Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Geologi Rekayasa Teknik
Sipil.
Adapun makalah ilmiah Geologi Rekayasa Teknik Sipil ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya.
Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah Geologi ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Geologi
Rekayasa Teknik Sipil ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
1 | Page 42
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
. ii
BAB I. PENDAHULUAN
.
.3
1.1 Latar Belakang
. 3
1.2 Maksud dan Tujuan
.
3
1.3 Ruang Lingkup
. 3
BAB II. TEORI DASAR DAN KONSTRUKSI
5
1.1 Geologi
. 5
1.2 Konstruksi
.. 5
BAB III. GEOLOGI REKAYASA TEKNIK SIPIL
.. 6
2 | Page 42
40
DAFTAR PUSTAKA
.. 41
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi rekayasa adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik rekayasa
untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang memengaruhi lokasi,
3 | Page 42
7. Stratigraf
8. Geokimia
9. Geofsika
4 | Page 42
10.
Geologi minyak bumi
11.
Geologi teknik
12.
Geologi terapan, yaitu ilmu yang mempelajari tentang geologi
yang bermanfaat untuk kehidupan manusia.
BAB II
TEORI DASAR DAN KONSTRUKSI
2.1 Geologi
Geologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu - [ge-, "bumi"] dan
[logos, "kata", "alasan"]. Jadi, geologi adalah Ilmu (sains) yang mempelajari
bumi dan komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses
pembentukannya.
Tujuan geologi rekayasa adalah untuk mengidentifikasi berbagai jenis
kondisi geologi rekayasa daerah lokasi lapangan dan berbagai masalah
5 | Page 42
BAB III
GEOLOGI REKAYASA DALAM TEKNIK SIPIL
3.1. TEKNIK JALAN RAYA
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang
6 | Page 42
diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas
permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (UU RI No.
38 Tahun 2004).
Pelaksanaan pekerjaan dilapangan dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor
pelaksana yang telah ditunjuk dan diawasi langsung konsultan pengawas
dan Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan
berdasarkan atas gambar-gambar kerja dan spesifikasi tekhnik umum dan
khusus yang telah tercantum dalam dokumen kontrak, rencana kerja &
syarat-syarat (RKS) dan mengikuti perintah atau petunjuk dari konsultan,
sehingga hasil yang dicapai akan sempurna dan sesuai dengan keinginan
pemilik proyek.
7 | Page 42
8 | Page 42
9 | Page 42
10 | P a g e 4 2
3. Jalan Lokal : adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan cirriciri perjalanan jarak dekat kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
11 | P a g e 4 2
1.
2.
3.
4.
5.
PEKERJAAN GALIAN
Pekerjaan galian adalah pekerjaan pemotongan tanah dengan tujuan
untuk memperoleh bentuk serta elevasi permukaan sesuai dengan gambar
yang telah direncanakan. Adapun prosedur pekerjaan dari pekerjaan galian,
yaitu :
Lokasi yang akan dipotong (cutting) haruslah terlebih dahulu dilakukan
pekerjaan clearing dan grubbing yang bertujuan untuk membersihkan lokasi
dari akar-akar pohon dan batu-batuan.
Untuk mengetahui elevasi jalan rencana, surveyor harus melakukan
pengukuran dengan menggunakan alat ukur (theodolit). Apabila elevasi
tanah tidak sesuai maka tanah dipotong kembali dengan menggunakan alat
berat (motor grader), sampai elevasi yang diinginkan.
Memadatkan tanah yang telah dipotong dengan menggunakan
Vibrator Roller.
Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan tes kepadatan
(ujiDdensity Sand Cone test) di lapangan.
Pekerjaan Galian Dapat Diklasifkasikan Menjadi Beberapa Bagian :
a. Galian Biasa Commond Excavation)
Dalam pekerjaan ini dilakukan penggalian untuk menghilangkan atau
membuang material yang tidak dapat dipakai sebagai struktur jalan, yang
12 | P a g e 4 2
13 | P a g e 4 2
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
Lapisan perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar
dinamakan lapis pondasi bawah yang berfungsi sebagai :
Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban roda ke
tanah dasar. Dengan nilai CBR 20% dan Plastisitas indeks (PI) 10%.
Material pondasi bawah relatip murah dibandingkan dengan lapisan
perkerasan diatasnya.
Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.
Lapisan perkerasan, agar air tanah tidak berkumpul dipondasi.
Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik
kelapis atas. Tebal rencana lapisan pondasi bawah ini adalah 20 cm.
Lapisan pondasi agregat kelas B yang digunakan dalam proyek ini memiliki
komposisi sebagai berikut :
Split 5/7
Split 3/5
Split 2/3
Abu Batu
Teknik pelaksanaan pekerjaan penghamparan dan pemadatan dari Base B
adalah :
Pengangkutan material base B ke lokasi proyek dengan menggunakan
Dump Truck.
Setelah sampai di lokasi, campuran ditumpuk menjadi lima sampai
enam tumpukan disepanjang lokasi yang telah siap untuk dihampar base B.
Penghamparan material base B dilakukan dengan menggunakan alat
motor grader dengan kapasitas 3,6 m. Setelah badan jalan terbentuk,
kemudian dipadatkan dengan alat vibrator roller dengan kapasitas 16 ton.
Jika disuatu lokasi ada campuran material yang kurang baik ikatannya
maka dapat ditambahkan abu batu dengan bantuan tenaga manusia untuk
mengikat material tersebut ketika dipadatkan kebali dengan vibrator roller.
Untuk mengetahui apakah tebal penghamparan base B dan % kemiringan
telah sesuai dengan yang direncanakan maka digunakan waterpass agar
dapat menemukan elevasinya.
15 | P a g e 4 2
Peralatan
Dalam pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi atas digunakan alat alat sebagai
berikut :
Wheel Loader berfungsi untuk mengambil tumpukan agregat dari
tempat pengambilan material, selanjutnya dimasukkan kedalam dunp truck.
Dump truck berfungsi untuk mengangkut material agregat base B ke
lokasi pekerjaan.
Motor grader berfungsi untuk memadatkan material base B.
Water tank truck berfungsi untuk menyiram agregat base B setelah
penghamparan.
Nomor
Mm
Kelas
A
Kelas
B
2 in
50
100
100
11/2 in
37.5
100
88 - 95
1 in
25
65 - 81 70 - 85
3/8 in
9.5
42 - 60 30 - 65
#4
4.75
27 - 45 25 - 55
# 10
Nop-25 15 - 40
# 40
0.425
6 16
8 20
# 200
0.075
0-8
28
16 | P a g e 4 2
Sifat Material
Sifat Kelas
A
Sifat Kelas B
0 - 40%
0 - 40%
0-6
4 10
0 25
90 min
35 min
PENGAWASAN PEKERJAAN
Pengawasan pekerjaan dilaksanakan olek konsultan pengawas. Hal ini
dilakukan untuk menjamin pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor sebagai
pelaksana proyek, apakah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam
spesifikasi.
dengan cara menggali dan mengganti dengan bahan yang memenuhi syarat
kadar air tersebut.
Teknik fondasi atau teknik pondasi adalah suatu upaya teknis untuk
mendapatkan jenis dan dimensi fondasi bangunan yang efisien, sehingga
dapat menyangga beban yang bekerja dengan baik. Teknik fondasi
merupakan bagian dari ilmugeoteknik.
Jenis-Jenis Fondasi
Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
Pondasi dangkal: kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya
beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering
digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari
beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom
bangunan ke tanah keras. Di dalamnya terdiri dari
Pondasi setempat
Pondasi penerus
Pondasi pelat
Pondasi konstruksi sarang laba - laba
Pondasi dalam. Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan
melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang
lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan
18 | P a g e 4 2
19 | P a g e 4 2
Pondasi Setempat
20 | P a g e 4 2
Pada umurnnya Pondasi dangkal digunakan untuk kondisi lapisan tanah keras
terletak dekat permukaan, sedangkan Pondasi dalam digunakan apabila
lapisan tanah keras jauh dari lapisan permukaan tanah.
21 | P a g e 4 2
Metode Perancah
1.
2.
3.
4.
5.
25 | P a g e 4 2
LAUNCHING GANTRY
1. Pertama, semua pilar jembatan ditempatkan di lokasi yang dijadikan
sebagai penyokong launching gantry.
2. Baja pada launching gantry digerakkan dan mempunyai derek untuk
penempatan beton.
6.
26 | P a g e 4 2
Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu
banjir;
Keadaan Topograf
o Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus
dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diari;
27 | P a g e 4 2
o Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi
mercu bendung dapat ditetapkan;
o Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat
diseleksi.
Keadaan Hidrologi
Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan juga adalah faktor
faktor hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang bendung serta
tinggi bendung tergantung pada debit rencana. Faktor faktor yang
diperhitungkan, yaitu masalah banjir rencana, perhitungan debit rencana,
curah hujan efektif, distribusi curah hujan, unit hidrograf, dan banjir di site
atau bendung.
Kondisi Topograf
Dilihat dari lokasi, bendung harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu
o Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi.
o Trase saluran induk terletak di tempat yang baik.
Biaya Pelaksanaan
Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi salah satu faktor
penentu pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari beberapa alternatif
lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling murah dan pelaksanaan yang
tidak terlalu sulit.
Berikut ini adalah metode pembuatan bendung :
1. Pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan diversion channel
(saluran pengalihan) yang dibangun di sebelah kanan sungai
2. Pekerjaan dimulai dengan dengan mengerjakan diversion work dengan
menggali tanah dan pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai.
Setelah sungai dialihkan lokasi bendung dapat dikeringkan melalui proses
dewatering.
28 | P a g e 4 2
Gambar pemasangan pilar movable weir dan masangan king shore hoist
deck
18. Pelaksanaan bendung gerak dan bendung tetap merupakan lintasan
kritis . Sedangkan pekerjaan apron, stilling basin dan fishway merupakan
pekerjaan tidak kritis tetapi dapat dilaksanakan paralel dengan pekerjaan
bendung sesuai kapasitas penyediaan beton per hari
19. Untuk pembuatan pier dan kolom beton digunakan climbing formwork
dengan dua tipe, yaitu untuk lengkung dipakai bekisting baja dan untuk yang
lurus digunakan bekisting kayu dan plywood
31 | P a g e 4 2
KONSTRUKSI BENDUNGAN
Pengertian Bendungan
Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga
digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Gambar Topologi Bendungan
2.
Bagian-bagian bendungan
Bendungan terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
a.
Badan bendungan (body of dams)
Adalah tubuh bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air. Bendungan
umumnya memiliki tujuan untuk menahan air, sedangkan struktur lain
seperti pintu air atau tanggul digunakan untuk mengelola atau mencegah
aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik. Kekuatan air memberikan
listrik yang disimpan dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk
menyediakan listrik bagi jutaan konsumen.
b.
Pondasi (foundation)
Adalah bagian dari bendungan yang berfungsi untuk menjaga kokohnya
bendungan.
c.
Pintu air (gates)
Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran baik
yang terbuka maupun tertutup.
Bagian yang penting dari pintu air adalah :
32 | P a g e 4 2
a.
Daun pintu (gate leaf)
Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat
digerakkan untuk membuka , mengatur dan menutup aliran air.
b.
Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)
Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang
digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang
direncanakan.
c. Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk
menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan
dari pintu air ke dalam konstruksi beton.
d. Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan
ditutup dengan mudah.
d. Bangunan pelimpah (spill way)
Adalah bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air banjir yang
masuk ke dalam waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan.
Bagian-bagian penting daribangunan pelimpah :
1)
Saluran pengarah dan pengatur aliran (controle structures)
Digunakan untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar kecepatan
alirannya kecil tetapi debit airnya besar.
2)
Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute, discharge
carrier, flood way)
Makin tinggi bendungan, makin besar perbedaan antara permukaan air
tertinggi di dalam waduk dengan permukaan air sungai di sebelah hilir
bendungan. Apabila kemiringan saluran pengangkut debit air dibuat kecil,
maka ukurannya akan sangat panjang dan berakibat bangunan menjadi
mahal. Oleh karena itu, kemiringannya terpaksa dibuat besar, dengan
sendirinya disesuaikan dengan keadaan topografi setempat.
3)
Bangunan peredam energy (energy dissipator)
Digunakan untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi energi
air agar tidak merusak tebing, jembatan, jalan, bangunan dan instalasi lain di
sebelah hilir bangunan pelimpah.
e.
Kanal (canal)
Digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.
f.
Reservoir
Digunakan untuk menampung/menerima limpahan air dari bendungan.
g.
Stilling basin
Memiliki fungsi yang sama dengan energy dissipater.
h.
Katup (kelep, valves)
Fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya dapat menahan tekanan yang
33 | P a g e 4 2
lebih tinggi (pipa air, pipa pesat dan terowongan tekan). Merupakan alat
untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air dengan cara memutar,
menggerakkan kea rah melintang atau memenjang di dalam saluran airnya.
i.
Drainage gallery
Digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.
3.
Tipe Bendungan
Bendungan juga dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :
a.
Berdasarkan ukuran
1)
Bendungan besar (large dams)
Menurut ICOLD definisi dari bendungan adalah :
Bendungan yang tingginya lebih dari 15m, diukur dari bagian terbawah
pondasi sampai ke puncak bendungan.
Bendungan yang tingginya antara 10m dan 15m dapat pula disebut dengan
bendungan besar asal memenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai
berikut :
Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m.
Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m.
Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000
m/detik.
Bendungan menghadapi kesulitan - kesulitan khusus pada pondasinya
(had specially ifficult foundation problems).
Bendungan di desain tidak seperti biasanya (unusual design).
2)
Bendungan kecil (small dams, weir, bendung)
Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar di
sebut bendungan kecil.
b.
Berdasarkan tujuan pembangunannya
1)
Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja.
2)
Bendungan serbaguna (multipurpose dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan.
c.
Berdasarkan penggunaannya
1)
Bendungan untuk membuat waduk (storage dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna
menyimpan air pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktu
diperlukan.
2)
Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dams)
Adalah bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi
sehingga dapat mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan air.
3)
Bendungan untuk memperlamabat jalannya air (detension dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memperlamabat aliran air sehingga
dapat mencegah terjadinya banjir besar. Masih dapat dibagi lagi menjadi 2,
yaitu :
34 | P a g e 4 2
e.
Berdasarkan fungsinya
1)
Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)
Adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit
air rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang
memungkinkan pembangunannya secara teknis.
2)
Bendungan pengelak (cofferdam)
Adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak
pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi kering
yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.
3)
Bendungan utama (main dam)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan
tertentu.
4)
Bendungan sisi ( high level dam )
Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan sisi kanan
bendungan utama yang tinggi puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk
membuat proyek seoptimal-optimalnya, artinya dengan menambah tinggi
pada bendungan utama diperoleh hasil yang sebesar-besarnya biarpun harus
menaikkan sebelah sisi kiri dan atau sisi kanan.
5)
Bendungan di tempat rendah (saddle dam)
Adalah bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan
utama yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk sehingga
air waduk tidak mengalir ke daerah sekitarnya.
6)
Tanggul ( dyke, levee)
Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan
bendungan utama dan di tempat yang jauh dari bendungan utama yang
tinngi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang puncaknya maksimal 5 kali
tingginya.
7)
Bendungan limbah industri (industrial waste dam)
Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk
menahan limbah yang berasal dari industri.
8)
Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)
Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk
menahan hasil galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal
dari hasil galian pertambangan juga.
f.
Berdasarkan jalannya air
1)
Bendungan untuk dilewati air (overflow dams) Adalah bendungan yang
dibangun untuk untuk dilewati air misalnya pada bangunan pelimpah
(spillway).
2)
Bendungan untuk menahan air (non overflow dams) Adalah bendungan
yang sama sekali tidak boleh di lewati air.
Kedua tipe ini biasanya dibangun berbatasan dan dibuat dari beton,
pasangan batu atau pasangan bata
36 | P a g e 4 2
Dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf atau quai
dan jetty atau pier.
Wharf adalah dermaga yang pararel dengan pantai dan biasanya berimpit
dengan garis pantai. Wharf juga dapat berfungsi sebagai penahan tanah
yang ada dibelakangnya.
37 | P a g e 4 2
Jetty atau pier adalah dermaga yang menjorok ke laut. Berbeda dengan
wharf yang digunakan untuk merapat satu sisinya, jetty dapat digunakan
pada satu sisi atau dua sisinya, yang biasanya sejajar dengan pantai dan
dihubungkan dengan daratan oleh jembatan yang biasanya membentuk
sudut tegak lurus dengan jetty, sehingga jetty dapat berbentuk T, L atau Jari.
1.
Perencanaan Dermaga
Pada perencanaan harus dipertimbangkan semua aspek yang mungkin akan
berpengaruh baik pada saat pelaksanaan konstruksi maupun pada saat
pengoperasian dermaga. Penggunaan peraturan dan persyaratanpersyaratan dimaksudkan untuk memperoleh desain yang memenuhi syarat
keamanan, fungsi dan biaya konstruksi. Persyaratan dari desain dermaga
pada umumnya mempertimbangkan lingkungan, pelayanan konstruksi, sifatsifat material dan persyaratan-persyaratan sosial. Elemen-elemen yang
dipertimbangkan dalam perencanaan dermaga antara lain:
Fungsi
Fungsi dermaga berkaitan dengan tujuan akhir penggunaan dermaga,
apakah untuk melayani penumpang, barang atau untuk keperluan khusus
seperti untuk melayani transportasi minyak dan gas alam cair.
Tingkat kepentingan
Pertimbangan tingkat kepentingan biasanya menyangkut adanya sumber
daya yang bernilai ekonomi tinggi yang memerlukan fasilitas pendistribusian
atau menyangkut sistem pertahanan nasional.
Umur (life time)
Pada umumnya umur rencana (life time) ditentukan oleh fungsi, sudut
pandang ekonomi dan sosial untuk itu maka harus dipilih material yang
sesuai sehingga konstruksi dapat berfungsi secara normal sampai umur yang
direncanakan. Terlebih lagi untuk konstruksi yang menggunakan desain kayu
atau baja yang cenderung untuk menurun kemampuan pelayanannya akibat
adanya kembang susut ataupun korosi, maka umur rencana harus ditetapkan
guna menjamin keamanan konstruksinya.
Kondisi lingkungan
Selain gelombang, gempa, kondisi topografi tanah yang berpengaruh
langsung pada desain, juga harus diperhatikan pengaruh adanya konstruksi
terhadap kualitas air, kehidupan hewan dan tumbuh-tumbuhan serta kondisi
atmosfer sekitar.
Beban-beban yang bekerja
Material yang digunakan
Faktor keamanan
38 | P a g e 4 2
3.6. TEROWONGAN
Lorong bawah tanah kuno di Banten (foto diambil pada tahun 1920-an)
Sebuah bekas terowongan kereta api diBelgia yang kini digunakan untuk
pejalan kaki dan pengendara sepeda.
40 | P a g e 4 2
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Geologi Rekayasa adalah penerapan ilmu geologi dalam
praktik rekayasa untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang
memengaruhi lokasi, disain, konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan
rekayasa telah dikenali dan diperhitungkan dengan matang. Penelitian
geologi rekayasa dapat dilakukan pada waktu perencanaan, analisis dampak
lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi
proyek umum dan swasta, serta pada tahap setelah konstruksi
dan penyelidikan proyek. Penelitian geologi rekayasa dilakukan oleh
seorang ahli geologi atau ahli geologi rekayasaterdidik, tenaga profesional
yang terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengenali dan
menganalisis bahaya geologi serta kondisi geologi yang merugikan.
42 | P a g e 4 2
Keseluruhan tujuan tersebut adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda
dari kerusakan serta solusi untuk masalah-masalah geologi.
4.2 SARAN
Sebagai saran bahwa Pengetahuan dasar sebagai pendukung dalam
mempelajari Geologi Rekayasa adalah Fisika, Kimia, biologi, dan Matematika.
Geologi Rekayasa dalam Teknik Sipil termasuk ilmu yang sangat penting
dimana terdapat banyak aspek-aspek teknik konstruksi. Pemakalah
mengharapkan agar makalah ini dapat sedikit menambah pengetahuan
mengenai Geologi Rekayasa dan agar pemanfaatan lahan pembangunan
dapat terlaksana sesuai dengan prinsip-prinsip Geologi baik secaraTeknis
maupun secata Tatalingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : Shirley L. Hendarsin, Perencanaan Teknik Jalan Raya
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
file:///C:/Users/user/Pictures/REKAYASA JALAN RAYA I - KISARAN TEKNIK SIPIL.html
file:///C:/Users/user/Pictures/REKAYASA%20PONDASI%20-%20KISARAN%20TEKNIK
%20SIPIL.html
file:///C:/Users/user/Pictures/Bendung%20%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,
%20ensiklopedia%20bebas.html
file:///C:/Users/user/Pictures/Bendungan%20%20Wikipedia%20bahasa%20Indonesia,
%20ensiklopedia%20bebas.html
43 | P a g e 4 2