BAB I
PENDAHULUAN
A.
B.
a.
b.
c.
C.
LATAR BELAKANG
Beberapa masalah terkadang lebih sulit dari apa yang terlihat. Seperti anda mencoba
untuk mencari laju anak panah yang baru dilepaskan dari anak busurnya. Anada
menggunakan hukum Newton dan segala teknik penyelesaian soal yang pernah kita pelajari.
Lalu kamu menemukan kesulitan.setelah pemanah melepaskan anak panah, tali busur
memberi gaya yang berubah-ubah yang bergantung pada posisi busur. Akibatnya metode
sederhana yang kita pelajari tidak cukup untuk menghitungn lajunya. Jangan takut,karena
masih ada metode lain untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Metode baru yang akan kita lihat itu menggunakan ide kerja dan energi. Kita
akan menggunakan konsep energi untuk mempelajari rentang fenomena fisik yangsangat
luas. Kita akan mengembangkan konsep kerja dan energi kinetik untuk memahamikonsep
umum mengenai energi dan kita akan melihat bagaimana kekekalan energi muncul.
Sebelum kita mengetahui latar belakang pembahasan Impuls dan Momentum Linear
maka terlebih dahulu kita pahami apa yang dimaksud dengan Impuls dan Momentum Linear.
Impuls adalah besaran vektor yang arahya sejajar dengan arah gaya dan Menyebabkan
perubahan momentum dan Momentum Linear adalah momentum yang dimiliki benda-benda
yang
bergerak
pada
lintasan
lurus
Pernahkah menyaksikan tabrakan antara dua kendaraan di jalan. apa yang terjadi ketika dua
kendaraan bertabrakan. kondisi mobil atau sepeda motor mungkin hancur berantakan. Kalau
kita tinjau dari ilmu fisika, fatal atau tidaknya tabrakan antara kedua kendaraan ditentukan
oleh momentum kendaraan tersebut. Dalam ilmu fisika terdapat dua jenis momentum yakni
momentum linear dan momentum sudut. Kadang-kadang momentum linear disingkat
momentum.
RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan usaha DAN ENERGI?
Apa yang dimaksud dengan energi?
Apa saja aplikasi usaha dan energi dalam ke hidupan sehari hari ?
TUJUAN
Makalah ini dimaksudkan untuk dapat membantu meningkatkan pemahaman
mengenaiaplikasi usaha dan energi dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan
memungkinkan kitadapat lebih mengerti bahwa pelajaran fisika itu bisa di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Usaha dan Energi
A. USAHA
1. PENGERTIAN USAHA
Dalam kehidupan sehari-hari, pengertian usaha identik dengan kemampuan untuk
meraih sesuatu. Misalnya, usaha untuk bisa naik kelas atau usaha untuk mendapatkan nilai
yang besar. Namun, apakah pengertian usaha menurut ilmuFisika?
Ketika benda didorong ada yang berpindah tempat dan ada pula yang tetap di
tempatnya. Ketika kamu mendorong atau menarik suatu benda, berarti kamu telah
memberikan gaya pada benda tersebut. Oleh karena itu, usaha sangat dipengaruhi oleh
dorongan atau tarikan (gaya). Menurut informasi tersebut, jika setelah didorong benda itu
tidak berpindah, gayamu tidak melakukan usaha. Dengan kata lain, usaha juga dipengaruhi
oleh perpindahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa usaha dihasilkan oleh gaya
yang dikerjakan pada suatu benda sehingga benda itu berpindah tempat
Bagaimanakah ketika kamu mendorong dinding kelasmu? Apakah dinding berpindah
tempat? Walaupun kamu telah sekuat tenaga mendorongnya, tetapi dinding tetap
ditempatnya. Oleh sebab itu, menurut Fisika gayamu dikatakan tidak melakukan usaha.
Apabila gaya disimbolkan dengan F dan perpindahan dengan s, secara matematis usaha
dituliskan dalam persamaan berikut: W = F s dengan:
W = usaha (J)
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
Usaha memiliki satuan yang sama dengan energi, yaitu joule. Dengan ketentuan
bahwa 1 joule sama dengan besar usaha yang dilakukan oleh gaya sebesar 1 N dengan
perpindahan 1 m.
Kamu sudah mengetahui usaha yang dilakukan untuk memindahkan sebuah benda ke
arah horisontal, tetapi bagaimanakah besarnya usaha yang dilakukan untuk memindahkan
sebuah benda ke arah vertikal? Memindahkan benda secara vertikal memerlukan gaya
minimal untuk mengatasi gaya gravitasi bumi yang besarnya sama dengan berat suatu benda.
Secara matematis gaya tersebut dapat ditulis sebagai berikut: F = m g
Karena perpindahan benda ke arah vertikal sama dengan ketinggian benda (h), usaha
yang dilakukan terhadap benda tersebut sebagai berikut.
W=Fs
W = m g h dengan:
W = usaha (J)
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (N/kg)
h = perpindahan atau ketinggian (m)
Dari persamaan rumus usaha, dapat dikatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh suatu gaya:
a. Berbanding lurus dengan besarnya gaya,
b. Berbanding lurus dengan perpindahan benda,
c. Bergantung pada sudut antara arah gaya dan perpindahan benda.
Jadi, usaha adalah besarnya gaya yang bekerja pada suatu benda sehingga benda tersebut
mengalami perpindahan.
2. Usaha oleh Resultan Gaya Tetap
Usaha yang dilakukan oleh gaya tetap F adalah W = F.s, hal itu setara dengan luas bidang
segi empat yang dinaungi kurva/garis F. Pada grafik tersebut tampak bahwa W = Luas
bidang. Usaha dapat bernilai nol bila salah satu atau kedua variabelnya yaitu resultan gaya
dan perpindahan bernilai nol. Sebagai contoh , orang yang mendorong almari yang sangat
berat, tidak melakukan usaha bila almari tidak bergeser, sekuat apapun Ia mendorong.Orang
yang mendorong benda yang terlalu berat hingga tidak ada perpindahan benda yang
didorong,dinyatakan bahwa usaha W = 0.
Demikian pula pada orang yang mendorong tembok,karena tidak ada perpindahan atau s = 0
maka dapat dikatakan bahwa usaha W = 0.Usaha juga dapat bernilai nol pada kasus benda
yang bergerak lurus beraturan (GLB).Misalnya sebuah kereta ekspres pada rentang waktu
tertentu mempertahankan kecepatannya dengan kelajuan konstan (v = tetap). Walaupun
kereta itu berpindah menempuh jarak tertentu dikatakan tidak melakukan usaha (W =0)
karena resltan gaya nol ( F = 0). Usaha juga dapat bernilai nol apabila tidak ada gaya
bekerja pada arah perpindahan. Misalnya, seorang atlet angkat besi yang sedang mengangkat
beban, karena s = 0 maka dikatakan usaha yang dilakukan nol (W = 0).Seorang pedagang
asongan di terminal bus yang berjalan sambil mengangkat barang dagangan dalam kotak,
dikatakan W = 0 , karena walaupun perpindahan kotak ada,pedagang asongan menjinjing
kotak berisi dagangannya, pada arah perpindahan kotak dinyatakan bahwa usaha W = 0
namun F yang searah perpindahan kotak bernilai 0,artinya hanya berlaku gaya berat ke
bawah yang tidak memiliki proyeksi gaya searah perpindahan kotak.
Aplikasi Usaha Dalam Kehidupan
Mendorong rumah usaha yang sia-sia. Nilai W = 0 N
Mendorong mobil mogok, menarik gerobak, memukul orang W ada nilainya.
Katrol menggunakan keuntungan mekanis (KM)
a.
b.
a.
b.
Usaha yang dilakuakn oleh gaya tetap ( besar maupun arahnya ) didefenisikan sebagai hasil
perkalian antara perpindahan titik tangkapnya dengan komponen gaya pada arah perpindahan
tersebut.
