Anda di halaman 1dari 18

USAHA DAN ENERGI

BAB I
PENDAHULUAN
A.

B.
a.
b.
c.
C.

LATAR BELAKANG
Beberapa masalah terkadang lebih sulit dari apa yang terlihat. Seperti anda mencoba
untuk mencari laju anak panah yang baru dilepaskan dari anak busurnya. Anada
menggunakan hukum Newton dan segala teknik penyelesaian soal yang pernah kita pelajari.
Lalu kamu menemukan kesulitan.setelah pemanah melepaskan anak panah, tali busur
memberi gaya yang berubah-ubah yang bergantung pada posisi busur. Akibatnya metode
sederhana yang kita pelajari tidak cukup untuk menghitungn lajunya. Jangan takut,karena
masih ada metode lain untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Metode baru yang akan kita lihat itu menggunakan ide kerja dan energi. Kita
akan menggunakan konsep energi untuk mempelajari rentang fenomena fisik yangsangat
luas. Kita akan mengembangkan konsep kerja dan energi kinetik untuk memahamikonsep
umum mengenai energi dan kita akan melihat bagaimana kekekalan energi muncul.
Sebelum kita mengetahui latar belakang pembahasan Impuls dan Momentum Linear
maka terlebih dahulu kita pahami apa yang dimaksud dengan Impuls dan Momentum Linear.
Impuls adalah besaran vektor yang arahya sejajar dengan arah gaya dan Menyebabkan
perubahan momentum dan Momentum Linear adalah momentum yang dimiliki benda-benda
yang
bergerak
pada
lintasan
lurus
Pernahkah menyaksikan tabrakan antara dua kendaraan di jalan. apa yang terjadi ketika dua
kendaraan bertabrakan. kondisi mobil atau sepeda motor mungkin hancur berantakan. Kalau
kita tinjau dari ilmu fisika, fatal atau tidaknya tabrakan antara kedua kendaraan ditentukan
oleh momentum kendaraan tersebut. Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni
momentum linear dan momentum sudut. Kadang-kadang momentum linear disingkat
momentum.
RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan usaha DAN ENERGI?
Apa yang dimaksud dengan energi?
Apa saja aplikasi usaha dan energi dalam ke hidupan sehari hari ?
TUJUAN
Makalah ini dimaksudkan untuk dapat membantu meningkatkan pemahaman
mengenaiaplikasi usaha dan energi dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan
memungkinkan kitadapat lebih mengerti bahwa pelajaran fisika itu bisa di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Usaha dan Energi
A. USAHA
1. PENGERTIAN USAHA
Dalam kehidupan sehari-hari, pengertian usaha identik dengan kemampuan untuk
meraih sesuatu. Misalnya, usaha untuk bisa naik kelas atau usaha untuk mendapatkan nilai
yang besar. Namun, apakah pengertian usaha menurut ilmuFisika?

Ketika benda didorong ada yang berpindah tempat dan ada pula yang tetap di
tempatnya. Ketika kamu mendorong atau menarik suatu benda, berarti kamu telah
memberikan gaya pada benda tersebut. Oleh karena itu, usaha sangat dipengaruhi oleh
dorongan atau tarikan (gaya). Menurut informasi tersebut, jika setelah didorong benda itu
tidak berpindah, gayamu tidak melakukan usaha. Dengan kata lain, usaha juga dipengaruhi
oleh perpindahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa usaha dihasilkan oleh gaya
yang dikerjakan pada suatu benda sehingga benda itu berpindah tempat
Bagaimanakah ketika kamu mendorong dinding kelasmu? Apakah dinding berpindah
tempat? Walaupun kamu telah sekuat tenaga mendorongnya, tetapi dinding tetap
ditempatnya. Oleh sebab itu, menurut Fisika gayamu dikatakan tidak melakukan usaha.
Apabila gaya disimbolkan dengan F dan perpindahan dengan s, secara matematis usaha
dituliskan dalam persamaan berikut: W = F s dengan:
W = usaha (J)
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
Usaha memiliki satuan yang sama dengan energi, yaitu joule. Dengan ketentuan
bahwa 1 joule sama dengan besar usaha yang dilakukan oleh gaya sebesar 1 N dengan
perpindahan 1 m.
Kamu sudah mengetahui usaha yang dilakukan untuk memindahkan sebuah benda ke
arah horisontal, tetapi bagaimanakah besarnya usaha yang dilakukan untuk memindahkan
sebuah benda ke arah vertikal? Memindahkan benda secara vertikal memerlukan gaya
minimal untuk mengatasi gaya gravitasi bumi yang besarnya sama dengan berat suatu benda.
Secara matematis gaya tersebut dapat ditulis sebagai berikut: F = m g
Karena perpindahan benda ke arah vertikal sama dengan ketinggian benda (h), usaha
yang dilakukan terhadap benda tersebut sebagai berikut.
W=Fs
W = m g h dengan:
W = usaha (J)
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (N/kg)
h = perpindahan atau ketinggian (m)
Dari persamaan rumus usaha, dapat dikatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh suatu gaya:
a. Berbanding lurus dengan besarnya gaya,
b. Berbanding lurus dengan perpindahan benda,
c. Bergantung pada sudut antara arah gaya dan perpindahan benda.
Jadi, usaha adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda tersebut
mengalami perpindahan.
2. Usaha oleh Resultan Gaya Tetap
Usaha yang dilakukan oleh gaya tetap F adalah W = F.s, hal itu setara dengan luas bidang
segi empat yang dinaungi kurva/garis F. Pada grafik tersebut tampak bahwa W = Luas
bidang. Usaha dapat bernilai nol bila salah satu atau kedua variabelnya yaitu resultan gaya
dan perpindahan bernilai nol. Sebagai contoh , orang yang mendorong almari yang sangat
berat, tidak melakukan usaha bila almari tidak bergeser, sekuat apapun Ia mendorong.Orang
yang mendorong benda yang terlalu berat hingga tidak ada perpindahan benda yang
didorong,dinyatakan bahwa usaha W = 0.

