Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmannirrahhim
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya hingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Batuan
Sedimen .
Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita baginda Nabi Besar
Muhammad SAW.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dari segi penyusunan
dan isinya, oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya dengan penuh kerendahan hati saya harapkan makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembacanya.

Yogyakarta, 25 September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BABII
DASAR TEORI
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

1
2
3

4
5
13
14

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregat
(kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas lainnya yang
merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi tidak termasuk batuan,
tetapi disebut dengan Aluvial deposit. Salah satu jenis batuan yang kita kenal adalah batuan
sedimen
Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur batuan
mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat
kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika
warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur
berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari
rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi.
Oleh karena itu pembuatan makalah ini kami lakukan sebagai suatu langkah atau
pemberian solusi bagi para mahasiswa untuk dapat mengetahui apa itu struktur sedimen,
bagaimana struktur tersebut terbentuk. Dengan adanya makalah ini, pengetahuan kita
bertambah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu batuan sedimen ?
2. Apa faktor terjadinya batuan sedimen ?
3. Jenis jenis struktur sedimen ?
C. Tujuan Masalah
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian struktur sedimen
2. Jenis jenis struktur sedimen
3. Dan proses terbentuknya struktur sedimen
Sehingga dengan kita dapat mengetahui apa itu batuan sedimen, mempermudah kita untuk
mempelajari dan memahami apa itu struktur sedimen.

BAB II
DASAR TEORI
Batuan adalah material padat yang tersusun oleh kristal kristal dari berbagai jenis
mineral, atau pecahan Kristal mineral mineral, pecahan batuan, dan dapat juga mengandung
fragmen cangkang organmisme.
Pembentukan berbagai macam mineral di alamakan menghasilkan berbagai jenis
batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda dan membentuk jenis batuan yang
berbeda pula. Batuan sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah, seperti proses
penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi, dan organis serta
proses penguapan / evaporasi.
Batuan beku diklasifikasikan cara terbentuknya :
1. Batuan sedimen klastik
2. Batuan sedimen non-klastik

BAB III
PEMBAHASAN
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan
(bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara
utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik;
dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu
pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari
permukaan bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil
erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri
atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara
pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara
melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut
(salution). Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:

Berdasarkan proses pengendapannya


o batuan sedimen klastik (dari pecahan pecahan batuan sebelumnya)
o batuan sedimen kimiawi (dari proses kimia)
o batuan sedimen organik (pengedapan dari bahan organik)

Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut


o batuan sedimen aerik (udara)
o batuan sedimen aquatik (air sungai)
o batuan sedimen marin (laut)
o batuan sedimen glastik (gletser)

Berdasarkan tempat endapannya


o batuan sedimen limnik (rawa)
o batuan sedimen fluvial (sungai)
o batuan sedimen marine (laut)
o batuan sedimen teistrik (darat)

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut.
Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung.

Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan
bentuk butitan yang bersudut

Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm
dengan bentuk butiran yang membudar

Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm

Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256
mm

Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm
5

Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan :
a. Pemampatan (Compaction)
b. Penyimenan (Cementation)
c. Penghabluran semula (Recrystallization) terutamanya sedimen karbonat)

a. Pemampatan (compaction)
Pemampatan menyebabkan butiran sedimen akan tertekan semasa tertimbus. Susunan
butiran akan tersusun semula dengan lebih padat. Jika banyak partikal yang lembut seperti
syal, sedimen lebih mudah mengalami pemampatan. Akibat daripada pemampatan, lapisan
menjadi lebih nipis, porositi berkurangan, terutama dalam sedimen lumpur terrigenus.
Pengurangan porositi dan kehilangan air mencapai 60-80%. Air akan mengalir ke kawasan
yang berketelapan tinggi seperti pasir, dan akan memain perana penting dalam pelarutan dan
pemendapan kimia dalam pasir. Setelah tersusun semula, pemampatan yang terterusan
menyebabkan butiran bersentuhan satu sama lain. Tempat sentuhan mengalami tekanan yang
tinggi dan perubahan fizikal berlaku, seperti proses larutan tekanan (pressure solution). Silika
yang terlarut akan masuk dalam rongga antara butiran dan boleh membentuk simen.

b. Penyimenan (cementation)

Penyimenan merupakan proses dimana mineral baru yang berasal daripada cairan
rongga (pore fluids) akan terbentuk/termendap di permukaan butiran atau berlakunya tumbuhtambah atau tumbuh-lampau atau pertumbesaran (overgrowths) mineral yang sedia ada. Jenis
simen

yang

utama

ialah

kuarza

dan

kalsit.