Contoh :
Seseorang menarik kotak pada bidang datar dengan tali membentuk sudut terhadap
horizontal
Gaya F membentuk sudut terhadap perpindahan
Contoh diatas menunjukkan gaya tarik pada sebuah benda yang terletak pada bidang
horizontal hingga benda beerpindah sejauh s sepanjang bidang. Jika gaya tarik tersebut
dinyatakan dengan F(contoh(b)) maka gaya F yang membentuk sudut terhadap arah
perpindahan benda. Berapa usaha yang dilakukan oleh gaya F pada benda?
Vektor gaya F diuraian menjadi dua komponen yang saling tegak lurus. Salah satu komponen
searah dengan perpindahan benda dan komponen yang lain tegak lurus dengan arah
perpindahan benda. Besar masing-masing komponen adalah F cos dan F sin .Dalam hal ini
yang melakukan usaha adalah :
W = ( F cos )
Contoh soal
:
Seorang anak menarik sebuah kereta mainan dengan gaya tetap, 40 N.
Tentukan :
Besar usaha yang dilakukan anak itu jika arah gaya yang membentu sudut 37 sejauh 5
m;
Besar usaha yang dilakukan anak itu selama 5 sekon. Jika benda bermassa 8 kg dan =
0!
Penyelesaian :
Diketahui
: F = 40 N
Ditanya : W =?
Jawab
:
a. Tan 37 = 0,75 cos 37 = 0,8
W = F.s.cos
= 40.5.cos 37 = 200 x 0,8
= 160 J
b. V0 = 0; m = 8 kg
t = tAB = 5 s ; = 0
Gaya mendatar sehingga = 0
a = = 40/8 = 5 m/s2
s = v0t + 1/2at2
s = 0 + 1/2 x 5 x 52 = 62,5 m.
W = F s cos
= 40 x 62,5 cos 00 = 2500 J
3. USAHA OLEH RESULTAN GAYA TIDAK TETAP
Salah satu contoh gaya tidak konstan adalah gaya pegas. Besar gaya pegas selalu berubah
sehingga usaha yang dilakukan oleh gaya pegas pada suatu benda tidak dapat dihitung
menggunakan
rumus
usaha
yang
dilakukan
oleh
gaya
konstan.
Jika pegas diregangkan, semakin panjang pegas, gaya yang diperlukan juga semakin besar.
Demikian juga sebaliknya, semakin ditekan, gaya ketika pegas semakin pendek, gaya yang
diperlukan semakin besar. Selama pegas ditekan atau diregangkan, gaya pegas berubah dari 0
(x = 0) hingga maksimum (F = k x) maka gaya pegas dihitung menggunakan rata-rata. Besar
gaya
pegas
rata-rata
adalah
:
F
=
(0
+
kx)
=
k
x
Usaha yang dilakukan oleh gaya pegas pada suatu benda adalah :
W
=
F
x
=
k
x2
Keterangan
:
W = usaha (satuan Joule)
x = pertambahan panjang pegas (satuan meter)
F = gaya pegas (satuan Newton)
4. USAHA YANG BERNILAI NEGATIF
Berdasarkan persamaan
W
=
F.s cos a , ketika
<a <270, usaha bernilainegatif.
Hal ini disebabkan cos a bernilai negatif.
Jika benda berpindah sejauh h vertikal ke bawah, maka besarnyausaha gaya gravitasi adal
ah W = m g h.
Jika benda berpindah sejauh h mendatar, maka besarnya usahagravitasi adalah W = 0.
7. SATUAN USAHA
Satriawan (2008) menyatakan bahwa.
Dalam SI satuan gaya adalah newton (N) dan satuan perpindahan adalah meter (m).
Sehingga, satuan usaha merupakan hasil perkalian antara satuan gaya dan satuan
perpindahan, yaitu newton meter atau joule. Satuan joule dipilih untuk menghormati James
Presccott Joule (1816 1869), seorang ilmuwan Inggris yang terkenal dalam penelitiannya
mengenai konsep panas dan energi.
1 joule = 1 Nm
karena 1 N = 1 Kg . m/s2
maka 1 joule = 1 Kg . m/s2 x 1 m
1 joule = 1 Kg . m2/s2
Untuk usaha yang lebih besar, biasanya digunakan satuan kilo joule (kJ) dan mega joule
(MJ).
1 kJ = 1.000 J
1 MJ = 1.000.000 J
Wtotal = 20 4
Wtotal = 16 Joule
B. ENERGI
1. PENGERTIAN ENERGI
Energi memegang peranan penting dalam kehidupan ini. Energi menyatakan kemampuan
untuk melakukan usaha. Manusia , hewan , atau benda dikatakan mempunyai energy jika
mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha.
Energi memiliki berbagai bentuk, misalnya energy listrik, energy kalor , energy cahaya,
energy potensial, energy nuklir dan energy kimia. Energy dapat berubah dari satu bentuk ke
bentuk lain, misalnya energy listrik dapat berubah ke energy cahaya atau energy kalor.
:
: m = 2 kg
V = 10 m/s
Ditanya : Ek = ?
Jawab
:
Ek = mv2 = x 2 x (10)2 = 100 J
4. ENERGI POTENSIAL
Energy potensial merupakan energy yang dimiliki oleh benda karena keadaan atau
kedudukannya. Adanya energy potensial tersebut disebabkan karena pengaruh gaya
konservatif.
Energy yang dimiliki oleh air danau ataupun benda-benda lain yang kedudukannya lebih
tinggi disebut energy potensial gravitasi.
Energy yang dimiliki pada pegas, karet, ketapel dan busur panah memiliki tenaga kepegasan
disebut energy potensial gas.
usaha yang diperlukan F untuk mengangkat benda(ke atas dinyatakan positif ) sampai
ketinggian h adalah;
WF = mgh
Jika gaya F dihilangkan benda tersebut jatuh kembali ke tanah, usaha yang dilakukan w
sebesar : (nilai negative menyatakan kearah bawah)
Ww = -mgh
5. HUKUM KEKELAN ENERGI MEKANIK
Energy mekanik adalah jumlah energy potensial dan energy kinetic suatu benda, secara
matematis, energy mekanik dirumuskan :
Em = Ep + Ek
6. HUBUNGAN ANTARA USAHA DAN ENERGI
Jika suatu gaya dilakukan pada benda bergerak, sehingga menimbulkan terjadinya
perubahan kecepatan benda tersebut, maka besarnya usaha yang bekerja pada benda akan
memenuhi persamaan berikut.
W = Ek2 Ek1
= m v22 m v12
Contoh soal:
Sebuah benda dengan massa 5 kg mengalami jatuh bebas dari posisi A di atas lantai seperti
pada gambar. Jika g = 10 m/, tentukan:
a.
Energi potensial di titik A
b.
Energi kinetik di titik B
c.
Energi mekanik di titik C
Pemecahan :
Diketahui: m = 5 kg
=6m
=2m
=0
g = 10 m/
penyelesaian:
a.
E = mg
= 5.10.6
= 300 j
b.
E=E
E+E=E+E
1.
+ EE + mg
300 = E + 5.10.2
300 = E + 100
E = 200j
c.
E = E = E = 300
a.
b.
c.
d.
antara hukum II Newton dengan momentum ? yang benar, bukan hubungan antara Hukum II
Newton dengan momentum tetapi hubungan antara gaya total dengan momentum. Sekarang
pahami penjelasan berikut ini.
Misalnya ketika sebuah mobil bergerak di jalan dengan kecepatan tertentu, mobil tersebut
memiliki momentum. Nah, untuk mengurangi kecepatan mobil pasti dibutuhkan gaya (dalam
hal ini gaya gesekan antara kampas dan ban ketika mobil direm). Ketika kecepatan mobil
berkurang (v makin kecil), momentum mobil juga berkurang. Demikian juga sebaliknya,
sebuah mobil yang sedang diam akan bergerak jika ada gaya total yang bekerja pada mobil
tersebut (dalam hal ini gaya dorong yang dihasilkan oleh mesin).Ketika mobil masih diam,
momentum mobil = 0. pada saat mobil mulai bergerak dengan kecepatan tertentu, mobil
tersebut memiliki momentum. Jadi kita bias mengatakan bahwa perubahan momentum mobil
disebabkan oleh gaya total. Dengan kata lain, laju perubahan momentum suatu benda sama
dengan gaya total yang bekerja pada benda tersebut. Ini adalah hukum II Newton dalam
bentuk momentum. Newton pada mulanya menyatakan hukum II newton dalam bentuk
momentum. Hanya Hukum II Newton yang menyebut hasil kali mv sebagai kuantitas
gerak, bukan momentum.
Secara matematis, versi momentum dari Hukum II Newton dapat dinyatakan dengan
persamaan :
F= pt
F= gaya total yang bekerja pada benda
p = perubahan momentum
t = selang waktu perubahan momentum
Catatan = lambang momentum adalah p kecil, bukan P besar. Kalau P besar itu lambang daya.
p dicetak tebal karena momentum adalah besaran vektor.
Dari persamaan ini, kita bisa menurunkan persamaan Hukum II Newton yang sebenarnya
untuk kasus massa benda konstan alias tetap.Sekarang kita tulis kembali persamaan di atas :
F= pt
Jika Vo = kecepatan awal, Vt = kecepatan akhir, maka persamaan di atas akan menjadi :
F= mvt-mvt
F= m(vt-v)t
F= vt
F= ma
ini adalah persamaan Hukum II Newton untuk kasus massa benda tetap, yang sudah kita
pelajari pada pokok bahasan Hukum II Newton. Di atas sebagai Hukum II Newton yang
sebenarnya.
Terus apa bedanya penggunaan hukum II Newton yang sebenarnya dengan hukum II
Newton versi momentum ? Hukum II Newton versi momentum di atas lebih bersifat umum,
sedangkan Hukum II Newton yang sebenarnya hanya bisa digunakan untuk kasus massa
benda tetap. Jadi ketika menganalisis hubungan antara gaya dan gerak benda, di mana massa
benda konstan, kita bisa menggunakan Hukum II Newton yang sebenarnya, tapi tidak
menutup kemungkinan untuk menggunakan Hukum II Newton versi momentum. Ketika kita
meninjau benda yang massa-nya tidak tetap alias berubah, kita tidak bisa menggunakan
Hukum II Newton yang sebenarnya (F = ma). Kita hanya bisa menggunakan Hukum II
Newton versi momentum. Contohnya roket yang meluncur ke ruang angkasa. Massa roket
akan berkurang ketika bahan bakarnya berkurang atau habis.
Gambar di atas merupakan gerak sebuah balok di atas suatu permukaan datar tanpa
mengguling, dari posisi 1 ke posisi 2 pada jarak yang sama yaitu sebesar s.
Sedangkan, gerak rotasi dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan bentuk dan
lintasan lingkaran di setiap titiknya. Jadi, benda disebut melakukan gerak rotasi jika setiap
titik pada benda itu (kecuali titik-titik pada sumbu putar) menempuh lintasan berbentuk
lingkaran. Sumbu putar adalah suatu garis lurus yang melalui pusat lingkaran dan tegak lurus
pada bidang lingkaran. Contoh gerak rotasi silahkan lihat gambar di bawah ini.
Gambar di atas merupakan contoh gerak rotasi, di mana setiap titik pada benda yang berotasi
bergerak melingkar mengelilingi sumbu putarnya.
Apa yang menyebabkan suatu benda mengalami gerak translasi dan gerak rotasi? Penyebab
suatu benda mengalami gerak translasi karena adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Sedangkan, penyebab suatu benda mengalami gerak rotasi karena adanya momen gaya (torsi)
yang bekerja pada benda tersebut
B. Keseimbangan Benda Tegar
Translasi Rotasi Hub. Translasi & Rotasi
Massa m I (momen inersia) Jarak s = v.t = w.t s = .R
Kecepatan v = s/t w = 2/t v = w.R
Percepatan a = vt v0
t = wt w0
t
=a/R
Gaya F = m.a = I. = F.d
Momentum P = m.v L = I.w Kekekalan momentum P = P L = L MOMEN GAYA
Momen Gaya atau torsi () merupakan besaran yang dipengaruhi oleh gaya dan lengan. Besar
momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya yang bekerja dengan lengan yang
saling tegak lurus. Dari definisi tadi dapat dirumuskan :
= F . d ; atau ket : = Momen Gaya (Nm)
= F . d sin F = Gaya yang bekerja (N)
d = Panjang lengan (m)
= Sudut kontak
MOMEN INERSIA
Momen Inersia (I) merupakan besaran yang mempunyai nilai tetap pada suatu gerak rotasi.
Besaran ini analog dengan massa pada gerak translasi. Besarnya momen inersia sebuah
partikel yang berotasi dengan jari-jari (R), didefinisikan sebagai hasil kali massa dengan
kuadrat jari-jarinya. Dari definisi tadi dapat dirumuskan :
I = m . R2 ket : I = Momen Inersia (kg m2)
m = Massa Benda (kg)
R = Jari-jari (m)
Linier : p = mv
Sudut : L = Iw
KEKEKALAN MOMENTUM SUDUT
Momentun sudut memiliki hubungan dengan momen gaya. Hubungannya adalah :
t=L
=L
t
Jika benda yang bergerak tidak bekerja gaya (impuls) maka momentumnya akan kekal.
Konsep ini juga berlaku pada gerak rotasi. Dapat disimpulkan : Jika pada benda yang
berotasi tidak bekerja momen gaya ( = 0) maka pada gerak benda itu akan terjadi
kekekalan momentum sudut. Maka berlaku :
Lawal = Lakhir
TITIK BERAT
Titik berat merupakan titik tempat keseimbangan gaya berat yang letaknya tepat pada
perpotongan diagonal benda (bila benda homogen). Dari definisi tersebut maka letak titik
berat dapat ditentukan dengan langkah berikut :
a. Bangun dan Bidang simetris (homogen)
Untuk bangun simetris (homogen) titik beratnya berada pada titik perpotongan sumbu
simetrisnya. Contoh kubus, bujur sangkar , dan bola.
b. Bangung atau bidang lancip
Benda ini titik beratnya dapat ditentukan dengan digantung benang beberapa kali, titik potong
garis-garis benang (garis berat) itulah yang merupakan titik beratnya. Atau dapat memakai
kesamaan berikut :
Untuk bidang lancip y0 = 1/3 h
Untuk bangun lancip y0 = h
c. Bagian bola dan lingkaran
Untuk bagian bola atau lingkaran y = 3/8 R
d. Gabungan benda
Untuk gabungan benda-benda homogeny, letak titik beratnya dapat ditentukan dari rata-rata
jaraknya terhadap benda acuan. Rata-rata ditentukan dari momen gaya dan gaya berat.
x0 = xw
w
y0 = yw
y
2.4. Elastisitas dan Hukum Hooke
Hukum Hooke menyelidiki hubungan antara gaya F yang merenggangkan sebuah pegas
dengan pertambahan panjang pegas (x), pada daerah batas elastisitas pegas. Pada daerah
elastisitasnya, Besar gaya luar yang dibrikan (F) sebanding dengan pertambahan panjang
pegas (x).
arah ke kanan bernilai positif dan arah ke kiri bernilai negatif . Setiap pegas memiliki panjang alami
yaitu panjang pegas sebelum diberi gaya luae, jika pegas tidak diberikan gaya luar maka pegas
berada dalam keadaan setimbangnya.
Jika kita menarik ujung sebuah pegas, sementara ujung yang lain terikat tetap, maka pegas akan
bertambah panjang. Pertambahan panjang ini akan sebanding dengan besarnya gaya yang kita
berikan. Hal ini sesuai denganhukum hooke.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Usaha merupakan hasil kali antara gaya yang bekerja dengan perpindahan yang dialami oleh
benda.
Satuan
usaha
dalam
SI
adalah
joule
(J).
Energi menyatakan kemampuan untuk melakukan usaha.Energi yang dimiliki oleh bendabenda yang bergerak disebut energi kinetik,sedangkan energi yang dimiliki oleh benda karena
kedudukannya disebut energi potensial.
B. SARAN
Bagi pembaca disarankan supaya makalah ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
dalam rangka peningkatan pemahaman tentang usaha dan energi. Dan bagi penulis-penulis
lain diharapkan agar karya tulis ini dapat dikembangan lebih lanjut guna menyempurnakan
makalah yang telah dibuat sebelumnya.