Anda di halaman 1dari 19

Tugas individu 1

1. Buatlah soal pilihan ganda sejumlah 20 soal,dengan 5 option


2. Sertakan kisi-kisi dalam penyusunan soal (oetunjuk dan kunci jawaban)
3. Materi dalam pembuatan soal adalah materi kebidanan
KASUS I
Ny. T, seorang ibu rumah tangga, datang ke poli kandungan dengan keluhan ada bengkak di
daerah kemaluan bagian bawah, ada leukore, panas dan nyeri waktu kencing. Dari hasil
anamnesa, suami bekerja sebagai driver bus antar-propinsi dan pulangnya 1 minggu sekali.
1.

Sesuai data kasus di atas Ny. T menderita penyakit .

a.

Vulvitis

b.

Vaginitis

c.

Cervixitis

d.

Bartholinitis

e.

Endometriosis

2.

Kemungkinan penyebab penyakit yang diderita Ny. T adalah .

a.

Sifilis

b.

Gonore

c.

Tuberkolose

d.

Candidiasis

e.

Trikomoniasis

3.

Komplikasi yang mungkin muncul pada penyakit Ny. T adalah .

a.

Bartholinitis

b.

Vaginitis

c.

Cervixitis

d.

Endometriosis

e.

Miometritis

4.

Tindakan yang sesuai dengan kewenangan bidan dalam menangani kasus yang dialami

Ny. T adalah
a.

Bilas vagina

b.

Memberikan antibiotik

c.

Kompres betadin

d.

Memberika AgNO3 10 %

e.

Memberikan albothyl

5.

Jenis penyakit yang diderita Ny. T tergolong .

a.

PMS

b.

Akut

c.

Kronis

d.

Herediter

e.

PID

KASUS II
Ny. K umur 40 tahun P6A1 datang ke tempat bidan untuk periksa karena perdarahan. KU
pucat, TD : 90/60 mmHg, N : 88 x/menit, S : 37, 6 C, R : 18 x/menit, Hb 7 gram %. Hasil
anamnesa Ny. K mengalami keputihan yang berbau kurang lebih 1 tahun dan akhir-akhir ini
mengalami perdarahan bila melakukan hubungan seksual.
6.

Kemungkinan Ny K menderita .

a.

Cerviksitis

b.

Polip serviks

c.

Cancer serviks

d.

Radang panggul

e.

Ooforitis

7.

Untuk menegakkan diagnosis, maka Ny. K perlu dilakukan pemeriksaan

a.

Tes DNA HPV

b.

Darah

c.

Urine

d.

VDRL

e.

ELISA

8.

Faktor predisposisi pada Ny. K adalah .

a.

Sering melahirkan

b.

Frekuensi hubungan seksual yang sering

c.

Ibu mengalami anemia

d.

Hygiene seksual yang kurang baik

e.

Pemakaian kontrasepsi

9.

Penyakit Ny. K dapat dideteksi dini dengan melakukan pemeriksaan

a.

Biopsi

b.

Kolkoskopi

c.

Hysterosikopi

d.

Papanicolou smear

e.

histerosalpingografi

10.

Tindakan yang sesuai dengan kewenangan bidan untuk mengatasi kasus Ny. K adalah

.
a.

Observasi KU

b.

Bedrest

c.

Rujuk ke RS

d.

Perbaikan nutrisi

e.

Kemoterapi

11. Seorang wanita umur 25 tahun hamil pertama datang ke BPM. Ia mengeluh
mengeluarkan darah dan tidak ada nyeri. Hasil anamnesa : umur kehamilan 30 minggu,
TD 110/70 mmHg, N 80 x/m, pernapasan 20 x/m, hasil pemeriksaan Leopold IV : bagian
terendah janin belum masuk panggul,
ada pengeluaran darah pervaginaan berwarna merah segar.
a. Solusio plasenta
b. Mola hidatidosa
c. Partus premature
d. Partus imatur
e. Plasenta previa
12. Seorang perempuan berusia 23 tahun, hamil pertama kali, usia kehamilan 12 minggu
datang ke bidan praktik mandiri dengan keluhan mual muntah 4-5 kali sehari dan merasa
khawatir akan menggangu kesehatan janinnya, hasil pemeriksaan keadaan umum baik, S
36,50 c, TD 100/60 mmHg, pernapasaan 20 x/m, turgor kulit baik.
Apakah konseling yang paling tepat dilakukan bidan pada kasus tersebut?
a. Konseling tanda bahaya trimester I
b. Konseling cara megatasi hiperemesis
c. Konseling untuk bedrest total di BPM
d. Konseling perubahan fisiologis pada ibu hamil
e. Konseling rujukan ke RS
13. Seorang wanita berusia 24 tahun, hamil pertama kali, usia kehamilan 36 minggu datang
ke bidan praktik mandiri mengeluh cemas karena sering merasa nyeri perut tidak teratur.
Hasil pemeriksaan TD 120/70 mmHg, TFU 3 jari dibawah prosesus Xypoideus, Djj 144
x/m.
apakah konseling yang paling tepat dilakukan bidan pada kasus tersebut?
a. Konseling cara mengedan
b. Konseling tanda bahaya persalinan
c. Konseling pemberian dukungan mental
d. Konseling persiapan persalinan
e. Konseling kebutuhan istirahat
14. Seorang wanita usia 28 tahun hamil pertama umur 30 minggu datang ke polindes dengan
keluhan perdarahan pervaginaan di sertai rasa nyeri,
hasil pemeriksaan jalan lahir terdapat yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Solusio plasenta
b. Plsenta previa
c. Molahidatidosa
d. Abortus
e. KET

15. Seorang perempuan umur 30 tahun datang ke klinik untuk memeriksakan


kehamilannya, ia merasa terlambat haid 2 minggu dan mengeluh mual dan muntah di
pagi hari. Hasil pemeriksaan PP test +, TD 100/70 mmHg,
apakah pendidikan kesehatan yang tepat diberikan kepada pasien tersebut?
a. Tetap dicoba makan porsi sedikit tetapi sering
b. Minum air hangat dan anti muntah yang sesuai
c. Memberitahu kepada ibu benar hamil, mual muntah hal yang wajar
d. Memerlukan dukungan suami khususnya membantu kerja rumah tangga
e. Memberitahu kepada ibu kemungkinan adanya faktor resiko kehamilannya
16. Seorang perempuan G2P1A0 umur 28 tahun, umur kehamilan 8 minggu, datang ke
BPM untuk memeriksakan kehamilan kunjungan pertama dengan keluhan mual
muntah, pusing dan lemas. Pemeriksaan TD 100/80 mmHg, BB 49 kg, dan lila 23,5
cm.
apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Kurang energy protein (KEP)
b. Anemia defisiensi besi
c. Emesia gravidarum
d. Kurang energy kalori (KEK)
e. Anemia gravidarum
17. Seorang perempuan G2P1Ab0 Ah1 umur 28 tahun, umur kehamilan 8 minggu, datang
ke BPM untuk memeriksakan kehamilan kunjungan pertama dengan keluhan mual
muntah pusing dan lemas. Pemeriksaan TD 100/80 mmHg, BB 49 kg, dan lila 23,5
cm.
bagaimana tindakan yang tepat untuk mengurangi mual dan muntah pada kasus
tersebut?
a. Banyak minum minuman yang mengandung soda
b. Banyak makan buah-buahan yang asam
c. Makan yang mengandung lemak hewani dan nabati
d. Kurangi makanan yang merangsang mual dan muntah
e. Banyak minum minuman yang mengandung gula
18. Seorang perempuan G2P1A0 umur 28 tahun, umur kehamilan 8 minggu, datang ke
BPM untuk memeriksakan kehamilan kunjungan pertama dengan keluhan mual
muntah, pusing dan lemas. Pemeriksaan TD 100/80 mmHg, BB 49 kg, dan lila 23,5
cm.
kapan waktu yang tepat untuk kunjungan antenatal berikutnya?
a. 1 minggu lagi
b. 2 minggu lagi
c. 3 minggu lagi