Simen akan mengikat butiran menyebabkan sedimen menjadi batu. Penyimenan biasanya
berlaku diperingkat pertengahan diagenesis. Jika berlaku diperingkat awal, ia boleh
mengurangkan kesan pemampatan, yang mana simen yang keras boleh menahan tekanan.
Simen kuarza berasal daripada air liang yang tepu dengan silika, iaitu hasil daripada pelarutan
organisma bersilika, larutan tekanan kuarza, diagenesis kimia mineral liat dan lain-lain. Simen
kalsit boleh terbentuk semasa sedimen terendap, iaitu di kawasan sekitaran karbonat.

c. Penghabluran Semula (recrystallization)


Penghabluran semula ialah proses perubahan saiz dan/atau perubahan bentuk, tanpa
adanya perubahan kimia atau mineralogi. Biasanya saiz akan bertambah, tetapi pengecilan
saiz boleh berlaku. Penghabluran semula penting dalam batu kapur, yang mana saiz kalsit
menjadi bertambah besar, tekstur serta strukturnya mungkin musnah.

6
JENIS BATUAN SEDIMEN
Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua cara, yaitu :
1. Terbentuk dalam lembangan pengendapan atau dengan kata lain ianya tidak mengalami
proses pengangkutan. Sedimen sebegini dikenali sebagai sedimen autochthonous. Antara
sedimen yang termasuk dalam kumpulan ini ialah evaporit, batu kapur, laterit.
2. Mengalami proses angkutan, atau dengan kata lain, puncanya daripada kawasan luar
lembangan, dan proses luluhawa, hakisan dan angkutan membawa sedimen ini ke lembangan

pengendapan yang baru. Sedimen ini dipanggil sedimen allochthonous. Antara yang termasuk
dalam

kumpulan

ini

ialah

konglomerat,

volkanoklastik.

Selain daripada pengelasan di atas, batuan sedimen boleh dikelaskan kepada beberapa jenis,
bergantung kepada cara dan proses pembentukannya. Antara klas batuan sedimen yang utama
ialah :

Terrigenous (detrital atau berklas / klastik clastic). Batuan klastik merupakan batuan
yang puncanya berasal daripada suatu tempat lain, dan telah diendapkan dalam
lembangan baru setelah mengalami proses pengangkutan. Antara nama batuan utama
yang terdapat dalam kumpulan ini ialah;Konglomerat atau breksia, Batu pasir,Batu
lodak, & Syal.

Sedimen endapan kimia / biokimia (Chemical/biochemical). Batuan endapat kimia


merupakan batuan yang terbentuk hasil daripada pemendapan kimia daripada larutan,
ataupun terdiri daripada endapan hidupan bercangkang mineral karbonat atau bersilika
atau berfosfat dan lain-lain.. Antara batuan yang tergolong dalam kumpulan ini ialah :
Evaporit, Batuan sedimen karbonat (batu kapur dan dolomit), Batuan sedimen
bersilika (rijang), & Endapan organik (batu arang).

Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks). Batuan volkanoklastik yang berasal


daripada aktiviti gunung berapi. Debu-debu daripada aktiviti gunung berapi ini akan
terendap seperti sedimen yang lain. Antara batuan yang ada dalam kumpulan ini ialah;
Batu pasir bertuf & Aglomerat.

PENGGOLONGAN BATUAN SEDIMEN


Berdasarkan tenaga yang mengangakut hasil pelapukan / erosi, dapat digolongkan atas :
a. Sedimen aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air. Contoh: gosong pasir,
flood plain, natural levee, alluvial fan, delta, dan sebagainya.
b. Sedimen aeolis/aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin. Contoh : sand
dunes, tanah loss, dan sebagainya.
c. Sedimen glasial, yaitu sedimen yang diangkut oleh tenaga gletser Contoh : morena,
drumline.

Materi partikel ada yang kasar dua ada yang halus cara pengangkutan bermacam-macam, ada
yang terdorong (trection), terbawa secara melompat-lompat (saltion, terbawa dalam duspensi,
ada pula yang (solution). Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan
sedimen dibagi menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
7

a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping, dolomit, napal, dan
sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya : endapan sungai
(aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun (aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut, misalnya endapan
delta dan endapan rawa-rawa (limnis).

Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen telah dikemukakan oleh para ahli, baik
berdarkan genetis maupun diskriptif. Secara genetis disimpulkan dalam dua golongan
(Pettijohn, 1975 ddan W. T. Huang, 1962) :
a. BatuanSedimen Klastik
Batuan Sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses
pengendapan secara mekanik ataupun litifikasi batuan-batuan yang telah ada sebelumnya.
Batuan sedimen klastik banyak mengandung Allogenic Minerals (mineral yang terbentuk di
lingkungan sedimenasi atau pada saat sedimenasi berlangsung). Allogenic mineral
mempunyai daya tahan yang tinggi. Mineral ini berasal dari bataun yang telah ada yang telah
mengalami tahap transportasi dan kemudian mengendap pada lingkungan sedimenasi.
Beberapa contoh mineral ini, antara lain kwarasa, hornblende, biotit, plagioklas, kaolinite,
montmorillonite, hydromuscovite, gypsum, kalsedon, hematit, siderit, limonit, dan garnet.
b. Batuan Sedimen Non-Klastik

Batuan sedimen non-klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk akibat proses kimia
baik dari larutan ataupun aktivitas organik. Didalam batuan sedimen non-klastik banyak
sekali dijumpai Authigenic mineral (mineral yang terbentuk di daerah cekungan atau
lingkungan sedimenasi). Beberapa contoh Authigenic mineral yaitu gypsum, anhydrite, kalsit,
dan halit. Selain tersusun atas mineral-mineral, batuan sedimen juga tersusun atas fragmen
batuan dan fosil. Kristal-kristal pada batuan sedimen juga memiliki andil dalam
pengklasifikasian batuan sedimen. Pengklasifikasian batuan sedimen berdasarkan ukuran
kristal dilakukan oleh Howell dan Hirschwald. Pengklasifikasiannya sebagai berikut :
Makrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebih dari
0,75mm.
Mesokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,2mm hingga
0,75mm.
Mikrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran 0,01mm hingga
0,2mm.
Kriptokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya berukuran lebihkecil dari
0,01mm

8
TEKSTUR BATUAN SEDIMEN
Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang berkaitan dengan butir sedimen,
mulai dari ukuran butir, bentuk butir, hingga orientasi. Proses pembentukan batuan sedimen
dapat kita lihat pada strukturnya. Dari tekstur, kita juga dapat mengintepretasikan lingkungan
sedimenasi suatu batuan sedimen.
1. Tekstur Batuan Sedimen Klastik
Unsur-unsur tekstur batuan sedimen klastik, adalah sebagai berikut : Fragmen, butiran yang
berukuran lebih besar daripada pasir. Matrik, butiran yang ukurannya lebih kecil daripada
fragmen, dan mengisi sela- sela diantara fragmen, serta diendapkan bersama fragmen. Semen,
material halus yang berperan sebagai pengikat. Semen diendapkan setelah fragmen dan
matrik. Semen umumnya berupa silika, kalsit, sulfat, atau oksida besi. Untuk mengukur

ukuran butir pada batuan sedimen klastik digunakan skala Wentworth (1922).
Ukuran Butir (mm) Nama Butir
>256 Bongkah
64-256 Brangkal
4-64 Kerakal
2-4 Kerikil
1-2 Pasir Sangat Kasar
-1 Pasir Kasar
- Pasir Sedang
1/8-1/4 Pasir Halus
1/16-1/8 Pasir Sangat Halus
1/16-1/256 Lanau Lempung

Skala Wentworth
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ukuran butir. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Jenis Pelapukan
b. Jenis Transportasi
c. Waktu / jarak Transport
d. Resistansi

Bentuk Butir
Bentuk butir batuan sedimen yang utama terdiri atas dua macam. Pertama, membulat
(konglomerat). Dan kedua adalah meruncing (Breksi). Tingkat kebundaran butir batuan
sedimen klastik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor- faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Komposisi butir
b. Ukuran butir
c. Jenis proses transprtasi
d. Jarak transport

Butiran dari mineral yang resisten akan berbentuk kurang bundar dibandingkan batuan yang
kurang resisten. Butiran yang ukurannya diatas 64 mm akan lebih bundar dibandingkan yang
berukuran lebih kecil. Jarak transport berpengaruh pada tingkat kebundaran. Semakin jauh
jarak transport, maka akan semakin bundar.
Pemilahan atau Sortasi
Terdiri atas sortasi baik dan sortasi buruk.
- Sortasi baik, jika ukuran butir merata atau sama besar.
- Sortasi buruk, jika ukuran butir tidak merata, terdapat fragmen dan matrik.
Kemas
Kemas pada batuan sedimen klastik terdiri atas :
- Kemas terbuka, biila butiran tidak saling bersentuhan.
- Kemas tertutup, jika butiran saling bersentuhan.
Tekstur Batuan Sedimen Non-Klastik
Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang biasa
disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen non-klastik
biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Macam-macam tekstur
batuan sedimen non-klastik adalah sebagai berikut :
Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid, non-kristalin
Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid.
Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm 2 mm. Pisolitik, memiliki
karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir yang lebih besar, lebih dari 2 mm.
Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran yang sama
besar.
Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar. Ukuran butir kristal batuan
sedimen non-klastik dibedakan atas :
- Berbutir kasar, dengan ukuran >5 mm

- Berbutir sedang, dengan ukuran 1-5 mm


- Berbutir halus, dengan ukuran <1 mm
STRUKTUR BATUAN SEDIMEN
Secara umum, struktur batuan sedimen terbagi atas 2 macam
Struktur Syngenetik, struktur ini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan sedimen,
kerap kali disebut sebagai struktur primer batuan.
Struktur Epiginetik, struktur ini terbentuk setelah terbentuknya kekar, sesar, dan lipatan.
Struktur Sygenetik batuan sedimen terklasifikasikan atas dua bagian, karena proses fisik dan
karena proses biologi.

10
Karena Proses Fisik
1. Struktur Eksternal, kenampakan struktur batuan sedimen yang terlihat secara keseluruhan
di lapangan. Contoh struktur eksternal, antara lain sheet, lensa, wedge, dan prisma tabular.
2. Struktur Internal, kenampakan struktur ini terdapat pada bagian dalam batuan sedimen.
Macam-macam struktur internal adalah sebagai berikut :
Perlapisan dan Laminasi
Perlapisan dan laminasi terbentuk karena terjadi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Jika
tebalnya lebih dari 1 cm, maka disebut perlapisan. Jika tebalnya kurang dari 1 cm, maka
disebut laminasi. Macam-macam laminasi dan perlapisan:
a. Perlapisan / laminasi sejajar, lapisan / laminasi tersusun secara horisontal dan saling sejajar
satu dengan yang lainnya.
b. Perlapisan / laminasi silang siur, lapisan / laminasi saling memotong satu dengan yang
lainnya.
c. Gradaed Bedding, dimana butiran-butiran berubah secara gradual.
3. Kenampakan Pada Permukaan Lapisan
- Ripple Mark, bentuk permukaan bergelombang, karena adanya arus.

- Flute Cast, bentuk gerusan pada permukaan lapisan akibat aktivitas arus.
- Mud Cracks, bentuk retakan pada lapisan lumur, pada umumnya memiliki bentuk poligonal.
- Rain Marks, kenampakan pada permukaan sedimen akibat tetesan air hujan.
4. Struktur Yang Terjadi Karena Deformasi
- Load Cast, lekukan yang timbul pada permukaan lapisan akibat beban yang ada diatasnya.
- Convolute Structure, liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi.
- Sandstone Dike and Siil, timbul karena pasir dapat terinjeksi pada lapisan sedimen yang di
atasnya.
Karena Proses Biologi
- Jejak (Track and Trail)
Track, merupakan jejak yang berupa tapak organisme. Sedangkan Trail adalah jejak yang
berupa seretan bagian tubuh organisme.
- Galian (Burrow)
Merupakan lubang akibat dari akitivitas organisme.
- Cetakan (Cast and Mold)
Mold merupakan cetakan bagian tubuh organisme. Sedangkan Cast adalah cetakan dari Mold.

11
STRUKTUR SEDIMEN
Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan ( Pettijohn, 1975 ), dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :
1. Struktur Sedimen Primer

Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses sedimenasi dapat
merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti perlapisan, gelembur
gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun, dan lain-lain. (Suhartono,
1996 : 47) Struktur primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan dan
ketika batuan beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat. Struktur
primer ini penting sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu batuan yang
tersingkap, terutama dalam batuan sedimen. Struktur yang terbentuk sewaktu proses
pengendapan sedang berlangsung termasuk lapisan mendatar (flat bedding), lapisan silang,
laminasi, dan laminasi silang yang mikro (micro-crosslamination), yaitu adanya kesan riak.
(Mohamed, 2007).
Contoh struktur sedimen primer :
Lineasi Parting

Parting Lineasi adalah


suatu struktur yang halus namun jelas terlihat pada bidang perlapisan beberapa batupasir yang
berlapis tipis. Struktur itu terutama sangat jelas terlihat pada batupasir yang menjadi sumber
flagstone. Struktur itu dinamakan primary current Lineasi oleh Stokes (1947). Cloos (1938)
menyatakan bahwa struktur itu sejajar dengan arah arus pengendapan. Karena paling jelas
terlihat pada bidang-bidang yang menyuban, maka struktur itu kemudian dinamakan parting
Lineasi oleh Crowell (1955).Struktur itu terlihat sebagai sederetan lekukan dan tonjolan halus
dengan relief yang sangat rendah serta terletak pada bidang perlapisan-penyubanan.
Genesa
Parting Lineasiterlihat sebagai sederetan lekukan dan tonjolan halus dengan relief yang sangat
rendah serta terletak pada bidang perlapisan-penyubanan. Pada kasus lain, parting Lineasi
kurang sempurna dan agak tidak beraturan, dimana sisa-sisa laminasi yang seperti plaster
menempel pada bidang penyubanan. Istilah parting-step Lineasi digunakan oleh McBride &
Yeakel (1963) untuk menamakan struktur pada kasus seperti itu untuk membedakannya
dengan parting-plane Lineasi yang terlihat pada bidang yang lebih mulus. Kedua ahli itu
menunjukkan bahwa arah rata-rata yang diperlihatkan oleh sumbu panjang partikel sejajar
dengan arah lineasi.

Keterdapatan/Lingkungan
Lingkunga

Struktur Sedimen

Pola Penyebaran

Silang Siur,

Arah arus purba menunjukkan


paleoslope dan arah provenance;
pola unimodal dengan penyebaran
yang kecil jika dibentuk oleh sungai
dengan low-sinousity, polaunimodal
dengan penyebaran yang besar jika
dibentuk oleh sungai dengan highsinousity atau kipas aluvial

n
Fluvial

lineasi parting,
ripple,scour,
imbrikasi

Delta

Lapisan silang
siur, channel,
lineasi parting ,
ripple

Umumnya berpola unimodal dengan


arah kebarat meskipun prose laut
dapat membuat arus komplek

Cekungan
turbidit

Struktur sole,
khususnya flute,
lineasi parting,
ripple, laminasi,
silang siur,
orientasi butir,
slump fold

Pola unimodal umum ditemukan


pada turbidit, dapat berarah
downslope atau searah sumbu
cekungan, atau radial jika pada kipas
bawah laut. Pada countourit, arah
arus purbanya paralel terhadap
lereng

Tabel Lingkungan pengendapan, struktur sedimen direksional dan pola penyebaran (Tucker,
1991 dengan modifikasi)

2. Struktur Sedimen Sekunder


Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimenasi, sebelum atau pada waktu diagenesa. Juga
merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan dasar, lereng dan
lingkungan organisnya. Antara lain : beban, rekah kerut.
Contoh struktur sedimen sekunder :
Load Cast

Load cast merupakan sturktur primer pada lapisan batuan sedimen yang terbentuk akibat
pembebanan yang tidak merata atau akibat stratifikasi densitas yang tidak stabil.Load cast
adalah tonjolan yang bentuknya agak tidak beraturan dan ditemukan pada bidang perlapisan
bawah batupasir yang terletak diatas lapisan serpih. Dilihat dari ukuran dan reliefnya load cast
mirip dengan flute cast. Walaupun demikian, load cast lebih tidak beraturan, tidak
memperlihatkan kesetangkupan dan tidak memperlihatkan orientasi sebagaimana flute cast.

