PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bukan hal yang baru bahwa tahun 2015 merupakan tahun krisis ekonomi
global sebagai dampak dari krisis di Yunani dan Eropa, perekonomian Indonesia
sedikit banyaknya mengalami dampak krisis tersebut untuk komoditi- komoditi
ekspor ke negara terdampak krisis. BPS melaporkan, ekonomi Indonesia pada
triwulan tiga 2015 tumbuh 4,73% terhadap triwulan tiga 2014. Ini peningkatan
dibanding 4,67 % pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (April-Juni), yang
merupakan angka terendah selama enam tahun.
Laju pertumbuhan melambat dibanding capaian triwulan tiga tahun 2014,
yang tumbuh 4,92%.Berdasarkan pernyataan di situs resmi BPS, pertumbuhan
didorong dari sisi produksi dan pengeluaran.Dari sisi produksi, pertumbuhan
didorong oleh hampir semua lapangan usaha. Capaian tertinggi ialah usaha
Informasi dan Komunikasi, yang tumbuh 10,83 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai Komponen
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 6,56%, diikuti Komponen Pengeluaran
Konsumsi LNPRT dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga. Adalah
suatu fakta bahwa tingkat kosumsi Indonesia tergolong tinggi dalam posisinya
sebagai negara berkembang.
Untuk sektor industri energi dan otomotif masih menjadi primadona PDB
negara. Kementerian Perindustrian optimistis sektor industri terus menggeliat tahun
depan. Pertumbuhan industri ditargetkan mencapai 5,7 persen.Menurut Menteri
Perindustrian Saleh Husin, pihaknya ingin terus menjaga konsistensi pertumbuhan
industri lebih tinggi daripada angka pertumbuhan ekonomi nasional.
bisnis
merupakan
instrumen
penting
dalam
meningkatkan
Bab ini menjelaskan kegiatan serta cara-cara yang penulis tempuh dalam
melakukan penelitian guna mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
dengan permasalahan yang dikaji.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan seluruh hasil
penelitian yang diperoleh penulis. Di dalamnya berisi tentang analisis dan
pemecahan masalah yang dikaji dalam tugas akhir ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan dari penelitian yang telah
dilaksanakan beserta saran untuk masalah dalam penelitian ini.
BAB 2
2.1.
usaha
menurut
Hadori
Yunus
(1981
pengertiannya
224)
adalah:
standar
akuntansi
internasional,
menghasilkan
Norwalk
agreement yang merevisi kembali IFRS 3 tahun 2004 sehingga terbitlah IFRS
6
serta
input
dan
entitas yang
berbentuk
peseroan
terbatas
dinyatakan
dalam
ekuitasentitas
yang
dimaksud.
Pembahasan
selanjutnya
sementara harga pasar perlembar adalah Rp 1.500. PT. pinokio mencatat ayat jurnal
berikut:
Investasi saham PT. Abunawas
Rp 1.500.000.000
Model Saham
Rp
1.000.000.000
Rp
500.000.000
HARGA AKUISISI
2.1.2.1.
Nilai investasi pada tanggal akuisisi dicatat sebesar harga perolehan. Biaya
terkait akuisisi adalah biaya yang dikeluarkan pihak pengakuisisi dalam rangka
kombinasi bisnis, yang meliputi biaya makelar, hukum, akuntansi, penilaian, dan
biaya profesional atau konsultasi lainnya; serta biaya administrasi umum, termasuk
biaya pemeliharaan departemen akuisisi internal yang dicatat sebagai beban pada
periode akuisisi. Khusus biaya pendaftaran serta penerbitan efek utang dan efek
ekuitas sesuai dengan PSAK 22 revisi 2010 diakui berdasarkan ketentuan dalam
PSAK 55 (revisi 2006 ) instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran.
