PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Industri farmasi merupakan industri yang keberadaannya diatur secara
ketat oleh pemerintah melalui BPOM karena perannya yang tidak lepas dari
dunia kesehatan. Di Indonesia sendiri Industri farmasi merupakan salah satu
industri yang berkembang cukup pesat dengan pasar yang juga terus
berkembang. Berdasarkan data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) pertumbuhan industri farmasi di Indonesia rata-rata mencapau 13% per
tahun selama tahun 2006-2011, sedangakan total angka penjualan dari sektor
farmasi pada tahun 2010 sebesar Rp 38,5 triliun dan meningkat menjadi Rp 43,1
triliun pada tahun 2011.
Sebagai salah satu industri penting yang berkaitan erat dengan dunia
kesehatan, ada banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia
dalam rangka menyokong dan meningkatkan kualitas dari industri farmasi
tersebut. Diantaranya melalui pasal 171 (1) UU 36 tahun 2009 tentang kesehatan
dimana belanja pemerintah minimal harus 5% dari total anggaran untuk
keperluan konsumsi farmasi dan kesehatan masayarakat Indonesia, hal tersebut
dimaksudkan untuk turut membantu pertumbuhan ekonomi industri farmasi di
Indonesia. Dari segi kualitas secara berkala pemerintah melalui BPOM telah
mengeluarkan regulasi mengenai Cara Pembuatan Obat yang Baik atau CPOB,
dimana melalui regulasi ini, industri farmasi dituntut untuk memiliki standar
minimal baku yang secara tidak langsung meningkatkan kualitas perusahaan
maupun produk yang dihasilkan. Indonesia sendiri saat ini berlaku Pedoman
CPOB 2012 yang disertai dengan petunjuk operasional pelaksanaannya (POPP
CPOB 2012), dimana regulasinya diatur dalam Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No HK.03.1.33.12.12.8195
tahun 2012 tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Sejarah PT Sanbe Farma
PT. Sanbe Farma secara resmi didirikan pada tanggal 28 Juni 1975
oleh Drs. Jahja Santoso, Apt. Pabrik pertama di Jl. Kejaksaan no.35 Bandung,
mulai melakukan produksi sebagai industri rumah tangga (home industries)
dengan jumlah karyawan hanya 3 orang. Produk pertama diproduksi adalah
Kapsul Colsancetine.
Memasuki tahun 1992, Sanbe Farma mulai memproduksi obat-obatan
Over The Counter (OTC) salah satunya adalah Sanaflu. Setelah tiga puluh tahun,
Sanbe Farma menjadi perusahaan farmasi terbesar di Indonesia dan menurut IMS
report tahun 2007. Sanbe Farma menempati posisi teratas dari 205 industri
farmasi, termasuk 41 industri multinasional di Indonesia. Dari lima belas produk
ethical yang diresepkan di Indonesia, empat produk berasal dari Sanbe Farma.
Jangkauan pasar Sanbe Farma mencakup lebih dari 60.000 dokter yang
dilayani oleh 1.000 medical representatif, melalui jaringan distributor yang terdiri
dari 1.100 sales, 35 cabang, 60 sub depot, dan industri dengan 8000 personel.
Seluruh fasilitas di Indonesia sesuai dengan cGMP Indonesia untuk pabrik
farmasi dan sesuai dengan Standar Internasional.
Sanbe Farma mempunyai 22 pusat distribusi di seluruh Indonesia.
Seluruh produk Sanbe Farma dipasarkan melalui distributor tunggalnya, PT Bina
San Prima. Dengan demikian, distribusi produk dapat terkoordinasi dengan baik.
Untuk meningkatkan peran sertanya dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada
masyarakat,
Sanbe
Farma
juga
mendirikan
Santosa
Bandung
International Hospital.
Dengan pesatnya perkembangan ilmu kesehatan dan bioteknologi,
Sanbe Farma saat ini juga mengembangkan obat-obat modern berbasis
bioteknologi seperti vaksin, protein, dan hormon. Seluruh kegiatan operasional
Sanbe Farma dilaksanakan oleh tiga unit pabrik. Unit I dan II terletak di
Kawasan Industri Leuwigajah sedangkan Unit III berada di Kawasan Industri
Cimareme. Unit I memproduksi sediaan padat, semipadat, dan cair (nonantibiotik). Unit II memproduksi sediaan -laktam (derivat penisilin) dan
3
sefalosporin, sedangkan Unit III memproduksi sediaan steril yaitu infus, injeksi,
tetes mata, salep mata, dry injection, dan hemodialisa serta produksi fat.