Demikian pula pada orang yang mendorong tembok,karena tidak ada perpindahan atau s = 0
maka dapat dikatakan bahwa usaha W = 0.Usaha juga dapat bernilai nol pada kasus benda
yang bergerak lurus beraturan (GLB).Misalnya sebuah kereta ekspres pada rentang waktu
tertentu mempertahankan kecepatannya dengan kelajuan konstan (v = tetap). Walaupun
kereta itu berpindah menempuh jarak tertentu dikatakan tidak melakukan usaha (W =0)
karena resltan gaya nol ( F = 0). Usaha juga dapat bernilai nol apabila tidak ada gaya
bekerja pada arah perpindahan. Misalnya, seorang atlet angkat besi yang sedang mengangkat
beban, karena s = 0 maka dikatakan usaha yang dilakukan nol (W = 0).Seorang pedagang
asongan di terminal bus yang berjalan sambil mengangkat barang dagangan dalam kotak,
dikatakan W = 0 , karena walaupun perpindahan kotak ada,pedagang asongan menjinjing
kotak berisi dagangannya, pada arah perpindahan kotak dinyatakan bahwa usaha W = 0
namun F yang searah perpindahan kotak bernilai 0,artinya hanya berlaku gaya berat ke
bawah yang tidak memiliki proyeksi gaya searah perpindahan kotak.
Aplikasi Usaha Dalam Kehidupan
Mendorong rumah usaha yang sia-sia. Nilai W = 0 N
Mendorong mobil mogok, menarik gerobak, memukul orang W ada nilainya.
Katrol menggunakan keuntungan mekanis (KM)

a.
b.

a.
b.

Usaha yang dilakuakn oleh gaya tetap ( besar maupun arahnya ) didefenisikan sebagai hasil
perkalian antara perpindahan titik tangkapnya dengan komponen gaya pada arah perpindahan
tersebut.
Contoh :
Seseorang menarik kotak pada bidang datar dengan tali membentuk sudut terhadap
horizontal
Gaya F membentuk sudut terhadap perpindahan
Contoh diatas menunjukkan gaya tarik pada sebuah benda yang terletak pada bidang
horizontal hingga benda beerpindah sejauh s sepanjang bidang. Jika gaya tarik tersebut
dinyatakan dengan F(contoh(b)) maka gaya F yang membentuk sudut terhadap arah
perpindahan benda. Berapa usaha yang dilakukan oleh gaya F pada benda?
Vektor gaya F diuraian menjadi dua komponen yang saling tegak lurus. Salah satu komponen
searah dengan perpindahan benda dan komponen yang lain tegak lurus dengan arah
perpindahan benda. Besar masing-masing komponen adalah F cos dan F sin .Dalam hal ini
yang melakukan usaha adalah :
W = ( F cos )
Contoh soal
:
Seorang anak menarik sebuah kereta mainan dengan gaya tetap, 40 N.
Tentukan :
Besar usaha yang dilakukan anak itu jika arah gaya yang membentu sudut 37 sejauh 5
m;
Besar usaha yang dilakukan anak itu selama 5 sekon. Jika benda bermassa 8 kg dan =
0!
Penyelesaian :
Diketahui
: F = 40 N
Ditanya : W =?
Jawab
:
a. Tan 37 = 0,75 cos 37 = 0,8
W = F.s.cos
= 40.5.cos 37 = 200 x 0,8
= 160 J

b. V0 = 0; m = 8 kg
t = tAB = 5 s ; = 0
Gaya mendatar sehingga = 0
a = = 40/8 = 5 m/s2
s = v0t + 1/2at2
s = 0 + 1/2 x 5 x 52 = 62,5 m.
W = F s cos
= 40 x 62,5 cos 00 = 2500 J
3. USAHA OLEH RESULTAN GAYA TIDAK TETAP
Salah satu contoh gaya tidak konstan adalah gaya pegas. Besar gaya pegas selalu berubah
sehingga usaha yang dilakukan oleh gaya pegas pada suatu benda tidak dapat dihitung
menggunakan
rumus
usaha
yang
dilakukan
oleh
gaya
konstan.
Jika pegas diregangkan, semakin panjang pegas, gaya yang diperlukan juga semakin besar.
Demikian juga sebaliknya, semakin ditekan, gaya ketika pegas semakin pendek, gaya yang
diperlukan semakin besar. Selama pegas ditekan atau diregangkan, gaya pegas berubah dari 0
(x = 0) hingga maksimum (F = k x) maka gaya pegas dihitung menggunakan rata-rata. Besar
gaya
pegas
rata-rata
adalah
:
F
=

(0
+
kx)
=

k
x
Usaha yang dilakukan oleh gaya pegas pada suatu benda adalah :
W
=
F
x
=

k
x2
Keterangan
:
W = usaha (satuan Joule)
x = pertambahan panjang pegas (satuan meter)
F = gaya pegas (satuan Newton)
4. USAHA YANG BERNILAI NEGATIF
Berdasarkan persamaan
W
=
F.s cos a , ketika
<a <270, usaha bernilainegatif.
Hal ini disebabkan cos a bernilai negatif.

berada pada rentang 90

5. MENGHITUNG USAHA DENGAN GRAFIK


Usahayang dilakukan oleh suatu gaya samadengan luas daerah di bawah grafik gaya terhadap
perpindahan.