Contoh: Pada tanggal 1 januari 2012, PT. intiseka mengakuisisi saham biasa PT.
andaika sebanyak 4 juta lembar dengan harga per saham Rp 1.400. pengeluaranpengeluaran lain sehubungan dengan akuisisi tersebut antara lain.
_ Biaya akuntan, perusahaan penilai, dan pihak independen lain yang terlibat
akuisisi Rp 200 juta
_ pengeluaran sehubungan dengan surat menyurat Rp 15.000.000
Harga akuisisi dibayar dengan menerbitkan saham PT. intiseka sebanyak 2
juta lembar dengan nilai nominal Rp 2000 dan harga pasar Rp 2.800 per lembar.
Saham ini diberikan kepada pemilik lama 4 juta lembar saham PT. andaika.biaya
konsultan dan pengeluaran lainnya dibayar per kas tunai.
Dengan demikian harga perolehannya adalah 4 juta lembar x Rp 1.400 per
saham = Rp 5,6 miliar, yang merupakan nilai investasi pada tanggal 1 januari 2012
transaksi ini dicatat sebagai berikut:
Investasi dalam saham biasa
Rp 5.600.000.000
10
Beban
Rp
215.000.000
Rp4.000.000.000
Rp1.600.000.000
Kas
Rp 215.000.000
Akuisisi saham akan diakui dengan registrasi saham. Biaya registrasi saham pada
dasarnya merupakan biaya langsung akuisisi, tetapi tidak satu paket dengan harga
akuisisi. Biaya langsung yang tidak satu paket dengan transaksi akuisisi
diperlakukan sebagai pengurang tambahan modal disetor. Dalam transaksi akuisisi
diatas, misalkan perusahaan mencatat saham dengan biaya Rp 100 juta per kas,
PT. intiseka akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
Tambahan modal disetor
Kas
Rp 100 juta
Rp 100 juta
Jadi tambahan modal disetor PT. intiseka berkurang sebesar Rp 100 juta akibat
pencatatan saham PT. andaika yang diakuisisi tersebut.
yang
baik yang
nonpengendali.
Harga akusisi sebesar Rp5,6 miliar mencerminkan harga wajar atas 80%
bank suara PT Andika. Karena kepentingan nonpengendali juga harus nilai pada
harga wajar sesuai PSAK 22 revisi 2010 maka harga diakusisi sebesar Rp5,6 miliar
11
dapat dijadikan rujukan harga wajar untuk 20% kepentingan nonpengendali. Jika
harga wajar untuk 80% hak suara adalah Rp5,6 miliar, maka harga pasar untuk
100% adalah Rp7 miliar (Rp5,6 miliar/80%). Dengan demikian harga nonpengendali
adalah Rp1,4 miliar (20% x Rp7 miliar). Perhitungan harga wajar kepentingan
nonpengendali ini bukan satu-satunya teknik yang diizinkan. Jika terdapat bukti lain
yang lebih valid, dapat diterapkan teknik perhitungan lain untuk kepentingan
nonpengendali. Jadi, harga wajar kepentingan nonpengendali bisa saja lebih besar
atau lebih kecil dari Rp1,4 miliar.
2.4.1. GOODWILL DAN DISKON PEMBELIAN
Goodwill merupakan selisih lebih harga akusisi dengan nilai wajar ekuitas yang
diakuisasi PSAK 22 menyatakan goodwill dialokasikan ke pihak pengendali
(perusahaan induk) dan kepentingan nonpengendali.
Dengan demikian, nilai goodwill adalah selisih lebih dari penjumlahan harga ekuitas
yang diakusisi dan harga wajar pepentingan nonpengendali, dengan total nilai wajar
kekayaan entitas yang diakuisisi:
Harga ekuitas yang diakuisisi
xxx
xxx
xxx
(xxx)
Goodwill
xxx
aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih, serta mengakui setiap aset atau
liabilitas tambahan yang dapat diidentifikasi dalam pengkajian kembali tersebut.