Struktur beban bukan merupakan cast karena tonjolan pasir kebawah itu bukan merupakan
produk pengisian suatu kerukan, melainkan akibat deformasi laminasi-laminasi pada tubuh
lumpur yang terletak dibawahnya. Agaknya struktur ini merupakan pembebanan yang tidak
merata terhadap lumpur hidroplastis yang terletak dibawah lapisan pasir, dimana struktur itu
sendiri merupakan perwujudan vertical readjustment, dimana pasir melesak kedalam sebagai
tanggapan pergerakan lumpur ke atas. Pada kasus ekstrim, struktur ini mirip dengan karung
yang digantung, dimana massa pasir yang melesak dihubungkan dengan lapisan pasir oleh
suatu tali gantungan yang berupa kolom pasir berukuran kecil. Bahkan pada kasus lain,
kantung-kantung pasir menjadi terlepas dari lapisan induknya dan kemudian tenggelam
kedalam massa lumpur yang ada dibawahnya, massa pasir seperti itu disebut load pouche dan
jika lepas disebut load ball.
Genesa
Proses pembentukan load cast kadang-kadang diawali oleh pembebanan tidak merata yang
tidak berkaitan dengan proses sedimentasi. Jika sifat-sifat lumpur yang terletak dibawahnya
sesuai, flute dan groove yang terbentuk dipermukaan lumpur itu dapat tenggelam dan
menghasilkan jejak-jejak yang dapat dianggap sebagai load cast. Bahkan gelembur terisolasi
(starved ripple, isolated ripple) dapat berperan sebagai beban yang tidak merata dan
dibawah kondisi yang sesuai, akan melesak kedalam lapisan lumpur yang terletak dibawahnya
(Dzulynski, 1962)
Ketrdapatan/lingkungan
Load cast tidak memerlukan lingkungan yang istimewa. Load cast dapat terbentuk dalam
setiap lingkungan dimana pasir diendapkan diatas lumpur hidroplastis yang dijenuhi air. Load
cast sering ditemukan dalam paket turbidit. Meskipun demikian dalam paket turbidit
sekalipun hanya sebagian saja yang memperlihatkan struktur load cast. Ketika suatu massa
turbid mengalir tidak lama setelah arus turbid sebelumnya berhenti, maka lumpur yang
terletak dibawahnya tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengeluarkan semua air yang
ada didalamnya. Karena itu, efek-efek pembebanan akan terlihat jelas. Jika rentang waktu
yang memisahkan beberapa aliran relatif panjang, maka kompaksi alami akan memperkecil
kemungkinan terbentuknya struktur load cast.

3. Struktur Sedimen Organik


Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau binatang
lainnya. Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan.
Contoh struktur sedimen organik :
Track Struktur

Track Struktur merupakan salah satu jenis struktur sedimen biogenik. Yaitu struktur yang
dibentuk dikarenakan aktivitas organisme. Track struktur yaitu berupa kenampakan jejak
berupa tapak kaki suatu organisme.
Genesa

Track struktur dapat terbentuk karena adanya aktifitas organisme yang berupa jejak tapak
kaki. Jejak tapak kaki tersebut dapat tercetak dengan jelas pada batuan sedimen. Secara umum
jejak tapak kaki organisme hanya terbentuk dan terawetkan pada permukaan lumpur atau
sedimen berbutir halus. Pada saat organisme melewati sedimen yang belum mengalami
lithifikasi atau pembatuan jejak kaki organisme tersebut akan terekam pada lapisan sedimen
yang lama kelamaan jejak tersebut akan terawetkan bersamaan dengan proses pembatuan atau
lithifikasi. Oleh karena itu jejak tapak kaki hanya terawetkan pada bidang perlapisan
batulanau atau batupasir halus.

Ketrdapatan/lingkungan
Karena track struktur merupakan suatu jejak kaki organisme, maka dapat disimpulkan bahwa
lingkungan saat terbentuknya track struktur tersebut adalah di darat. Karena organisme yang
mempunyai kaki mereka hidup didarat.

12

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Pembentukan berbagai macam mineral di alamakan menghasilkan berbagai jenis
batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda beda dan membentuk jenis batuan
yang berbeda pula. Batuan sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah, seperti
proses penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukankimia, proses kimiawi, dan organis
serta proses penguapan / evaporasi.
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama
batuan ( bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis ) yang terbentuk melalui tiga
cara utama : pelapukan batuan lain ( clastic ), pengendapan ( deposition ) karena aktivitas
biogenik, dan pengendapan ( precipitation ) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu
kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi
75% dari permukaan bumi.

13

DAFTAR PUSTAKA
Muawanah, Umi dan Agus Supangat. 1998.
PengantarKimiadanSedimenIbsarlautBadanRisetKelautandanPerikanan. Jakarta.
Widada, Sugeng. 2004. ModulMataKuliah. Semarang: Universitas Diponegoro
Id.wikipedia.org

14

Anda mungkin juga menyukai