Anda di halaman 1dari 7

CASE REPORT

Disusun Oleh :
Fadhillah Syafitri Suhatril
1102011091

Pembimbing :
Dr. Baety, SpF

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


RSUD DARAJAT PRAWIRANEGARA SERANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE AGUSTUS 2016
STATUS FORENSIK
I.

IDENTITAS

II.

Nama

: Tn. B

Tanggal

: 02 September 2016

Agama

: Islam

TKP

: Mess di Cibungur

Pekerjaan

: Tambak udang

Alamat

: Cibungur

Waktu kejadian

: 20.00 (Kamis malam)

Waktu pemeriksaan

: 07.15

Dokter Pemeriksa

: Dr. E

Nama pengantar

: Tn. YO

ANAMNESIS/WAWANCARA (AUTOANAMNESA)
Pada hari jumat tanggal dua September tahun dua ribu enam belas pukul tujuh
lewat lima belas menit korban datang diantar oleh teman kerja (Tn. YO) ke IGD
RSUD Darajat Prawiranegara Serang, korban mengaku jam dua puluh nol nol
semalam sedang berkumpul bersama dengan teman kerjanya sekitar lima belas orang
di suatu mess. Sesaat setelah itu korban di panggil oleh pelaku (Tn. YN) ke belakang
mess, ketika korban sampai dibelakang mess tanpa ada omongan apapun korban
langsung dipukul oleh pelaku di kepala bagian depan, kepala bagian kanan dan di

dekat pelipis kiri menggunakan batu krikil, saat kejadian korban menutupi kepalanya
dengan tangan kanan. Korban tidak ingat berapa banyak pukulan yang diberikan
dibagian-bagian tersebut, dan korbanpun tidak melakukan perlawanan apapun.
Kejadian tersebut berlangsung kurang lebih selama lima menit, korban tidak
mengalami pingsan ataupun muntah. Setelah itu teman korban yang lain langsung
menolong korban karena mendengar keributan dibelakang mess, dan pelaku langsung
meninggalkan tempat. Korban langsung dibawa ke puskesmas karena terdekat
mengalami perdarahan pada telingan kanan dan langsung diberikan penanganan awal
disana.

III.

PEMERIKSAAN FISIK UMUM


a. Keadaaan umum
Keadaan sakit

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Sadar penuh

Tekanan darah

: 110/70 mmHg (Seratus sepuluh per tujuh puluh milimeter air


raksa)

Nadi

: 83 kali/ menit (delapan puluh tiga kali per menit)

Respirasi rate

: 23 kali/ menit (dua puluh tiga kali permenit)

Suhu

: 36,7 C (tiga puluh enam koma tujuh derajat celcius)

b. Keadaan Spesifik
Kepala

: Normocephal

Mata

: Palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) pada kedua mata, pupil isokhor,
reflek cahaya langsung dan tidak langsung (+/+) normal

Hidung

: Normoseptal, mukosa hidung lembab(+/+), hiperemis(-/-), epistaksis(-/-)

Telinga

: Darah pada liang telinga (+/-)

Mulut

: Mukosa bibir lembab, lidah deviasi (-), caries dentis (-), stomatitis (-)

Leher

: Pembesaran KGB (-)

Dada
Paru-paru

: Suara nafas vesikobronchial (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung

: Bunyi Jantung I-II reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen : Bising Usus (+)


Genital

: tidak diperiksa

Ekstremitas

IV.

Ekstremitas atas

: Dalam batas normal

Ekstremitas bawah

: Dalam batas normal

DESKRIPSI LUKA
1. Satu luka di jari manis kanan bagian belakang, lima centimeter dari ujung kuku
kanan, terdapat luka terbuka, bentuknya berupa robekan, simetris dan ketika
dirapatkan ada beberapa bagian yang tidak rapat, dengan ukuran satu koma lima
centimeter kali nol koma lima centimeter dengan garis batas luka teratur tetapi

tepinya tidak rata, terdiri atas jaringan kulit disertai patah pada tulang jari manis
kanan.
2. Satu luka di dahi kiri, tiga centimeter dari GPD, lima centimeter dari alis luar kiri
terdapat luka yang sudah dijahit sebanyak dua jahitan, dengan tautan tepi luka yang
tidak rata, ukuran dua centimeter.
3. Satu luka di kepala kanan bagian depan atas, nol koma lima centimeter dari GPD,
delapan centimeter dari alis kanan bagian luar, terdapat luka yang sudah dijahit
sebanyak dua jahitan, dengan tautan tepi luka yang tidak rata, ukuran dua centimeter.
4. Satu luka di kepala kanan bagian depan atas, lima centimeter dari GPD, lima
centimeter dari alis kanan bagian dalam, terdapat luka sudah dijahit sebanyak empat
jahitan, dengan tautan tepi luka yang tidak rata, ukuran tiga koma lima centimeter.
5. Satu luka di kepala kanan bagian atas, satu koma lima centimeter dari GPD, sepuluh
centimeter dari ujung rambut depan, terdapat luka terbuka bentuknya berupa
robekan, simetris dan ketika dirapatkan ada beberapa bagian yang tidak rapat, dengan
ukuran tiga centimeter kali nol koma dua centimeter, garis batas luka teratur tetapi
tepinya tidak rata, tebing luka tidak rata, terdiri atas jaringan kulit
6. Satu luka di kepala kanan bagian atas, tujuh centimeter dari ujung atas telinga kanan,
enam centimeter dari GPD, terdapat luka sudah dijahit sebanyak tiga jahitan, dengan
tautan tepi luka yang tidak rata, ukuran dua koma lima centimeter.
7. Satu luka di kepala kanan bagian luar, sembilan centimeter dari GPD, lima
centimeter dari ujung atas telinga kanan terdapat luka sudah dijahit sebanyak tiga
jahitan, dengan tautan tepi luka yang tidak rata, ukuran tiga koma lima centimeter.
8. Satu luka di pelipis kiri, dua centimeter dari ujung atas alis kiri, enam dari GPD,
terdapat luka tertutup ukuran satu koma lima centimeter, bentuk tidak teratur, ukuran
dua centimeter kali dua centimeter, dengan garis luka tidak teratur, permukaan
ditutupi oleh serum yang telah mongering, disekitar luka terlihat sedikit memar.
ANALISA KASUS
5

I.

KESIMPULAN
Pada kasus ini ditemukan adanya tujuh luka terbuka pada jari manis kanan,
kepala atas bagian kanan luar, kepala atas bagian depan dengan garis batas luka
teratur tetapi tepinya tidak rata dan kedua sudut tumpul. Terdiri atas jaringan kulit
dan jembatan jaringan disekitar luka, menurut penjelasan diatas, luka tersebut
termasuk luka robek akibat kekerasan tumpul. Dan satu luka tertutup pada pelipis kiri
dengan bentuk garis luka tidak teratur, disertai sedikit memar disekitarnya, luka
tersebut termasuk kedalam luka lecet akibat kekerasan tumpul. Luka tersebut telah
menimbulkan penyakit atau menimbulkan halangan dalam menjalankan pekerjaan
jabatannya.

II.

DASAR KESIMPULAN
Luka robek merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul, yang
menyebabkan kulit teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui,
maka akan terjadi robekan pada kulit. Luka ini memiliki ciri bentuk luka yang
umunya tidak beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan antara
kedua tepi luka, bentuk dasar luka tidak beraturan, sering tampak luka lecet atau luka
memar disisi luka. Kekerasan tumpul yang cukup kuat dapat menyebabkan patah
tulang. Patah tulang jenis impresi terjadi akibat kekerasan benda tumpul pada tulang
dengan luas persinggungan yang kecil dan dapat memberikan gambaran bentuk benda
penyebabnya.

Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan
benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing, sesuai dengan mekanisme
terjadinya, luka lecet dapat diklasifikasi sebagai :
a. luka lecet gores (scratch), misalnya karena kuku yang menggores kulit,
yang menggeser lapisan permukaan kulit didepannya dan menyebabkan
lapisan tersebut terangkat sehingga dapat menentukan arah kekerasan yang
terjadi.
b. luka lecet serut (graze), merupakan variasi dari luka lecet gores yang
daerah persentuhannya dengan permukaan kulit lebih lebar.
c. luka lecet tekan (impression, impact abrasion), disebabkan oleh
penjejakan benda tumpul pada kulit. Bentuk lecet tekan belum tentu sama
dengan permukaan benda tumpul karena kulit merupakan jaringan yang
lentur.
d. luka lecet geser (friction abrasion), disebabkan oleh tekanan linier pada
kulit di sertai gerakan bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat.
Luka yang dapat menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan
pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencaharian untuk sementara waktu
(sementara waktu harus dinyatakan beberapa hari atau bulan) merupakan luka sedang.

Anda mungkin juga menyukai