PSAK 22 mensyaratkan pihak pengakuisisi juga mengkaji kembali prosedur yang
digunakan untuk mengukur jumlah yang diakui pada tanggal akuisisi bagi hal-hal
berikut:
(a) Aset teridentifakasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih:
(b) Kepentingan nonpengendalian pada pihak yang diakuisisi, jika ada;
(c) Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara berpahap, kepentingan ekuitas
pihak pengkuisasi yang dimiliki sebelunya pada pihak yang diakuisisi; dan
(d) Imbilan yang dialihkan
Jika selisih lebih nilai wajar entitas yang diakuisisi tetap ada, pihak pengkuisisi
mengakui keutungan yang dihasilkan dalam laporan laba rugi pada tanggal akusisi.
Keutungan tersebut diatribusikan kepada pihak pengakuisisi.
2.5. PEMBUKUAN ENTITAS PENGKUISISI SETELAH KOMBINASI BISNIS
Akuisisi ekuitas dalam kombinasi bisnis membuat pihak pengakuisisi menjadi induk
dan pihak yang diakuisisi sebagai anak. Hal ini akan dibahas secara khusus dalam
Bab 3. Entitas
Prosedur akutansi investasi pihak pengkuisisi dalam ekuitas entitas yang
diakuisisi dalam banyak hal dilakukan sesuai dengan PSAK 15 (revisi 2009):
Investasi dalam entitas asosiasi yang mensyarakat penerapan metode ekuitas.
Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya diperoleh
dan jumlah tercatat tersebut ditambah atau dikurangi untuk mengakui bagian
investor, yang dalam hal ini adalah pihak pengakuisisi, atas laba atau rugi
invesestee (entitas yang diakuisisi) setelah tanggal peroleh. Bagian investor atas
laba/rugi investee dicacat sebagai pendapat investasi, dengan ayat jurnal berikut:
Investasi dalam ekuitas
xxx
Pendapat investasi
xxx
Distribusi laba atau dividen (kecuali dividen saham) yang diterima dari
investee mengurangi nilai tercatat investasi yang dicacat investor sebagai berikut:
Piutang Dividen
xxx
13
xxx
xxx
xxx
Bangunan undervalue
500.000.000
Tanah undervalue
800.000.000
Keterangan
(150.000.000)
14
Goodwill
Jumlah
200.000.000
500.000.000
jt
Rp 5.200.000.000
400.000.000
Nilai investasi
Rp 5.560.000.000
Jika diurai berdasarkan komponennya, maka nilai investasi itu adalah sebagai
berikut:
Investasi = kekayaan bersih investee yang dimiliki + selisih investasi.
informasi mengenai kekayaan investasi dan saldo selisih investasi pada
tanggal dimaksud. Peraga 2-2 menyajikan informasi tentang aset, liabilitas, dan
goodwill penyebab harga akuisisi (investasi) berbeda dari nilai buku kekayaan
entitas yang diakuisisi. Jika seluruh persediaan PT andaika pada tanggal akuisisi
telah terjual selama tahun 2012, hal ini menunjukan bahwa selisih investasi yang
disebabkan oleh overvalue persediaan akan nihil. Hal ini juga berlaku untuk seluruh
aset lainnya seperti piutang yang diterima, bangunan yang akan habis masa
pakainya, dan tanah yang mungkin akan terjual. Utang pajak juga harus dilunasi,
sementara goodwill akan mengalami pernurunan nilai. PSAK 15 mensyaratkan
bagian investor atas laba/rugi investee disesuaikan dengan perubahan nilai tersebut.
Pada tahun 2012, persediaan yang terjual, bangunan yang disusutkan, dan
penurunan nilai goodwill kombinasi bisnis akan mengubah selisih harga akuisisi
(nilai investasi) PT Intiseka yang harus disesuaikan.