d. 4 minggu lagi
e. 8 minggu lagi
19. Seorang wanita usia 33 tahun, G1P0Ab0 hamil 32 minggu datang ke bidan praktik
mandiri dengan keluhan keluar darah segar dari kemaluan tanpa rasa sakit, hasil
pemeriksaan vital sign normal.
Bagaimana tindakan yang tepat dilakukan bidan ?
a. Lakukan periksa dalam
b. Pimpin persalinan normal
c. Kolaborasi induksi persalinan
d. Lakukan rujukan
e. Tunggu pembukaa lengkap
20. Seorang wanita umur 21 tahun datang periksa ke puskesmas tanggal 27 juli 2014
menyatakan tidak menstruasi selama 3 bulan, HPHT 3 mei 2012, ibu megatakan mual
muntah dan pusing akhir-akhir ini. Dari hasil pemeriksaan TFU 3 jari di atas simpysis,
PP test positif.
Berapa umur kehamilan ibu pada saat pemriksaan tersebut?
a. 11 minggu 5 hari
b. 11 minggu 6 hari
c. 12 minggu 1 hari
d. 12 minggu 2 hari
e. 12 minggu 3 hari

KUNCI JAWABAN
1. A
2. E
3. D
4. B
5. A
6. C
7. A
8. A
9. D
10. C

11.E
12.D
13.D
14.A
15.C
16.C
17.D
18.C
19.D
20.D

KISI KISI SOAL

PERTANYAAN SOAL 1-5


PENGERTIAN VULVITIS
Vulvitis adalah radang selaput lendir labia dan sekitarnya (Universitas Padjadjaran. 1981).
Vulvitis adalah inflamasi vulva akut (Sinklair, Webb. 1992).
Vulvitis adalah infeksi pada vulva sebagian besar dengan gejala keputihan atau leukorea dan
tanpa infeksi local (Manuaba. 2001).
Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva/ organ kelamin luar wanita.
Vaginitis (colpitis) adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit
atau jamur (Manuaba. 2001).
Vulvovaginitis adalah peradangan vulva dan vagina (Taber. 1994).
Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina .

ETIOLOGI
Penyebab dari vaginitis adalah Candida albicans, Trichomonas vaginalis, Neisseria
gonorrhoeae, Hemophilus vaginalis.
Penyebab lain meliputi gabungan bedak tabur, cacing kremi, benda asing, hygiene perineum
yang buruk.
Menurut Universitas Padjadjaran (1981) penyebab vulvitis :
Hygiene yang kurang seperti pada wanita yang gemuk dan tua.
Gonococcus.

Candida albicans.
Trichomonas.
Oxyuris.
Pediculi pubis.
Diabetes.

KOMPLIKASI
1. Endometritis
Peningkatan konsentrasi flora anaerob, yang sebagian mungkin karena perubahan pH, bisa
menyebabkan peningkatan angka endometritis.
2. Salpingitis
Radang pada saluran telur dapat terjadi bila infeksi serviks menyebar ke tuba uterine.
3. Servisitis
Peradangan ini dapat terjadi bila infeksi menyebar ke serviks.
PENATALAKSANAAN
1. Infeksi bacterial
Diberikan antibiotika Candidiasis seperti :
Nistatin
: 100.000 2 kali per hari selama 7 10 hari.
Mikonazol
: 7 gram 1 2 kali per hari selama 3,5 7 hari.
- Klotrimazol
: 100 gram tablet atau 7 gram krim 1 2 kali per hari selama 3,5 7 hari.
Asam borat
: 600 mg 2 kali per hari selama 7 10 hari.
2. Infeksi dengan trichomonas
- Metronidazol : 2 gram dalam dosis tunggal, juga terapi pasangan seksual laki-lakinya.
(Tahap I).
- Metronidazol : 500 mg 2 kali per hari selama 7 hari, terapi seksual pasangan lakilakinya. (Tahap rekurens).
3. Vaginitis non spesifik
Metronidazol : 500 mg 2 kali per hari selama 7 hari.
Ampicillin
: 500 mg 4 kali per hari selama 7 hari.
4. Vaginitis atroficans
Cream estrogen: 1 kali per hari selama 2 minggu kemudian selang sehari selama 2 minggu.
5. Infeksi dengan jamur
Diberi Nistatin biasanya diberi dalam bentuk ovula.
6. Kolpitis senilis
Selain dari antibiotika atau antinikotika diberi salep yang mengandung estrogen selama 20
hari.
Selain obat-obatan penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu ketat
dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat dari katun)
serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sebum gliserin).

Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva
atau berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim
atau salep kortikosteroid dan antihistamin per-oral (tablet).
Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek
lamanya infeksi herpes.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.
PERTANYAAN 5-10

KANKERR SERVIK
Pengertian Kanker Serviks dan Faktor Penyebabnya. KANKER SERVIKS atau yang biasa
disebut dengan Kanker Leher Rahim adalah salah satu kanker ganas yang menyerang kaum
wanita setelah kanker payudara. Bagian yang diserang oleh kanker ini adalah bagian dari
leher rahim seorang wanita. Kanker serviks juga menjadi salah satu penyebab kematian
terbesar perempuan di Indonesia, bahkan badan PBB yang khusus menangani kesehatan yaitu
WHO juga mengatakan bahwa penyakit kanker serviks ini menduduki peringkat pertama
yang menjadi penyebab kematian kaum wanita didunia.
Kanker serviks merupakan penyakit kanker yang sulit dideteksi sejak dini, karena kanker
serviks stadium awal memang tidak memiliki gejala yang khas, bahkan nyaris tanpa gejala
sama sekali. Dan biasanya gejala tersebut terdeteksi apabila penderita sudah mengalami
kanker serviks pada stadium lanjut. Sebenarnya kanker serviks bisa dideteksi sejak dini jika
seorang wanita rutin melakukan Pap Smear, tetapi sayangnya banyak wanita yang tidak mau
melakukan Pap Smear karena berbagai alasan yang ada. Untuk penderita kanker serviks
stadium lanjut biasanya penderita akan mengalami gejala sebagai berikut, gejala kanker
serviks stadium lanjut :

1. Perdarahan post coitus/perdarahan atau sakit saat berhubungan


2. Keputihan yang abnormal
3. Terjadi pendarahan sesudah menopause
4. Keluar cairan yang abnormal ( warna kekuningan, bau dan bercampur darah )
5. Nyeri pinggul dan sakit saat buang air kecil
Faktor penyebab yang utama dari kanker serviks adalah disebabkan oleh HPV ( human
papiloma virus ) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Dan kebanyakan penelitian juga
menemukan bahwa infeksi HPV memang mempunyai peranan besar untuk semua kasus
kanker serviks ( leher rahim ). Meskipun perjalanan infeksi HPV menjadi kanker serviks
memerlukan waktu yang panjang, sekitar 10-20 tahun, akibatnya penderita yang sudah
terinfeksipun tidak menyadirinya. Selain itu faktor lainnya juga menjadi penyebab
terjangkitnya kanker serviks ini. Berikut beberapa faktor penyebab yang bisa memicu
terjadinya kanker serviks, antara lain:
1. Faktor usia diatas 40 tahun, semakin tua wanita semakin tinggi resiko terkena kanker
serviks
2. Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa di obati
3. Penyakit menular seksual ( sifilis, gonore, herpes simpleks, HIV, kutil kelamin dan virus
HPV
4. Pemakain pembalut yang mengandung bahan dioksin ( diaoksin adalah bahan pemutih buat
pembalut daur ulang )

5. Membersihkan organ vital dengan air yang tidak bersih


6. Bergonta-ganti pasangan seks
7. Wanita yang memiliki banyak anak
Untuk mencegah terjadinya kanker serviks salah satunya adalah Pap Smear, Pap Smear
sendiri merupakan pemeriksaan sederhana yang bisa mendeteksi kelainan pada serviks.
Lakukan Pap Smear secara rutin minimal 6 bln sekali agar kelainan pada serviks bisa
diketahui sejak dini. Serta bisa dilakukan program skrinning dan pemberian vaksinasi.
Sedangkan standart pengobatan kanker serviks biasanya meliputi,operasi pengangkatan,
radioterapi dan kemoterapi. Saat ini juga sudah tersedia obat herbal untuk mencegah kanker
serviks. Sebelum menggunakan obat herbal disarankan untuk berkonsultasi dulu kepada
ahlinya, untuk menghindari hal-hal yang tidak inginkan. Dengan menghindari faktor
penyebabnya semoga kita semua terhindar dari penyakit yang mematikan ini, yaitu Kanker
Serviks. Oleh sebab itu selalu lakukan pola hidup sehat agar tetap sehat dan semangat dalam
mengahadapi hidup.

PERTANYAAN 11 & 14
DEFINISI
Plasenta Previa adalah perdarahan antepartum pada trimester ketiga. Perdarahan yang terjadi
pada implantasi plasenta, yang menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri internum. Letak
placenta tidak semestinya, yaitu dekat jalan keluar bayi atau bahkan menutupi jalan keluar
bayi.

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum
janin lahir, dengan masa kehamilan 22 minggu / berat janin di atas 500 gr.
Solusio plasenta merupakan lepasnya plasenta (organ yang memberi nutrisi kepada janin) dari
tempat perlekatannya di dinding uterus (rahim) sebelum bayi dilahirkan.
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum
janin lahir. Definisi tersebut di atas berlaku pada kehamilan dengan masa gestasi di atas 22
minggu atau berat janin di atas 500 gram.
SOAL PERTANYAAN 12
Perubahan Fisiologis pada Ibu Hamil
Perubahan yang terjadi pada tubuh pada saat hamil, bersalin dan nifas adalah perubahan
yang hebat dan menakjubkan. Sistem-sistem tubuh berubah dengan otomatis menyesuaikan
dengan keadaan hamil, bersalin dan nifas. Berikut ini adalah perubahan-perubahan anatomi
dan adaptasi fisiologis pada sistem tubuh pada masa hamil yaitu sebagai berikut :
1. Uterus
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram akan mengalami
hipertrofi dan hiperpla-sia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot
dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak, dan dapat
mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin(Manuaba, 2010)
2. Ovarium
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematanga folikel ditunda. Biasanya hanya satu
corpus luteum kehamilan dapat ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan hanya
berfungsi maksimal sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya fungsinya
menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16 kehamilan fungsinya digantikan oleh plasenta
untuk menghasilkan estrogen dan progesterone.
3. Vagina dan Perineum
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain terjadinya peningkatan
vaskularitas dan hiperemia (tekanan darah meningkat) pada kulit dan otot perineum, vulva,
pelunakan pasa jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu warna kebiruan pada daerah
vulva dan vagina yang disebabkan hiperemia, serta adanya keputihan karena sekresi serviks
yang meningkat akibat stimulasi estrogen (Aprillia, 2010)

4. Payudara
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 179), pada awal kehamilan
perempuan akan merasakan payudara menjadi semakin lunak. Seletah bulan kedua payudara
akan bertambah ukurannya dan vena vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting
payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman.
Kelenjar sebasea dari areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar.
5. Sirlukasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel
darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi). Sel darah merah semakin meningkat
jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalalm rahim, tetapi pertambahan
sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi yang
disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010; h. 93).
6. Sistem Respirasi
Kapasitas paru secara total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma. Fungsi respirasi
juga mengalami peru-bahan. Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal
volume dan peningkatan konsumsi oksigen 1520% diatas kebutuhan perempuan tidak hamil
(Aprillia, 2010; h. 71-72).
7. Sistem pencernaan
Menurut Djusar Sulin dalam buku Ilmu Kebidanan (2009; h. 185), seiring dengan makin
membesarnya uterus, lambung, dan usus akan tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada
penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat penurunan asam
hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta konstipasi akibat penurunan motilitas usus
besar.
Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa
menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul. Hemorroid juga
merupakan suatu hal yang sering terjadi akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada
bagian bawah karena pembesa-ran uterus.
8. Sistem perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi
gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung
kemih cepat terasa penuh. Hemodelusi menyebabkan metabo-lisme air makin lancar sehingga
pembentukan urine akan bertambah (Manuaba, 2010; h. 94).
9. Kulit
Pada

kulit

terjadi

perubahan

deposit

pigmen

dan

hiperpigmentasi

karena

pengaruhmelanophore stimulating hor-mone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola
mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan meng-hilang (Manuaba, 2010, 94).
10. Metabolisme
Menurut Manuaba (2010, 95) perubahan metabolisme pada kehamilan:
a.

Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, teru-tama pada trimester ketiga.

b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq
per liter disebabkan hemo-delusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
c.

Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan
protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari.
d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e.

Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:


1. Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pemben-tukan tulang janin.
2. Fosfor, rata rata 2 gram dalam sehari.
3. Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari.
4. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.

F. Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5-16,5
kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan 0,5 kg/ minggu.
2.2 Perubahan Fisiologi Sistem Kekebalan pada Ibu Hamil.
Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar immunoglobulin dalam
kehamilan tidak berubah . Imunoglobulin G atau IgG merupakan komponen utama dari
imunoglobulin janin di dalam uterus dan neonatal dini. IgG merupakan satu-satunya
imunoglobulin yang dapat menembus plasenta sehingga immunitas pasif akan diperoleh oleh
bayi. Kekebalan ini dapat melindugi bayi dari infeksi selanjutnya.

2.3 Perubahan pada Sistem Pencernaan


Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan dipengaruhi oleh peningkatan hormon
progresteron dan tekanan uterus yang membesar terhadap organ saluran pencernaan
Perubahan Sistem Pencernaan Yang Dirasakan Ibu Hamil.
1. Trimester I
Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau tanpa terjadinya muntah setiap saat
siang ataupun malam. Apabila terjadi pada pagi hari sering disebut Morning Sickness.

Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada
beberapa wanita ditemukan adanya (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan
persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.
Kondisi lainnya adalah Pica (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat
defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi.
2.4 Perubahan Sistem Muskoloskeletal
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi baik secara hormonal
dengan efek relaksasi jaringan persendian juga secara postural dari berpindahnya pusat
gravitasi.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal Yang Dirasakan Ibu Hamil
2.5.Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular merupakan kompensasi dari pemenuhan
kebutuhan yang meningkat untuk pemenuhan nutrisi dengan adanya janin. Selain itu
pengaruh hormonal terhadap pembuluh darah ikut berperan dalam beberapa perubahan yang
terjadi.
Perubahan Sistem Cardiovaskuler Yang Dirasakan Ibu Hamil :
1. Trimester I
Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahnya
kardiac output. Hidung tersumbat/berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan
progresteron terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi
darah.
PERTANYAAN SOAL 13
TANDA TANDA PERSALINAN
1. Rasa sakit pada daerah panggul dan tulang belakang Salah satu tanda-tanda akan
melahirkan adalah timbulnya rasa sakit yang semakin lama akan makin terasa sakit pada
daerah panggul. Hal ini terjadi karena adanya tekanan tepat di bawah tulang rusuk akibat
adanya pergeseran dan pergerakan perkembangan janin.
2. Rasa nyeri pada daerah selangkangan Tanda-tanda akan melahirkan lainnya adalah
timbulnya rasa nyeri di daerah selangkangan akibat adanya tekanan yang disebabkan posisi
kepala janin sudah turun ke daerah rangka tulang pelvis.