Selain memproduksi produk sendiri, Sanbe Farma juga memproduksi
obat ethical dengan lisensi dari perusahaan lain. Beberapa perusahaan asing
yang memberikan lisensi ke Sanbe Farma diantaranya : (1) A.Menarini (Italia).
Produknya antara lain Damaben, Dilmen, dan Rhetoflam 2,5%. (2) Dr. Winzer
(Jerman). Produknya antara lain Betam-Ophtal, Crom-Ophtal, Tim-Ophtal 0,5%,
0,25%, dan Betagentam. (3) Zambeletti (Italia). Produknya adalah Urotractin.
Sanbe juga memproduksi beberapa macam obat antikanker (oncology).
Perusahaan ini adalah yang pertama membuat di rumah sendiri. Sebelumnya,
perusahaan lainnya mengimpor dari perusahaan asing (China, India, atau Eropa).
Misal PT Ferron ambil dari Ebewe dan Dr. Redish, Kalbe ambil dari China.
Perusahaan lain yang masih impor produk onkonya adalah Novel, Combiphar,
dan Tempo Scan.Namun, trend saat ini pada ngikuti Sanbe misal Dexa Medica
lagi bikin plant Onko juga. Investasi di lini produk ini sungguh menguntungkan
karena harga obatnya mahal, masih jarang, dan banyak dibutuhkan.
Obat lini onkologi Sanbe yaitu Doxetasan (docetaxel), Getanosan
(gemcitabine), Rasteo (vikristin), Romisan (irinotecan), Rubisandin (epirubicin
HCl), Sanbelat (bleomisin), Sandobicin (doksorubisin), Sanotrexat (metotreksat),
Sanroxa (oxaliplatin), Santotaxel (paclitaxel) (Upss, seperti biasa merek obat
Sanbe pasti ada kata SAN nya).
PT Sanbe Farma Sterile Preparation Plant (Unit III) yang berlokasi di
Jl. Industri Cimareme No.8 Padalarang merupakan unit Sanbe Farma yang
menempati lahan seluas 2,9 hektar ini menggunakan teknologi terbaru yang
dikhususkan untuk produksi dan pengemasan sediaan steril. Pembangunan unit
III dimulai tahun 2000 dan selesai pada Desember 2004. Peluncuran produk baru
unit III dilaksanakan pada bulan Oktober 2005, dan peresmian unit III dilakukan
pada 4 November 2006 oleh Menteri KesehatanRI.
Produk yang diproduksi oleh unit III digolongkan menjadi dua yaitu
produk Small Volume Parenteral (SVP) meliputi ampul, infus botol, tetes mata,
salep mata, dan dry injection dan produk Large Volume Parenteral (LVP)
meliputi sediaan infus dalam kemasan soft bag dan larutan hemodialisa.
Produksinya dilakukan melalui proses aseptis dan terminal sterilization. Produk
digunakan untuk mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor.
Sanbe Farma telah disertifikasi oleh Badan POM dan Badan
Internasional (Sertifikat dari HSA, Singapura). Sertifikat CPOB dan Badan POM
untuk sediaan infus antibiotik, infus non antibiotik, sediaan injection, sediaan dry
injection, sediaan sterile eye drops, sediaan sterile eye ointment antibiotic,
sediaan sterile eye ointment non antibiotic.
PT. Sanbe Farma yang bermotokan Where Quality Counts terus menerus
meningkatkan nilai lebih tinggi bagi konsumen dalam hal kualitas dan
ketersediaan obat.
a. Visi Perusahaan
Visi PT. Sanbe Farma adalah perusahaan berbasis inovatif dan teknologi
sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi dunia.
b. Misi Perusahaan
Misi PT. Sanbe Farma adalah menjadi perusahaan farmasi yang terunggul
dalam inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi farmasi serta medis.
II.4. Deskripsi Kerja
10
menyangkut
kebijaksanaan
pengembangan
perusahaan
dan
manajemen mutu.
e. Meninjau dokumen sistem mutu minimal 1 tahun sekali dan
merencanakan penyempurnaan secara bertahap.
f. Mengusulkan jadwal rapat tinjauan manajemen kepada Kepala Direktur
menetapkan agenda-agenda rapat dan bertindak sebagai notulis pada rapat
tinjauan manajemen.
g. Menyusun jadwal audit mutu internal dan mengatur penugasan tim audit
(audit mutu internal dilaksanakan minimal 6 bulan sekali atau lebih sering
sesuai dengan tipe aktivitas yang harus di audit dan dengan
mempertimbangkan hasil audit sebelumnya).
h. Menganalisis rangkuman hasil audit dan melakukan tindak lanjut agar
pada periode audit berikutnya dicapai implementasi sistem yang lebih
efektif.
i. Menganalisis rangkuman dari hasil pengukuran quality objective dari
seluruh unit kerja dan mengusulkan tindakan perbaikan dan pencegahan.
j. Melakukan tindak lanjut terhadap hasil audit oleh lembaga sertifikasi
sistem mutu setiap 6 bulan.