Terjualnya persediaan oleh PT Andaika akan menyebabkan overvalue
persediaan harus dipulihkan. Karena kondisi overvalue menurunkan harga akuisisi
(nilai investasi), maka PT Intiseka harus memulihkan nilai investasi sebesar Rp280
juta (80% x Rp 350 juta) dengan jurnal sebagai berikut:
Investasi
Pendapatan investasi
Rp 280.000.000
Rp 280.000.000
Selisih investasi dengan nilai buku akibat bangunan yang undervalue sebesar
Rp 400 juta (80% x Rp 350 juta) akan menyebabkan naiknya harga akuisisi.
Bangunan merupakan aset tetap yang dibeli bukan untuk dijual kembali seperti
persediaan, melainkan untuk dipakai dalam operasi normal perusahaan. Nilai
bangunan PT Andaika akan terus menurun selama 10 tahun umur ekonomisnya.
15
Karena itu, nilai investasi harus diturunkan setiap tahun sebesar Rp 40 juta (Rp 400
juta/ 10 tahun) untuk menyesuaikan penurunan nilai bangunan tersebut dengan
ayat jurnal berikut:
Pendapatan investasi
Investasi dalam saham
Rp 40 juta
Rp 40 juta
Rp 10 juta
Rp 10 juta
Rp 160.000.000
Overvalue persediaan
Undervalue bangunan
Goodwill di-impair
Total pendapatan investasi
280.000.000
( 40.000.000)
( 10.000.000)
Rp 390.000.000
Rp 5.600.000.000
390.000.000
(80.000.000)
Rp5.910.000.000
16
Rp 5.280.000.000
630.000.000
Rp 5.910.000.000
Kekayaan investasi per 31 Desember 2008 sebesar Rp 6.6 miliar berasal dari:
Kekayaan 1 januari
Rp 6.500.000.000
200.000.000
(100.000.000)
Rp
6.600.000.000
PERAGA 2-3
1/1/2012
Amortisasi
31/12/2012
Piutang usaha
Rp (400.000.000)
Persediaan-overvalue
-
Rp (400.000.000)
(280.000.000)
280.000.000
Bangunan
360.000.000
400.000.000
40.000.000
Tanah
640.000.000
640.000.000
(120.000.000)
Goodwill
150.000.000
160.000.000
10.000.000
17
Jumlah
Rp630.000.000
Rp 400.000.000
Selisih investasi tersebut suatu saat akan menjadi nol. Aset akan menjadi nol
melalui proses penjualan, penyusutan, amortisasi atau bahkan kerusakan, hilang,
atau ditarik dari operasi karena teknologi yang tidak sesuai lagi. Sementara itu,
utang akan menjadi nol melalui proses pelunasan atau pembebasan utang. Apabila
aset atau utang yang menjadi factor penyebab selisih investasi pada saat akuisisi
menjadi nol, investor harus mengoreksi nilai investasinya. Apabila selisih investasi
menjadi nol, maka
Investasi = jumlah kekayaan investasi yang dimilki investor
Misalkan pada tahun 2040 selisih investasi telah seluruhnya diamortisasi. Apabila
kekayaan pemegang saham PT Andaika sebesar Rp 10 miliar, maka nilai investasi
adalah 80% x Rp10 miliar = Rp 8 miliar.
Apabila pada saat akuisisi tidak terdapat selisih investasi dengan nilai
kekayaan yang diperoleh, atau harga investasi pada saat akuisisi sebesar nilai buku
kekayaan investee yang diakuisisi, maka jumlah kekayaan investee yang dimiliki
mencerminkan nilai investasi dan tidak ada amortisasi selisih investasi yang
mempengaruhi investasi serta pendapatan investasi.
Misalkan harga perolehan investasi dalam saham PT Andaika pada tanggal 1
januari 2012 adalah Rp 5,2 miliar untuk 80% saham. Nilai investasi tersebut sama
dengan jumlah kekayaan PT Andaika yang dimiliki saat itu, yakni 80% x Rp 6.5 miliar
= Rp 5,2 miliar. Apabila pada tahun 2012 PT Andaika laba sebesar Rp 200 juta dan
membagi dividen Rp 100 juta, kekayaan PT Andaika per 31 Desember 2012 adalah
sebesar Rp 6.500.000.000 + Rp 100.000.000 = Rp 6.600.000.000. karena itu, nilai
investasi PT Intiseka menjadi sebesar 80% x Rp 6,6 miliar = Rp 5,28 miliar atau
meningkat Rp 80 juta dari tanggal 1 januari 2012.
xxx
Undervalue
Overvalue
Aset tidak berwujud (goodwill dll)
Total pendapatan investasi
(xxx)
xxx
(xxx)
xxx
18
Apabila selisih investasi sudah menjadi nol melalui proses amortisasi dan
impairment, pendapatan investasi hanya bersumber dari laba entitas investee
kecuali terjadi kasus lain yang akan dibahas dalam bab 5 dan 6. Misalkan pada
tahun 2040 setelah semua selisih investasi menjadi nol, PT Andaika mengumumkan
laba sebesar Rp400 juta. Jadi, pendapatan investasi PT Intiseka adalah 80% x Rp
400 juta = Rp 320 juta.
Pendapatan Invetasi Diakon pembelian
PSAK 15 revisi 2009 paragraf 20 (b) mengatakan bahwa setiap selisih bagian
investor atas nilai wajar dan liabilitas yang teridentifikasi dari entitas asosiasi
terhadap biaya perolehan investasi dimasukkan sebagai penghasilan dalam
menentukan bagian investor atas laba atau rugi entitas asosiasi pada periode
investasi diperoleh. Dalam kasus kombinasi bisnis PT Intiseka dan PT Andaika, jika
terdapat diskon pembelian sebesar Rp 20 juta seperti yang telah dijelaskan, maka
perhitungan pendapatan investasi adalah sebagai berikut:
Laba investee (80% x Rp 200juta)
Rp 160.000.000
2.7.
Overvalue persediaan
Undervalue bangunan
Untung diskon pembelian
Total pendapatan investasi
280.000.000
(40.000.000)
20.000.000
Rp 420.000.000
(dividen). Jadi, laba entitas investee tidak boleh diakui sebagai pendapatan oleh
investor. Karena itu, tidak ada ayat jurnal penyesuaian yang dibuat entitas investor
atas pengumuman laba investee.
Jika pihak investee mengumumkan dividen, hal ini merupakan bukti
pendapatan bagi investor, yakni pendapatan dividen. Investor akan mencatat
pengumuman dividen tersebut sebesar jumlah yang akan di peroleh berdasarkan
jumlah kepemilikan atas saham, dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Piutang Dividen (dividen x % kepemilikan saham)
Pendapatan Dividen
xxx
xxx
Rp 80 jt
Rp 80 jt
Piutang dividen
Pendapatan investasi
Rp 180 juta
Rp 160
juta
Investasi dalam saham
Rp
20 juta
Rp 180 juta
Rp 180
juta
Apabila laba yang diumumkan PT Andaika ternyata sebesar Rp 200 juta,
maka PT Intiseka harus melakukan koreksi atas pendapatan sebesar Rp 20 juta
karena pendapatan tersebut telah melebihi hak atas laba. Ayat jurnal koreksinya
adalah:
Pendapatan dari PT Andaika
Investasi dalam saham PT Andaika
Rp 20 juta
Rp 20 jtua
21
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1.
JENIS PENELITIAN
Menurut
Sugiyono
(2003:
11)
penelitian
berdasarkan
tingkat
Penelitian diskriptif
Penelitian komparatif
Penelitian
komparatif
adalah
suatu
penelitian
yang
bersifat
Penelitian asosiatif
Penelitian
asosiatif
merupakan
penelitian
yang
bertujuan
untuk
mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan
komparatif karena dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat
berfungsi unguk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
22
SUBJEK PENELITIAN.
Subjek penelitian ini adalah salah satu bab yang terdapat dalam silabus
teknik
pengambilan
informasi
yang
digunakan
adalah
melalui
studi
peraturan-peraturan,
ketetapan-ketetapan,
buku
tahunan,
dengan
penelitiannya.
23
hendaknya
mengenal
atau
tidak
merasa
asing
dilingkungan
sumber
yang
tepat
dalam
waktu
yang
Tujuan Studi
singkat.
Kepustakaan
Peneliti akan melakukan studi kepustakaan, baik sebelum maupun selama dia
melakukan penelitian. Studi kepustakaan memuat uraian sitematis tentang
kajian literatur dan hasil penelitian sebelumnya yang ada hubungannya dengan
penelitian yang akan dilakukan dan diusahakan menunjukkan kondisi mutakhir
dari bidang ilmu tersebut (the state of the art). Studi kepustakaan yang dilakukan
sebelum
melakukan
penelitian
bertujuan
untuk:
Menemukan suatu masalah untuk diteliti. Dalam arti bukti-bukti atau pernyataan
bahwa masalah yang akan diteliti itu belum terjawab atau belum terpecahkan
secara memuaskan atau belum pernah diteliti orang mengenai tujuan, data dan
metode, analisa dan hasil untuk waktu dan tempat yang sama.
3.4.
ANALISA DATA
Untuk analisis data dan pembahasan yang akan dibahas pada bab berikutnya,
data yang ada akan dianalisa dengan penjabaran teori dan penjelasan
mengenai jawaban contoh soal dan interpretasi angka-angka pada data yang
ada
menggunakan
kata-kata
yang
sederhana
dan
mudah
dipahami
BAB 4
PEMBAHASAN
Akuntansi Kombinasi Bisnis
Kombinasi bisnis merupakan transaksi di mana pengakuisisi memperoleh
kendali bisnis lain (yang diakuisisi), Bisnis adalah serangkaian kegiatan yang
terintegrasi dan aktiva yang dapat memberikan pengembalian kepada investor
dalam bentuk dividen, pengurangan biaya, atau manfaat ekonomi lainnya. Bisnis
biasanya meliputi input, proses dan output dalam hal ini dapat menggantikan
faktor faktor lain, seperti memiliki operasi yang telah dimulai dan memiliki
rencana untuk menghasilkan output
maka dapat dipertimbangkan faktor-faktor lain yang menentukan apakah
suatu aktivitas merupakan bisnis atau tidak, yaitu:
1. Aktivitas utama yang direncanakan telah dimulai(Sebagai Penyeimbang
perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan
negara pada khususnya yaitu produsen Batik .)
2. Terdapat karyawan, kekayaan intelektual, serta input dan proses lainnya yang
dapat diterapkan pada input (Misalnya Pandai berfikir kreatif tidak hanya pada
pengaplikasian saja tapi mampu membuat terobosan baru yaitu membuat
motif baru)
3. Sedang dijalankan rencana untuk memproduksi output
25
4. Dapat diperoleh akses ke pelanggan yang akan membeli output, dan lainnya.
(yaitu mendata pelanggan/target market, adakan lomba untuk menjadi
sponsor, dan promosi dengan beli 2 gratis 1)
Dalam Hal ini transaksi kombinasi bisnis dengan konvergensi IFRS(internasional
Finacial Reporting Standar) Memiliki hubungan karena meningkatkan daya
informasi
laporan
Keuangan
perusahaan
karena
mengadopsi
standar
Harga Akuisisi
adalah biaya yang dikeluarkan pihak pengakuisisi dalam rangka kombinasi
bisnis, yang meliputi biaya makelar, hukum, akuntansi, penilaian, dan biaya
profesional atau konsultasi lainnya, Biaya registrasi saham pada dasarnya
merupakan biaya langsung akuisisi, tetapi tidak satu paket dengan harga
akuisisi. Biaya langsung yang tidak satu paket dengan transaksi akuisisi
diperlakukan sebagai pengurang tambahan modal disetor.
Kondisi dimana nilai wajar aset lebih tinggi dari nilai buku atau nilai buku utang
lebih besar dari nilai wajarnya disebut undervalue. Apabila nilai wajar aset lebih
kecil dari nilai buku atau nilai wajar utang lebih tinggi dari nilai buku yang tercatat,
maka hal itu disebut sebagai overvalue.
Goodwill dan Diskon Pembelian
Goodwill masuk ke dalam kolompok Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intangible
Asset), goodwill merupakan Aktiva Tetap Tak Berwujud yang paling tidak
berwujud, dalam artian goodwill termasuk yang paling sulit diukur apalagi untuk
dihitung. Goodwill merupakan representasi angka yang lebih besar dari nilai buku
yang dibayarkan suatu entitas untuk bisa mendapatkan entitas lain .
Misalnya Perusahaan A ingin membeli perusahaan B untuk ekspansi
usahanya, perusahaan B memiliki total Aset sebesar Rp 1.000, total Liabilitas: Rp
350 dan total Equity Rp 650. perusahaan B jual mahal terhadap perusahaan A
karena tau posisi mereka strategis buat perusahaan A, setelah negosiasi yang
cukup melelahkan, akhirnya perusahaan B mau di beli oleh perusahaan A
dengan harga Rp 850, dan deal.
Lalu bagaimana? mari kita perhatikan
Harga Beli
: 850
Total Aset
: 1000
Net Aset
: 650
Total Aset Bersih Perusahaan B adalah Rp 650 namun dibeli oleh perusahaan A
dengan harga Rp 850, ada selisih Rp 200. Nah, selisih inilah yang kita sebut sebagai
"Goodwill". Apa ini kerugian? mungkin secara angka angka memang lebih mahal,
tapi manfaat pembelian perusahaan B ini diprediksi akan mengalir hingga beberapa
tahun kedepan.
Secara
sederhana
perusahaan
melakukan
Debit | Aset
Rp1.000
Debit | Goodwill
Rp200
penjurnalan
seperti
ini
28
Kredit |
Kas
Rp850
Kredit |
Liabilitas
Rp350
Diskon Pembelian
yaitu suatu kombinasi bisnis di mana hasil penjumlahan harga ekuitas yang
diakuisisi dan harga wajar kepentingan nonpengendalian lebih kecil dan nilai wajar
total ekuitas yang diakusisi. Hal ini mengidentifikasi adanya diskon pembelian yang
menjadi keuntungan bagi pihak pengakuisisi.
PSAK 22 mensyaratkan pihak pengakuisisi juga mengkaji kembali prosedur yang
digunakan untuk mengukur jumlah yang diakui pada tanggal akuisisi bagi hal-hal
berikut:
(a) Aset teridentifakasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih:
(b) Kepentingan nonpengendalian pada pihak yang diakuisisi, jika ada;
(c) Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara berpahap, kepentingan ekuitas
pihak pengkuisasi yang dimiliki sebelunya pada pihak yang diakuisisi; dan
(d) Imbilan yang dialihkan
Pembukuan Entitas Pengakuisisi Setelah Kombinasi Bisnis
disebut induk, yang berkewajiban menyusun laporan konsolidasi yang akan dibahas
pada bab-bab berikutnya. Pada umumnya, pihak pengakuisisi diidentifikasi sebagai
pihak yangmengalihkan kas atau aset lainnya, atau meiliki liabilitas sebagai pihak
yang mengalihkan kas atau aset lainnya, atau memiliki liabilitas atas kombinasi
bisnis. Kas atau aset lainnya akan diberikan atau dialihkan (liablilitas) kepada pemilik
atau pengendali entitas target sebelumnya. Jika terjadi hal semacam itu, PSAK 22
revisi 2010 memberikan indikasi yang dapat dipakai untuk menetukan nama
perusahaan pengakuisisi, yakni:
Jika kombinasi bisnis melibatkan lebih dari dua pihak, maka pengakuisisi
biasanya merupakan pihak yang berinisiatif melakukan kombinasi bisnis, dan
ukurannya lebih besar dari pihak lain dalam kombinasi bisnis.
