Anda di halaman 1dari 27

TUGAS BAHAN BANGUNAN

KELAS B
KELOMPOK KAYU
ANGGOTA :
21020114120059

Odi Fathur Atmaja

21020115130090

Titisari Shiva Arienmunky

21020115130091

Predo Bagus Widibyo

21020115130092

Mikael Christian Lolonlun

21020115130093

Rayhan Azka

21020115130094

Ratna Rachmadhana

21020115130095

Adani Fildzah Handiani

21020115130096

Laura Agnes Mutiara Sakti

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016

Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah Presentasi Bahan
Bangunan Kayu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Tommy selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing dan memberi arahan dalam pembuatan
makalah ini. Makalah ini berisi tentang bahan bangunan kayu beserta informasiinformasi nya yaitu jenis-jenis kayu, definisi beserta karakteristik kayu, kekuatan,
keawetan, dan sebagainya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Terimakasih

Semarang, 17 Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kayu.......................................................................................... 2
2.2 Karakteristik Kayu...................................................................................2
2.3 Kelebihan Kayu....................................................................................... 2
2.4 Kekurangan Kayu.................................................................................... 3
2.5 Pengawetan Kayu.....................................................................................3
2.6 Kelas Kekuatan & Keawetan Kayu..........................................................4
2.7 Daftar Kelas Kekuatan Kayu....................................................................5
2.8 Daftar Kelas Keawetan Kayu...................................................................6
2.9 Jenis-Jenis Kayu.......................................................................................7
2.10 Cacat
Pada
Kayu......................................................................................19
2.11 Sambungan Kayu....................................................................................
20
BAB III. PENUTUP
3.1Kesimpulan................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................24

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kayu sebagai salah satu bahan konstruksi banyak digunakan di
Indonesia, antara lain untuk keperluan bangunan gedung, rumah tinggal,
jembatan, bantalan kereta api dan lain-lainnya, disamping itu ditinjau dari
segi arsitektur, bangunan dari kayu mempunyai nilai estetika yang tinggi.
Sebagai bahan struktur yang dapat diperbaharui di alam, kayu
bagaimanapun juga adalah bahan struktur yang tetap digunakan, walaupun
bahan struktur lain seperti beton dan baja juga sering digunakan. Dalam
perkembangannya penggunaan kayu sebagai bahan struktur harus dapat
dimanfaatkan secara maksimal dan ekonomis, maka aturan perencanaan
telah ditetapkan agar keamanan tetap terjamin.
Kayu dipilih sebagai bahan struktur karena ringan dan memerlukan
peralatan

yang

sederhana

dalam

proses

pengerjaannya.

Kendala

pemanfaatan kayu secara optimal saat ini disebabkan kayu dapat


mengalami kerusakan akibat serangan jamur, serangga dan pengolahan
hutan

sebagai

sumber

utama

kayu,

tidak

dilakukan

secara

berkesinambungan ditambah kerusakan hutan yang ditimbulkan oleh


penebangan liar (illegal logging) telah menyebabkan kelangkaan kayu
yang berkualitas baik. Kayu adalah bahan yang bersifat renewable,dimana
ketersediaannya akan tetap ada selama pelestarian sumber dayanya tetap
terjaga.
Kayu dapat didaur ulang secara sempurna dan terurai di alam,sehingga
kayu menjadi salah satu bahan struktur yang ramah lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Menjelaskan tentang

berbagai

jenis

kayu,

cirinya,

dan

contoh

pengaplikasiannya pada konstruksi bangunan.


1.3 Tujuan penulisan
Untuk mengetahui berbagai jenis kayu, cirinya, dan contoh pengaplikasiannya
pada konstruksi bangunan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1Definisi Kayu
Secara umum, kayu adalah jaringan, struktural serat keras yang ditemukan di
batang pohon pada tanaman berkayu. Kayu memiliki banyak fungsi yang salah
4

satu fungsi utamanya adalah sebagai material bahan bangunan yang sering
digunakan dalam konstruksi.

2.2Karakteristik Kayu
Memiliki arah serat yang berbeda-beda berdasarkan jenisnya.
Homogen
Mempunyai kekuatan tarik dan tekan yang hampir sama
Memiliki kekuatan yang tinggi dibanding berat jenisnya
Memiliki ketahanan terhadap sifat kimia lingkungan
Isolator listrik
2.3Kelebihan kayu
1. Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah.
2. Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik.
3. Relatif mudah dikerjakan dan diganti.
4. Perubahan bentuk akibat suhu dapat diabaikan.
5. Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik rendah, sehingga
baik untuk partisi.
6. Memiliki sisi keindahan yang khas

2.4 Kekurangan kayu


1. Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu,kelembaban dan
pengaruh waktu pembebanan.
2. Jika proses pengawetan kurang baik akan menimbulkan cendawan/jamu
3. Harganya relatif mahal dan terbatas (langka)
4. Mudah mengalami kembang-susut
5. Kurang tahan terhadap pengaruh cuaca.
5

6. Mudah terbakar

2.5 Pengawetan Kayu


Tujuan
:
-

Untuk memperbesar keawetan kayu sehingga kayu yang mulanya umur


pakainya pendek, menjadi lebih panjang

Memanfaatkan pemakaian jenis-jenis kayu yang keawetannya rendah

Metode Pengawetan

A. Metode Rendaman
Kayu direndam di dalam bak larutan bahan pengawet yng telah ditentukan
konsentrasi bahan pengawet dan pelarutnya, selama beberapa jam atau
beberapa hari. Saat perendaman, kayu harus terendam seluruhnya, jangan
sampai ada yang terapung. Oleh karena itu, kayu harus diberi beban
pemberat.
B. Metode Pencelupan
Kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan
konsentrasi yang telah di tentukan, dalam waktu yang hanya beberapa
menit bahkan beberapa detik. Kelemahan cara ini adalah hanya melapisi
permukaan kayu sangat tipis. Hasil pengawetan ini akan lebih baik jika
kayu yang diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya
dipanaskan terlebih dahulu.
C. Metode Pemulasan
Pengawetan ini dipakai untuk pengawetan sementara di daerah eksploitasi
hutan atau kayu- kayu gergjian untuk mencegah serangan jamur atau
bubuk kayu basah, untuk membunuh serangga atau perusak kayu yang
belum banyak dan merusak kayu,dan untuk pengawetan kayu yang sudah
terpasang.
D. Metode Pembalutan
Cara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiang-tiang
dengan menggunakan bahan pengawet bentuk cream, yang ditaburkan
6

dipermukaan kayu yang masih basah, selanjutnya dibalut sehingga


terjadilah proses difusi secara perlahan-lahan ke dalam kayu.
E. Metode Vakum dan Tekanan
Penetrasi dan retensi tinggi sekali dan waktunya relative singkat. Metode
ini dapat mengawetkan kayu basah dan kering.

2.6Kelas Kekuatan dan Keawetan Kayu


Penggolongan atas kelas-kelas kekuatan dan keawetan menentukan tujuan
penggunaan, yaitu;
Kelas
I dan II

Tujuan Penggunaan
Untuk konstruksi bangunan berat yang selalu berhubungan
dengan tanah lembab, angin atau iklim.

III

Untuk bangunan-bangunan berat di bawah atap dan tidak

IV

berhubungan dengan tanah atau lembab.


Untuk bangunan-bangun ringan di bawah atap.

2.7Daftar Kelas Kekuatan Kayu


Menurut

Balai

Penyelidikan

Kehutanan

di

Bogor,

kayu-kayu

di

Indonesiadigolongkan atas 5 kelas kekuatan, ini didasarjan atas penyelidikan


mengenai:
1. Kokoh lentur (Batas Tegangan Lengkung)
Tegangan Lengkung adalah tegangan yang diakibatkan adanya gaya yang
menumpu pada titik tengah suatu beban sehingga mengakibatkan benda
tersebut seakan-akan melengkung.
2. Kokoh tekan (Batas Tegangan Tekan)
Tegangan Tekan adalah kapasitas suatu bahan atau struktur dalam
menahan beban yang akan mengurangi ukurannya.
3. Berat jenis kayu dalam keadaan kering udara.
Keadaan kering udara disebut juga kayu dalam keadaan siap pakai atau
stabil.
7

Adapun pembagiannya;
Kelas

Batang Lengkung Batang

Tekanan Berat Jenis

Kekuatan

Putus (kg/cm2)

Pecah (kg/cm2)

1100

650

0,90

II

1100 725

650 425

0,90 0,60

III

725 500

425 300

0,60 0,40

IV

500 360

300 215

0,40 0,30

360 -

215 -

0,30 -

2.8Daftar Kelas Keawetan Kayu


Mengenai kelas keawetan ini Balai Penyelidikan Kehutanan di Bogor juga
membaginya atas 5 kelas keawetan dan didasarkan atas penyelidikan terhadap:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengaruh kelembapan/kayu di tempatkan di tanah yang lembab


Pengaruh iklim dan terik matahari tetapi terlindung terhadap pengaruh air
Pengaruh iklim tetapi terlindung terhadap terik matahari
Terlindung dan terpelihara
Pengaruh rayap
Pengaruh serangga-serangga lain.

Kelas

Di

Tidak

Di

Terlindung

Terhadap

Terhadap

Keawe

tanah

terlindung

tempat

&

rayap

kumbang

tan

lembab & tidak di terlind


tempat

lembab
8 Tahun 20 Tahun

terpelihara

& bubuk

ung
Tak

Tak terbatas
8

Tak

Tak

II

5 Tahun 15 Tahun

terbatas
Tak

III

3 Tahun 10 Tahun

terbatas
Lama

IV

Tak terbatas

termakan
Tak

termakan
Tak

Tak terbatas

termakan
Agak

termakan
Tak

cepat

termakan

termakan
20 Cepat

Singkat

Beberapa

10 atau Min.

sekali

tahun

20

tahun

sekali

Singkat

tahun
singkat

Mak.

20 Cepat

tahun

sekali

Singkat

sekali

Tak
berbahaya
Cepat sekali

2.9Jenis-Jenis Kayu
1. Kayu Bengkirai
Asal
Warna
Tekstur
Sifat

: Kalimantan
: coklat kuning kemerahan
: Agak kasar, tidak merata
: Kayu padat dan kuat.
Kuat terkena panas dan hujan.
Kelas kuat`
: I-II
Kelas keawetan : I
Kegunaan
: Kusen, konstruksi atap, penutup atap/gording,reng, usuk,
Harga

pintu, plafon
: Rp 6.400.000 Rp 7.000.000/m3

2. Kayu Keruing
Asal

: Jawa, Sumatera, &


Kalimantan
Warna
: Coklat muda
Tekstur
: Kasar
Sifat
: Selalu mengeluarkan
getah walau sudah dioven
Kelas kuat
: I-II
Kelas keawetan : III
Kegunaan
: Lantai, papan dinding
Harga
: Rp4.500.000/m3

10

3. Kayu Kamper
Asal
Warna

: Sumatera
: Kuning atau
kuning kemerah-merahan
Tekstur
: Agak kasar dan rata
Sifat
: Tidak tahan rayap
Kelas kuat
: I/II
Kelas keawetan : III
Kegunaan
: Rangka atap, balok loteng, papan loteng, daun pintu,
Harga

jendela
: Rp5.500.000-Rp6.000.000/m3

4. Kayu Meranti Merah


Asal
: Sumatera, Kalimantan
Warna
: Coklat kemerahan
Tekstur
: Agak kasar dan rata
Sifat
: Tidak tahan rayap, tidak tahan air.
Kelas kuat
: III
Kelas keawetan : IV
Kegunaan
: Kasau, reng dari atap bangunan yang ringan, papan

Harga

cetakan
beton, pintu, jendela
: Rp3.000.000-Rp3.500.000/m3

11

12

5. Kayu Waru
Asal

Tersebar

di

seluruh

Indonesia.
Di pantai yang tidak
berawa
yang tanahnya datar
Warna

: Putih

Tekstur

: Kasar dan serat jarang

Sifat

: Lentur, mudah pecah

Kelas kuat

: IV

Kelas keawetan : IV
Kegunaan : Usuk dan reng, partisi
Harga

: Rp 900.000 Rp 1.000.000/m3

6. Kayu Glugu
13

Asal
Warna
Tekstur
Sifat
Kelas kuat
Kelas keawetan
Kegunaan

: Sulawesi, Jawa
: Coklat
: Serat lurus
: Kuat
:I
: IV V
: struktur atap

gording, nock, usuk dan reng),


kusen

(kuda-kuda,

pintu-jendela,dan

gazebo
Harga

7. Kayu Jati
Asal
Warna

: Rp 1.650.000 Rp 1.850.000/m3

: Jawa, Sumatra
: Coklat muda
14

Tekstur

: Agak kasar dan serat kayu


kelihatan jelas pada jati yang
sudah tua

Sifat

: Tahan Rayap dan tahan air

Kelas kuat

:I

Kelas keawetan : I
Kegunaan

: Cocok untuk segala macam konstruksi karena awet dan


kuat

Harga

: Rp 4.000.000 - Rp 20.000.000/m3

Jenis-jenis Kayu Jati :


1. Kayu jati rakyat
Pohon jati rakyat lebih cenderung banyak bengkokan pada batangnya
sehingga kayu yang dihasilkan biasanya bengkok. Selain itu, pohon jati
rakyat memiliki masa pertumbuhan lebih lama daripada kayu jati emas yakni
sekitar 15 hingga 25 tahun untuk siap ditebang dan bisa digunakan kayunya.
Tetapi dengan lamanya masa tumbuh tersebut, menjadikan pori-pori pada
kayu jati jenis ini lebih padat dibanding kayu jati emas. Dan gubal pada kayu
jati rakyat biasanya lebih sedikit.
Kekurangan
1. Banyak gubal
2. Kadar air tinggi
3. Warna kayu pucat

Kelebihan
1. Harganya lebih murah dari kayu
jati perhutani
2. Cukup awet

2. Kayu jati emas

15

Kayu jati emas adalah jenis kayu jati yang pohonnya memiliki masa
pertumbuhan lebih cepat dari pada masa pertumbuhan pohon jati pada
umumnya. Hanya dalam kurun waktu 7 hingga 15 tahun, pohon ini sudah
tumbuh besar dan siap untuk ditebang. Hal ini merupakan kelebihan dari
pohon jati mas. Sedangkan kelebihan lainnya adalah pohon jati mas
kebanyakan berbatang lurus tanpa ada bengkokan atau kalaupun ada hanya
sebagian kecil saja sehingga kayu yang dihasilkan juga lurus. Kondisi kayu
yang seperti ini sangat disukai oleh para pekerja mebel ketika mereka
mengerjakan desain furniture yang berbidang lebar seperti meja dan lemari.
Tetapi ada juga kekurangan kayu jati mas ini, yaitu terlalu banyak gubal
kayunya baca Pengertian Gubal Kayu selain itu, pori-pori pada kayu jati
mas tergolong lebih besar-besar atau dengan kata lain kurang padat.

1.
2.
3.
4.
5.

Kekurangan
Banyak gubal
Kadar air tinggi
Warna kayu pucat
Kayunya keras
Mudah pecah (karena

Kelebihan
1. Harganya lebih murah dari kayu
jati perhutani
2. Kayunya lurus

kebanyakan kayu yang ditebang


masih berumur muda)
3. Kayu jati perhutani
Kayu jati perhutani adalah kayu jati yang dikelola oleh perhutani mulai
dari pembibitan hingga penebangan dan penjualannya. Kayu jati perhutani
atau sering disebut juga dengan kayu jati TPK dikenal memiliki kualitas yang
sangat bagus dibanding jenis kayu jati yang lain. Untuk kayu jati jenis ini,
bisa dipastikan berumur tua, sebab setiap tahunnya perhutani selalu
menyeleksi pohon-pohon yang siap untuk ditebang dan tentunya dipilih yang
tua-tua dulu.

Kekurangan

Kelebihan
16

1. Harga mahal

1. Pori-pori kayunya lebih


padatKayunya lurus
2. Tekturnya lebih berminyak
3. Warna kayunya lebih hidup
4. Sangat awet

8. Kayu Mahoni
Asal
Warna
Tekstur
Sifat
Kelas kuat

: Pulau Jawa
:Coklat
: Agak halus
: Tidak tahan rayap
: II-III
17

Kelas keawetan : II
Kegunaan
: Tiang-tiang konstruksi bangunan, pintu, kusen, lantai,
plafon
Harga
: Rp 2.000.000 Rp
2.500.00/m3

9. Kayu Pinus
Asal
Warna
Tekstur
Sifat
Kelas kuat
Kelas keawetan
Kegunaan
Harga

: Sumatera, Jawa
: Kuning
: Cukup halus
: Keras, padat, lurus, hampir menyerupai bengkirai
: II
: II
: Dinding, lantai
: Rp 3.000.000 Rp 3.500.000/m3
18

10. Kayu Sengon


Asal
Warna
Tekstur

: Jawa, Maluku, Irian Jaya


: Putih kekuningan
: Agak kasar, serat merata
dengan arah serat lurus

Sifat
Kelas kuat

: Ringat dan empuk


: III
19

Kelas keawetan : IV
Kegunaan
: Tiang bangunan rumah, pagar
Harga
: Rp 1.800.000 Rp 2.000.000/m3

2.10 Cacat pada Kayu


1. Cacat mata kayu

20

Cacat mata kayu ini memiliki banyak sekali kekurangan diantaranya


mengurangi keteguhan atau kekuatan kayu jika
digunakan, sangat menyulitkan pengerjaan kayu
karena mata kayu sangat keras terutama pada
kayu yang sehat, dan juga mengurangi
keindahan pada kayu karena mata-mata kayu
tersebut nantinya dapat menjadi lubang pada
lembaran-lembaran finir.
2. Cacat Retak-Retak
a. Cacat Retak Angi
Merupakan retakan yang terjadi disisi luar pohon atau kayu dolog
(gelondong). Disebabkan karena suhu pengeringan terlalu tinggi.
b. Cacat Retak Gelang
Merupakan retakan yang disebabkan oleh gelang-gelang tahun yang
terlepas dari gelang lainnya. Pada umumnya kayu yang terletak di tepi
suatu hutan akan mengalaminya karena
puntiran angin.
3. Hati kayu rapuh
Cacat hati kayu rapuh ini berawal dari kayu
ketika masih muda akarnya diserang oleh
hama serangga, hingga rapuh dan menjalar
hingga ke batang sampai ke bagian hati. Selain itu bisa disebabkan karena
dahan yang patah yang kemudian membusuk dan menjalar masuk sampai ke
hati. Cacat ini sulit diketahui dari luar.

4. Cacat Lapuk
Terjadi apabila kayu ditebang pada
saat

masih

muda,

kemudian

tertimbun rapat dalam jangka waktu


yang lama sedangkan kulitnya tidak
dikupas. Selain itu terjadi apabila tempat penyimpanannya kurang ventilasi
sehingga udara tidak dapat bertukar.