6. USAHA YANG DILAKUKAN OLEH GAYA BERAT


Anggap sebuah benda bermassa m dilepaskan dari ketinggian
h di ataspermukaan bumi.
Benda akan jatuh karena pengaruh gaya gravitasi.Besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya g
ravitasi adalah:
Usaha ini positif karena arah gaya dan perpindahan sama-sama ke bawah.
Sekarang kita lihat kasus di mana benda dinaikkan perlahan lahanhingga ketinggian h. Disi
ni arah perpindahan ke atas berlawanandengan arah gaya berat (ke bawah) sehingga usahanya
negatif W
=
(m
g
h). Ketika benda berpindah secara horizontal gaya gravitasi tidakmelakukan usaha karena ara
h perpindahan tegak lurus arah gaya.
Berdasarkan ketiga hal tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut :
Jika benda berpindah sejauh h vertikal ke atas, maka besarnya usaha gaya gravitasi adalah
W = - (m g h).

Jika benda berpindah sejauh h vertikal ke bawah, maka besarnyausaha gaya gravitasi adal
ah W = m g h.
Jika benda berpindah sejauh h mendatar, maka besarnya usahagravitasi adalah W = 0.
7. SATUAN USAHA
Satriawan (2008) menyatakan bahwa.
Dalam SI satuan gaya adalah newton (N) dan satuan perpindahan adalah meter (m).
Sehingga, satuan usaha merupakan hasil perkalian antara satuan gaya dan satuan
perpindahan, yaitu newton meter atau joule. Satuan joule dipilih untuk menghormati James
Presccott Joule (1816 1869), seorang ilmuwan Inggris yang terkenal dalam penelitiannya
mengenai konsep panas dan energi.
1 joule = 1 Nm
karena 1 N = 1 Kg . m/s2
maka 1 joule = 1 Kg . m/s2 x 1 m
1 joule = 1 Kg . m2/s2
Untuk usaha yang lebih besar, biasanya digunakan satuan kilo joule (kJ) dan mega joule
(MJ).
1 kJ = 1.000 J
1 MJ = 1.000.000 J

8. SOAL DAN PENYELASAIAN TENTANG USAHA


Gaya 20 Newton dikerjakan pada balok hingga balok berpindah sejauh 2 meter. Usaha
yang dikerjakan gaya F pada balok adalah
Pembahasan
Diketahui :
Gaya(F)=20N
Perpindahan(s)=2meter
Sudut = 0 (arah gaya sama dengan arah perpindahan atau arah gaya berhimpit dengan arah
perpindahan sehingga sudut yang dibentuk oleh gaya dengan perpindahan adalah nol)
Ditanya :Usaha(W)
Jawab :
Catatan
:
Jika arah gaya sama dengan arah perpindahan, hitung usaha menggunakan rumus W = F s,
tanpa perlu menambahkan cos.
Sebuah benda diam di atas permukaan lantai licin. Pada benda dikerjakan gaya F = 10 N,
membentuk sudut 30o terhadap permukaan lantai. Jika benda bergerak sejauh 1 meter, berapa
usaha
yang
dilakukan
oleh
gaya
F
pada
benda
?
Pembahasan
Diketahui :
Gaya
(F)
=
10
Newton
Gaya yang searah perpindahan (Fx) = F cos 30o = (10)(0,53) = 53 Newton
Perpindahan
(s)
=
1
meter
Ditanya :
usaha
(W)
?
Jawab :
W = Fx s = (53)(1) = 53 Joule
Benda bermassa 1 kg jatuh bebas dari ketinggian 2 meter. Jika percepatan gravitasi 10
m/s2, tentukan usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi pada benda tersebut!
Pembahasan
Diketahui :
Massa benda (m) = 1 kg

Ketinggian (h) = 2 meter


Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Ditanya : Usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi pada benda (W)
Jawab :
Arah gaya gravitasi atau gaya berat (w) adalah vertikal ke bawah, arah perpindahan (s) benda
juga vertikal ke bawah sehingga gaya gravitasi searah dengan perpindahan benda.
W=Fs=wh=mgh
W = (1)(10)(2) = 20 Joule
Pegas digantungi beban bermassa 1 kg sehingga pegas mengalami pertambahan panjang 2
cm. Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, tentukan (a) konstanta pegas (b) usaha yang dilakukan
oleh pegas pada beban
Pembahasan
Diketahui :
Massa (m) = 1 kg
Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Pertambahan panjang pegas (x) = 2 cm = 0,02 meter
Ditanya : konstanta pegas dan usaha yang dilakukan oleh gaya pegas
Jawab :
(a) Konstanta pegas
Rumus hukum Hooke :
F = k x.
Balik rumus ini untuk menghitung konstanta pegas :
k=F/x=w/x=mg/x
k = (1)(10) / 0,02 = 10 / 0,02
k = 500 Newton/meter
(b) Usaha yang dilakukan oleh gaya pegas
W = k x2
W = (500)(0,02)2
W = (250)(0,0004)
W = -0,1 Joule
Usaha yang dilakukan oleh gaya pegas pada beban bernilai negatif karena arah gaya pegas
berlawanan dengan dengan arah perpindahan beban.
Sebuah kotak yang diam di atas permukaan lantai dipercepat dengan gaya sebesar 10 N
sehingga kotak berpindah sejauh 2 meter. Jika gaya dorong searah dengan perpindahan kotak
dan pada kotak bekerja gaya gesek kinetis sebesar 2 Newton maka usaha total yang
dikerjakan pada kotak adalah
Pembahasan
Diketahui :
Gaya (F) = 10 Newton
Gaya gesek kinetis (Fk) = 2 Newton
Perpindahan (s) = 2 meter
Ditanya : Usaha total (Wtotal)
Jawab :
Usaha yang dilakukan oleh gaya (F) :
W1 = F s cos 0 = (10)(2)(1) = 20 Joule
Usaha yang dilakukan oleh gaya gesek kinetis (Fk) :
W2 = Fk s = (2)(2)(cos 180) = (2)(2)(-1) = -4 Joule
Usaha total adalah :
Wtotal = W1 W2

Wtotal = 20 4
Wtotal = 16 Joule
B. ENERGI
1. PENGERTIAN ENERGI
Energi memegang peranan penting dalam kehidupan ini. Energi menyatakan kemampuan
untuk melakukan usaha. Manusia , hewan , atau benda dikatakan mempunyai energy jika
mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha.
Energi memiliki berbagai bentuk, misalnya energy listrik, energy kalor , energy cahaya,
energy potensial, energy nuklir dan energy kimia. Energy dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk lain, misalnya energy listrik dapat berubah ke energy cahaya atau energy kalor.

2. MACAM MACAM ENERGI


Energi Potensial. Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh setiap benda.
Energi Panas. Energi panas adalah energi yang terdapat pada benda yang menyala atau
terbakar.
Energi Kimia. Energi kimia adalah energi yang dihasilkan dan disimpan dalam bahan
kimia.
Energi Mekanik. Energi mekanik adalah energi yang mampu mengerakan benda-benda
yang diam
Energi Kinetik. Energi kinetik dalah energi yang timbul dari sebuah benda yang bergerak
Energi Listrik. Energi yang dihasilkan dari pergerakan ion negatif dan ion positif dalam
suatu benda.
Energi Cahaya. Energi yang berasal dari sinar atau cahaya suatu benda yang sangat kuat
yang dapat digunakan untuk melakukan usaha atau merubah suatu benda
Energi Bunyi. Energi bunyi adalah suatu energi yang ditimbulkan oleh suatu bunyi.
Energi Nuklir. Energi nuklir adalah energi yang muncul akibat reaksi fisi dan reaksi fusi
yang terjadi dalam suatu atom. Dll
3. ENERGI KINETIK
Setiap benda bergerak juga memiliki energy. Angin yang bertiup sanggup memutar kincir, air
terjun sanggup memutar turbin, dan gelombang air laut sanggup menggerakkan turbin.
Selanjutnya, kincir atau turbin dapat digunakan untuk melakukan usaha, misalnya untuk
memutar mesin atau generator pembangkit tenga listrik. Energy yang dimiliki oleh angin, air
terjun, atau benda-benda yang bergerak disebut energy gerak atau energy kinetic.
Berapa besarkah energy yang dimiliki benda bermassa m yang bergerak dengan laju v.
Berdasarkan hukum Newton II :
a=
telah diketahui bahwa sebuah benda yang diam, jika memperoleh percepatan a melalui jarak
s,kecepatan akhirnya dapat dinyatakan dengan persamaan :
v2 = 2as , jika disubtitusikan dengan hukum Newton II , maka :
Fs = mv2
Ek = Fs
Contoh soal :
Berapa energy kinetik sebuah bola yang bermassa 2 kg jika bergerak dengan kecepatan 10
m/s?
Penyelesaian
Diketahui

:
: m = 2 kg
V = 10 m/s

Ditanya : Ek = ?
Jawab
:
Ek = mv2 = x 2 x (10)2 = 100 J
4. ENERGI POTENSIAL
Energy potensial merupakan energy yang dimiliki oleh benda karena keadaan atau
kedudukannya. Adanya energy potensial tersebut disebabkan karena pengaruh gaya
konservatif.
Energy yang dimiliki oleh air danau ataupun benda-benda lain yang kedudukannya lebih
tinggi disebut energy potensial gravitasi.
Energy yang dimiliki pada pegas, karet, ketapel dan busur panah memiliki tenaga kepegasan
disebut energy potensial gas.
usaha yang diperlukan F untuk mengangkat benda(ke atas dinyatakan positif ) sampai
ketinggian h adalah;
WF = mgh
Jika gaya F dihilangkan benda tersebut jatuh kembali ke tanah, usaha yang dilakukan w
sebesar : (nilai negative menyatakan kearah bawah)
Ww = -mgh
5. HUKUM KEKELAN ENERGI MEKANIK
Energy mekanik adalah jumlah energy potensial dan energy kinetic suatu benda, secara
matematis, energy mekanik dirumuskan :
Em = Ep + Ek
6. HUBUNGAN ANTARA USAHA DAN ENERGI
Jika suatu gaya dilakukan pada benda bergerak, sehingga menimbulkan terjadinya
perubahan kecepatan benda tersebut, maka besarnya usaha yang bekerja pada benda akan
memenuhi persamaan berikut.
W = Ek2 Ek1
= m v22 m v12
Contoh soal:
Sebuah benda dengan massa 5 kg mengalami jatuh bebas dari posisi A di atas lantai seperti
pada gambar. Jika g = 10 m/, tentukan:
a.
Energi potensial di titik A
b.
Energi kinetik di titik B
c.
Energi mekanik di titik C
Pemecahan :
Diketahui: m = 5 kg
=6m
=2m
=0
g = 10 m/
penyelesaian:
a.
E = mg
= 5.10.6
= 300 j
b.
E=E
E+E=E+E
1.
+ EE + mg

300 = E + 5.10.2
300 = E + 100
E = 200j
c.
E = E = E = 300

a.
b.
c.
d.