Entitas baru yang dibentuk sebagai hasil dari kombinasi bisnis tidak selalu
merupakan pihak pengakuisisi. Jika entitas baru dibentuk untuk menerbitkan
kepentingan ekuitas dalam rangka kombinasi bisnis, maka salah satu entitas
yang bergabung merupakan peihak pengakuisisi dengan melihat ukuran dan
faktor lainnya.
29
Bahwa dalam kombinasi bisnis yang dilakukan dengan penerbitan ekuitas, pihak
pengakuisisi umumnya merupakan pihak yang menerbitkan ekuitas. Pengecualian
terjadi dalam Reverse Acquistion di mana pihak yang secara hukum diidentifikasi
sebagai pihak pengakuisisi, tetapi berdasarkan substansi akuntansi diidentifikasi
sebagai pihak yang diakuisisi.
Pendapatan Investasi dalam Laporan Keuangan Individu
instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran. Pencatatan dengan metode biaya
menyajikan nilai investasi sebesar harga perolehan dan mengabaikan
pengembangan investasi dalam entitas anak.
Metode biaya disebut juga metode pendapatan dimana berpandangan bahwa
perusahaan investee adalah sumber pendapatan investor. Bila investee
mengumumkan laba, hal itu belumlah menjadi pendapatan bagi perusahaan
investor. Berdasarkan teori akuntansi, pendapatan itu harus dibuktikan dengan
adanya aliran masuk kas atau bukti akan menerima kas (piutang).
Dalam metode biaya sumber pendapatan investasi adalah laba dibagikan oleh
investee. Penerapan metode ini dilakukan dengan alasan tertentu yakni:
1. Pengendalian dimaksudkan untuk sementara, karena alasan perusahaan
anak dibeli dengan tujuan dijual kembali dalam jangka pendek.
2. Perusahaan anak dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga
mempengaruhi secara signifikan kemampuannya dalam mentransfer dana
kepada perusahaan induk.
3. Penggunaan metode ekuitas atas investee tidak lagi sesuai dengan alasanalasan tertentu.
30
Kesimpulan
Setelah penulis pelajari makalah ini penulis dapat beberapa kesimpulan yaitu
sebagai berikut :
Penggabungan Usaha adalah merupakan usaha pengembangan atau perluasan
usaha dengan cara menggabungkan dua atau lebih perusahaan menjadi satu
kesatuan ekonomi. Maka merupakan sebuah hubungan yang bertujuan untuk
membangun kesejahteraaan perusahaan dalam Penyeimbang perekonomian
nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
Dari penjelasan diatas bisa ditarik bahwa penggabungan usaha merupakan sebuah
kombinasi bisnis suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih
dari perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. tidak hanya mengakusisi atau
merger maupun konsolidasi terlebih dapat membangun kesejahteraan perusahaan
maupun meningkatkan defisit negara
Saran
Selain untuk perluasan, perusahaan-perusahaan mungkin memilih penggabungan
usaha untuk memperoleh manfaat dari segi pajak.
Meskipun pada dasarnya strategi penggabungan usaha yang dilakukan oleh
beberapa perusahaan memberikan banyak manfaat, tetapi ada juga risiko yang
harus ditanggung oleh perusahaan yang melakukan penggabungan tersebut yaitu
risiko sumber daya manusia, dalam hal ini dampak dari penggabungan usaha
tersebut.
31