TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari pembuatan gas chlorine dengan proses elektrolisis
2. Mengidentifikasi produksi gas chlorine yang didapatkan
3. Membandingkan produksi gas chlorine dalam waktu tertentu
II.
DASAR TEORI
2.1 Definisi Klorin
Ditemukan pada tahun 1774 oleh Carl Wilhelm Scheele, dia keliru mengira
klorin mengandung oksigen. Unsur ini mendapatkan namanya seperti sekarang pada
tahun 1810 oleh Humphry Davy. Unsur kimia murni klorin berwujud gas diatomik
berwarna hijau. Nama klorin berasal dari kata latin chloros, yang berarti hijau,
mengacu pada warna gas ini.
Gas klorin memiliki berat 2,5 kali udara, memiliki bau menyesakkan, serta
sangat beracun. Dalam bentuk cair dan padat, klorin merupakan oksidator kuat,
pemutih, dan agen disinfektan kuat. Elemen ini merupakan bagian dari seri halogen
pembentuk garam yang bisa diekstrak dari klorida melalui oksidasi dan elektrolisis.
Di alam, klorin banyak ditemukan bersenyawa dengan unsur natrium
membentuk garam dapur (NaCl), serta ditemukan dalam karnalit dan silvit. Klorida
membentuk banyak garam terlarut dalam lautan dengan sekitar 1,9% dari massa air
laut adalah ion klorida. Jumlah klorida dalam tanah bervariasi tergantung dari
jaraknya dengan laut. Rata-rata klorida di tanah bagian atas adalah sekitar 10 ppm.
Dalam tabel periodik, unsur ini termasuk kelompok halogen atau grup 17
(sistem lama: VII or VIIA). Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk
garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah
dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk
manusia. Dalam bentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun.
Dalam bentuk cair atau padat, klor sering digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau
desinfektan.
Ciri-ciri umum
Nama, lambang, Nomor atom
Jenis unsur
Golongan, periode, blok
Massa atom standar
Konfigurasi elektron
klor, Cl, 17
halogen
17, 3, p
35,453(2)
[Ne] 3s2 3p5
2, 8, 7
Sifat fisika
Fase
Massa jenis
gas
(0 C, 101.325 kPa)
3,2 g/L
Titik lebur
Titik didih
Titik kritis
Kalor peleburan
Kalor penguapan
Kapasitas kalor
(Cl2)
33,949 Jmol1K1
Tekanan uap
P (Pa)
10
100
1k
10 k
100 k
at T (K)
128
139
153
170
197
239
Sifat atom
Bilangan oksidasi
1, 3, 5, 7
Elektronegativitas
Energi ionisasi
pertama: 1251,2
(lebih lanjut)
Jari-jari atom
kJmol1
ke-2: 2298 kJmol1
ke-3: 3822 kJmol1
100 pm
79 pm
Jari-jari kovalen
99 pm
175 pm
iso
NA
35
75,77%
36
syn
Cl
Cl
37
Cl
24,23%
Tabel 4. Isotop
Paling Stabil
DP
0,709
36
Ar
36
S
2.3 Cara
Memperoleh
Dalam bidang industri, unsur Chlorine biasanya diperoleh melalui elektrolisis natrium
klorida yang dilarutkan dalam air. Seiring dengan proses pembuatan klorin, metode ini
menghasilkan hasil samping berupa gas hidrogen dan natrium hidroksida, yang
merupakan produk yang paling berharga. Persamaannya sebagai berikut :
2 NaCl + 2H2O
Cl2 + H2 + 2NaOH
Kemudian pada kutub anoda dan katoda diperoleh reaksi sebagai berikut :
Katoda : 2H+(aq) + 2eH2 (g)
Anoda: 2Cl- (aq)
Cl2(g) + 2eProses keseluruhan :
2NaCl + 2H2O
Cl2 + H2 + 2NaOH
2.4 Kegunaan
1. Klorin adalah bahan kimia penting dalam pemurnian air, dalam desinfektan,
dalam pemutih, dan gas mustard.
2. Klorin juga digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk termasuk
dalam produksi kertas, antiseptik, zat warna, makanan, insektisida, cat, produk
minyak bumi, plastik, obat-obatan, tekstil, pelarut, dan banyak produk konsumen
lainnya.
3. Unsur ini juga digunakan untuk membunuh bakteri dan mikroba dari pasokan air
minum.
4. Klorin juga digunakan untuk pemutih pulp kayu sebelum digunakan untuk
membuat kertas, serta menghilangkan tinta pada kertas daur ulang.
5. Unsur ini digunakan pula dalam produksi klorat, kloroform, karbon tetraklorida,
dan ekstraksi brom.
III.
IV.
No
.
Alat
Jumlah (buah)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Buret
50 ml
Batang Pengaduk
Spatula
Erlenmeyer 250 ml
Pipet tetes
Pipet ukur 5 ml
Pipet ukur 10 ml
Pipet volume 10 ml
Bola hisap
Gelas kimia 100 ml
Corong
Reaktor elektrolisis
Rectifier
Scrubber
Capit Buaya
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
2
1
1
2
1
CARA KERJA
4.1 Pembuatan Gas Chlorine
Bahan
NaCl teknis
HCl 0,02 N
Kalium Iodida (KI) 2%
Indikator phenolpthalin
Aquades
Masukkan selang dari kolom elektrolisis pada scrubber yang telah berisi
larutan KI
Amati perubahan warna yang terjadi pada larutan KI untuk mengetahui gas
Chlorine yang terbentuk.
Tambahkan pada cawan petri beberapa tetes Amilum, amati perubahan yang
terjadi.
V.
DATA PENGAMATAN
1. Membuat larutan NaCl
No.
1.
NaCl
(gram)
20
Aquadest
(ml)
100
20
No.
Waktu (second)
1.
10
0,40
2.
20
0,50
3.
30
0,50
4.
40
0,60
5.
50
0,60
6.
60
0,60
7.
70
0,70
8.
80
0,70
9.
90
0,70
10.
100
0,80
11.
110
0,80
12.
120
0,80
13.
130
0,90
14.
140
0,90
15.
150
1,00
16.
160
1,00
17.
170
1,10
18.
180
1,20
Catatan :
Tegangan Listrik (V) = 10 V
Volume gas Cl2 yang terbentuk sudah dikurangi dengan volume awal larutan NaCl
sebelum dielektrolisis yaitu sebesar 10,80 ml
2.10
2.12
0,00
0,00
V-pemakaian (mL)
2.10
2.12
2.11
2.11
Warna TA
Volume rata - rata
Perhitungan [NaOH]
[HCl] standar yang digunakan yaitu 0.02 N
Mek NaOH
mek HCl
V1 . N1
V2. N2
5 mL . N1
2.11 . 0.02 N
N1
0.008 N
Jadi larutan hasil dari elektrolisis merupakan senyawa NaOH dengan konsentrasi 0.008 N
I2
2. Setelah itu ditambahkan larutan amylum , kemudian warna larutan berubah warna karena
gas Iod terikat oleh amylum terbentuk senyawa I amylum yang membentuk warna bitu
hitam .
VI.
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Oleh Azka Muhammad Syahida
Pada praktikum ini, dilakukan praktikum pembuatan gas chlorine (Cl2). Bahan
yang digunakan adalah larutan natrium klorida (NaCl) dan menggunakan prinsip
elektrolisis. Natrium klorida dan 20gram dilarutkan hingga lewat jenuh dengan
aquades 100 mL dan dimasukkan dalam reaktor elektrolisis yang dihubungkan dengan
rectifier, dengan sumber listrik positif sebagai anoda dan negatif sebagai katoda. Arus
listrik dialirkan ke reaktor yang akan mengelektrolisis larutan NaCl, pada bagian
anoda akan menghasilkan gas chlorine (Cl2) sehingga dihubungkan selang agar gas
tersebut ditangkap oleh kalium iodida (KI) yang terdapat dalam scrubber. Pada
praktikum ini, digunakan voltase sebesar 5 Volt pada praktikum.