7. PENERAPAN HUKUM KEKELAN ENERGI MEKANIK DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI
Ayunan bandul jam
Roller coaster
Lompat galah
Pisol mainan
2.2. IMPULS DAN MOMENTUM LINEAR
2.2.1. PENGERTIAN IMPULS DAN MOMENTUM LINEAR
Impuls
Hasil kali gaya dengan selang waktu singkat bekerjanya gaya terhadap bendayang
menyebabkan perubahan momentum.
Momentum
Ukuran kesukaran untuk memberhentiikan suatu benda yang sedang bergerak. Makin sukar
memberhentikannya, makin besar momentumnya. Momentum Disebabkan adanya impuls
serta Besar dan arahnya = besar dan arah impuls
Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni momentum linear dan momentum
sudut. Kadang-kadang momentum linear disingkat momentum. Dirimu jangan bingung ketika
membaca buku pelajaran fisika yang hanya menulis momentum. Yang dimaksudkan buku
itu adalah momentum linear. Seperti pada gerak lurus, kita seringkali hanya menyebut
kecepatan linear dengan kecepatan. Tetapi yang kita maksudkan sebenarnya adalah
kecepatan linear. Momentum linear merupakan momentum yang dimiliki benda-benda
yang bergerak pada lintasan lurus, sedangkan momentum sudut dimiliki benda-benda yang
bergerak pada lintasan melingkar.
Momentum suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan gerak
benda tersebut
p = m .v
atau
P = m.v1 m.v0
Apabila pada t1 kecepatan v1 dan pada t2 kecepatan adalah v2 maka :
F (T1 T2) = m.v2 m.v1
P adalah lambang momentum, m adalah massa benda dan v adalah kecepatan benda.
Sedangkan T adalah aksi gaya. Momentum merupakan besaran vektor, jadi selain mempunyai
besar alias nilai, momentum juga mempunyai arah. Besar momentum
p = mv. Terus
arah momentum bagaimana-kah ? arah momentum sama dengan arah kecepatan. Misalnya
sebuah mobil bergerak ke timur, maka arah momentum adalah timur, tapi kalau mobilnya
bergerak ke selatan maka arah momentum adalah selatan. Bagaimana dengan satuan
momentum ? karena p = mv, di mana satuan m = kg dan satuan v = m/s, maka satuan

momentum adalah kg m/s.


Dari persamaan di atas, tampak bahwa momentum (p) berbanding lurus dengan massa (m)
dan kecepatan (v). Semakin besar kecepatan benda, maka semakin besar juga momentum
sebuah benda. Demikian juga, semakin besar massa sebuah benda, maka momentum benda
tersebut juga bertambah besar. Perlu anda ingat bahwa momentum adalah hasil kali antara
massa dan kecepatan. Jadi walaupun seorang berbadan gendut, momentum orang tersebut = 0
apabila dia diam alias tidak bergerak. Jadi momentum suatu benda selalu dihubungkan
dengan massa dan kecepatan benda tersebut. kita tidak bisa meninjau momentum suatu benda
hanya berdasarkan massa atau kecepatannya saja.
Jika Partikel dengan massa m bergerak sepanjang garis lurus, gaya F pada partikel dianggap
tetap dengan arah sejajar gerak partikel jadi Jika kecepatan (v) partikel pada
t =0 adalah
Vo maka kecepatan pada waktu t adalah
V = Vo + at
( V = Vo + at ) m
Vm = Vo. m + M.at
Vm = Vo.m + F.t
m.V m.Vo = F.t
Perubahan momentum linear = m.v m.Vo
Impuls gaya = F.t
Dalam suatu tumbukan, misalnya bola yang dihantam tongkat pemukul, tongkat bersentuhan
dengan bola hanya dalam waktu yang sangat singkat, sedangkan pada waktu tersebut tongkat
memberikan gaya yang sangat besar pada bola. Gaya yang cukup besar dan terjadi dalam
waktu yang relatif singkat ini disebut gaya impulsif.
Tampak bahwa gaya impulsif tersebut tidak konstan. Dari hukum ke-2 Newton diperoleh
F = dp/dt
F dt = dp
I = F dt = p = Impuls
Jika dilihat dengan grafik, impuls dapat dicari dengan menghitung luas daerah di bawah
kurva F(t) (yang diarsir). Bila dibuat pendekatan bahwa gaya tersebut konstan, yaitu dari
harga rata-ratanya, Fr , maka:
I = F t = p
Fr= I /t =p/t
Impuls dari sebuah gaya sama dengan perubahan momentum partikel .

2.2.2. HUBUNGAN MOMENTUM DENGAN HUKUM II NEWTON


Pada pokok bahasan Hukum II Newton, kita telah belajar bahwa jika ada gaya total yang
bekerja pada benda maka benda tersebut akan mengalami percepatan, di mana arah
percepatan benda sama dengan arah gaya total. Jika dirimu masih bingung dengan Hukum II
warisan Newton, sebaiknya segera meluncur ke TKP dan pelajari dulu. Nah, apa hubungan

antara hukum II Newton dengan momentum ? yang benar, bukan hubungan antara Hukum II
Newton dengan momentum tetapi hubungan antara gaya total dengan momentum. Sekarang
pahami penjelasan berikut ini.
Misalnya ketika sebuah mobil bergerak di jalan dengan kecepatan tertentu, mobil tersebut
memiliki momentum. Nah, untuk mengurangi kecepatan mobil pasti dibutuhkan gaya (dalam
hal ini gaya gesekan antara kampas dan ban ketika mobil direm). Ketika kecepatan mobil
berkurang (v makin kecil), momentum mobil juga berkurang. Demikian juga sebaliknya,
sebuah mobil yang sedang diam akan bergerak jika ada gaya total yang bekerja pada mobil
tersebut (dalam hal ini gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin).Ketika mobil masih diam,
momentum mobil = 0. pada saat mobil mulai bergerak dengan kecepatan tertentu, mobil
tersebut memiliki momentum. Jadi kita bias mengatakan bahwa perubahan momentum mobil
disebabkan oleh gaya total. Dengan kata lain, laju perubahan momentum suatu benda sama
dengan gaya total yang bekerja pada benda tersebut. Ini adalah hukum II Newton dalam
bentuk momentum. Newton pada mulanya menyatakan hukum II newton dalam bentuk
momentum. Hanya Hukum II Newton yang menyebut hasil kali mv sebagai kuantitas
gerak, bukan momentum.
Secara matematis, versi momentum dari Hukum II Newton dapat dinyatakan dengan
persamaan :
F= pt
F= gaya total yang bekerja pada benda
p = perubahan momentum
t = selang waktu perubahan momentum
Catatan = lambang momentum adalah p kecil, bukan P besar. Kalau P besar itu lambang daya.
p dicetak tebal karena momentum adalah besaran vektor.
Dari persamaan ini, kita bisa menurunkan persamaan Hukum II Newton yang sebenarnya
untuk kasus massa benda konstan alias tetap.Sekarang kita tulis kembali persamaan di atas :
F= pt
Jika Vo = kecepatan awal, Vt = kecepatan akhir, maka persamaan di atas akan menjadi :
F= mvt-mvt
F= m(vt-v)t
F= vt
F= ma
ini adalah persamaan Hukum II Newton untuk kasus massa benda tetap, yang sudah kita
pelajari pada pokok bahasan Hukum II Newton. Di atas sebagai Hukum II Newton yang
sebenarnya.
Terus apa bedanya penggunaan hukum II Newton yang sebenarnya dengan hukum II
Newton versi momentum ? Hukum II Newton versi momentum di atas lebih bersifat umum,
sedangkan Hukum II Newton yang sebenarnya hanya bisa digunakan untuk kasus massa
benda tetap. Jadi ketika menganalisis hubungan antara gaya dan gerak benda, di mana massa
benda konstan, kita bisa menggunakan Hukum II Newton yang sebenarnya, tapi tidak
menutup kemungkinan untuk menggunakan Hukum II Newton versi momentum. Ketika kita
meninjau benda yang massa-nya tidak tetap alias berubah, kita tidak bisa menggunakan
Hukum II Newton yang sebenarnya (F = ma). Kita hanya bisa menggunakan Hukum II
Newton versi momentum. Contohnya roket yang meluncur ke ruang angkasa. Massa roket
akan berkurang ketika bahan bakarnya berkurang atau habis.

2.2.3 HUBUNGAN MOMENTUM LINEAR DAN IMP


ULSKetika terjadi tumbukan, gaya meningkat dari nol pada saat terjadi kontak dan menjadi
nilai yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Setelah turun secara drastis menjadi
nol kembali. Ini yang membuat tangan terasa lebih sakit ketika dipukul sangat cepat (waktu
kontak antara jari pemukul dan tangan yang dipukul sangat singkat).Hukum II Newton versi
momentum yang telah kita turunkan di atas menyatakan bahwa laju perubahan momentum
suatu benda sama dengan gaya total yang bekerja pada benda tersebut. Besar gaya yang
bekerja pada benda yang bertumbukan dinyatakan dengan persamaan :Ingat bahwa impuls
diartikan sebagai gaya yang bekerja pada benda dalam waktu yang sangat singkat. Konsep
impuls membantu kita ketika meninjau gaya-gaya yang bekerja pada benda dalam selang
waktu yang sangat singkat. Misalnya ketika ronaldinho menendang bola sepak, atau ketika
tanganmu dipukul dengan cepat.
2.2.4 HUBUNGAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN
Sekarang coba dirimu bandingkan, bagaimana akibat yang ditimbulkan dari tabrakan antara
dua sepeda motor dan tabrakan antara sepeda motor dengan mobil ? anggap saja kendaraan
tersebut bergerak dengan laju sama. Tentu saja tabrakan antara sepeda motor dan mobil lebih
fatal akibatnya dibandingkan dengan tabrakan antara dua sepeda motor. Kalo ga percaya
silahkan buktikan Massa mobil jauh lebih besar dari massa sepeda motor, sehingga ketika
mobil bergerak, momentum mobil tersebut lebih besar dibandingkan dengan momentum
sepeda motor. Ketika mobil dan sepeda motor bertabrakan alias bertumbukan, maka pasti
sepeda motor yang terpental. Bisa anda bayangkan, apa yang terjadi jika mobil bergerak
sangat kencang (v sangat besar) ? Kita bisa mengatakan bahwa makin besar momentum yang
dimiliki oleh sebuah benda, semakin besar efek yang timbulkan ketika benda tersebut
bertumbukkan.

2.2.5 KEKALAN MOMENTUM LINEAR


Oleh karena masing-masing benda memberi gaya pada benda lainnya maka momentum
masing-masing benda berubah. Dalam setiap selang waktu, perubahan vector momentum.
Dua buah partikel saling bertumbukan. Pada saat bertumbukan kedua partikel saling
memberikan gaya (aksi-reaksi), F12 pada partikel 1 oleh partikel 2 dan F21 pada partikel 2
oleh partikel 1.
Perubahan momentum pada partikel 1 :
p12= F12 dt = Fr12 t
Perubahan momentum pada partikel :
p2= F21 dt = Fr21 t
Karena F21= - F12 maka Fr21 = - Fr12
oleh karena itu
p1 = - p2
Momentum total sistem : P = p1+ p2 dan perubahan momentum total sistem :
P= p1 + p2 = 0
Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka tumbukan tidak mengubah momentum
total sistem.
partikel yang satu besarnya sama dan arahnya berlawanan dengan perubahanvector
momentum partikel yang lain.
Catatan : selama tumbukan gaya eksternal (gaya grvitasi, gaya gesek) sangat kecil
dibandingkan dengan gaya impulsif, sehingga gaya eksternal tersebut dapat diabaikan.

2.2.6 HUKUM KEKALAN MOMENTUM LINEAR


Pada pokok bahasan Momentum dan Impuls , kita telah berkenalan dengan konsep
momentum serta pengaruh momentum benda pada peristiwa tumbukan. Pada kesempatan ini
kita akan meninjau momentum benda ketika dua buah benda saling bertumbukan. Ingat ya,
momentum merupakan hasil kali antara massa benda dengan kecepatan gerak benda tersebut.
Jadi momentum suatu benda selalu dihubungkan dengan massa dan kecepatan benda. Kita
tidak bisa meninjau momentum suatu benda hanya berdasarkan massa atau kecepatannya
saja.
Hukum Kekekalan Momentum Tidak peduli berapapun massa dan kecepatan benda yang
saling bertumbukan, ternyata momentum total sebelum tumbukan = momentum total setelah
tumbukan. Hal ini berlaku apabila tidak ada gaya luar alias gaya eksternal total yang bekerja
pada benda yang bertumbukan. Jadi analisis kita hanya terbatas pada dua benda yang
bertumbukan, tanpa ada pengaruh dari gaya luar Sekarang perhatikan gambar di bawah ini.
Jika dua benda yang bertumbukan diilustrasikan dengan gambar di atas, maka secara
matematis,hukum kekekalan momentum dinyatakan dengan persamaan :Momentum sebelum
tumbukan = momentum setelah tumbukan
m1v1 + m2v2 = m1v1 + m2v2
Keterangan :
m1 = massa benda 1,
m2 = massa benda 2,
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan,
v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan,
v= kecepatan benda 1 setelah tumbukan,
v2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Jika dinyatakan dalam momentum, maka :
m1v1 = momentum benda 1 sebelum tumbukan,
m2v2 = momentum benda 2 sebelum tumbukan,
m1v1 = momentum benda 1 setelah tumbukan,
m2v2 = momentum benda 2 setelah tumbukan
Perlu anda ketahui bahwa Hukum Kekekalan Momentum ditemukan melalui percobaan pada
pertengahan abad ke-17, sebelum eyang Newton merumuskan hukumnya tentang gerak
(mengenai Hukum II Newton versi momentum telah saya jelaskan pada pokok bahasan
Momentum, Tumbukan dan Impuls). Walaupun demikian, kita dapat menurunkan
persamaanHukum Kekekalan Momentum dari persamaan hukum II Newton. Yang kita tinjau
ini khusus untuk kasus tumbukan satu dimensi, seperti yang dilustrasikan pada gambar di
atas.

2.3. GERAK TRANSLASI DAN ROTASI SERTA KESETIMBANGAN


BENDA TEGAR
A.

Translasi dan Rotasi


Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk dan
lintasan yang sama di setiap titiknya. Jadi sebuah benda dapat dikatakan melakukan gerak
translasi (pergeseran) apabila setiap titik pada benda itu menempuh lintasan yang bentuk dan
panjangnya sama. Contoh gerak translasi silahkan lihat gambar di bawah ini.

Gambar di atas merupakan gerak sebuah balok di atas suatu permukaan datar tanpa
mengguling, dari posisi 1 ke posisi 2 pada jarak yang sama yaitu sebesar s.
Sedangkan, gerak rotasi dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan bentuk dan
lintasan lingkaran di setiap titiknya. Jadi, benda disebut melakukan gerak rotasi jika setiap
titik pada benda itu (kecuali titik-titik pada sumbu putar) menempuh lintasan berbentuk
lingkaran. Sumbu putar adalah suatu garis lurus yang melalui pusat lingkaran dan tegak lurus
pada bidang lingkaran. Contoh gerak rotasi silahkan lihat gambar di bawah ini.

Gambar di atas merupakan contoh gerak rotasi, di mana setiap titik pada benda yang berotasi
bergerak melingkar mengelilingi sumbu putarnya.
Apa yang menyebabkan suatu benda mengalami gerak translasi dan gerak rotasi? Penyebab
suatu benda mengalami gerak translasi karena adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Sedangkan, penyebab suatu benda mengalami gerak rotasi karena adanya momen gaya (torsi)
yang bekerja pada benda tersebut
B. Keseimbangan Benda Tegar
Translasi Rotasi Hub. Translasi & Rotasi
Massa m I (momen inersia) Jarak s = v.t = w.t s = .R
Kecepatan v = s/t w = 2/t v = w.R
Percepatan a = vt v0
t = wt w0
t
=a/R
Gaya F = m.a = I. = F.d
Momentum P = m.v L = I.w Kekekalan momentum P = P L = L MOMEN GAYA
Momen Gaya atau torsi () merupakan besaran yang dipengaruhi oleh gaya dan lengan. Besar

momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang bekerja dengan lengan yang
saling tegak lurus. Dari definisi tadi dapat dirumuskan :
= F . d ; atau ket : = Momen Gaya (Nm)
= F . d sin F = Gaya yang bekerja (N)
d = Panjang lengan (m)
= Sudut kontak
MOMEN INERSIA
Momen Inersia (I) merupakan besaran yang mempunyai nilai tetap pada suatu gerak rotasi.
Besaran ini analog dengan massa pada gerak translasi. Besarnya momen inersia sebuah
partikel yang berotasi dengan jari-jari (R), didefinisikan sebagai hasil kali massa dengan
kuadrat jari-jarinya. Dari definisi tadi dapat dirumuskan :
I = m . R2 ket : I = Momen Inersia (kg m2)
m = Massa Benda (kg)
R = Jari-jari (m)

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR


Keseimbangan benda tegar berasal dari persamaan hukum I Newton. Jika benda dipengaruhi
gaya yang jumlahnya nol F = 0 maka benda akan lembam atau seimbang translasi. Syarat
itulah yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa sebuah benda tegar itu seimbang.
Dari syarat itulah maka berlaku persamaan :
F = 0 dan
=0
GERAK ROTASI
Pada hukum II Newton disebutkan, jika benda dipengaruhi gaya yang tidak nol maka benda
itu akan mengalami percepatan. Apabila Hukum II Newton ini diterapkan pada gerak rotas,
maka saat benda bekerja momen gaya yang tidak bekerja momen gaya yang tidak nol, maka
bendanya akan bergerak rotasi dipercepat. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan hukum II
Newton pada gerak translasi dan rotasi sebagai berikut :
Gerak Translasi : F = m.a
Gerak Rotasi : = I.
ENERGI GERAK ROTASI
Sebuah benda yang bergerak rotasi juga memiliki energi kinetik. Energi ini dinamakan Energi
Kinetik Rotasi. Energi kinetik rotasi dipengaruhi oleh besaran-besaran yang sama dengan
massa, yaotu I dan analog kecepatan linier yaitu kecepatan anguler w. dari kesimpulan diatas,
dapat dirumuskan :
Translasi : EkT = mv2
Rotasi : EkR = Iw2
Menggelinding : EkToT = EkT + EkR
EkToT = (1 +k) mv2
MOMENTUM SUDUT
Telah diketahui Besaran Linier (gerak translasi) adalah analog dari besaran sudut (gerak
rotasi). Analog ini juga berlaku pada momentum. Pada gerak translasi benda memiliki
momentum linier sedangkan pada gerak rotasi ada momentum sudut. Dari definisi tadi, dapat
disimpulkan :

Linier : p = mv
Sudut : L = Iw
KEKEKALAN MOMENTUM SUDUT
Momentun sudut memiliki hubungan dengan momen gaya. Hubungannya adalah :
t=L
=L
t
Jika benda yang bergerak tidak bekerja gaya (impuls) maka momentumnya akan kekal.
Konsep ini juga berlaku pada gerak rotasi. Dapat disimpulkan : Jika pada benda yang
berotasi tidak bekerja momen gaya ( = 0) maka pada gerak benda itu akan terjadi
kekekalan momentum sudut. Maka berlaku :
Lawal = Lakhir
TITIK BERAT
Titik berat merupakan titik tempat keseimbangan gaya berat yang letaknya tepat pada
perpotongan diagonal benda (bila benda homogen). Dari definisi tersebut maka letak titik
berat dapat ditentukan dengan langkah berikut :
a. Bangun dan Bidang simetris (homogen)
Untuk bangun simetris (homogen) titik beratnya berada pada titik perpotongan sumbu
simetrisnya. Contoh kubus, bujur sangkar , dan bola.
b. Bangung atau bidang lancip
Benda ini titik beratnya dapat ditentukan dengan digantung benang beberapa kali, titik potong
garis-garis benang (garis berat) itulah yang merupakan titik beratnya. Atau dapat memakai
kesamaan berikut :
Untuk bidang lancip y0 = 1/3 h
Untuk bangun lancip y0 = h
c. Bagian bola dan lingkaran
Untuk bagian bola atau lingkaran y = 3/8 R
d. Gabungan benda
Untuk gabungan benda-benda homogeny, letak titik beratnya dapat ditentukan dari rata-rata
jaraknya terhadap benda acuan. Rata-rata ditentukan dari momen gaya dan gaya berat.
x0 = xw
w
y0 = yw
y
2.4. Elastisitas dan Hukum Hooke
Hukum Hooke menyelidiki hubungan antara gaya F yang merenggangkan sebuah pegas
dengan pertambahan panjang pegas (x), pada daerah batas elastisitas pegas. Pada daerah

elastisitasnya, Besar gaya luar yang dibrikan (F) sebanding dengan pertambahan panjang
pegas (x).

aplikasi hukum Hooke ada pegas


Persamaan hukum Hooke
Dari bunyi hukum Hooke di atas, hukum Hooke dapat dituliskan :
F = K . x atau K = F / x
Dimana:
F : besar gaya luar yang diberikan pada Pegas (N)
x : Pertambahan panjang pegas (m)
K : Konstanta Pegas (N/m)
Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan ditarik, maka pegas akan mengeluarkan gaya
yang besarnya sama dengan gaya luar yang menariknya, tetapi arahnya berlawanan (aksi =
reaksi). Jika gaya yang diberikan pegas ini disebut Gaya pemulih pegas (Fp), gaya pemulih
ini juga sebanding dengan pertambahan panjang pegas x. Secara matematis dapat ditulis :
Fp = - K . x
Dari persaman persamaan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa didalam batas elastisitas benda,
gaya F sebanding dengan pertambahan panjang benda. Pernyataan inilah yang dikenal
dengan Hukum Hooke.
Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya yang diakibatkan oleh sifat elastisitas
suatu bahan pegas atau peer. Besarnya hukum Hooke akan sebanding dengan ertambahan panjang
pegas diukur dari posisi setimbangnya. Secaara matematis hukum Hooke dapat dituliskan :
F = - k . x
Dimana:
F : gaya luar yang diberikan (N)
k : konstante pegas (N/m)
x : pertanbahan panjang pegas dari posisi normalnya (m)
Aplikas Hukum Hooke pada Pegas
Misalnya kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas tersebut
digantungkan sebuah benda bermassa m. Dengan mengabaikan massa benda, sehingga pegas
meluncur pada permukaan horisontal tanpa hambatan. Terlebih dahulu kita buat kesepakatan bahwa

arah ke kanan bernilai positif dan arah ke kiri bernilai negatif . Setiap pegas memiliki panjang alami
yaitu panjang pegas sebelum diberi gaya luae, jika pegas tidak diberikan gaya luar maka pegas
berada dalam keadaan setimbangnya.
Jika kita menarik ujung sebuah pegas, sementara ujung yang lain terikat tetap, maka pegas akan
bertambah panjang. Pertambahan panjang ini akan sebanding dengan besarnya gaya yang kita
berikan. Hal ini sesuai denganhukum hooke.

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Usaha merupakan hasil kali antara gaya yang bekerja dengan perpindahan yang dialami oleh
benda.
Satuan
usaha
dalam
SI
adalah
joule
(J).
Energi menyatakan kemampuan untuk melakukan usaha.Energi yang dimiliki oleh bendabenda yang bergerak disebut energi kinetik,sedangkan energi yang dimiliki oleh benda karena
kedudukannya disebut energi potensial.
B. SARAN
Bagi pembaca disarankan supaya makalah ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
dalam rangka peningkatan pemahaman tentang usaha dan energi. Dan bagi penulis-penulis
lain diharapkan agar karya tulis ini dapat dikembangan lebih lanjut guna menyempurnakan
makalah yang telah dibuat sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai