Anda di halaman 1dari 3

Pada kesempatan ini, kami ingin mengingatkan kepada kita semua untuk selalu memerhatikan posisi kita,

yakni posisi yang mulia, posisi orang-orang yang telah mendedikasikan hidupnya untuk berdakwah di
jalan Allah demi menegakkan kalimat Laa ilaaha Illallah di muka bumi ini. Alangkah mulianya posisi ini
pantaskah kemuliaan ini disandang oleh kita? Untuk itu marilah kita berkaca seperti apa orang-orang
yang layak mendapatkan posisi mulia ini. Syaikh Hafidz Shalih dalam kitabnya Manhaj Dawah AlQurn menyebutkan hal yang harus mengikat pengemban dakwah yang menjadi ciri khas mereka, secara
ringkas akan kita bahas bersama
1. Akidah yang baik, jauh dari spekulasi dan bisikan hawa nafsu
2. Ibadah yang baik, jauh dari syirik dan riya serta terikat dengan seluruh kewajiban dan
mendekatkan diri kepada Allha dengan berbagai amalan nafilah dan mandubah
3. Akhlak (sifat-sifat) yang baik, yaitu sifat terpuji, yang menjadi identitasnya karena hal itu
merupakan perintah dari Allah swt
4. Muamalah yang dibangun berdasarkan standar hukum halal-haram, tanpa mengabaikan
kewajiban dan meremehkan perkara yang difardukan, serta terdorong untuk melaksanakan amal
kebajikan, baik nafilah maupun mandubah, juga menjauhkan sebanyak-banyaknya dari perkara
yang dimubahkan dan menjauhi perkara yang diharamkan
Semoga kita memiliki kriteria-kriteria tersebut. Harapan hanyalah angan-angan jika tidak disertai
tawakkal, yakni berserah diri setelah lurus dalam niat kemudian ikhlas dalam menjalankannya disertai
rasa ikhlas, tentunya harus dilakukan dalam garis syariat. Untuk itu kami mengajak kepada semuanya
untuk mengusahakannya. Adapun beberapa rekomendasi dari kami agar dapat mencapai itu semua
adalah :
1. Berusaha memperbaiki dan menghiasi bacaan Al-Qurn, semoga kita adalah orang-orang yang
baik dalam bacaannya. Sudah menjadi keharusan bagi pengemban dakwah untuk memiliki
kemampuan ini diatas rata-rata, selain memang kewajiban yang bersifat Ain untuk membaca AlQur an dengan Tartil, kita harus berusaha menjadi orang yang mampu menguasai ilmu tajwid
dan mengajarkannya. Maka siapa saja anggota kami maka harus berusaha sekuat tenaga untuk
membacanya dengan tartil. Saling mengajarkanlah diantara kita dan manfaatkanlah forum yang
sudah disediakan, bergurulah juga kepada Ustadz di daerah tempat tinggal kita dan muliakan
orang orang yang menjadi guru kita. Perhatikan adab adabnya, dan berusaha untuk
menghafalkannya baik berurut maupun ayat-ayat pilihan baik masalah keimanan ataupun hukum.
Jika diantara kita ada yang sudah baik bacaannya maka lanjutkan kepada Ulumul Quran. Kami
sediakan juga E-book kitab karya Imam An-Nawawi yang berjudul___ sebagai bahan bacaan
yang baik. Untuk itu kami wajibkan kepada seluruh anggota untuk selalu membacakan Al-Quran
setiap selesainya menunaikan kewajiban Shalat, jika belum lancar, maka perdengarkanlah
2. Belajar Bahasa arab, Bahasa arab adalah Bahasa Al-Qurn. Tampanya kita tidak akan mampu
memahaminya. Untuk itu wajib bagi pengemban dakwah untuk mempelajari Bahasa arab untuk
memahami Kitabullah dan Sunnaturrasul. Umat muslim kini terbodohi karena tafsir yang
menyimpang dari maknanya dan tidak mengetahui maksud sebenarnya. Itu semua semata-mata
karena ketidakmampuan dalam berbahasa arab.
3. Membaca hadits dan mempelajarinya, hadits adalah sumber hukum islam yang kedua. Sehingga
kita harus memahami status dan istilah hadits serta menghafal dan memahami teks dan makna itu
sendiri, bagi pengemban dakwah minimal memahami hadits ArBaain karya Imam An Nawawi
yang berjumlah 42 hadits, alangkah baiknya jika mempelajari kitab Riyadush Shalihin, Bulughul