Pada katoda akan terjadi reaksi pemecahan air menjadi gas hidrogen (H 2) dan ion
hidroksida (OH-), OH- akan tertangkap oleh ion natrium (Na+) yang terurai karena
elektrolisis NaCl yang selanjutnya membentuk NaOH (Natrium hidroksida)
sedangkan pada anoda akan terbentuk gas chlorine. Reaksi yang terjadi yaitu:
Katoda
: 2H2O + 2e-
H2 + 2OH-
Anoda
: 2Cl-
Cl2 + 2e-
Total Reaksi
: 2H2O + 2Cl-
Selain itu, pada anoda juga terjadi pembentukan gas O2. Reaksi yang terjadi yaitu:
Katoda
: 4H2O + 4e-
Anoda
: 2H2O
Total Reaksi
: 6H2O 4
H+ + 4OH- + 2H2 + O2
Pada saat proses elektrolisis dapat terlihat bahwa larutan di katoda akan
mengalami penurunan volume, sedangkan di anoda akan mengalami kenaikan
volume, kenaikan volume pada anoda dikarenakan gas O 2 yang naik ke atas dan
selanjutnya mendorong larutan kalium iodida ke bawah.
Gas chlorine yang terbentuk selanjutnya mengalir melalui selang menuju
scrubber yang telah mengandung kalium iodida (KI) 2% dan membentuk KCl serta I 2.
Hasil tersebut lalu ditambahkan larutan dari anoda (mengandung gas Cl2) yang akan
membentuk larutan berwarna kuning kecoklatan. Namun, pada praktikum ini larutan
dalam scrubber tidak berubah warna karena gas chlorine yang terbentuk tidak
terdistribusi ke dalam scrubber karena selang penghubung antara buret gas dan
scrubber terlalu panjang.
Untuk mengidentifikasi adanya Cl2 digunakan larutan KI yang berfungsi agar
berikatan dengan I2. Karena gas chlorine tidak berikatan di dalam scrubber, gas
chlorine yang berikatan dengan air di dalam buret gas dikeluarkan langsung,
kemudian diteteskan ke plat tetes yang telah berisi amilum. Larutan berubah menjadi
warna coklat . karena I- dalam KI tereduksi menjadi I2 yang tercampur dalam larutan
tersebut , sehingga memberikan warna orange agak coklat pada larutan dengan reaksi
2I- + 2e-
I2
Setelah itu ditambahkan larutan amylum , kemudian warna larutan berubah warna
karena gas Iod terikat oleh amylum terbentuk senyawa I amylum yang membentuk warna
bitu hitam
Produk berupa NaOH yang terdapat di katoda, selanjutnya dititrasi dengan HCl
untuk mengetahui konsentrasinya. Dengan menggunakan indikator pp yang membuat
larutan berwarna merah, akan berubah menjadi bening sebagai titik akhir titrasi.
Berdasarkan titrasi tersebut, praktikan dapat memperoleh konsentrasi NaOH sebesar
0.008 N.
Praktikum kali ini membuat gas klor yang berasal dari larutan NaCl. Larutan
NaCl tersebut digunakan sebagai bahan pembuatan gas klorin karena NaCl
mengandung ion Cl- dan merupakan salah satu larutan yang elektrolit, maka dari itu,
untuk menghasilkan gas klorin digunakan metoda elektrolisis, yaitu memisahkan
larutan berdasarkan ion-ionnya yang ditangkap oleh suatu kutub positif atau negative.
