SITI NURROHMAH
AI SITI RIKA FAUZIAH
(260110140083)
(260110140084)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
I. Tujuan
Membuat sediaan krim serta melakukan evaluasi terhadap sediaan tersebut
dengan metode yang tepat.
II. Tinjauan Pustaka
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air
tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (Depkes RI,
1979). Ada beberapa tipe krim seperti emulsi, air terdispersi dalam minyak (A/M)
dan emulsi minyak terdispersi dalam air (M/A). Sebagai pengemulsi dapat
digunakan surfaktan anionik, kationik dan non anionik. (Anief,1994).
Prinsip pembuatan krim adalah berdasarkan proses penyabunan (saponifikasi)
dari suatu asam lemak tinggi dengan suatu basa dan dikerjakan dalam suasana
panas yaitu temperature 70 80 C (Depkes RI, 1995).
Kualitas dasar krim yang diharapkan yaitu:
- Stabil
- Lunak
- Mudah dipakai
- Dasa krim yang cocok
- Terdistribusi merata
Fungsi krim yaitu:
-
2. Praktis
3. Mudah dibersihkan atau dicuci
4. Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat
5. Tidak lengket terutama tipe m/a
6. Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m
7. Digunakan sebagai kosmetik
8. Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun.
b.
1. Susah dalam pembuatannya karena pembuatan krim harus dalam keadaan panas.
2. Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas.
3. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu sistem
campuran terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi
disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan.
(Lachman, 1994)
Hidrokortison asetat adalah glukokortikoida yang banyak digunakan
sebagai antiinflamasi lokal akibat dermatitis (Rittel et al, 2008). Obat tersebut
banyak diformulasi sebagai sediaan krim (IAI, 2012).
III. Formula
Tiap 10 g mengandung:
Hydrocortisoni acetas
Chlorcresolum
Cetomacrogolum-1000
Cetostearylalcoholum
Paraffin liquidum
Vaselinum album
Aquadestillata hingga
100 mg
10 mg
180 mg
720 mg
600 mg
1,5 g
10 g
(Depkes RI, 1978)
Bahan
Hydrocortisoni acetas
Chlorcresolum
Cetomacrogolum-1000
Cetostearylalcoholum
Penangas air
VI.
VII.
Paraffin liquidum
Vaselinum album
Aquadestillata
Perhitungan Bahan
Dibuat sediaan 1 kg.
Hydrocortisoni acetas
0,1 g x 100
= 10 gram
Chlorcresolum
0,01 g x 100 = 1 gram
Cetomacrogolum-1000
0,18 g x 100 = 18 gram
Cetostearylalcoholum
0,72 g x 100 = 72 gram
Paraffin liquidum
0,6 g x 100
= 60 gram
Vaselinum album
1,5 g x 100
= 150 gram
Aquadestillata
= 689 gram
Perhitungan: 1000 g - ( 10 g+1 g+18 g+72 g+60 g+150 g) = 689 gram
Pembuatan sediaan
Pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan emulsifikasi. Pertama,
dibuat
terlebih
dahulu
fase
minyak
dengan
melebur
bersama-sama
Data Preformulasi
Nama Obat: Hydrocortisoni Acetas
Pemerian
Warna
Rasa
Bau
Bentuk
Kelarutan
Praktis tidak
kloroform P.
Titik Lebur : Lebur kurang 2200
:
: putih atau hampir putih
: tawar; kemudian pahit
: tidak berbau
: serbuk hablur
:
larut dalam air; sukar larut dalam etanol (98%) P dan dalam
1. Chlorcresolum
Pemerian
kloroform, eter, minyak, gliserin, terpen; larut 1 dalam 0,4 bagian etanol; larut
-
1 dalam 260 bagian air atau 1 dalam 50 bagian air pada suhu 100 C.
Fungsi
: Antimicrobial preservative; disinfectant.
Inkompatibilitas
: dapat decompose ketika kontak dengan alkali kuat,
2. Cetostearylalcoholum
Pemerian
: liquid crystal, lamellar structures, and gel phases.
Kelarutan
: larut dalam etanol (95%), eter dan minyak; praktis
Inkompatibilitas
garam logam.
Titik didih
: 300 360 C
Inkompatibilitas
erapa pewarna.
Penggunaan
4. Paraffin liquidum
Sinonim
Pemerian
cahaya
Khasiat dan penggunaan
5. Vaselinum album
Sinonim
Pemerian
berflouresensi lemah, juga jika dicairkan; tidak berbau; hamper tak berasa
Kelarutan
: praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%
: paraffin cair
: cairan kental, transparan, tidak berflouresensi,
P); larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyaktanah P,
-
6. Aquadestillata
Sinonim
Pemerian
: air suling
: cairan jernih, tak berwarna, tak berbau, tak
mempunyai rasa
BM
Rumus Molekul
Penyimpanan
: 18,02
: H2O
: dalam wadah tertutup baik
(Depkes RI, 1979, hal. 96)
Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses
pembuatan krim bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan
lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus
homogen sehingga krim yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi
merata saat penggunaan pada kulit. Alat yang digunakan untuk pengujian
homogenitas ialah roller mill, colloid mill. Homogenizer tipe katup. Dispersi
yang seragam dari obat yang tidak larut dalam basis maupun pengecilan
ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau mill pada
temperatur 30-40oC. Krim harus tahan terhadap gaya gesek yang timbul
akibat pemindahan produk, maupun akibat aksi mekanis dari alat pengisi.
(Anief, 1999).
3.
Stabilitas
Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap
batch obat yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan
6.
Keseragaman Sediaan
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan dua metode, yaitu keragaman
bobot atau keragaman kandungan. Persyaratan ini digunakan untuk sediaan
yang mengandung satu zat aktif dan sediaan yang mengandung dua atau lebih
zat aktif.
persyaratan
keseragaman
kandungan.
Krim
hidrokortison
mengandung 2,5% zat aktif. Karena zat aktifnya kurang dari 50% maka
keseragaman sediaan ditentukan dengan keseragaman kandungan. (Depkes
RI, 1995).
Evaluasi lain:
a. Uji daya sebar cream
1. Timbang 0,5 g cream, letakan di tengah kaca bundar.
2. Letakan kaca penutup di atas massa cream setelah kaca penutup itu
ditimbang.
3. Ukur diameter cream yang menyebar (dengan mengambil panjang rata-rata
diameter dari beberapa sisi).
4. Tambahkan 50 g beban tambahan, diamkan selama 1 menit dan ulangi
langkah (3), tambah terus beban hingga 200 g.
5. Gambarkan dalam grafik hubungan antara beban dan luas cream yang
menyebar.
b. Uji daya lekat cream
1. Letakan cream secukupnya di atas obyek glass yang telah ditentukan
luasnya
2. Letakan obyek glass yang lain di atas cream tersebut. Tekan dengan beban
1 kg selama 5 menit
3. Lepaskan beban seberat 1 kg
4. Pasang obyek glass pada alat uji
5. Catat waktunya hingga kedua obyek glass terlepas
6. Ulangi sebanyak 3 kali
c. Uji kemampuan proteksi
1. Ambilah sepotong kertas saring (10 x 10 cm). Basahi dengan larutan
phenophtalein untuk indikator. Setelah itu kertas dikeringkan
2. Olesilah kertas tersebut dengan cream yang akan dicoba (satu muka) seperti
lazimnya orang mempergunakan cream
3. Sementara itu pada kertas saring yang lain buat satu area (2,5 x 2,5 cm)
dengan pembatas parafin padat yang dilelehkan
4. Tempelkan kertas (3) pada kertas (2)
5. Tetesi atau basahi dengan KOH 0,1 N
6. Amati timbulnya noda kemerahan pada sebelah kertas yang dibasahi
dengan larutan phenolphtalein pada waktu 15; 30; 45; 60 detik, 3; 5 menit.
d. Uji homogenitas cream
1. Letakan 0,5 gram sediaan pada obyek glass
2. Tutup dengan obyek glass yang lain
3. Amati homogenitasnya menggunakan lup.
Penimbangan
Hydrocortisoni acetas
Chlorcresolum
Cetomacrogolum-1000
Cetostearylalcoholum
Paraffin liquidum
Vaselinum album
Aquadestillata
10 gram
1 gram
18 gram
72 gram
60 gram
150 gram
689 gram
Pembuatan
Pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan emulsifikasi. Pertama,
dibuat terlebih dahulu fase minyak dengan melebur bersama-sama (Chlorcresolum,
Cetostearylalcoholum, Paraffin liquidum, Vaselinum album) di penangas air pada
suhu 70-75 C. Kemudian, dibuat fase air dengan memanaskan (Cetomacrogolum1000 dan aquades) pada suhu yang sama. Selanjutnya, fasa air secara perlahan-lahan
ditambahkan ke dalam fasa minyak yang telah melebur dan diaduk dengan konstan
tergantung derajat kekerasan yang diinginkan. Pada parafin liquidum ada 2 jenis yaitu
: viskosiatas ringan untuk vanishing cream dan viskositas berat untuk cold cream.
Parafin campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan diperoleh dari minyak bumi,
tidak berwarna atau putih, kurang lebih massa yang tembus cahaya yang dapat
digunakan untuk membuat keras atau kaku dasar salep setengah padat yang berlemak.
Kesimpulan
Hidrokortison asetat dibuat sediaan krim dengan tipe M/A yang cocok untuk
penggunaan kulit luar sehingga nyaman untuk digunakan.
Daftar Pustaka
Anief. Moh.. 1999. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisis 4. Jakarta: UI Press.
Depkes RI. 1978. Formularium Nasional Edisi II. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI.
Ikatan Apoteker Indonesia, (20128. ). Informasi Spesialis Obat Indonesia. Vol. 47, PT
ISFI Penerbitan, Jakarta.
Lachman. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UI Press.
Munson, J. W. 1991. Analisis Farmasi Metode Modern. Surabaya: Airlangga
University Press.
Ritter, J.M., Lewis, L.D., Mant, T.G., and 18. Ferro,L. (2008). A Textbook of Clinical
Pharmacology and Therapeutics (5th ed). Hodder Arnold, 338 Euston Road,
London, p. 413-414.
Rowe et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th Edition. London:
Pharmaceutical Press.