3. Divisi Sumber Daya Manusia
Tugas dan fungsi dari Divisi Sumber Daya Manusia, yaitu:
a. Mengkoordinasikan perumusan perencanaan dan pemberdayaan pegawai
(man power planning), sesuai kebutuhan Perusahaan.
b. Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan, penempatan dan
pengembangan pegawai.
11
penempatan,
penyimpanan
dan
atau
perusahaan
(komputer,
kendaraan
dinas,
kendaraan
operasional).
4. Bagian Sekretariat
Tugas dan fungsi dari Bagian Sekretariat, yaitu:
a. Pelaksanaan koordinasi perencanaan program, anggaran dan laporan
perusahaan.
b. Pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketatalaksanaan.
c. Pengelolaan administrasi kepegawaian.
d. Pengelolaan surat menyurat, dokumentasi, rumah tangga perusahaan,
kearsipan dan perpustakaan.
e. Pemeliharaan rutin gedung dan perlengkapan/peralatan kantor.
f. Memberikan peringatan dini/awal kepada Direktur Utama atas potensi
masalah yang mungkin akan timbul akibat tidak dilaksanakannya
kebijakan perusahaan.
g. Membina hubungan dengan Instansi dari Luar Perusahaan agar diperoleh
informasi lebih dini tentang perkembangan Internal Audit Standard yang
berlaku.
5. Manajer Keuangan
12
secara profesional.
f. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pekerjaan setiap
bagian
13
1. Opportunity/Peluang
a. Besarnya penduduk Indonesia dan masih rendahnya konsumsi obat per
kapita.
b. Sanbe Farma memiliki International Operations di 12 negara. Dengan
demikian, kesempatan Sanbe Farma untuk menjadi pemain global
semakin terbuka lebar.
c. 12 Januari 2006, Sanbe Farma meresmikan pabrik infus steril kemasan
softbag pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Dibukanya
Santosa Bandung International Hospital. RS ini akan menjadi rumah
sakit pertama untuk pendistribusian Infus dan beberapa produk baru
Sanbe Farma lainnya. Infus menyasar pasar menegah ke atas. Dengan
semakin bertumbuh suburnya rumah sakit mewah (Brawijaya Woman
and Children Hospital, Siloam Geneagles, Medikaloka Health Care),
Produk Sanbe Farma ini akan dengan mudah diserap olah pasar.
d. Sanbe Farma Mendirikan San-Clin-Eq, sebuah lembaga pengujian
BA/BE, dengan peluang pasar yang menjanjikan dan jumlah pemain
yang masih lenggang, peluang San-Clin-Eq bersaing di industri
pengujian BA/BE masih sangat besar.
2. Treath/Ancaman
a. Persaingan pasar produk infus sangat ketat, karena pasar produk infus
dikuasai oleh Otsuka. Hal tersebut merupakan tantangan bagi sanbe untuk
bisa merebut pasar infus di Indonesia. Sanbe harus menerapkan
manajemen SDM yang professional sehingga dapat menjamin adanya
regenerasi yang akhirnya diharapkan tetap bisa mempertahankan sanbe
sebagai perusahaan farmasi no 1 di Indonesia.
14
15
domba, babi, dan sapi, bahkan kuda). Divisi Veteriner Sanbe ini berkembang cukup
baik. Buktinya, mereka kemudian mampu melebarkan sayap ke obat-obatan untuk
sektor perikanan dengan meluncurkan tiga produk akuatik. Bersifat B to B,
pemasaran obat hewan tentu memberikan tantangan tersendiri bagi mereka.
Memasuki 1987, Sanbe sudah berhasil merebut kepercayaan dunia luar. Pada
tahun itu mereka meneken kerja sama Internasionalnya yang pertama dengan
Zambeleti/Eurodrugs. Lalu, dua tahun kemudian, mendapatkan lisensi untuk
memproduksi dan memasarkan obat-obatan dari dari Menarini, salah satu perusahaan
farmasi tertua di Italia (yang pada 2003 membukukan nilai penjualan US$ 2,32
milyar).
Kerja sama dengan Menarini yang terkenal dengan produk-produk uji glukosa
dan urine itu membukakan Sanbe pintu untuk memasuki pasar produk diagnostik.
Kerja sama internasional lainnya yang dilakukan kemudian membawa Sanbe ke
bisnis-bisnis lain yang masih terkait dengan kesehatan, termasuk produksi dan
pemasaran Optalmologik (Sanbe Vision), Dermatologik (Sanbe Skin Care),
Bioteknologi (Sanbe Biotech and Reserach Centre). Mereka juga melakukan kegiatan
ekspor, walau belum besar, ke beberapa negara Asia (terutama Asia Tenggara) dan
Afrika.
Karena pasar telah didominasi pesaing yang menguasai sampai 80% pangsa,
Sanbe harus menawarkan sesuatu yang baru. Menanamkan investasi US$ 25 juta,
mereka mendatangkan teknologi canggih dari Prancis. Sistem sterilisasi yang
digunakan pun dipilih yang beda, demikian pula kemasan produknya yang tahan
panas.
16
Merek
Amoxycillin
100 tablet)
Generik (Indofarma) Rp 40.340
tablet 500mg
Harga (per
Keterangan
Produk Sanbe
Pehamoxil Forte
(Phapros)
Cefadroxil
produk originator.
Generik (Hexpharm) Rp 198.000 Produk Sanbe
tablet 500mg
Longcef (Dankos)
Dexacef (Ferron)
Docef (Kimia
Farma)
Ciprofloxacin
tablet 500mg
Scanax (Tempo
Scan)
Quidex (Ferron)
17
Phaproxin (Phapros)
Amoxycillin
500mg
Augmentin
+ asam
(originator)
klavulanat
Claneksi (Sanbe)
125mg
Clavamox (Kalbe)
Dexyclav (Dexa)
Palentin (Phapros)
Paracetamol
originator.
Produk Sanbe
500mg
termahal di antara
Sanmol (Sanbe)
generik bermerek
Rp 15.750
Bodrex Forte
Rp 14.500
(Tempo Scan)*
Rp 17.000
Pamol (Interbat)
originator, tetapi
kurang dari dua kali
Rp
Rp 80.730
tergolong mahal di
Rp 57.500
antara generik
bermerek dari
Vit B1 100mg
mcg
Generik **
18
Scan)
Rp 50.000
Neurodex (Dexa)
Bioneuron (Phapros)
Cefotaxime vial Generik (Hexpharm) Rp 23.100
1000mg***
Rp 78.000
antara generik
Kalfoxim (Kalbe)
Clacef (Dexa)
Rp 99.000
produsen Top 10
Soclaf (Soho)
Rp 75.000
produk originator.
Produk Sanbe
Rocephin
(originator)
Terfacev (Sanbe)
Broadced (Kalbe)
Tricefin (Dexa)
Cefaxon (Kimia
Farma)
harga produk
originator.
19
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
PT Sanbe Farma merupakan group perusahaan farmasi yang
melaksanakan pengembangan formulasi, produksi, dan penjualan produk obat
yang aman dan berkualitas tinggi. Sanbe Farma didirikan oleh bapak Jahja
Santosa Apt pada tahun 1975. Unit yang pertama kali berdiri adalah Unit I yang
bertempat di Leuwigajah. Pada mulanya Unit I ini memproduksi obat steril dan
obat non steril. Pada tahun 1985 Sanbe mulai memproduksi obat-obatan -
20
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2012. Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. HK.03.1.33.12.12.8295 tahun
2012 tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. Jakarta.
Dbs.
2013.
PeluangBesar
di
Industri
Farmasi
2014.http://indonesia-
pharmacommunity.blogspot.com/2013/05/peluang-besar-di-industri-farmasi2014.html.
Enda, Winda Gusti. 2011. Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di PT.
Indofarma (Persero) Tbk. Jalan Indofarma Bo. 1 Cikarang Barat 17530
Bekasi. Universitas Sumatera Utara.
Kementrerian Perindustrian Republik Indonesia. 2014. Industri Farmasi Indonesia
Tumbuh RP 37 T. httP://www.kemenperin.go.id/artikel/1420/Industri-FarmasiIndonesia-Tumbuh-.
21
Pane, Syabrina Naulita. 2011. Laporan Praktik Kerja Profesi Farmasi Industri di PT.
Sanbe Farma Unit II Cimahi. Universitasi Sumatera Utara.
Sormin, Denny Dina Fransiska. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Pendanaan Perusahaan Sektor Farmasi.
22