Anda di halaman 1dari 10

TUGAS (LATIHAN SOAL)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS BALIKPAPAN
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan Luar Sekolah
Dosen Pengampu : Ryan A. Pratama
Nama

: Rifan Fauzi

NPM

: 13.11.106.502.243

Jawablah beberapa pertanyaan berikut dengan analisa dan refrensi Anda sendiri!
1. Buatlah tabel perbedaan mengenai Pendidikan Massa, Pendidikan Orang Dewasa, dan Pendidikan
Kecakapan Hidup dilihat dari beberapa aspek yang Anda ketahui!
Misal :
Aspek

Pend. Massa

Pend. Org Dewasa

Pend. Kecakapan Hdp

Sasaran
Tujuan

Semua orang
Menyampaikan
informasi
dan
mempengaruhi opini
publik
(menggugah
kesadaran publik).

Orang dewasa
Menolong
menghadapi
kenyataan
hidup,
melengkapi
keterampilan problem
solving,
mengubah
kehidupan
sosial,
meningkatkan
intelektual.

Konten

Informasi
umum
tentang inovasi

Pendidikan
Pendidikan
berkelanjutan

Media

Surat kabar, film,


radio,
televisi,
perpustakaan,
dan
museum
Ceramah
umum,
Pidato-pidato/diskusi,
Simulasi,
Tulisantulisan di majalah atau
Koran.

Projektor,
membaca
menulis,

peralatan
dan

Semua orang
Mempersiapkan
warga belajar agar
berani
menghadapi
problema
hidup
kemudian
secara
proaktif dan kreatif
mencari
serta
menemukan
solusi
untuk
memecahkannya.
Kecakapan generik
meliputi kecakapan
personal dan sosial;
kecakapan hidup
spesifik meliputi
kecakapan akademik
dan vocasional
Peralatan
untuk
praktek.

Ceramah,
simulasi.

praktek,

Metode

dasar,

Ceramah,
workshop.

praktek,

2. Jelaskan secara ringkas sejarah pendidikan (khususnya PLS) sejak zaman sebelum kemerdekaan
hingga sekarang!
A. Pendidikan sebelum Masa Kolonial
1. Sejarah Pendidikan pada Zaman Hindu-Budha
Masuknya kebudayaan Hindu di beberapa daerah di pulau Jawa menjadi titik awal
zaman sejarah tulis menulis di Indonesia. Tulisan dengan huruf Pallawa yang berisi sastra,

agama, sejarah, etika menjadi sumber pendidikan golongan raja-raja dan bangsawan.
Pendidikan mengharuskan anak-anak, pemuda dan orang dewasa mempelajari huruf
Pallawa. Seorang guru profesional harus lahir dari kasta Brahmana sedang muridnya bisa
terdiri dari kasta Brahmana sendiri sandar 2 kasta di bawahnya, sebab kasta sudra tidak
2.

diperkenankan menjadi murid.


Pendidikan pada Zaman Kerajaan Islam
Pada abad ke 13 Islam masuk ke Indonesia dan mulai terbentuk kerajaan-kerajaan
Islam. Dari kerajaan-kerajaan itulah menjadi pusat penyebaran agama Islam sehingga
Islam tersebar ke seluruh nusantara. Bermula dari penyebaran Islam di dalamnya inklusif
pendidikan bercorak Islam tradisional dikembangkan. Sebagai pusat perkembangan
Islam, para kiai mendirikan pondok pesantren. Dalam pondok pesantren itu para kiai
hidup bersama santri memperdalam agama Islam.
Penyelenggaraan pendidikan agama Islam masih bersifat perorangan. Para kiai
membina umat Islam di daerahnya masing-masing dengan mendirikan pondok pesantren.
Cara belajar saat itu adalah dengan model sorogan dan klasikal. Model sorogan atau
individual dilakukan dengan anak santri duduk bersila berhadapan dengan guru gaji untuk
membaca Al Quran, secara bergantian satu persatu sesuai dengan kemajuannya masingmasing.

B. Pendidikan pada Masa Kolonial


Tahun 1596, Belanda datang dengan tujuan berdagang. Untuk menghaindari persaingan
mendapatkan banyaknya rempah-rempah Belanda membentuk VOC dan menjadikan
Indonesia sebagai koloni (daerah jajahan). Belanda lebih memperkuat kedudukannya dengan
mendirikan sekolah-sekolah bagi anak-anak Indonesia. Sekolah ini bertujuan menghasilkan
pegawai-pegawai rendahan baik untuk pegawai negeri maupun pegawai swasta. Pembukaan
sekolah itu didorong oleh kebutuhan praktis berkaitan dengan pekerjaan di berbagai bidang
dan kejuruan. Sekolah-sekolah yang didirikan Belanda memiliki beberapa ciri khas,

antara lain:
Dualistik diskriminatif, yaitu untuk membedakan pendidikan untuk orang Eropa dan
Bumiputera.
2. Sentralistik yaitu pemerintah kolonial Belanda memiliki hak mengatur pendidikan di
daerah koloninya.
3. Tujuannya untuk dapat menghasilkan tamatan yang menjadi warga negara Belanda kelas
dua.
1.

C. Pendidikan pada Masa Pergerakan


Pergerakan nasional lahir karena penderitaan rakyat, dimana sebagian rakyat buta huruf,
karena tidak semua orang bisa masuk sekolah. Dalam keadaan seperti itu, golongan pelajar
yang mendapat kesempatan masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi saat itu tampil untuk
mempelopori dan memimpin pergerakan nasional. Termasuk pendiri Taman Siswa, Raden
Mas Soewardi Soeryaningrat atau yang biasa dikenal dengan Ki Hajar Dewantara.
Taman Siswa berdiri pada 3 Juli 1922. Taman Siswa merupakan badan perjuangan
kebudayaan dan pembangunan masyarakat melalui pendidikan untuk mencapai tujuan

perjuangan, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batinnya.
Pendidikan Taman Siswa dilaksanakan berdasarkan Sistem Tutwuri Handayani (jika di
belakang memberi dorongan), dimana sistem ini berorientasi pendidikan pada anak didik.
Dalam sistem ini berlaku sistem kekeluargaan, yang artinya diharuskan bagi setiap pendidik
untuk meluangkan waktu 24 jam setiap harinya untuk memberikan pelayanan kepada anak
didik, sebagaimana orang tua yang memberikan pelayanan kepada anaknya.

D. Pendidikan pada Masa Jepang


Pendidikan zaman jepang disebut Hakko Ichiu, yakni mengajak bangsa Indonesia
bekerja sama dalam rangka mencapai kemakmuran bersama Asia Raya. Jepang menerapkan
beberapa kebijakan terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem
pendidikan di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:
1. Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan
menggantikan Bahasa Belanda.
2. Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan
berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.
Susunan pengajaran sekolah menjadi sebagai berikut: Pertama, Sekolah Rakyat enam
tahun (termasuk sekolah pertama). Kedua, sekolah menengah tiga tahun. Ketiga, sekolah
menengah tinggi tiga tahun (SMA pada zaman Jepang)
Tujuan pendidikan pada zaman Jepang tidak hanya memenangkan peperangan. Secara
konkret tujuan yang ingin dicapai Jepang adalah menyediakan tenaga cuma-cuma (romusha)
dan prajurit-prajurit yang membantu peperangan bagi kepentingan Jepang. Oleh karena itu,
para pelajar diharuskan mengikuti latihan fisik, kemiliteran dan indoktrinasi ketat. Sekolahsekolah yang bertipe akademis diganti dengan sekolah-sekolah yang bertipe vokasi. Jepang
juga melarang pihak swasta mendirikan sekolah lanjutan dan untuk kepentingan kontrol.
Kebijakan ini menyebabkan terjadinya kemunduran yang luar biasa bagi dunia pendidikan
dilihat dari aspek kelembagaan dan operasonalisasi pendidikan lainnya.
E. Masa Awal Kemerdekaan
Tujuan pendidikan pada waktu itu dirumuskan untuk mendidik warga negara yang sejati
yaitu menanamkan semangat patriotism. Kurikulum pasca kemerdekaan kemerdekaan saat
itu diberi nama Leer Plan dalam bahasa Belanda artinya Rencana Pelajaran, lebih terkenal
ketimbang kurikulum 1947. Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih
dipengaruhi sitem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang. Sehingga hanya meneruskan yang
pernah digunakan sebelumnya. Rencana Pelajaran 1947 dikatakan sebagai pengganti sitem
pendidikan kolonial Belanda. Karena saat itu bangsa Indonesia masih dalam semangat juang
merebut kemerdekaan dan bertujuan untuk pembentukan karakter manusia Indonesia yang
merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi. Yang diutamakan
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan
dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
Susunan persekolahan dan kurikulum yang berlaku sejak tahun 1945-1950 adalah
sebagai berikut:

1. Pendidikan rendah
2. Pendidikan guru
3. Pendidikan kejuruan
4. Pendidikan teknik
5. Pendidikan Tinggi
F. Masa Orde Lama
Pada masa revolusi, pendidikan nasional mulai meletakkan dasar-dasarnya dalam UUD
1945. Kita dapat merumuskan Undang-Undang Pendidikan No. 4/1950 junto no. Namun,
pada era ini, pendidikan kemudian dimasuki oleh politik praktis untuk mulai dijadikan
kendaraan politik. Pendidikan Indoktrinasi, yaitu menjadikan pendidikan sebagai alat untuk
mempertahankan kekuasaan orde lama. Tujuan dan upaya pendidikan sudah mulai ditujukan
kepada pembentukan manusia yang diinginkan oleh konsep Manipol Usdek. Tujuan
pendidikan adalah menanamkan jiwa yang memiliki kepeloporan dalam membela dan
mengembangkan Manipol Usdek. Untuk itu perubahan kurikulum di lakukan. Mata pelajaran
Civics menjadi mata pelajaran utama disetiap jenjang pendidikan. Dalam pelajaran itu
dimasukkan ideologi yang sedang dikembangkan presiden Soekarno.
G. Masa Orde Baru
Orde baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998, dan dapat dikatakan sebagai era
pembangunan nasional. Dalam bidang pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan
dasar, terjadi suatu loncatan yang sangat signifikan dengan adanya Instruksi Presiden (Inpres)
Pendidikan Dasar. Namun, yang disayangkan adalah pengaplikasian inpres ini hanya
berlangsung dari segi kuantitas tanpa diimbangi dengan perkembangan kualitas. Yang
terpenting pada masa ini adalah menciptakan lulusan terdidik sebanyak-banyaknya tanpa
memperhatikan kualitas pengajaran dan hasil didikan.
Pada pendidikan orde baru kesetaran dalam pendidikan tidak dapat diciptakan karena
unsur dominatif dan submisif masih sangat kental dalam pola pendidikan orde baru. Pada
masa ini, peserta didik diberikan beban materi pelajaran yang banyak dan berat tanpa
memperhatikan keterbatasan alokasi kepentingan dengan faktor-faktor kurikulum yang lain
untuk menjadi peka terhadap lingkungan. Beberapa hal negatif lain yang tercipta pada masa
ini adalah:
1. Produk-produk pendidikan diarahkan untuk menjadi pekerja. Sehingga, berimplikasi
pada hilangnya eksistensi manusia yang hidup dengan akal pikirannya (tidak
2.

memanusiakan manusia).
Lahirnya kaum terdidik yang tumpul akan kepekaan sosial, dan banyaknya anak muda

yang berpikiran positivistik


Hilangnya kebebasan berpendapat.
H. Masa Reformasi
Era reformasi telah memberikan ruang yang cukup besar bagi perumusan kebijakan3.

kebijakan pendidikan baru yang bersifat reformatif dan revolusioner. Bentuk kurikulum
menjadi berbasis kompetensi. Begitu pula bentuk pelaksanaan pendidikan berubah dari
sentralistik (orde lama) menjadi desentralistik. Pada masa ini pemerintah menjalankan amanat

