ISI
A. Definisi
Gangguan tic merupakan kejadian gerakan secara tiba-tiba, cepat
dan involunter yang meilputi beberapa grup otot rangka (tic motorik) dan
dapat diikuti dengan adanya vokalisasi seperti batuk ataupun berdehem (tic
vokal), yang terjadi dalam suatu rangkaian siklus. Gangguan tic sendiri
terbagi atas tic simplek dan komplek3.
Tic motorik dapat terjadi pada berbagai kelompok otot rangka,
meliputi otot wajah seperti gerakan menyengir ataupun berkedip berulang
hingga tic yang terjadi pada otot ektremitas seperti gerakan membungkuk
ataupun seperti gerakan berdoa. Pada kasus ekstrim, tic motorik dapat
berupa gerakan tubuh seperti membuka celana (copropaxia), ataupun
melakukan gerakan yang menyakiti diri sendiri. Pada beberapa kasus,
ditemukan juga penderita gangguan tic mencontoh gerakan dari orang lain
yang di observasi oleh penderita (echopraxia).
Tic vokal merupakan ucapan/suara berulang yang dihasilkan oleh
pasien, dapat berupa teriakan, berdehem, batuk, kata hingga kalimat. Tic
vokal sangat khas ditemukan pada sindrom Tourette, yaitu kumpulan
gejala tic yang meliputi tic motorik dan vokal yang dapat terjadi
bersamaan ataupun terjadi pada waktu sebelumnya. Pada beberapa kasus,
C. Epidemiologi
Berdasarkan data epidemiologi, angka kejadian gangguan tic
mencakup 4-12 % pada masa tumbuh kembang, dan 3-4 % berkelanjutan
hingga menjadi gangguan tic kronik3. Anak-anak memilki kecendrungan
untuk mengalami gangguan tic hingga 10 kali lipat dibandingkan dewasa.
Hal ini diduga disebabkan oleh adanya remisi spontan pada umur dewasa
muda. Anak laki-laki memilki kecendrugan untuk mengalami gangguan tic
3-4 kali lebih besar dibandingkan anak perempuan 4. Angka kejadian
sindrom Tourette sendiri mencapai 4-6 kasus / 1000 anak di Eropa dan
Asia14.
Kejadian gangguan tic umumnya terjadi pada rentang umur 2-15
tahun, dengan puncak umur kejadian antara 6-8 tahun. Pada penelitian
lain, didapatkan bahwa prevalensi tertinggi dari kasus tic terjadi antara
umur 3-5 tahun, dengan tingkat keparahan kejadian tic yang paling tinggi
terjadi antara rentang umur 9-12 tahun21.
D. Diagnosis dan Diagnosis Banding
Anamnesis yang lengkap diperlukan untuk mengetahui informasi
yang membantu dalam penegakan diagnosis. Penggunaan
Child
kuesioner
lain
yang
lebih
muthakir
ialah
dengan
10
11
12
gerakan tic.
Realaxation Training
Seiring dengan temuan ilmiah bahwa serangan tic terjadi sebagai
akibat adanya respon terhadap stres dan ansietas, maka pelatihan untuk
tetap dalam kondisi relax penting guna mencegah timbulnya respon tic.
Proses ini meliputi penarikan nafas dalam, relaksasi otot dan
membayangkan kondisi yang terbebas dari tekanan dan stress.
Terapi medikamentosa pada kasus tic diindikasikan bila
gangguan tic telah menyebabkan adanya rasa tidak nyaman pada diri
13
sendiri eperti nyeri pada otot ataupun cedera, gangguan fungsi sosial di
masyarakat (isolasi maupun penindasan), maupun gangguan emosional
dan penurunan performa akademis27. Sebelum memulai terapi
medikamentosa, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang guna
mencegah efek samping obat, antara lain pemeriksaan EEG, darah
rutin dan fungsi hepar,kadar prolaktin dan EKG.
Prinsip terapi awal ialah inisiasi dengan dosis rendah dan
ditingkatka perlahan hingga efektivitas terapi tercapai. Ketika dosis
efektif telah tercapai, terapi dilanjutkan secara terus menerus hingga 1
tahun untuk kemudiann dilakukan evaluasi guna menghentikan
pengobatan.
Beberapa
lini
terapi
medikamentosa
yang
Haloperidol
Obat ini merupakan satu-satunya obat yang direkomendasikan untuk
penatalaksanaan tic di Eropa. Melalui aktivitas antidopaminergic,
haloperidol dapat menekan angka kejadian tic hingga 80%. Kendati
demikian,
efek
samping
berupa
sindrom
ekstra
piramidal
14
Medication
Indication
Halloperidol
TS
0.25 0.5
Tiapride
TS
Risperidone
TS/DBD
Aripiprazole
TS
0.25
2.50
15
16