3. Rasa sakit pada daerah perut Menurut Dr Carol J. Grabowski, MD, kepala staf divisi
perempuan di Long Beach Memorial Medical Center, di California mengatakan bahwa Pada
tahap awal persalinan, tubuh seorang wanita mulai melepaskan prostaglandin, yaitu
sekelompok zat yang menyerupai hormon yang menyebabkan rahim berkontraksi serta
membantu untuk melunakkan dan melebarkan leher rahim.
Tetapi prostaglandin juga dapat memberikan rangsangan pada perut. Hal tersebut dapat
menyebabkan timbul rasa sakit pada daerah perut, seperti perut terasa mulas, dan sering
buang angin. Hal ini berakibat ia akan sering buang air besar atau bahkan mengalami
gangguan kehamilan seperti diare. Pada saat yang bersamaan, janin juga akan menekan area
kandung kemih yang menyebabkan ibu hamil akan sering buang air kecil.
4. Keluarnya lendir yang bercampur dengan darah Pada saat masa-masa kehamilan, kondisi
bayi dalam rahim seorang wanita tersumbat oleh adanya gumpalan lendir yang lengket pada
leher rahim, atau biasa disebut dengan mucus. Hal ini merupakan cara menjaga
kehamilan alami untuk melindungi bayi dari infeksi. Pada saat proses kelahiran dimulai,
beberapa keadaan akan terjadi, seperti membukanya servik, terhalaunya gumpalan mucus,
terpisahnya membran yang mengelilingi bayi dan cairan amniotik dari dinding rahim, serta
keluarnya darah dan mucus sebagai cairan lengket berwarna merah muda.
5. Terjadinya kontraksi Menurut seorang profesor klinis asisten ob-gyn di New York
Presbyterian / Columbia Medical Center, di New York City yang bernama Patricia Deanggur, MD, meskipun munculnya kontraksi sering di sebut-sebut sebagai tanda-tanda akan
melahirkan. Namun banyak wanita yang tertipu oleh terjadinya kontraksi yang timbul dalam
beberapa minggu terakhir kehamilan, atau hal tersebut lebih dikenal dengan istilah kontraksi
palsu atau kontraksi Braxton Hicks.

PERTANYAAN SOAL 16
Emesis Gravidarum
Definisi
Emesis Gravidarum adalah keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda.
Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat
peningkatan hormone esterogen, progesterone, dan dikeluarkannya hormone chorionic
gonadothropin plasenta. Hormone-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis
gravidarum (Manuaba,2010;h 227)
Mual dan muntah terjadi 60-80% primi gravida dan 40-60 % multi gravida.
(Prawiroharjo,2006;h.275)

PERTANYAAN SOAL 15 & 20


Tanda dan Gejala Kehamilan
1.

Tanda-tanda persumtif

a.

Aminorea (tidak dapat haid)

Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) agar dapat ditaksir umur
kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL)
Cara penghitungan menggunakan rumur Naegele :
Untuk bulan januari sampai maret : Hari + 7, bulan 3 dan tahun + 1
Untuk bulan april desember : Hari + 7, bulan + 9
b.

Mual dan mutah (nausca dan vomiting)

Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir trimester pertama karena
terjadi pada pagi hari maka disebut Morning Sickness, dan bila mual dan muntah terlalu
sering disebut hiperemesis.
c.

Ngidam (ingin makanan khusus)

Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan
trimester pertama.
d. Tidak tahan dengan bau-bauan
e.

Pingsan (sinkope)

Terjadi gangguan sirkulasi kedaerah kepala (central) menyebabkan iskemia saluran saraf
pusat dan menimbulkan pingsan menghilang setelah 16 minggu.
f.

Tidak ada selera makan (anoreksia)

Hanya timbul pada trimester pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul kembali.
g.

Lelah (fatigue)

h.

Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan

progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara, kelenjar motgomery terlihat lebih
membesar.
i.

Miksi sering

Kandung kemih tertekan oleh tahim yang membesar, gejala ini akan hilang pada trimester
kedua kehamilan dan pada trimester ketiga atau akhir, kehamilan akan muncul lagi karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
j.

Konstipasi/Obstipasi

Karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid


k.

Pigmentasi kulit

Karena pengaruh hormon kortikosteroid plasenta dijumpai dimuka (cloasma gravidarum)


areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra : grisea)
l.

Apulis : hipertrofi dari papil gusi

m. Pemekaran vena-vena (varices)


Dapat terjadi pada kaki, baris dan vulva biasanya dijumpai pada trimester III
SOAL PERTANYAAN 18

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal
4 kali selama kehamilan dalam waktu :
a.

Trimester I : 1 x kunjungan (sebelum 14 minggu)

b.

Trimester II : 1x kunjungan (14-28 minggu)

c.

Trimester III : 2 x kunjungan (28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36)

Namun demikian dirasakan ibu hamil untuk memeriksa kehamilannya dengan jadwal sebagai
berikut :
a.

Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat 1

bulan.
b.

Usia kehamilan < 28 minggu (7 bulan) : 4 minggu sekali kunjungan

c.

Usia kehamilan 26-36 minggu (7-9 bulan) : 2 minggu sekali kunjungan

Anda mungkin juga menyukai