Anda di halaman 1dari 12

BAB VIII

POLIMER TERMOSETTING DAN BAHAN POLIMER TAHAN PANAS


Pendahuluan
Polimer termosetting , tidak menjadi lunak bila dipanaskan karena
struktrur yang bersifat tiga dimensi, bahan ini tetap kaku, contoh fenol
formaldehida (PF). Polimer termosetting, bila didiamkan pada suhu 200 oC
300oC , terjadilah polimerisasi sempurna dan terbentuklah struktur tiga dimensi
yang kaku. Sekali terbentuk, produk dapat dikeluarkan dari cetakan tanpa
menunggu lebih lanjut.
Polimer termosetting terbagi atas resin fenol, resin urea-formaldehid, resin
melamin, resin poliester tak jenuh, resin poliuretan, dan lain-lain.
8.1

Resin Fenol
Fenol-fenol seperti fenol, kresol,ksilenol, dsb, dikondensasikan dengan

formaldehid untuk menghasilkan resin termoset. Seperti yang ditunjukkan pada


gambar 1.1 bila suatu asam digunakan sebagai katalis pada reaksi fenol dan
formaldehid, akan dihasilkan suatu novolak termoplastik yang larut dalam alkohol
dan aseton. Bahan ini direaksikan dengan pengeras, heksamatilentetramin, untuk
membuat resin yang tak larut dan tak dapat dilelehkan. Ini disebut cara kering atau
proses dua tahap. Dilain pihak dengan katalis basa dihasilkan suatu bahan seperti
sirop yang disebut resol, yang tergolong resin yang tak larut dan tak dapat
dilelehkan. Ini disebut cara basah atau proses satu tahap.
8.1.1. Pencetakan
Di bawah ini diberikan contoh proses dua tahap. Novalak dicampur
dengan heksametilentetramin 10-15%, terhadap 50 bagian campuran ini
ditambahkan 50 bagian bubuk kayu, 0,5-1,2 bagian magnesia dan pelaru maupun
zat pewarna, dicampur dengan baik dan dirol panas pada 120-130C kemudian
dihancurkan membuat bubuk cetakan. Rol yang dipanaskan sebagian besar akan
memberikan pengaruh pada sifat-sifat produknya. Di lain pihak, resol digunakan
dalam bentuk larutan alkohol 30-50% (pernis), sedangkan untuk barang cetakan,
bubuk kayu secukupnya dijenuhkan dalam pernis (kira-kira 50 %), dikeringkan

VIII - 1

dan dibutuhkan, untuk digunakan sebagai bahan mentah. Diperlukan waktu dan
energi untuk pengeringan, karena itu dalam kebanyakan hal, ini dilakukan
menurut proses dua tahap.

Fenol

Formaldehid
+
Katalis basa
(kelebihan
formaldehid)

Katalis asam
(Kelebihan
fenol)

Novolak

Resol

Panas,tekanan
(atau katalis
asam)

Resin keras
Resin dua tingkat
(cara kering)

Resin satu tingkat


(Cara basah)

Gambar 8.1 Reaksi resin fenol.


8.1.2.

Sifat-sifat
Sifat produk akhir berbeda terutama karena rumusan bahan mentahnya,

jenis dan banyaknya katalis, pengisi dan pemilihan medium dalam hal resin fenol.
Adapun keuntungannya sebagai berikut:
1. Mudah dibentuk dan menguntungkan dalam kestabilan dimensi
2. Unggul dalam sifat isolasi listrik
3. Relatif tahan panas dan dapat padam sendiri
4. Unggul dalam ketahanan asam.
Kerugiannya adalah sebagai berikut :
1. Kurang tahan terhadap alkali

VIII - 2

2. Aslinya agak berwarna jadi tak bebas dalam pewarnaan


3. Jelek ketahanan busur listriknya
8.1.3. Penggunaan
Bentuk yang cukup rumit dapat dicetak. Digunakan untuk komponen
dalam bidang listrik dan komunikasi. Tabel 8.1 menunjukkan jenis karakteristik
dan penggunaan.
Tabel 8.1 Jenis, karakteristik dan penggunaan bahan cetakan resin fenol.
Jenis
Umum
Isolasi listrik

Isolasi frekuensi
tinggi

Mesin-mesin
listrik

Tahan panas

Mekanik

Tahan asam

Dasar
Bubuk kayu atau
bubuk tanaman
Bubuk kayu atau
bubuk tanaman

Karakteristik
Murah, isolasi
listrik yang baik
Sifat listrik dan
tahan air sangat
baik juga sifat
mekanisnya

Penggunaan
Alat listrik secara
umum soket dst.
Komponen yang
isolasi listriknya
diperlukan, untuk
alat komunikasi,
otomotif dan mesin
lainnya
Anorganik
Sifat listrik yang
Komponen untuk
sangat baik
alat komunikasi
terutama untuk
tanpa kabel,
frekuensi tinggi
jaringan listrik
frekuensi tinggi
Bubuk kertas dan
Sifat listrik dan
Komponen mesinbahan berserat
mekaniknya baik,
mesin listrik
lainnya
terutama kekuatan (kotakm, tutup dan
impaknya
komponen lainnya
untuk operasi
mekanik)
Asbes dan bahan
Tahan panas, baik
Komponen untuk
anorganik lainnya untuk penggunaan
kapal laut dan
komponen bahan
kereta api dan
bakar dan bahan
peralatan listrik
busur listrik
berat
Potongan kain dan Sifat mekaniknya
Komponen untuk
bahan berserat
yang baik,
alat transportasi,
lainnya
terutama ketahanan
mesin pintal dan
impaknya
mesin pertanian
Bubuk kayu,
Tahanan asamnya
Komponen untuk
potongan kain dan
baik dan
peralatan pembuat
bahan berserat
mempunyai sifat
serat buatan, untuk
lainnya
mekanik yang baik industri kimia dan
mesin pertanian

VIII - 3

8.2.

Resin Urea-Formaldehid (Resin Urea)


Ini adalah resin termoset yang diperoleh melalui reaksi urea dan formalin,

dimana urea dan formaldehid (37% formalin) bereaksi dalam alkali netral dan
lunak.
8.2.1. Pencetakan
Proses yang dipakai yaitu pencetakan tekan, pengalihan dan injeksi.
Dalam pencetakan tekan, bahan diproses pada temperatur cetakan 130-150 OC
,tekanan 150-130 kg /cm2, selama 30-40 detik per 1mm ketebalan dari benda
cetakan. Dan untuk resin cetakan, ditambah 97-160 g formalin 37% (1,2-2,0 mol
sebagai formal dehid pada 60 g (1mol) urea), dan pH diatur sampai 7-8,5 dengan
air amonia, larutan hidroksida dalam air, trietanolamin, dsb, dan biarkan bereaksi
berturut-turut untuk waktu 2-3 jam pada 40oC atau 1,0-1,5 jam pada 70oC.
8.2.2. Penggunaan
Bila benda cetakan kaku, tahan terhadap pelarut dan busur listrik, jernih
dan dapat diwarnai secara bebas, maka bahan ini banyak digunakan untuk barangbarang kecil yang diperlukan sehari-hari seperti pelindung cahaya, soket, alat-alat
listrik, kancing, tutup wadah, kotak, baki dan mangkuk. Beberapa permasalahan
yang masih ada, yaitu ketahanan air dan ketahanan terhadap penuaan serta
permintaan belum meningkat.
8.3.

Resin Melamin
Bahan ini lebih unggul dalam berbagai sifat dari pada resin urea.

8.3.1

Cara produksi
Karena melamin mempunyai 3 gugus amino, maka 6 mol formaldehid

dapat bereaksi dengan satu mol melamin, tetapi pada umumnya 3-5 mol
formaldehid digunakan untuk membuat resin. Untuk membuat bahan cetakan, 6 g
(1mol)melamin direaksikan dengan 243 g formalin 37% (3mol sebagai
formaldehid) diatur sampai pH 8-9 dengan larutan natrium karbonat dalam air.
Setelah 60-90 menit bahan dipindahkan kealat penekan dicampur dengan 55-85 g
pulp untuk sekitar 1jam, dikeringkan 80-110oC dan dibubukkan sampai 10-15
jam.
8.3.2.

Pencetakan

VIII - 4

Seperti halnya resin urea, dilakukan pencetakan: Tekanan, pengalihan, dan


injeksi. Suhu pencetakan 10-20oC lebih tinggi dari pada resin urea. Sebagai
kondisi pencetakan standar, digunakan temperatur 150-170

C, tekanan

pencetakan 150-250 kgf /cm2, waktu pencetakan 1 menit pada 160 oC atau40 deti
pada 170 oC per 1mm tebal bahan.
8.3.3.

Penggunaan
Barang-barang cetakan dari resin melamin dapat diwarnai secara bebas.

Karena unggul dalam ketahanan air (khususnya tahan terhadap air mendidih),
ketahanan panas, ketahanan terhadap isolasi listrik, ketahanan busur listrik. Bahan
ini kegunaannya luas, khususnya sangat cocok untuk alat-alat makan meskipun
tidak bersifat anti noda.
8.4

Resin Poliester Tak Jenuh


Dalam kebanyakan hal ini disebut poliester saja. Karena berupa resin cair

dengan viskositas yang relatif rendah, mengeras pada suhu kamar dengan
penggunaan katalis tanpa menghasilkan gas sewaktu pengesetan maka tak perlu
penekanan pada saat pencetakan. Berdasarkan karakteristik ini, bahan
dikembangkan secara luas sebagai plastik penguat serat (FRP) dengan
menggunakan serat gelas.
8.4.1. Produksi
Tabel 8.2 Alkohol dihidrat dipakai untuk resin poliester
Nama

Rumus struktur

Karakteristik

Etilen glikol

HO-CH2-CH2-OH

Standar

Propilen glikol

HO-CH-CH2 -OH

Penggunaan
yang
tepat
diperbaiki
dengan stiren

CH3

1,3-Butilen glikol

HO-CH-CH2-CH2-OH
CH3

Fleksibilitas
diperbaiki

VIII - 5

Dietilen glikol

HO-CH2-CH2-O-CH2-CH2-OH

Bisfenol
dioksietileter

Fleksibilitas
diperbaiki

CH3
HO-CH2-CH2-O-

-C-

-CH2-CH2-OH

CH3

Ketahanan air
dan
bahan
kimia
diperbaiki

Tabel 8.3 Asam basa digunakan untuk resin poliester


Nama

Rumus struktur

Karakteristik

Asam tak jenuh:

Anhibrida maleat

CH-CO

Menjadi asam fumarat,


tersusun kembali karena
kondensasi.

CH-CO
Asam fumarat

HO-OC-CH
CH-CO-OH

Sangat kuat

Asam jenuh:
Asam adipat

HO-OC-(CH2)4-CO-OH

Anhidrid ftalat

CO

Sangat fleksibel
Standar

CO
Asam Isoftalat

HO-OC-

Anhidrid
tetrakloroftalat

-CO-OH

Baik kekuatannya, tahan


air dan tahan zat kimia

Cl
Cl

CO
O

Cl

CO

Tahan api

Cl

VIII - 6

Tabel 8.4 Monomer vinil dipergunakan untuk resin polyester


Nama
Stiren

Dianil ftalat

Rumus struktur
- CH = CH2

Standar

CO-O-CH2-CH=CH2
CO-O-CH2-CH=CH2

C- O CH2-CH=CH2

Trialil ftalat
N

Karakteristik

Tidak
menguap
tahan impak

Tahan panas

CH2=CH-CH2-O-C

C- O CH2-CH=CH2
N

Metil metaklirat

CH2=C-CO-O-CH2

Tahan cuaca

CH3
Untuk pengetesan termal, digunakan benzoil peroksida (BPO) sebagai
katalis. Temperatur optimal adalah 80-30oC, namun demikian kebanyakan
pengesetan dingin yang digunakan. Sebagai katalis digunakan metil etil keton
peroksida (MEKPO) dan sebagai pemercepat digunakan kobal neftenat. Bahan ini
baik digunakan bila diencerkan 10 kali dengan monomer stiren. Katalis
ditambahkan pada 1-2%. Suatu zat pengental dan zat anti pengerut digunakan
juga.
8.4.2. Sifat-sifat
Ada banyak jenis poliester. Bila zat tersebut juga dimodifikasi menurut
suatu cara, sifat-sifatnya cukup bervariasi. Mengenai kekuatannya dibahas dengan
bentuk komposit karena digunakan bersama-sama serat gelas. Resinnya sendiri
kaku dan rapuh.

VIII - 7

8.5

Resin epoksi
Resin ini mempunyai kegunaan yang luas dalam industri teknik kimia,

listrik, mekanik dan sipil sebagi perekat, cat pelapis, pencetakan cord an bendabenda cetakan.
O
CH2 CH CH2 Cl + HO -

Epiklorhidrin

O
CH2 CH CH2 O -

CH3

-C
CH3
Bisfenol A

OH

Dipanaskan dengan NaHO


=====================

CH3

-CO -CH2-CH-CH2-O
CH3
n
Resin Epoksi (n=0-12)

CH3

-C
CH3

O
-O CH2- CH- CH2

8.5.1. Produksi
Pada saat ini produksinya adalah kebanyakan merupakan kondensat
bisfenol A (4-4 dihidroksidifenil 2,2-propanon) dan epiklorhidrin.
Resin epoksi bereaksi dengan pengeras dan menjadi unggul dalam
kekuatan mekanik dan ketahanan kimia. Sifatnya bervariasi tergantung pada jenis,
kondisi dan pencampuran dengan pengerasnya.
8.5.2. Pencetakan
(a) Pengecoran; digunakan untuk produksi perkakas dan pembenam
komponen listrik.
(b).Pencetakan pelapisan; digunakan untuk produksi pelapis resin epoksi-serat
gelas. Ada tiga metode pencetakan pelapisan
Metode laminasi basah yaitu; pengeras diletakkan dalam resin cair dan
dtambah pengencer atau pembasah, viskositas turun.

VIII - 8

Metode laminasi kering yaitu; resin padat dilarutkan dalam pelarut


seperti aseton, dan pengeras yang tak bereaksi pada suhu rendah,
ditambahkan kemudian, dalam sejumlah serat gelas dijenuhkan dan
dikeringkan.
Metode penggulungan filament yaitu; serat gelas yang jenuh digulung
pada inti dan diawetkan dengan pemanas.
8.5.3. Penggunaan
(a). Perekat; hampir semua plastic dapat melekat cukup kuat kecuali resin
silicon, fluoresin, polietilen, dan polipropilen. Sebagai perekat resin ini,
paling sering digunakan dalam industri penerbangan, konstruksi dan
listrik.
(b). Cat; resin ini sebagai bahan cat dapat dipergunakan secara luas karena
memiliki daya pelapisan yang kuat, unggul dalam ketahanan air, dan bahan
kimia.
(c). Pencetakan coran; digunakan dalam industri listrik.
8.6.

Resin Poliuretan
Poliuretan terutama dihasilkan oleh reaksi diisosianat dan senyawa

polihidroksi.(disebut poliol, karena mempunyai lebih dari dua gugus OH akhir).


Resin ini kuat baik dalam ketahanan abrasi, ketahanan minyak dan ketahanan
pelarut maka digunakan untuk plastik busa, bahan elastis, cat, perekat, serat
elastis, kulit sintetik, dsb.
8.6.1.

Sifat-sifat
Seperti diuraikan di atas, poli uretan, bergantung pada bahan mentah yang

dipilih, tetapi mengenai sifat-sifat yang umum, baik dalam elastisitas dan
kekuatan, kekuatan tariknya tinggi, unggul dalam ketahanan terhadap abrasi,
penuaan, minyak, pelarut, dan sifat temperatur rendahnya yang menguntungkan,
namun demikian mudah dihidrolisasi, relatif kurang kuat terhadap asam dan
alkali, dan warnanya mudah luntur oleh panas atau cahaya.
8.6.2. Penggunaan
Bahan ini digunakan secara luas untuk kulit sintetik, serat, bahan karet,
bahan busa dan perekat.

VIII - 9

8.7.

Resin Silikon
Resin silikon digunakan dalam bentuk pernis sebagai larutan dalam pelarut

organik, dan ditermoset setelah perlakuan dan pencetakan. Resin set dinginpun
dapat diperoleh. Bahan ini unggul dalam sifat isolasi listrik, dan sifat penggunaan
bertahan pada 200oC. Sedangkan resin opoksi mempunyai kegunaan yang luas
dalam industri teknik kimia, listrik, mekanik, dan sipil sebagai perekat, cat
pelapis, pencetakan cor dan benda-benda cetakan.
8.8

Bahan Polimer Yang Tahan Panas


Bahan polimer tahan panas sangat cepat berkembang dalam tahun-tahun

terakhir, tetapi jenis yang diprodulsi secara besar - besaran dalam paraktek sebagai
material industri relatif kurang. Ada polimid, Polimid amid, polidifenil eter, dsb.
8.81.

Polimid
Resin yang tahan panas yang dikembangkan oleh Du pont, yaitu suatu

polimer berantai lurus dengan struktur imid asam.:


O

-C
N
-C

O
O

CO C
O

O
O

-C
C-C O + H2N R NH2 NC

O
O

Anhidrid piromelitat

Amina Aromatik

-C
-C N R

O
Poliimid

Polimid ini terbagi atas email pyle ML, film poliamid (Kapton), bahan cetakan
(Vespel).

VIII - 10

a) Email pyle ML ; dalam sifat mekanik berkurang untuk temperature -190 oC


sampai 220oC. Pada suhu 400oC berat berkurang, tetapi sampai 800oC tak
hangus. Bahan sangat tahan terhadap minyak, gas freon, namun pada
temperature tinggi bahan kurang tahan terhadap alkali dan mudah
terdegradasi. Bahan ini digunakan untuk pelapisan email dari kawat dan cat
yang tahan minyak pada temperature rendah dan tinggi.
b) Film poliamid; bahan ini memiliki ketahanan panas yang tinggi dan sifat
isolasi listrik. Dalam air mendidih sifat listrik dan mekanik agak banyak
berkurang dan sekitar suhu 400oC beratnya agak berkurang, tetapi tak berubah
warna hingga suhu 800oC. Penggunaannya untuk film isolasi listrik yang tahan
panas dan film isolasi untuk motor dsb.
c) Bahan cetakan (Vespel); digunakan untuk bahan yang tahan panas dari
komponen mesin listrik dan mesin presisi yang memerlukan gesekan rendah.
Sifat mekanik dan listrik stabil dari -195oC hingga 200oC, tetapi masih dapat
dipakai hingga 260oC. Untuk waktu yang pendek tahan sampai 400 oC dan
pada gas tak aktif dapat dipakai sampai 316oC.
8.9.

Penutup
Plastik mempunyai sifat-sifat tidak dapat larut dalam pelarut apapun, tidak

meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap asam dan basa, jika dipanaskan
akan rusak dan tidak dapat kembali seperti semula dan struktur molekulnya
mempunyai ikatan silang antar rantai. Polimer seperti ini disusun secara permanen
dalam bentuk pertama kali mereka dicetak, disebut polimer termosetting
Polimer termosetting terbagi atas resin fenol, resin urea-formaldehid, resin
melamin, resin polister tak jenuh, resin poluiretan, dan lain-lain. Perbedaan sifatsifat plastik termoplas dan termoset disimpulkan ploimer termoseting lebih tahan
panas dari pada polimer termoplastik.
Bahan polimer tahan panas sangat cepat berkembang dalam tahun-tahun
terakhir ini, tetapi jenis yang diproduksi secara besar-besaran dalam
penggunaannya sebagai material industri masih relatif kurang. Contoh jenis-jenis
polimer ini yaitu; polimid, Polimid amid, polidy fenil eter, dsb.

VIII - 11

VIII - 12

Anda mungkin juga menyukai