21

2.11 Sambungan Kayu


Macam-macam sambungan kayu:
1. Sambungan bibir lurus
Merupakan jenis sambungan yang paling sederhana, kekuatan sambungan
lemah karena masing-masing ditarik separo, sehingga digunakan untuk
batang yang seluruh permukaannya tertahan (contoh balok tembok/murplat).
Sambungan diperkuat dengan paku atau baut.

2. Sambungan kait lurus


Jenis sambungan ini digunakan apabila ada gaya tarik yang timbul pada
batang, dan seluruh permukaan batang tertahan. Sambungan diperkuat dengan
paku atau baut

3. Sambungan lurus miring


Sambungan ini digunakan untuk menyambung gording yang dipikul oleh
kuda-kuda. Letak didekatkan kuda-kuda, bukan bibir penutup.

22

4. Sambungan kait miring


Hampir sama dengan bibir miring, sambungan digunakan jika gaya tarik
bekerja pada batang.

5. Sambungan memanjang kunci sesisi dan kunci jepit


Jenis sambungan ini digunakan untuk konstruksi kuda-kuda baik balok tarik
maupun kaki kuda-kuda, karena menghasilkan kekuatan tarik maupun desak
yang baik.
Letak pengunci pada balok tarik berada diatas, sedangkan pada pada kaki
kuda-kuda berada di atas.
Pengunci akan menyebabkan momen sekunder pada sambungan, oleh karena
tidak diperkenankan menggunakan sambungan miring.

6. Sambungan memanjang kunci jepit


Sambungan kunci jepit dapat menetralisir momen sekunder yang terjadi pada
sambungan kunci sesisi. Kekuatan yang dihasilkan lebih baik, namun kurang
tepat digunakan untuk kuda-kuda.

23

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada

dasarnya

terdapat

(dua)

dapatdipergunakan untuk mengenal

sifat

kayu,

utama

kayu

yaitu sifat

yang

fisik (disebut

juga sifatkasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga
sifatmikroskopis).

Secara obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih

dapatdiandalkan dari pada sifat fisik atau makroskopis dalam mengenal


ataumenentukan suatu jenis kayu. Namun untuk mendapatkan hasil
yanglebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini
dapatdipergunakan

secara

bersama-sama,

karena

mendukungsifat struktur dalam menentukan jenis.


Kegiatan
untuk
menentukan
suatu
teknismenjadi

sangat

rencanapenggunaannya,
atauperdagangan

penting
serta

untuk

dalam

pengenalan/penentuan/identifikasi

jenis

fisik

kayu,

rangka

kepentingan

kayu.Secara

sifat

mudah

secara

menentukan

transaksi

teoritis,
jeniskayu

akan

jual-beli
metoda

dipelajari

sebagai

suatu pengetahuan.
Namun demikian,keterampilan teknis pengenalan/penentuan/identifikasi
jenis kayu hanyaakan diperoleh melalui proses latihan yang rutin, berulangulang dan terusmenerus. Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu
proses pening-katan kemampuan dan ketrampilan dalam pengenalan jenis
kayu.

DAFTAR PUSTAKA
24

Sudarminto, 1983. Rumus-Rumus dan Daftar-Daftar untuk Kosntruksi Kayu.


Carya
Remadja. Bandung.
http://dokumen.tips/documents/makalah-kayu.html (Diakses pada 17 maret 2016)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22864/5/Chapter%20I.pdf
(Diakses pada 29 Maret 2016)

Berita Acara
25

Presentasi tanggal 31 Maret 2016


Pembahas

: Kelompok Bahan Kusen

Pertanyaan

1. Kayu apa yang paling bagus untuk dijadikan kusen, pintu dan jendela? (M.
Denton Alif G)
2. Apakah bahan pengawetan pada kayu selalu sama di tiap metode
pengawetannya? Sebutkan! (Ivan Danilo)
3. Mengapa kayu yang tertimbun lebih cepat lapuk? Dan apakah kayu yang
sudah lapuk bisa dipergunakan? (Tiara Tjandra D)
4. Pada metode pengawetan kayu dengan cara vakum dan tekan, berapa suhu
maksimal yang digunakan? (Farelio A)
5. Jika kayu mudah terbakar apakah ada teknologi terbaru yang membuat
kayu jadi tidak mudah terbakar? (Arif Rizqy)
6. Bagaimana cara mengatasi keluarnya getah pada kayu keruing? (Rahayu
Dewi L)
7. Salah satu kelebihan pada kayu yaitu perubahan bentuk akibat suhu yang
dapat diabaikan. Namun kekurangan kayu salah satunya adalah kurang
tahan terhadap cuaca. Jadi bagaimana penjelasannya? (Reicha Mita)
Jawaban

1. Kayu Jati. Kayu jati adalah kayu asli Indonesia yang paling bagus. Bisa
dilihat dari keawetan dan kekuatannya bahwa kayu jati memiliki kelas
kekuatan I dan kelas keawetan I. (Ratna Rachmadhana)
2. Terdapat perbedaan penggunaan bahan pengawet pada metode pengawetan
kayu. Yaitu pada metode pengawetan kayu melalui metode rendaman
bahan pengawet yang dipakai adalah bahan pengawet yang mengandung
Arsen, Tembaga, Seng, garam canalith dan diffusol CB. Sedangkan pada
metode pencelupan, digunakan bahan untuk finishing. (Titisari Shiva A)
3. Karena kayu yang tetimbun memiliki kelembapan yang cukup tinggi,
kelembapan bisa disebabkan karena kandungan air dalam tanah ataupun
juga karena kayu itu sendiri mengeluarkan panas. Apabila kayu tertimbun
maka panas tersebut tidak dapat keluar dan masih berada di dalam daging
kayu, hal ini menyebabkan daging kayu menjadi lembab. Kayu yang
26

lembab atau basah menjadi sangat rentan terhadap pelapukan. Untuk


pertanyaan ke-2, kayu yang sudah lapuk akan sulit untuk dipergunakan
kembali, selain karena pelapukan itu biasanya terjadi merata di setiap
bagian daging kayu, pelapukan juga menyebabkan kekuatan dari kayu itu
sendiri sangat berkurang. (Rayhan Azka)
4. Pada metode pengawetan kayu dengan cara vakum dan tekan, tidak ada
ketetapan baku berapa suhu maksimal yang digunakan. Suhu yang
digunakan pada metode tersebut disesuaikan dengan jenis kayunya. (Adani
Fildzah H)
5. Dari sepengetahuan kelompok kami belum ada teknologi yang bisa
menjadikan kayu rentan terhadap api. Namun dapat diantisipasi yaitu
dengan menggunakan bahan lain selain kayu misalnya baja ringan untuk
struktur bangunan. (Laura Agnes)
6. Cara mengatasi getah pada kayu keruing adalah dengan cara melakukan
pengawetan kayu melalui metode vakum dan tekan. Kayu yang
dikeringkan pada suhu yang optimal tidak akan memproduksi getah lagi,
kemudian digunakan coating untuk finishingnya. (Predo Bagus W & Odi
fathur)
7. Tidak semua kayu dapat mengalami perubahan bentuk akibat suhu, hal

tersebut dikarenakan faktor kekuatan kayu pada setiap jenisnya berbedabeda, maka dapat dikatakan perubahan bentuk akibat suhu dapat
diabaikan. Namun kekurangan kayu yaitu kurang tahan terhadap cuaca
bisa dikatakan demikian, tetapi bukan terhadap perubahan bentuk kayu
tersebut, kekurangannya bisa pada hal lain seperti adanya pelapukan,
pengeroposan, dan lain-lain. (Mikael Christian L)

27

Anda mungkin juga menyukai