UUD 1945 dengan memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari


anggaran pendapatan belanja negara.
3. Jelaskan secara ringkas (garis besarnya saja) konsep pendidikan dari :
a. Ivan Illich
d. Abraham H. Maslow
b. Suzanna Kidervatter
e. Carl Rogers
c. Paulo Freire
a. Ivan Illich
Menurut Illich, Sekolah merupakan sarana umum yang palsu, sekilas memang sekolah
memberi kesan terbuka terhadap semua orang yang datang ke sekolah. Tetapi dalam
kenyataannya sekolah hanya terbuka kepada mereka yang terus-menerus memperbarui surat
kepercayaan mereka. Maka sekolah diibaratkan seperti jalan tol, bagi mereka yang mampu
membayar biaya sekolah, maka mereka akan dengan leluasa masuk pada pendidikan di
sekolah dan menikmatinya, tetapi bagi mereka yang tidak mampu membayar, maka mereka
tidak ada kesempatan untuk memperoleh pendidikan di sekolah, ini diakibatkan karena
mahalnya biaya pendidikan.
Oleh sebab itu, sistem pendidikan yang baik dan membebaskan harus mempunyai 3
(tiga) tujuan, yaitu :
1) Pendidikan harus memberi kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah
memperoleh sumber belajar pada setiap saat.
2) Pendidikan harus mengizinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan
mereka kepada orang lain dengan mudah, demikian pula bagi orang yang ingin
mendapatkannya.
3) Menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan.
b. Suzanna Kidervatter
Suzanna Kindervatter mengemukakan definisi pendidikan luar sekolah sebagai berikut:
pendidikan luar sekolah sebagai suatu metoda penerapan kebutuhan, minat orang dewasa dan
pemuda putus sekolah di negara berkembang, membantu dan memotivasi mereka untuk
mendapatkan keterampilan guna menyesuaikan pola tingkah laku dan aktivitas yang akan
meningkatkan produktivitas dan meningkatkan standar hidup.
Suzanna Kindervatter mengusulkan pendidikan pendidikan luar sekolah sebagai "empowering
process. Empowering process adalah pendekatan yang bertujuan untuk memberikan pengertian
dan kesadaran kepada seseorang atau kelompok guna memahami dan mengontrol kekuatan sosial
ekonomi dan politik sehingga dapat memperbaiki kedudukannya dalam masyarakat. Program
pembelajaran dalam empowering process dirancang untuk memberi kesempatan kepada para anak
putus sekolah, dengan menganalisis keadaan kehidupan mereka guna, mengembangkan
keterampilan yang dikehendaki agar dapat merubah keadaan kehidupan mereka.
c. Paulo Freire

Pandangan Paulo Freire tentang pendidikan tercermin dalam kritikannya yang tajam terhadap
system pendidikan pada saat itu yang disebut dengan sistem pendidikan gaya bank. Sistem
pendidikan kala itu tidak memandang anak didik sebagai yang dinamis dan punya kreasi tetapi
dilihat sebagai benda yang seperti wadah untuk menampung sejumlah rumusan/dalil pengetahuan.
Semakin banyak isi yang dimasukkan oleh gurunya dalam wadah itu, maka semakin baiklah
gurunya. Karena itu semakin patuh wadah itu semakin baiklah ia. Jadi, murid/anak didik hanya
menghafal seluruh yang diceritrakan oleh gurunya tanpa mengerti. Anak didik adalah obyek dan
bukan subyek.
Penolakannya terhadap sistem sekolah seperti itu, maka ia menawarkan sistem pendidikan
alternatif sebagai pengganti pendidikan gaya bank yang ditolaknya. Sistem pendidikan
alternatif yang ditawarkan yaitu Problem Possing Education (pendidikan dengan pengajuan
masalah) (Freire, 1972). Problem Possing Education lahir dari konsepsinya tentang manusia.
Manusia sendirilah yang dijadikan sebagai titik tolak dalam pendidikan hadap-masalah. Manusia
tidak berada secara terpisah dari dunia dan realitasnya, tetapi ia berada dalam dunia dan bersamasama dengan realitas dunia. Realitas itulah yang harus dihadapkan pada anak didik supaya ada
kesadaran akan realitas itu.
Konsep pedagogis yang demikian didasarkan pada pemahaman bahwa manusia mempunyai
potensi untuk berkreasi dalam realitas dan untuk membebaskan diri dari penindasan budaya,
ekonomi dan politik. Kesadaran tumbuh dari pergumulan atas realitas yang dihadapi dan
diharapkan akan menghasilkan suatu tingkah laku kritis dalam diri anak didik.
Bagi Freire pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang
menumbuhkan kesadaran kritis transitif. Memang ia tidak bermaksud bahwa
seseorang langsung mencapai tingkatan kesadaran tertinggi itu, tetapi belajar
adalah proses bergerak dari kesadaran nara didik pada masa kini ke tingkatan
kesadaran yang di atasnya.
d. Abraham H. Maslow
Konsep pendidikan yang dicetuskan oleh Maslow berhubungan erat dengan teori motivasi dan
kebutuhan. Menurut teori motivasi Maslow, perilaku manusia ditentukan dorongan dan
arahnya oleh lima tingkatan kebutuhan, dari kebutuhan yang paling mendasar sampai
kepada kebutuhan yang paling tinggi. Apabila kebutuhan yang paling dasar telah
dirasakan terpenuhi oleh orang yang bersangkutan, maka kebutuhan tingkat
berikutnya segera menjadi perhatian dan menjadi dominan dalam memotivasi perilaku
selanjutnya. Berikut tingkat kebutuhan yang perlu dipenuhi oleh manusia:
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan akan kasih sayang dan rasa
4. Kebutuhan akan harga diri

5. Kebutuhan akan aktualisasi diri


Berdasarkan urutan kebutuhan di atas, memberikan gambaran bahwa untuk mencapai prestasi
yang memuaskan dalam belajar (yaitu pada tingkat aktualisasi diri), maka guru harus mampu
menciptakan lingkungan belajar yang menimbulkan rasa aman, nyaman serta mengajar dengan
kasih sayang serta mampu memberikan kepercayaan kepada peserta didik untuk meningkatkan
harga diri mereka dalam belajar. Oleh sebab itu, motivasi merupakan faktor yang penting dalam
keberhasilan pendidikan. Terdapat beberapa teknik yang dapak dilakukan untuk memotivasi
peserta didik dalam proses pembelajaran:
1. Ganjaran (Rewards)
Pemberian ganjaran atau hadiah berkaitan dengan kebutuhan akan harga diri
siswa. Menurut para ahli, ganjaran yang bersifat positif seperti pujian akan
memberikan efek yang positif, sedangkan ganjaran negatif seperti hukuman akan
merusakkan harga diri dan efeknya akan menurunkan harga diri siswa.
2. Nilai prestasi
Sangat penting untuk menanamkan rasa berhasil dalam diri siswa. Hal ini dapat
pula dicapai dengan memberikan tugas sekolah yang bervariasi sehingga setiap
siswa akan mempunyai kemungkinan untuk dapat berprestasi sesuai dengan
kemampuannya. Keberhasilan akan menaikkan kepercayaan diri sedangkan
kegagalan akan menyebabkan siswa membuat tujuan-tujuan yang tidak realistik.
3. Kompetisi dan kooperasi
Dalam situai-situasi tertentu, persaingan dapat menjadi sumber motivasi yang
ampuh tetapi dapat pula merusakkan bagi siswa yang lain. Bila akan mengadakan
suatu bentuk kompetisi di kelas, haruslah diingat bahwa dalam kompetisi itu
setiap siswa harus mempunyai kesempatan untuk menang yang sama besar.
Apabila akan dibuat suatu kompetisi dalam meyelesaikan tugas belajar seharihari, lebih baik bila tugas itu merupakan tugas kelompok sehingga yang
berkompetisi bukan siswa akan tetapi kelompok siswa.
4. Pengetahuan akan hasil belajar
Untuk setiap tugas sekolah maupun tugas rumah, yang sangat penting artinya
dalam motivasi belajar adalah pengetahuan akan hasil. Para siswa sedapat
mungkin segera mengetahui hasil pekerjaan mereka. Penelitian telah menunjukkan
bahwa pengetahuan akan hasil pekerjaan sangat efektif dalam memotivasi
belajar.
5. Tingkat aspirasi
Tingkat aspirasi, dalam hal ini tidak lain merupakan tingkat kesukaran tugas atau
tujuan belajar yang harus dicapai oleh siswa. Suatu prinsip umum adalah bahwa

tujuan atau tugas yang diberikan pada siswa haruslah mungkin dicapainya dan
siswa harus merasakan bahwa bila ia berusaha maka tujuan itu akan tercapai.
Suatu tugas yang dirasakan terlalu berat oleh siswa akan menyebabkan ia
frustrasi dan kehilangan hasrat untuk mencapainya.
e. Carl Rogers
Rogers merupakan tokoh humanistis dalam teori-teori balajar dari psikologi
humanistis. Teori belajar Carl Rogers merupakan salah satu teori belajar
humanistik yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa
prasangka (antara klien dan terapist) dalam membantu individu mengatasi
masalah-masalah kehidupannya. Belajar adalah menekankan pentingnya isi dari
proses belajar bersifat eklektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau
mencapai

aktualisasi

pembelajaran

guru

diri.
lebih

Aplikasi

teori

mengarahkan

humanistik
siswa

untuk

Carl

Rogers

berpikir

dalam

induktif,

mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif


dalam proses belajar.
Teori belajar humanistik Rogers juga menitikberatkan pada metode student-

centered, dengan menggunakan "komunikasi antar pribadi" yaitu berpusat pada


peserta didik dengan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik
untuk dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam suatu kehidupan. Yang
terpenting dari Rogers adalah proses suasana ( emotional approach) dalam
pembelajaran bukan hasil dari belajar. Seorang guru harus lebih responsif
terhadap kebutuhan kasih sayang dalam proses pendidikan. Perasaan gembira,
tidak tertekan, nyaman adalah hal yang dinginkan dalam proses pembelajaran.
Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2)
belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses
pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar
yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek
pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik.
4. Melihat beberapa fenomena diantaranya kasus pesta bikini usai UN, siswa/i yang meneguk miras
dan menggunakan obat terlarang, pelecehan seksual baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa,
dan beberapa fenomena lainnya yang membuat miris dunia pendidikan, khususnya di lembaga
pendidikan formal.

Melihat fenomena tersebut, bagaimana tanggapan Anda? Sebegitu terdegradasinyakah moral


generasi penerus kita? Tidak adakah yang patut dibanggakan?
Jawaban
Beberapa fenomena di atas, menunjukan perilaku remaja yang telah terjerumus pada kerusakan
moral. Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim serta masih
menjunjung tinggi adat ketimuran. Pesta bikini merupakan salah satu fenomena yang bertentangan
dengan adat serta kebiasaan orang Indonesia, dimana tata cara berpakaian Indonesia lebih sopan dan
cenderung tertutup.
Menurut saya, Degradasi moral generasi penerus bangsa sudah sampai pada tahap yang
mengkhawatirkan mengingat gambaran BKKBN mengenai Kondisi remaja di Indonesia saat ini yaitu:
1.
2.
3.
4.

Pernikahan usia remaja


Sex pra nikah dan Kehamilan tidak dinginkan
Aborsi 2,4 jt : 700-800 ribu adalah remaja
MMR 343/100.000 (17.000/th, 1417/bln, 47/hr perempuan meninggal) karena komplikasi

kehamilan dan persalinan


5. HIV/AIDS: 1283 kasus, diperkirakan 52.000 terinfeksi (fenomena gunung es), 70% remaja
6. Miras dan Narkoba.
Penurunan moral bangsa ini dapat diakibatkan karena kurangnya pengenalan dan pemahaman
ilmu agama sehingga mereka tidak memiliki keimanan yang menjadi pondasi ketahanan moral.
Penyebab yang lain seperti faktor lingkungan, media massa, televisi, seringnya melancong ke luar
negeri, bergaul dengan orang yang rusak aqidah dan akhlaknya, dan kebodohan serta faktor lainnya
menjadi pemicu larinya para remaja dari agama dan gandrungnya mereka dengan penyimpangan dan
kebebasan.
Namun, walaupun beberapa remaja melakukan hal-hal yang negatif, tetapi tidak semua remaja
melakukan hal tersebut. Masih banyak remaja Indonesia yang patut dibanggakan. Contohnya masih
banyak anak bangsa yang berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia dimata Internasional seperti
anak-anak bangsa di bawah ini:
1. Hibar Syahrul Gafur (14) siswa kelas VIII SMPN 1 Kota Bogor ini sukses meraih medali emas
dalam kompetisi International Exhibition of Young Investor (IEYI) yang dilaksanakan di
Malaysia dengan karya ciptaannya sepatu listrik anti pelecehan seksual.
2. Agasha Kareef Ratam, cucu mantan presiden Habibie. Diusianya yang masih belia ia telah
berkali-kali mengharumkan nama Indonesia. Salah satunya pada ajang Po Leung Kuk 13th
Primary Mathematics World Contest (PMWC) di Hongkong pada Juli 2010. Agasha berhasil
merengkuh medali emas (Kategori tim) dan perak (kategori individual).
Selain kedua nama di atas, masih banyak generasi bangsa yang lainnya yang patut dibanggakan,
sehingga para pendidik jangan hanya berfokus pada kekurangan serta kesalahan peserta didik.
Namun, lebih pada membimbing peserta didik untuk menemukan jati diri serta potensinya guna
menjadi generasi bangsa yang berguna baik untuk negara maupun kemaslahatan umat manusia.

5. Perhatikan gambar ilustrasi berikut :


a.

b.

Berikan pendapatmu mengenai gambar di atas, bisa juga Anda kaitkan dengan konsep pendidikan
dari 6 tokoh yang kita pelajari.
a. Dari ilustrasi di atas, beberapa hewan seperti monyet, gajah, anjing, burung, pinguin dll diberi
latihan yang sama yaitu memanjat pohon. Hal ini tentunya hanya akan menguntungkan pihak
tertentu yaitu monyet sedangkan untuk yang lain hal ini tentunya sulit untuk dilakukan. Jadi,
dari ilustrasi a dapat ditarik kesimpulan bahwa ilustrasi tersebut menggambarkan sistem
pendidikan yang tidak adil terhadap peserta didik, dimana peserta didik dianggap memiliki
kemampuan dan potensi yang sama. Dengan menyama ratakan potensi serta kemampuan
peserta didik, hal ini dapat berakibat pada tidak tergalinya potensi peserta didik dengan baik.
Sedangkan salah satu tujuan pendidikan adalah mengantarkan peserta didik untuk mengenali
dan memaksimalkan potensi yang ada dalam diri mereka.
b. Ilustrasi b menggambarkan seperti sistem pendidikan gaya bank, dimana peserta didik
dianggap seperti wadah untuk menampung sejumlah rumusan/dalil pengetahuan. Semakin
banyak isi yang dimasukkan oleh gurunya dalam wadah itu, maka semakin baiklah
gurunya. Karena itu semakin patuh wadah itu semakin baiklah ia. Jadi, murid/anak didik
hanya menghafal seluruh yang diceritakan oleh gurunya tanpa mengerti. Anak didik adalah
obyek dan bukan subyek. Sistem pendidikan yang memandang peserta didik sebagai objek
biasanya mengajarkan hal-hal yang terkadang tidak dibutuhkan peserta didik serta tidak
memandang penting minat peserta didik.
NB : Tugas ini saya kirim pada 9 Juni 2016, dan diharapkan Anda mengumpulkannya pada 16 Juni 2016
(batas akhir pukul 20.00 WITA). Jawab langsung di file ini saja agar Anda mudah mempelajarinya sebagai
persiapan UAS. Good luck

Anda mungkin juga menyukai