
3. Kekeruhan Sewaktu : jernih
Urin 24 jam : jernih
4. Keasaman Sewaktu : pH 6
Urin 24 jam : pH 6
5. Berat jenis Sewaktu : Urin 24 jam : 1,033
6. Bau Sewaktu : aromatik
Urin 24 jam : aromatik
PEMBAHASAN :
Dari hasil praktikum pemeriksaan urine secara makroskopis didapat beberapa data yang dapat
di simpulkan.
Dilihat dari volume urine tidak menunjukkan gejala poliuri atau oliguri,.
Warna urine kuning kecoklatan jadi menunjukkan bahwa pemilik urine mungkin memakai
obat-obatan hingga mempengaruhi warna urine akibat pigmen-pigmen abnormal.
Dilihat dari kekeruhan tidak terdapat kekeruhan, yaitu jernih. Ini menunjukkan bahwa
kekeruhan urine normal.
Nilai keasaman urine normal pH antara 4,7 7,5 dengan rata-rata 6. Dari uji yang didapat
nilai pH urine 6, jadi urine ini normal. Jika urine terlalu asam maka terjadi peradangan
saluran kencing atau infeksi.
Bau urine aromatik
Dari berat jenis yang didapat dengan alat urinometer didapat skala 1,028, dengan suhu
ruang 30 C
Perhitungan seluruh = 30 C 15 C = 15 C
15 C x 0,001 = 0,005
3
Jadi BJ urine = 1,028 + 0,005 = 1,033
Guna mengukur BJ urine yaitu untuk melihat faal ginjal.
KESIMPULAN :
Urine merupakan sisa ekresi ginjal yang dikeluarkan oleh tubuh
Komposisi urine : air (urea), garam terlarut, dan materi organik

Fungsi urine : untuk membuang racun dan sisa-sisa dari darah yang harus dibuang
Pembentukan urine yaitu dari darah baru dieksresi oleh ginjal
Dari data urine percobaan ini dapat disimpulkan bahwa urine sampel tidak begitu memiliki
penyakit yang berat atau tidak ada kerusakan ginjal (normal).
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
TUJUAN
Untuk mengetahui unsur-unsur patologis dalam urine.
TINJAUAN PUSTAKA
Didalam urine terdapat berbagai macam urine, hal ini terggantung dari jenis makanan, banyak
makanan, kecepatan metabolisme dan kepekatan urine. Kristal-kristal yang ditemukan dalam
urine ini sangat lah wajar.
Kristal kristal sedimen urine yang sering ditemukan :
1. Tripel Fosfat (Struvite) :
Kristal-kristal Struvite (magnesium amonium fosfat, fosfat rangkap tiga, Strucomp) biasanya
terlihat tak berwarna, 3-dimensional, ortorombik, kadang mengkilat dengan bias putih dan
hijau, bentuk seperti piramida atau prisma (penutup peti mayat), sering juga menunjukkan
suatu warna polarisasi. Adakalanya, kristal ini menyerupai satu mata pisau cukur bermata dua
(bagian dalam rangka) dan sedikit birefringent.
Kristal ini paling sering terlihat pada urine dari individu secara klinis normal. Meskipun
demikian mereka dapat ditemukan di dalam urine pada pH tertentu, lebih banyak ditemukan
dalam urine yang bersifat alkali dengan nilai pH daripada 6,5. Infeksi/peradangan saluran
kemih dengan bakteri urease positif dapat memicu struvite kristaluria (dan urolithiasis)
dengan peningkatan pH urine dan peningkatan amoniak bebas.
Faktor yang utama terbentuknya formasi kristal tripel fosfat adalah konsentrasi amoniak.
Alkalanisasi suatu spesimen urine dengan amoniak menghasilkan tripel fosfat apabila tidak
ada soda kaustik. Spesimen voided baru secara normal berisi amoniak bebas kecil dan urea
yang tinggi, namun oleh bakteri pemecah urea menguraikannya menjadi amoniak sehingga
kadarnya meningkat. Tripel fosfat biasanya dihubungkan dengan pertumbuhan bakteri. Pada
spesimen pagi segar yang pertama, ditemukannya Tripel fosfat dapat menandakan adanya
infeksi/peradangan saluran kemih. Namun begitu nilai klinis Tripel fosfat kecil untuk
menduga adanya infeksi saluran kemih tanpa disertai dengan adanya leukosit dan bakteri
dalam urine.
Dalam urine yang bersifat maka alkali Struvite akan mengalami presipitasi membentuk batu.
Struvite sering ditemukan batu ginjal pada urine manusia dan kucing. Batu Struvite dapat
menyebabkan infeksi bakteri /peradangan yang disebabkan hidrolisa urea menjadi
ammonium dan terjafi kenaikan pH menjadi netral atau alkali. Urea menyebabkan
berkembangnya organisme-organisme termasuk Pseudomonas, Proteus, Klebsiella,
Staphylococcus, dan Mycoplasma. Akumulasi kristal-kristal struvite di dalam kandung kemih
dapat menyebabkan gangguan saluran kemih, dengan gejala-gejala susah buang buang air
kemih (dikira sembelit) atau hematuria. Tindakan medis termasuk operasi diperlukan untuk
menghilangkan kristal ini.

2. Calcium Oxalat :
Kalsium oksalat dihidrat kristalnya pada umumnya terlihat segi empat dengan sudut
diagnonal memotong didalamnya pada lapang pandang yang tampak (mirip dengan amplop).
Kristal ini dapat ditemukan pada semua pH. Kristal-kristal ini ukurannya sangat bervariasi
dari yang paling besar hingga kecil, terlihat memiliki indeks bias biru pada bagian dalam
apabila pengamat memutar mikrometer mikroskop. Dalam beberapa hal, sejumlah besar dari
oxalates yang kecil mungkin tidak berbentuk kristal khas, kecuali jika yang diuji pada
magnifikasi yang tinggi.
Urolithiasis karena kalsium oksalat sudah dilaporkan pada anjing dan kucing. Pada beberapa
kasus, gangguan skunder pemakaian kalsium (meningkat) seperti hiperparatiroidisme maka
terjadi gangguan metabolisme dan peningkatan ekskresi kalsium oleh tubuh. Miniatur
Schnauzers menjelaskan bahwa yang dapat mempengaruhi kepada kalsium oksalat
urolithiasis tetapi walaupun begitu disertai juga tanpa kelainan-kelainan dalam ekskresi
kalsium dalam urine.
Kristal-kristal Kalsium oksalat dihydrate dapat juga dilihat pada kasus-kasus intoksikasi
etilena glikol. Hal ini dapat dilihat bila dalam urine ditemukan dalam jumlah banyak dengan
gagal ginjal akaut, perlu pertimbangan diagnosis karena keracunan etilena glikol.
3. Asam Urat :
Asam urat mengeristal di dalam sistim orthorombic. Kristal-kristal asam urat dapat muncul
dalam beberapa bentuk. Kristal-kristal yang klasik bersifat pelat-profil belah ketupat tipis dan
yang lain membentuk plat bersudut enam, jarum dan rosette.
Kristal asam urat biasanya mempunyai karakteristik warna kuning. Intensitas warna
bergantung pada ketebalan dari kristal, plat-plat sangat tipis terlihat berwarna kuning muda,
sedangkan kristal yang lebih besar dan tebal mungkin akan berwarna coklat. Di bawah
cahaya yang dipolarisasikan, asam urat menunjukkan suatu warna polarisasi, dan dengan
kristal-kristal yang lebih tebal, satu rangkaian bentuk hitam terpusat. Variasi warna di bawah
cahaya yang dipolarisasikan adalah ciri khas asam urat.
4. Kalsium Fosfat :
Kristal kalsium fosfat juga dinamakan di-calcium fosfat atau hidroksil apatit. Nama
mineralnya adalah brushite. Bentuk kristal merupakan suatu prisma yang panjang pada
ujungnya mungkin terlihat sharped. Kristal ini adalah sedikit birefringent. Kristal kalsium
fosfat ditemukan dengan fosfat-fosfat rangkap tiga yang lainnya dan memiliki arti klinis yang
sama. Penyebab utama kristaluria ini adalah pH yang bersifat alkali bahwa berkurang daya
larut kalsium fosfat dan sehingga secara perlahan terbentuk kristal tersebut. Nilai pH alkali
dapat disebabkan oleh diet (vegetarian, kaya akan fosfat) tetapi dapat juga karena kondisi
patologis. Biasanya, kehadiran kristal ini bukanlah yang penting. Perbedaan antara amorf
urates dan amorf fosfat berdasarkan pH yang urine. Kristal dari kalsium fosfat adalah putih,
sedangkan amorf urate merah muda.
5. Biurat :
Kristal Ammonium urate (atau biurate/ammonium asam urates/Ammonium biurates) secara
umum kelihatan sebagai warna coklat atau kuning kecoklatan berbentuk sferis dengan
penonjolan yang tidak beraturan (kecubung). Dapat pula ditemukan dalam bentuk seperti
buah apel dengan lapisan berwarna gelap melingkar. Beberapa kristal diproyeksikan seperti
terompet atau bentuk seperti tanduk lembu jantan dengan ujung meruncung bersifat

birefringent. Ditemukan dalam urine di segala pH, tetapi akan tampak jelas pada pH netral
dan alkali karena merupakan sedimen yang bersifat alkali. Ammonium biurates jarang
ditemukan pada spesimen yang segar. Dapat ditenukan di dalam spesimen-spesimen yang
lama yang telah mengalami pH menjadi alkali. Kristal ini dapat ditemukan pada gangguan
vaskuler dengan gangguan keseimbangan pH darah.
ALAT DAN BAHAN :
Alat-alat :
Mikroskop
Sentrifugasi
Objek glass
Cover glass
Bahan :
Urine
CARA KERJA :
1. Masukkan urin kedalam tabung sentrifus sebanyak 5-10 ml dan disentrifus dengan
kecepatan 2000 rpm selama 5 menit.
2. Cairan atas dibuang sisakan cc, setelah itu urin di homogenkan, pipet ke objek glass.
3. Amati di bawah mikroskop.
HASIL :
1. Asam urat
2. Cystine
3. Urat amorf
PEMBAHASAN :
Dari percobaan pemeriksaan sedimen urine yang dilihat dengan menggunakan mikroskop,
didapat beberapa kristal, yaitu berupa kristal asam urat, cystine dan urat amorf. Hal ini tidak
begitu menjadi suatu kasus besar dalam keadaan tubuh urine percobaan. Kristal dalam urin
tidak ada hubungan langsung dengan batu di dalam saluran kemih. Kristal asam urat, kalsium
oksalat, triple fosfat dan bahan amorf merupakan kristal yang sering ditemukan dalam
sedimen dan tidak mempunyai arti, karena kristal-kristal itu merupakan hasil metabolisme
yang normal. Terdapatnya unsur tersebut tergantung dari jenis makanan, banyak makanan,
kecepatan metabolisme dan kepekatan urin. Di samping itu mungkin didapatkan kristal lain
yang berasal dari obat-obatan atau kristal-kristal lain seperti kristal tirosin, kristal leucin.
Tapi dalam hal Batu ginjal biasanya terdiri dari tipe kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam
urea, struvite, dan cystine.
Dalam praktikum ini didapati cystine, cystine bisa menyebabkan sistinuria. Sistinuria
(Cystinuria) adalah suatu penyakit yang jarang terjadi, yang menyebabkan dikeluarkannya
asam amino sistin ke dalam air kemih dan seringkali menyebabkan pembentukan batu sistin

di dalam saluran kemih. Bisanya karena ada kelainan pada tubulus renalis yang bersifat
menurun (Anonim. 2008).
KESIMPULAN :
Didapat tiga macam kristal dalam urine coba. Yaitu ;
1. Asam urat
2. Cystine
3. Urat amorf
Dengan adanya praktikum ini mahasiswa dapat melihat bentuk kristal-kristal yang dihasilkan
oleh ginjal didalam urine manusia. Dan sebenarnya tidak dengan melihat kristal apa saja yang
ada dalam urine akan tapi melihat berapa banyak kristal yang terbentuk untuk mendeteksi
apakah ada kerusakan pada ginjal. Karena normal saja didalam urine terdapat beberapa
kristal, kristal ini adalah sisa metabolisme yang dibuang oleh ginjal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Sistinuria. http://carisehat.blogspot.com/2008/05/sistinuria.html. [Acc
Date : 09 April 2012]
Anonim. 2011. Urinalisis Berdasarkan Analisis Mikroskopis . http://aakbandaaceh.
wordpress.com/2011/11/21/urinalisis-berdasarkan-analisis-mikroskopis/. [Acc Date : 08 April
2012]
Anonim. 2011 Sistem Ekskresi Pada Manusia. http://hrysainsbiologi. wordpress.com/2011/
12/24/sistem-ekskresi-pada-manusia-2/. [Acc Date : 08 April 2012]
Maulina, Maura. 2012. Pemeriksaan Sediment Mikroskopik. http://acehlaboratorium.blogspot.com/2012/01/pemeriksaan-sediment-mikroskopik. html. [Acc Date :
08 April 2012]
Musyaffa, Ripani. 2010. Kristal Sedimen Urine. http://ripanimusyaffalab.blogspot.
com/2010/12/kristal-sedimen-urine-yang-sering.html. [Acc Date : 08 April 2012]
Suka
Be the first to like this.
mitsukoraynzz @ 6:22 pm [disimpan dalam Uncategorized
dilabelimakroskopis, sedimen, urine Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan Balasan

Pengarang

mitsukoraynzz

Juni 2012
S

Des

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Arsip
o Juni 2012
o Desember 2011
o Agustus 2008

Tulisan Terkini
o mikosis
o PEMERIKSAAN URINE SECARA MAKROSKOPIS & PEMERIKSAAN
SEDIMEN URINE
o PEMERIKSAAN GULA DARAH & PEMERIKSAAN HEMAGLOBIN
o PEMERIKSAAN URINE ATAS INDIKASI BILIRUBIN &
PEMERIKSAAN URINE ATAS INDIKASI UROBILIN

o PEMERIKSAAN URINE TERHADAP PROTEIN & PEMERIKSAAN


URINE TERHADAP GLUKOSA PEMERIKSAAN URINE TERHADAP
PROTEIN & PEMERIKSAAN URINE TERHADAP GLUKOSA

Komentar Terakhir
mitsukoraynzz on Ganti Kulit

sciencecomunity08 on Ganti Kulit

ina on Ganti Kulit

sitroh on Ganti Kulit

Mr WordPress on Hello world!

Top Posts
o PEMERIKSAAN URINE ATAS INDIKASI BILIRUBIN &
PEMERIKSAAN URINE ATAS INDIKASI UROBILIN
o PEMERIKSAAN URINE TERHADAP PROTEIN & PEMERIKSAAN
URINE TERHADAP GLUKOSA PEMERIKSAAN URINE TERHADAP
PROTEIN & PEMERIKSAAN URINE TERHADAP GLUKOSA
o PEMERIKSAAN URINE SECARA MAKROSKOPIS & PEMERIKSAAN
SEDIMEN URINE
o mikosis
o pemeriksaan kehamilan

Blogroll
o WordPress.com
o WordPress.org

Pencarian untuk:

Meta
o Daftar
o Masuk
o RSS Entri
o RSS Komentar
o WordPress.com

dan lain-lain

Tema: Girl in Green oleh Stacey Leung.

Get a free blog at WordPress.com

Blog pada WordPress.com. Tema: Girl in Green oleh Stacey Leung.


Ikuti
Follow Raynzz Imagination
Get every new post delivered to your Inbox.
Bergabunglah dengan 244 pengikut lainnya.
Powered by WordPress.com

Scribd
apa saja ya

Explore

Sign Up

Log In

inShare

Embed Doc

Copy Link

Readcast

Collections

CommentGo Back

Download
3.

Pemeriksaan Glukosa UrinePemeriksaan glukosa dalam urine berdasarkan pada


glukosa oksidase yang akanmenguraikan glukosa menjadi asam glukonat dan
hydrogen peroksida. Kemudianhydrogen peroksida ini dengan adanya peroksidase
akan mengkatalisa reaksi antarapotassium iodide dengan hydrogen peroksida
menghasilkan H
2
O dan O
n
(O nascens).O nascens akan mengoksidasi zat warna potassium iodide dalam waktu
10 detik membentuk warna biru muda, hijau sampai coklat. Pada cara ini, kadar
glukosa urinedilaporkan sebagai negative, trace (100 mg/dl), +1 (250 mg/dl), +2
(500 mg/dl), +3(1000 mg/dl), +4 (>2000 mg/dl). Sensitivitas pemeriksaan ini adalah
100 mg/dl, danpemeriksaan ini spesifik untuk glukosa.Hasil negative palsu pada
pemeriksaan ini dapat disebabkan oleh bahan reduktordalam urine seperti vitamin C
(lebih dari 40 mg/dl), asam homogentisat, aspirin sertabahan yang mengganggu
reaksi enzimatik seperti levodova, gluthation, dan obat-obatan seperti
diphyrone.Selain menggunakan carik celup, pemeriksaan glukosa urine dapat
menggunakan:a.

Metode FehlingPrinsip : Dengan pemanasan urine dalam suasana alkali, glukosa


akanmereduksi cupri sulfat menjadi cupro oksida. Pengendapan cupri
hidroksidadicegah dengan penambahan kalium natrium tartrate.b.

Metode BenedictPrinsip : Glukosa dalam urine akan mereduksi garam-garam


kompleks yangterdapat pada pereaksi benedict (ion cupri direduksi menjadi cupro)
danmengendap dalam bentuk CuO dan Cu2O.Interpretasi hasil pada metode
Fehling dan Benedict:(-) : tetap biru, biru kehijauan.(+1) : hijau kekuning-kuningan
dan keruh (sesuai dengan 0,5

1 % glukosa)(+2) : kuning keruh (1

1,5 % glukosa)(+3) : jingga atau warna lumpur keruh (2

3,5 % glukosa)(+4) : merah bata (lebih dari 3,5 % glukosa)

4.

Pemeriksaan Bilirubin UrineBilirubin secara normal tidak terdapat dalam urine,


namun dalam jumlah yangsangat sedikit dapat berada dalam urine, tanpa
terdeteksi melalui pemeriksaan rutin.Bilirubin terbentuk dari penguraian hemoglobin
dan ditranspor menuju hati, tempatbilirubin berkonjugasi atau tak langsung bersifat
larut dalam lemak, serta tidak dapatdiekskresikan ke dalam urine. Bilirubinuria
mengindikasikan kerusakan hati atauobstruksi empedu dan kadarnya yang besar
ditandai dengan warna kuning.Pemeriksaan bilirubin urine berdasarkan reaksi
antara garam diazonium denganbilirubin dalam suasana asam kuat yang
menimbulkan kompleks yang berwarnacoklat muda hingga merah coklat dalam
waktu 30 detik. Hasilnya dilaporkan sebagainegative, +1 (0,5 mg/dl), +2 (1 mg/dl)
atau +3 (3 mg/dl). Sensitivitas pemeriksaan iniadalah 0,2

0,4 mg/dl.Hasil yang positif harus dikonfirmasi dengan test


Harrison

dimana bilirubin telahdiendapkan oleh Barium chloride akan dioksidasi dengan


reagen
Fouchet
menjadibiliverdin yang berwarna hijau. Hasil positif pada tes
Harisson,
ditandai denganfiltrate yang berwarna hijau pada kertas saring.5.

Pemeriksaan Urobilinogen UrineEmpedu yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin


yang terkonjugasi mencapaiarea duodenum, tempat bakteri dalam usus mengubah
bilirubin menjadi urobilinogen.Sebagian besar urobilinogen berkurang dalam feses
dan sejumlah besar kembali kehati melalui aliran darah. Kemudian urobilinogen
diproses ulang menjadi empedukira-kira ejumlah 1% diekskresi oleh ginjal di dalam
urine. Spesimen urine harussegera diperiksa dalam setengah jam karena
urobilinogen urine dapat teroksidasimenjadi urobilin.Pemeriksaan urobilinogen
dalam urine berdasarkan reaksi antara urobilinogendengan reagen
Ehrlich
(
paradimethylaminobenzaldehyde
, serta buffer asam).Intensitas warna yang terjadi dari jingga hingga merah tua,
dibaca dalam waktu 60detik, warna yang timbul sesuai dengan peningkatan kadar
urobilinogen dalam urine.Urine yang terlalu alkalis menunjukkan kadar urobilinogen
yang lebih tinggi,sedangkan urine yang terlalu asam menunjukkan kadar
urobilinogen yang lebih

rendah dari seharusnya. Kadar nitrit yang tinggi juga menyebabkan hasil
negativepalsu.6.

Pemeriksaan Keton dalam UrineBadan keton diproduksi untuk menghasilkan energy


saat karbohidrat tidak dapatdigunakan seperti pada keadaan asidosis diabetic serta
kelaparan / malnutrisi. Ketikaterjadi kelebihan badan keton, akan menimbulkan
keadaan ketosis dalam darahsehingga menghabiskan cadanagn basa
(misal:bikarbonat) dan menyebabkan statusasidotik. Ketonuria (badan keton dalam
urine) terjadi sebagai akibat ketosis.Berdasarkan reaksi antar asam asetoasetat
dengan senyawa nitroprusida. Warnayang dihasilkan adalah coklat muda bila tidak

terjadi reaksi, dan ungu untuk hasilyang positif. Hasilnya dilaporkan sebagai
negative, trace (5 mg/dl), +1 (15 mg/dl), +2(40 mg/dl), +3 (80 mg/dl) atau +4 (160
mg/dl).Hasil positif palsu dapat terjadi apabila urine banyak mengandung pigmen
ataumetabolit levodopa serta phenylketones. Urine yang mempunyai berat jenis
tinggi, pHyang rendah, dapat memberikan reaksi hingga terbaca hasil yang sangat
sedikit (5mg/dl).7.

Pemeriksaan Protein UrineProteinuria biasanya disebabkan oleh penyakit ginjal


akibat kerusakan glomerulusdan atau gangguan reabsorpsi tubulus ginjal.
Pemeriksaan protein dalam urineberdasarkan pada prinsip kesalahan penetapan pH
oleh adanya protein. Sebagaiindikator digunakan tertrabromphenol blue yang dalam
suatu system buffer akanmenyebabkan pH tetap konstan. Akibat kesalahan
penetapan pH oleh adanya protein,urine yang mengandung albumin akan bereaksi
dengan indikator menyebabkanperubahan warna hijau muda sampai hijau.
Indikator tersebut sangat spesifik dansensitive terhadap albumin. Perubahan warna
yang terjadi dalam waktu 60 detik.Hasilnya dilaporkan sebagai negative, +1 (30
mg/dl), +2 (100 mg/dl), +3 (300 mg/dl)atau +4 (2000 mg/dl).Selain mengunakan
carik celup, pemeriksaan protein urine dapat jugamenggunakan:

a.

Metode RebusPrinsip : Untuk menyatakan adanya urine yang ditunjukkan dengan


adanyakekeruhan dengan cara penambahan asam akan lebih mendekatkan ke
titik isoelektris dari protein. Pemanasan selanjutnya mengadakan
denaturasisehingga terjadi presipitasi yang dinilai secara semi kuantitatif.b.

Metode SulfosalisilatPrinsip dari metode sulfosalisilat sama dengan metode Rebus.


Interpretasihasil metode Rebus dan Sulfosalisilat:(-) : tetap jernih.(+1) : ada
kekeruhan ringan tanpa butir-butir (0,01

0,05 g/dl)(+2) : kekeruhan mudah dilihat dan tampak butir-butir (0,05

0,2 g/dl)(+3) : urine jelas keruh dan kekeruhan itu jelas berkeping-keping (0,2

0,5g/dl)(+4) : urine sangat keruh dan bergumpal (lebih dari 0,5 g/dl)c.

Metode HellerPrinsip : Adanya protein dalam urine akan bereaksi dengan HNO3
pekatmembentuk cincin putih.8.

Pemeriksaan Darah dalam UrinePemeriksaan darah samar dalam urine berdasarkan


hemoglobin dan mioglobin
akan mengkatalisa oksidasi dari indikator 3,35,5

tetramethylbenzidine
,menghasilkan warna berkisar dari kuning kehijau-hijauan hingga hijau kebitubiruandan biru tua.Hasilnya dilaporkan sebagai negative, trace (10 eri/L),
+1 (25 eri/ L), +2 (80eri/ L), atau +3 (200 eri/ L). vitamin C serta
protein kadar tinggi dapatmenyebabkan hasil negative palsu. Hasil positif palsu
kadang-kadang dapat dijumpaiapabila dalam urine terdapat bakteri.9.

Pemeriksaan Esterase Leukosit dalam UrinePemeriksaan ini berdasarkan adanya


reaksi esterase yang merupakan enzim padagranula azurofil atau granula primer
dari granulosit dan monosit. Esterase akan

menghidrolisis derivate ester naftil. Naftil yang dihasilkan bersama dengan


garamdiazonium akan menyebabkan perubahan warna dari coklat muda menjadi
warnaungu. Banyaknya esterase menggambarkan secara tidak langsung jumlah
leukosit didalam urine. Apabila urine tidak segar, pH urine menjadi alkalis, neutrofil
mudah lisissehingga jumlah neutrofil yang dijumpai dalam sedimen urine
berkurangdibandingkan dengan derajat positifitas pemeriksaan esterase leukosit.
Hasilnyadilaporkan sebagai negative, trace (15 leu/L), +1 (70 leu/L), +2
(125 leu/L), atau+3 (500 leu/L). jika terdapat glukosa dan protein dalam
konsentrasi tinggi atau padurine dengan berat jenis tinggi, dapat terjadi hasil
negative palsu, karena leukositmengkerut dan menghalangi penglepasan
esterase.10.

Pemeriksaan Nitrit dalam UrineTest nitrit urine adalah test yang dapat digunakan
untuk mengetahui ada tidaknyabakteriuri. Test ini berdasarkan kenyataan bahwa

sebagian besar bakteri penyebabinfeksi saluran kemih dapat mereduksi nitrat


menjadi nitrit. Penyebab utama infeksisaluran kemih yaitu
E.coli, Pseudomonas, Staphylococcus
dapat merubah nitratmenjadi nitrit.Hasilnya dilaporkan sebagai positif bila pita
dalam 40 detik menjadi merah ataukemerahan yang berarti air kemih dianggap
mengandung lebih dari 10
5
kuman per ml.negative bila tidak terdapat nitrit maka warna tidak berubah. Warna
yang terbentuk tidaklah sebanding dengan jumlah bakteri yang ada. Sensitivitas
pemeriksaan iniadalah 0,075 mg/dl nitrit.Hasil negative palsu dapat disebabkan oleh
vitamin C dengan kadar lebih dari 75mg/dl dalam urine yang mengandung sejumlah
kecil nitrit (0,1 mg/dl atau kurang),kuman yang terdapat dalam urine tidak
mereduksi nitrat menjadi nitrit seperti
Streptococcus, Enterococcus
atau urine hanya sebentar berada dalam kandung kemih.Selain itu juga dipengaruhi
oleh diet yang tidak mengandung nitrat, antibiotika yangmenghambat metabolism
bakteri dan reduksi nitrit menjadi nitrogen.

C.

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS URINEPemeriksaan mikroskopis urine meliputi


pemeriksaan sedimen urine. Tujuan daripemeriksaan sedimen urine adalah untuk
mengidentifikasi jenis sedimen yang dipakaiuntuk mendeteksi kelainan ginjal dan
saluran kemih. Untuk pemeriksaan sedimen urinediperlukan urine segar yaitu urine
yang ditampung 1 jam setelah berkemih. Untuk mendapat sedimen yang baik
diperlukan urine pekat yaitu urine yang diperoleh pagi haridengan berat jenis >
1,023 atau osmolalitas > 300 m osm/kg dengan pH yang asam.a.

Cara pemeriksaanSebanyak 5-10 ml urine dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge


kemudianditutup dengan paraffin dan dipekatkan dengan cara sentrifugasi pada
kecepatan 1500rpm selama 15 menit. Setelah sentrifugasi dilakukan lapisan
supernatant/lapisan atasurine dibuang sehingga didapatkan sedimen urine.
Kemudian teteskan 1 tetes sedimenurine di atas objek glass, ditutup dengan cover
glass. Selanjutnya preparat diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran lensa
objektif 10x untuk melihat lapangpandang kemudian perbesaran lensa objektif 40x
untuk identifikasi.b.

Macam

macam Sedimen UrineSedimen urine terdiri dari unsur organik dan anorganik.1.

Unsur Organik a.

EpitelAda 3 macam epitel yang mungkin terdapat pada sedimen urine yaituepitel
yang berasal dari ginjal biasanya berbentuk bulat berinti 1, epitelyang berasal dari
kandung kemih yang disebut sel transisisonal dan epitelgepeng yang berasal dari
uretra bagian distal, vagina dan vulva.b.

LeukositTampak sebagai benda bulat yang mengandung granula halus dengan


intiyang Nampak jelas. Biasanya leukosit ini adalah sel polimorfonuklear.Dalam
keadaan normal, jumlah leukosit dalam urine adalah 0

4 sel.Peningkatan jumlah leukosit menunjukkan adanya peradangan, infeksiatau


tumor.

PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGI WANITA HAMIL


Posted on April 3, 2008 by harnawatiaj

Perubahan Anatomi dan Fisiologi Wanita Hamil


Kuliah Obstetri Ginekologi
Dr. H. Junizaf / Dr. H.M. Soepardiman
TERJADINYA KEHAMILAN
Peristiwa prinsip pada terjadinya kehamilan :
1. Pembuahan / fertilisasi : bertemunya sel telur / ovum wanita dengan sel benih /
spermatozoa pria.
2. Pembelahan sel (zigot).hasil pembuahan tersebut.
3. Nidasi / implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal :
implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri).
4. Pertumbuhan dan perkembangan zigot embrio janin menjadi bakal individu baru.
Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon : estrogen, progesteron, human chorionic
gonadotropin, human somatomammotropin, prolaktin dsb.
Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon aktif khusus yang berperan selama
awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan.
Terjadi perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi DAN
organ-organ sistem tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan keseimbangan
hormonal tersebut.
PERUBAHAN PADA ORGAN-ORGAN SISTEM REPRODUKSI
Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin.
Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas /
kelenturan uterus.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
kehamilan 8 minggu : telur bebek
kehamilan 12 minggu : telur angsa
kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid
Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada kehamilan

trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian
dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus.
Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal -> berbahaya jika
lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu.
Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat
progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan
(tanda Chadwick).
Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi
progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi
pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal
menstruasi.
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara.
Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan
pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein,
laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang,
terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola
dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol. (beberapa
kepustakaan tidak memasukkan payudara dalam sistem reproduksi wanita yang dipelajari
dalam ginekologi)
PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan
volume berbagai organ / cairan intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0
kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg,
penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.
PERUBAHAN PADA ORGAN-ORGAN SISTEM TUBUH LAINNYA
(baca juga catatan kuliah anestesiologi lumayan lengkap tuh)
Sistem respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke kranial ->
terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance)
menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity)
menurun. Kapasitas vital menurun.

Sistem gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu
terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering
lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada
keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per
hari (hiperemesis gravidarum).
Sistem sirkulasi / kardiovaskular
(baca juga kuliah kelainan jantung + kuliah anestesiologi)
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
HEMODINAMIK maternal, meliputi :
retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
anemia relatif
akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
tekanan darah arterial menurun
curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir
kehamilan
volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,
kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir
kehamilan
Pada trimester pertama, terjadi :
penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai
peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan TBW
/ total body water
akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik untuk
pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan
osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat
hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output meningkat
sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces tungkai.
Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi fisiologik yang
terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit
meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik
pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350
mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin
menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan
globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).

Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol


plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum
meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin
tambahan.
(baca juga kuliah diabetes mellitus)
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma
ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat,
produksi glukosa dari hati menurun
produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
aktifitas ekskresi ginjal meningkat
efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya,
hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga
peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.
Traktus urinarius
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan
progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%.
Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan
mungkin hidronefrosis sementara.
Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap
normal.
Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa
hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea grisea),
striae lividae pada perut, dsb.
Perubahan Psikis
Sikap / penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya, sangat mempengaruhi juga kesehatan /
keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya.
Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi dengan
pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur dengan baik.
Kadang timbul gejala yang lazim disebut ngidam, yaitu keinginan terhadap hal-hal tertentu
yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu, tapi mungkin juga hal-hal lain)
Tetapi kehamilan yang tidak diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan sikap yang
tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak mau memeriksakan diri secara teratur,
bahkan kadang juga ibu sampai melakukan usaha-usaha untuk menggugurkan kandungannya.
DIAGNOSTIK KEHAMILAN
Berdasarkan perubahan-perubahan anatomik dan fisiologik, dapat dikumpulkan hal-hal yang
mungkin bermakna pada pemeriksaan fisis maupun penunjang, untuk menuju pada diagnosis
kehamilan.

Gejala dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu kehamilan :
1. amenorea (sebenarnya bermakna jika 3 bulan atau lebih)
2. pembesaran uterus (tampak disertai pembesaran perut, atau pada kehamilan muda
diperiksa dengan palpasi)
3. adanya kontraksi uterus pada palpasi (Braxton-Hicks)
4. teraba/terasa gerakan janin pada palpasi atau tampak pada imaging. Ballotement (+). Jika
(-) curiga mola hidatidosa.
5. terdengar jantung janin (dengan alat Laennec/ Doppler) atau visual tampak jantung
berdenyut pada imaging (fetal ultrasound echoscopy).
6. teraba bagian tubuh janin pada palpasi (Leopold) atau tampak pada imaging
(ultrasonografi)
7. perubahan serviks uterus (Chadwick / Hegar sign)
8. kurva suhu badan meningkat
9. tes urine B-hCG (Packs test / GalliMainini) positif. Hati-hati karena positif palsu dapat
juga terjadi misal karena urine kotor, alat kadaluwarsa atau cara pemeriksaan yang salah.
10. Titer B-hCG meningkat pada kehamilan sekitar 90 hari, kemudian menurun seperti awal
kehamilan, bahkan dapat sampai tidak terdeteksi.
11. perasaan mual dan muntah berulang, morning sickness.
12. perubahan payudara
13. poliuria
Wanita hamil rawan terkena infeksi, sehingga Anda harus menjaga kesehatan dan kebersihan
karena sakit/infeksi yang Anda alami akan berpengaruh juga ke bayi yang dikandung.
Leukosit tinggi adalah salah satu akibat dari terkena infeksi. Hasil pengecekan laboratorium
melaporkan Istri saya mengalami leukosit tinggi karena terkena infeksi dari gigi / gigi
berlubang. Sehingga solusinya diawal kehamilan ada baiknya Anda periksakan gigi dan
melakukan perawatan gigi, tak lupa untuk menyikat/membersihkan gigi secara rutin.

Anda mungkin juga menyukai