NaCl teknis yang ditimbang sebanyak 20 gram dalam 100 ml (20%),
kemudian larutan di elektrolisis. Karena proses yang dilakukan adalah elektrolisis
maka sumber listrik negatif dipasang pada katoda dan sumber listrik positif dipasang
pada anoda. Pada anoda dihasilkan gas Cl2 dan pada anoda dihasilkan gas H2. Reaksi
yang terjadi ialah sebagai berikut :
NaCl(l)
Na+
Cl
Katoda:
2H2O(l) + 2e
H2(g)
2OH(aq)
Anoda:
2Cl(aq)
Cl2(g)
2e
H2(g)
2OH(aq)
2H2O(l) + 2Cl(aq)
Cl2(g)
udara. Selanjutnya ditetesi oleh amylum, dan berubah warna menjadi biru kehijauhijauan. Ini mengindikasikan bahwa gas I- bereaksi dengan amylum.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
Cl- (g) + KI (aq) KCl (aq) + I- (aq)
3. Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH
Larutan NaOH dihasilkan sebagai produk samping pada pembuatan gas Cl 2.
Untuk menentukan konsentrasi larutan NaOH yang dihasilkan dapat dititrasi
menggunakan larutan HCl (0,02%). Larutan NaOH ditambahkan indicator
phenolphthalein sehingga berwarna ungu, dan ketika di titrasi dengan larutan HCl
akan berubah warna menjadi merah muda. Warna merah muda tersebut
mengindikasikan bahwa kesetimbangan terpenuhi. Konsentrasi NaOH yang
didapatkan yaitu sebesar 0,008 N.
Na+
Cl
Katoda:
2H2O(l) + 2e
H2(g)
2OH(aq)
Anoda:
2Cl(aq)
Cl2(g)
2e
2H2O(l) + 2Cl(aq)
H2(g)
2OH(aq)
Cl2(g)
Kemudian pada kolom dimasukkan larutan NaCl jenuh yang dibuat dengan cara
melarutkan serbuk NaCl sebanyak 20 gram dalam 100 mL air ( 20% ), Selanjutnya
pada masing-masing scrubber diisi dengan larutan KI 2% sebanyak 50 mL. Setelah arus
mulai dialirkan pada katoda terbentuk gelembung-gelembung yang banyak tetapi pada
anoda masih tetap diam tanpa ada gelembung, setelah beberapa saat pada anoda juga
mulai terbentuk gelembung-gelembung yang kemudian terus menekan keatas
(mengangkat) larutan dari kolom hingga meluap melalui selang sehingga mengalirkan
larutan klorin yang terbentuk menuju scrubber 1 yang telah disiapkan sebagai
penangkap gas klorin , pada saat praktikum tidak terdapatnya gas chlor yang masuk
kedalam scrubber 1 ataupun 2 dikarenakan selang yang digunakan terlalu panjang ,
sehingga gas chlor tidak mampu masuk kedalam scrubber .
b. Titrasi NaOH
Setelah terbentuknya gas chlor dianoda , kemudian dilakukan pengujian terhadap
larutan di katoda yang berupa NaOH sebanyak beberapa mL, selanjutnya larutan NaOH
tersebut dititrasi dengan menggunakan larutan HCl 0,02N, setelah dilakukan titrasi
volume HCl yang dibutuhkan untuk menetralkan larutan NaOH tersebut hanya 2.10 mL
dan 2.12 ml sehingga dari hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa konsentrasi
NaOH yang terbentuk di katoda adalah sebesar 0,008 N
c. Uji kualitatif gas Chlorin
Pengujian gas chlor dilakukan terhadap gas cl yang terikat di air dalam buret gas ,
kemudian diteteskan pada larutan KI , sehingga KI akan direduksi menjadi I 2 yang
menandakan warna coklat pada larutan , kemudian ditambahkan larutan amylum
sehingga warna larutan berwarna menjadi biru tua karena I2 terikat oleh amylum
menjadi I2amyl yang berwarna biru , hal tersebut menandakan adanya gas chlor, dan
pengujian berhasil dilakukan.
praktikum ini dibuat melalui proses elektrolisis. Pada proses elektrolisis ini digunakan
larutan Nacl dengan konsentrasi jenuh sebagai larutan elektrolit. Digunanakannya
larutan NaCl dengan konsentrasi jenuh sebagai larutan elektrolit karena larutan ini
merupakan kondouktor yang baik sehingga reaksi elektrolisis dapat berjalan dengan
baik.
Pada katoda ion Na+ dari larutan NaCl tidak tereduksi yang tereduksi adalah air.
Hal ini terjadi karena harga potensial reduksi H2O lebih besar dari harga potensial
reduksi ion Na+ dari larutan NaCl. Reaksi pada katoda ini menghasilkan gas H 2 dan
larutan bersifat basa. Larutan pada katoda bersifat basa karena pada katoda dihasilkan
ion OH- dan ion OH- ini ditangkap oleh ion Na+ dari larutan NaCl sehingga
menghasilkan larutan NaOH pada katoda yang bersifat basa. Larutan ini dititrasi
dengan larutan HCl, dimana volume larutan HCl yang dibutuhkan pada proses titrasi ini
adalah 2.10 dan 2.12 ml sehingga dapat diketahui pada praktikum ini konsentrasi
larutan NaOH yang didapatkan pada katoda adalah 0,008 M.
Sementara itu pada anoda ion Cl- dari larutan NaCl mengalami oksidasi
membentuk CL2 (gas Chlorine). Untuk membuktikan bahwa pada anoda terbentuk gas
chlorine maka gas chlorine pada praktikum ini dialirkan menuju scrubber 1 dan 2 yang
berisi larutan KI untuk mengidentifikasi jika terdapat gas chlor , gas chlorine berikatan
dengan larutan KI sehingga terbentuk I2 (iodin). Iodin inilah yang menyebabkan larutan
berwarna coklat. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa terbentuknya gas chlorine
pada praktikum ini dapat diketahui dengan menggunakan larutan KI dimana larutan
tersebut berubah warnanya menjadi kuning kehijauan.
Untuk membuktikan adanya Iodine maka digunakan amilum. Amilum ini jika
bereaksi dengan Iodine akan menghasilkan larutan berwarna ungu. Pengamatan pada
praktikum ini didapatkan larutan hasil pencampuran antara larutan pada buret udara dan
larutan amilum mennghasilkan larutan berwarna hijau tua.
Reaksi elektrolisis pembuatan gas chlorine dapat dituliskan sebagai berikut :
Katoda:
NaCl
Na+
Cl-
2H2O + 2e
H2
OH-
Anoda:
2Cl-
Cl2
2e
2H2O + 2Cl-
H2
OH-
Cl2
VII. KESIMPULAN
1. Pembuatan gas chlorine dapat dilakukan dengan proses elektrolisis dari larutan
NaCl. Pada proses elektrolisis gas chlorine terbentuk pada anoda sedangkan di
katoda terbentuk OH- yang bereaksi membentuk NaOH .
2. Gas chlorine pada anoda dapat diketahui dengan mengalirkan gas chlorine ke
dalam larutan yang berisi larutan KI maka gas chlorine bereaksi dengan
larutan KI menghasilkan Iodine yang ditandai dengan warna larutan menjadi
coklat. Adanya iodine pada larutan scrubber dapat diketahui dengan
mencampurkan larutan tersebut dengan larutan amilum yang akan
menghasilkan warna larutan Biru hitam.
3. Pada katoda terbentuk larutan yang bersifat basa yaitu larutan NaOH.
Konsentrasi larutan NaOH dapat diketahui dengan cara mentitrasi larutan
tersebut dengan HCl. Dari percobaan diketahui konsentrasi larutan NaOH
sebesar 0,008 N.
DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Aal, H.K., dan Hussein I.A. 1993. Parametric Study for Saline Water Electrolysis:
Part I-- Hydrogen Production. International Journal Hydrogen Energy 18 (6), Hal
485-489.
Abdel-Aal, H.K., Hussein I.A., Sultan. S.M. 1993. Parametric Study for Saline Water
Electrolysis: Part
II-Chlorine Evolution, Selectivity and Determination. International Journal Hydrogen Energy
18 (7), Hal 545-551.
American Public Health Association (APHA), American Water Work Association, Water
Environmental
LAMPIRAN GAMBAR