Metode Seismik
Metode Seismik
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam
metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismic (palu,
ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang
memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan
akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut
di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur
di dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh
kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi
gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah
ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan
dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic
menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan
bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920an.
Teknik seismik refraksi digunakan secara intemsif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung
minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi
minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
Seismik bias dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke
penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah usikan pertama
(first break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter
jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh sepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan
tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai
parameter elastisitas.
Sedangkan dalam seismik pantul, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima setelah getaran
awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan dari
semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan
dengan echo soundingpada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga
dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang pantul yang direkam. Struktur bawah permukaan
dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik bias, yaitu analisis
berdasar kontras parameter elastisitas medium.
Metode Seismik
Keunggulan
Kelemahan
Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon Deteksi langsung terhadap kontaminan,
misalnya pembuangan limbah, tidak dapat
dilakukan.
Berdasar kelemahan dan keunggulannya, maka metode seismik sangat baik digunakan jika dapat
diperkirakan bahwa terdapat kontras kecepatan pada target yang diinginkan. Namun, mengingat bahwa
suatu survei geofisika disamping keunggulan metode juga harus memperhatikan sisi ekonomisnya, maka
pemilihan metode-metode yang cocok dari segi ekonomis dan target menjadi sangat penting.
Keunggulan
Metode Pantul
Kelemahan
Keunggulan
Kelemahan
Pengamatan refraksi
membutuhkan lokasi sumber dan
penerima yang kecil, sehingga
relatif murah dalam pengambilan
datanya
Pengukuran seismik
pantul menggunakan
offset yang lebih kecil
Berdasar perbedaan-perbedaan tersebut, teknik refleksi lebih mampu menghasilkan data pengamatan
yang dapat diinterpretasikan (interpretable). Seperti telah dinyatakan sebelumnya, bagaimanapun juga
teknik refleksi membutuhkan biaya yang lebih besar. Biaya tersebut biasanya sangat signifikan secara
ekonomis.
Karena survey refleksi membutuhkan biaya lebih besar daripada survey refraksi, maka sebagai
konsekuensinya survey refraksi lebih senang digunakan untuk lingkup sempit/kecil. Misalnya digunakan
dalam mendukung analisis lingkungan atau geologi teknik. Sedangkan survey refleksi digunakan dalam
eksplorasi minyak bumi.
Gelombang Seismik
1.Unsur-unsur gelombang
Gelombang dikenal dan dipisahkan satu dengan yang lain didasarkan pada unsur gelombang tersebut
diantaranya yang utama adalah frekuensi, perioda, panjang gelombang, jumlah gelombang, amplitudo,
fasa dan polaritas. Pengetahuan yang mendalam tentang unsur-unsur gelombang ini mutlak diperlukan
untuk memahami data seismik umumnya dan interpretasi khususnya. Beberapa sifat gelombang seismik
diketengahkan berikut ini.
2. Gelombang Seismik
Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang dapat dinyatakan sebagai sebuah gangguan
elastik yang dijalarkan dari titik ketitik sepanjang suatu medium (anelastic disturbance which is
propagated from point to point trough a medium, Sherif, 1984). Dalam eksplorasi seismologi dikenal tiga
tipe gelombang: gelombang P, gelombang S ,dan gelombang lain. Gelombang P juga dinamakan
gelombang kompresional atau gelombang longitudinal. Gelombang S juga dikenal dengan nama
gelombang geser atau gelombang transversal. Termasuk tipe gelombang lain diantaranya adalah
groundrolls, gelombang Rayleigh dan gelombang Stoneley. Gelombang P dan gelombang S
dikategorikan sebagai body wave karena menjalarnya melalui/memakai tubuh material secara
keseluruhan (Robinson, 1983). Gelombang P dibedakan dari gelombang S berdasarkan cara
penjalarannya. Gelombang P dicirikan oleh pergerakan partikel mundur dan maju, sebagai tanggapan
atas tegangan kompresi dan tensional, sepanjang arah penjalaran. Sebagai medium penjalaran, partikel
batuan berubah volume namun tidak berubah bentuk. Gelombang S dicirikan oleh gerakan partikel yang
tegak lurus terhadap arah penjalaran, sebagai tanggapan atas tegangan geser. Partikel partikel batuan
berubah bentuk namun tidak berubah volume dalam bertindak sebagai medium penjalaran (Robinson,
1983, Domenico dan Danbom, 1987). Sampai dengan saat ini mayoritas gelombang yang dipakai dalam
teknologi seismik refleksi adalah gelombang P, walau sejak tahun 1980-an teknologi dan penggunaan
gelombang S telah semakin berkembang. Tulisan ini hanya akan membahas tentang gelombang P. Studi
gelombang S dan pemanfaatannya termuat di buku karangan Tatham dan McCormack (1991).
Sebagai fungsi dari modulus geser (u), dan densitas (r), kecepatan gelombang S
(Vs)
adalah:
Vs=[u/r]^0.5.
Gelombang Love
Gelombang Love adalah gelombang geser (S wave) yang terpolarisasi secara horizontal (SH).
Gelombang Love termasuk kategori gelombang permukaan.
Nama Love diberikan untuk menghormati Augustus Edward Hough Love (1863-1940), matematikawan
kondang asal Oxford. Beliau dianugrahi Adam prize setelah menemukan model gelombang permukaan
jenis ini.
Resolusi Seismik
Resolusi seismik adalah kemampuan untuk memisahkan dua reflektor yang berdekatan.
Didalam dunia seismik, resolusi terbagi dua: resolusi vertikal (temporal) dan lateral (spasial).
Resolusi vertikal didefinisikan dengan panjang gelombang seismik (), dimana = v/ f dengan v
adalah kecepatan gelombang seismik (kompresi) dan f adalah frekuensi.
Frekuensi dominan gelombang seismik bervariasi antara 50 and 20 Hz dan semakin berkurang terhadap
kedalaman
Dari tabel diatas kita melihat bahwa untuk anomali dangkal dengan kecepatan gelombang seismik 2500
m/s dan frekuensi 50Hz diperoleh resolusi vertikal 12.5 meter, artinya batas minimal ketebalan lapisan
(ketebalan tuning / tuning thickness) yang mampu dilihat oleh gelombang seismik adalah 12.5 meter.
Widess[1973] dalam papernya 'How thin is a thin bed', Geophysics, mengusulkan 1/8 sebagai batas
minimal resolusi vertikal. Akan tetapi dengan mempertimbangkan kehadiran noise dan efek pelebaran
wavelet terhadap kedalaman maka batas minimal resolusi vertikal yang dipakai adalah 1/4.
Untuk anomali dalam dengan waktu tempuh 4s, v 5500 m/s dan f 20 Hz, batas minimal lebar
anomali yang mampu dilihat oleh gelombang seismik adalah 1229.8 meter.
Resolusi terbagi menjadi resolusi vertikal dan resolusi horisontal. Beberapa peneliti terdahulu
membuktikan bahwa resolusi vertical besarnya berkisar antara satu per delapan panjang gelombang
sampai satu per empat panjang gelombang (Sheriff, 1984). Tulisan ini cenderung menggunakan batas
resolusi sebesar satu per empat panjang gelombang, karena batas resolusi satu per delapan panjang
gelombang amat sulit terdeteksi. Ambang batas resolusi horisontal atau spatial adalah sama dengan
jarijari (radius) zona Fresnel pertama, nilainya tergantung dari panjang gelobang dan kedalaman. Dengan
demikian maka resolusi nilai horisontal dan vertikal tergantung pada nilai panjang gelombang, dimana
nilai panjang gelombang tergantung pada kecepatan frekuensi. Nilai kecepatan umumnya membesar
sesuai dengan kedalaman, yang dinyatakan sebagai (Yilmaz, 1988): RV = Rs =Dimana Rv adalah
resolusi vertikal, Rs adalah resolusi horisontal, adalah pajang gelombang, V adalah kecepatan rambat, f
adalah frekuensi dan t adalah waktu refleksi. Tabel II.1 dan Tabel II.2 memperlihatkan perubahan
besarnya resolusi terhadap perubahan kedalaman. Tabel tersebut membuktikan bahwa semakin besar
kedalaman, semakin berkurang kandungan frekuensi tinggi dan semakin rendah daya resolusinya.
Resolusi pada 5000 kaki untuk frekuensi di atas 60 Hz, misalnya, menunjukkan tingkat resolusi yang
baik, namun amplitudonya amat lemah sehingga resolusi tersebut tidak dapat diaplikasikan, terbatas
hanya pada teori saja.
Tabel II.1: Perubahan amplitudo dan resolusi disebabkan perubahan frekuensi dan kedalaman
Frek AF Z (-z*AF) Az/Ao Rv Rs
Tabel II.2 : Perubahan amplitudo dan resolusi disebabkan perubahan frekuensi, kedalaman dan
kecepatan Frek z Kec AF (-z*AF) Az/Ao Rv Rs