Maram, Adabul Mufrad, hingga kitab kutubut tisah. Jangan sampai kita tertipu dan salah
menggunakan hadits.
4. Mempelajari fiqih islam, pelajarilah hingga kita sempurna mengamalkannya. Mulai dari
Thaharah, Shalat, Puasa, Zakat, dan lainnya. Semoga kita dapat mengambil ilmu dari ahlinya dan
mengamalkannya berlandaskan ilmu. Untuk itu kami coba memberikan ebook Ahkamus Shalah
karya Ust Ali Raghib untuk bahan bacaan kita.
5. Mempelajari Sirah Nabawiyyah, sejarah yang wajib diketahui pertama kali oleh kaum muslim
adalah Perjalanan Hidup Rasulullah, kemudian para Khulafaur Rasyidin (Umar, Abu Bakar,
Utsman, Ali), kemudian para shahabat dan shahabiyah, kemudian para tabiin, kemudian para
Tabiut Tabin, kemudian para Ulama Salafus Shaleh, kemudian para Khalifah. Selain itu jangan
lupa terhadap sejarah Nabi dan Rasul dari Nabi Adam hingga Nabi Isa.
6. Memahami Siyasah islamiyyah, ini adalah ajaran mulia yang diajarkan oleh Rasul kepada kita.
Wajib bagi pengemban dakwah memahami aturan pergaulan, asas pendidikan, sistem ekonomi,
sistem pemerintahan islam (khilafah), sistem peradilan dan hukum pembuktian, dan jihad. Semua
itu telah dilupakan oleh banyak kaum muslimn dan dikaburkan oleh kaum kafir barat yang tidak
akan pernah mau islam Berjaya setelah sebelumnya mereka kalah selama 13 abad. Yakinlah jika
islam diterapkan maka akan memberikan kedamaian dalam hidup, mengantarkan kemuliaan umat
muslim di dunia dan menjadi kunci kebahagiaan di Surga.
7. Mempelajari sejarah kaum muslim, mulai dari khilafah Umayah, khilafah Abbasiyah, khilafah
Utsmaniyah, dan juga terkait dengan Andalusia dan bangsa mongol. Semoga kita bisa mengambil
pelajaran dari sejarah kita, mengatahui kekuatan kita dan mengetahui sebab-sebab kekalahannya.
Sehingga kita bisa mengantisipasi masa depan dengan mengetahui sebab kemenangan dan
kekalahan.
8. Mempelajari sejarah masuknya islam di Indonesia serta perjuangan jihad fi sabilillah dalam
mengusir penjajahan.
9. Mempelajari adab-adab dalam islam, pengemban dakwah harus menghiasi dirinya dengan akhlaq
yang baik dan menjadi panutan di tengah tengah masyarakat. Kami sediakan Ebook kitab Min
Muqawwimatin nafsiyyah karya Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani dan Nashahiul Ibad karya
Syaikh Nawawi Al Bantani sebagai bahan pengembangan Nafsiyyah.
10. Memahami hukum Amar Maruf Nahi Munkar serta tata acara mengemban dakwah, semoga
dakwah yang kita lakukan sesuai dengan contoh dari Rasul. Bukanlah dakwah jika menyimpang
dari tata caranya meskipun apa yang disampaikan benar.
11. Membaca berita, mengetahui opini di tengah tengah kehidupan masyarakat adalah bentuk
kepedulian dan kepekaan kita terhadap umat. Maka alokasikan waktu khusus untuk membaca
berita dengan skala internasional, nasional, maupun daerah dan lokal hingga wilayah kampus
kita. Utamakan membaca dan mengikuti berita terkait politik, ekonomi, pendidikan, dan sosial.
Alangkah baiknya jika kita mampu menganalisis berita tersebut dan menilai dengan sudut
pandang islam, kemudian kita cari solusi atas permasalahan yang ada. Tak cukup disitu, kita harus
mencoba memberikan pandangan tersebut terhadap orang lain, semoga mereka sadar akan kondisi
hari ini dan mengetahu solusi berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasul. Itulah yang dimaksud
kesadaran berpolitik.

Anda mungkin juga menyukai