Anda di halaman 1dari 3

(Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.

di
Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah)
1. PERTAMBANGAN BATU KAPUR PEGUNUNGAN KENDENG UTARA
Salah satu kabupaten yang memiliki potensi sumberdaya pertambangan di Jawa Tengah
adalah Kabupaten Pati. Beberapa potensi pertambangan yang ada di Kabupaten Pati antara lain
adalah bahan galian atau tambang Trass, Phospat, Batugamping, Lempung, Kalsit, Sirtu
Batugamping, Batugamping pasiran, Andesit, Sirtu Andesit, Andesit pasir dan Pasir Besi.
Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menyimpan dua
jenis barang tambang yang didayagunakan oleh PT. Semen Gresik yaitu tanah liat dan batu
kapur. Lokasi Kuasa Pertambangan (KP) itu sendiri terletak di daerah kawasan Pegunungan
Kendeng Utara.
PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan
kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 54 tahun 1971 tanggal 8 September 1971, Pabrik Semen Tonasa ditetapkan
sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum). Kemudian,
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun 1975 tanggal 9 Januari 1975
bentuk Perum tersebut diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

2. DAMPAK YANG DITIMBULKAN


2.1.

Dampak Lingkungan
Perusakan yang terjadi adalah berubahnya fungsi lahan yang semula masih terdapat variasi
tanaman menjadi lahan yang tidak beraturan akibat bekas penambangan yang tidak

dikembalikan pada posisi sebenarnya dalam arti menjadi lahan yang produktif.
Gangguan pada masyarakat hanya terjadi pada saat pengangkutan bahan galian kapur
tersebut untuk di bawa ke pengumpul yaitu timbulnya kebisingan dan pencemaran udara

yang diakibatkan oleh lalu lalangnya kendaraan pengangkut kapur tersebut.


Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pengangkutan bahan tambang kapur antara lain
gangguan pernafasan saluran atas yang ditimbulkan dari debu atau asap serta gangguan

pendengaran yang ditimbulkan dari knalpot kendaraan pengangkut.


Mengkhawatirkan rusaknya lingkungan akibat pendirian pabrik semen yang mengandalkan
bahan baku dari penambangan batu kapur dan hilangnya sumber air yang sangat diperlukan

untuk lahan pertanian.


Rusaknya jalan penghubung antar dusun untuk kepentingan pertambangan dan memaksa

warga memutar melalui jalan alternatif yang panjangnya 3 kali lipat dari jalan sebelumnya.
Masyarakat sekitar menilai, eksploitasi akan menjadi awal rusaknya lahan.

2.2.
Dampak Sosial
Perpindahan tempat tinggal yang berarti tergusurnya masyarakat lokal dan digantikan oleh

masyarakat pendatang yang memiliki modal lebih besar.


Hilangnya mata pencaharian sebagian besar masyarakat wilayah Pati Selatan yang

menggantungkan hidupnya pada keberadaan lahan pertanian.


Hilangnya semangat kebersamaan dikarenakan tenaga kerja yang diserap oleh industri semen
jelas tidak akan menampung seluruh tenaga kerja yang telah kehilangan lahan pertanian.
Kondisi ini jelas akan memicu persaingan yang menjurus pada konflik pada masyarakat

sekitar lokasi pabrik semen.


Rusaknya tatanan sosial dan budaya karena proses industrialisasi jelas akan memunculkan
banyaknya tempat-tempat hiburan yang cenderung menuju ke arah kemaksiatan.

3. ISU POKOK
Kawasan pegunungan Kendeng Utara, potensi yang sangat beragam ini tentunya akan
mengalami kerusakan apabila tidak ada pemahaman dan kesadaran tentang pelestarian

lingkungan dari kita bersama. Kekurang perhatian dari pemerintah daerah terkait pengelolaan
kawasan karst yang berada di daerahnya dan pola pikir investor yang mengedepankan manfaat
langsung tanpa mengindahkan aspek kelestarian lingkungan jangka panjang akan sangat
mempercepat kehancurannya.
Di tambah dengan perusahaan semen yang akan menggerus sisi sisinya di 4 (empat)
kabupaten yang ada, jelas akan membawa akibat akan menyusutnya debit sumber air karst.
Hilangnya keindahan dan keunikan lansekap karst hasil bentukan alam selama jutaan tahun,
perubahan iklim setempat, hilangnya beragam spesies satwa liar, berkurangya lahan pertanian,
pengotoran lingkungan oleh debu dan polusi asap yang meningkatkan penyakit saluran nafas.
Dan jika dibiarkan dalam waktu dekat sumberdaya batu kapur akan hancur total atau habis,
menyisakan lahan rusak, gersang, tidak dapat ditanami, masyarakat kehilangan mata
pencaharihan, menyebabkan kemiskinan total warga setempat, dan akhirnya masyarakat kawasan
Kendeng Utara diangkut ke luar Jawa untuk di transmigrasikan.
Peraturan pemerintah No 26 TAHUN 2008 tentang RTRW ( rencana tata ruang wilayah)
nasional menyatakan bahwa kawasan karst masuk dalam areal kawasan lindung nasional.
Padahal kita semua tahu bahwa kawasan lindung mestinya harus lindungi dan dilestarikan dan
tidak boleh ditambang. Ini adalah regulasi yang mengatur dan melarang penambangan di
kawasan karst pegunungan Kendeng. Namun Peraturan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 6 Tahun 2010 tentang Recana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009
2029 mengatakan hal yang berbeda, di mana pada Pasal 80 tertulis bahwa Kawasan
pertambangan mineral logam, bukan logam, batuan dan batubara terletak di kawasan
pegunungan kendeng utara di Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten
Rembang,Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai