Anda di halaman 1dari 6

A.

Definisi
Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduksi menuju fase tua

yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif ataupun endrokinologik dari ovarium.
Fase transisi ini dapat berlangsung 15-20 tahun ketika fungsi ovarium dan produksi
hormon mengalami penurunan dan tubuh kembali beradaptasi, terjadi di usia 40- 60
tahun. Masa klimakterium meliputi pramenopause, menopause, dan pascamenopause
(Baziad, 2003).
Pramenopause adalah fase pertama klimakterium saat fertilitas menurun dan
menstruasi menjadi tidak teratur.fase ini berlangsung beberapa bulan atau beberapa
tahun. Muncul gejala-gejala yang mengganggu seperti ketidakstabilan vasomotor,
keletihan, nyeri kepala, serta gangguan emosi. Premenopause terjadi 4-5 tahun sebelum
menopause (Andrews, 2009).
Menopause adalah kondisi fisiologis berakhirnya menstruasi. Berhentiya
menstruasi dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan
yang berkurang.Usia rata-rata menopause adalah 51 tahun, namun menopause
umumnya terjadi pada usia antara 45 hingga 58 tahun dan dapat terjadi lebih awal pada
beberapa wanita (Andrews, 2009).
Pascamenopause meupakan fase setelah menopause ketika gejala-gejala yang
terkait dengan penurunan hormon ovarium, seperti atrofi vagina dan osteoporosisdapat
terjadi. Pascamenopause terjadi dalam kurun waktu 3-5 tahun setelah menopause
(Andrews, 2009).

B.

Etiologi
Menurut Kasdu (2002) beberapa faktor yang mempengaruhi menopause yaitu:
1. Usia saat haid pertama sekali
Semakin muda seorang mengalami haid pertama sekali, semakin tua atau lama ia

memasuki masa menopause artinya wanita yang mendapatkan menstruasi pada usia 16
atau 17 tahun akan mengalami menopase lebih dini.

2. Faktor Psikis
Wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan
psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian mereka akan mengalami masa
menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan bekerja.
3. Jumlah anak
Beberapa penelitian menemukan bahwa makin sering seorang wanita
melahirkan, maka makin tua mereka memasuki menopause. Hal ini dikarenakan
kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi wanita dan
juga memperlambat penuaan tubuh.
4. Usia melahirkan
Semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia memulai memasuki usia
menopause. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem
kerja organ reproduksi. Bahkan memperlambat proses penuaan tubuh.

5. Pemakaian kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal, pada wanita yang
menggunakannya akan lebih lama atau lebih tua memasuki usia menopause. Hal ini
dapat terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga
tidak memproduksi sel telur.
6. Merokok
Wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause dini dibandingkan
dengan perempuan yang tidak merokok.
7. Genetik
Menopause dikarenakan adanya terapi kanker seperti radiasi dan kemoterapi.

8.

Menopause akibat Pembedahan seperti pembedahan karena endometriosis,


kanker ovarium, kanker rahim, polip.

C.

Patofisiologi
Perkembangan dan fungsi seksual wanita secara normal dipengaruhi oleh sistem

poros hipotalamus-hipofisis-gonad yang merangsang dan mengatur produksi hormonhormon seks yang dibutuhkan. Hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin
releasing hormone (GnRH) yang akan merangsang kelenjar hipofisis untuk
menghasilkan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua
hormon FSH dan LH ini yang akan mempersiapkan sel telur pada wanita. FSH dan LH
akan meningkat secara bertahap setelah masa haid dan merangsang ovarium untuk
menghasilkan beberapa follicle (kantong telur).
Masa pramenopause atau sebelum haid berhenti biasanya
ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pramenopause bisa
terjadi selama beberapa bulan sampai beberapa tahun sebelum
menopause. Pada masa ini sebenarnya telah terjadi
perubahan

pada

ovarium

seperti

sklerosis

berbagai

pembuluh

darah,

berkurangnya jumlah sel telur dan menurunnya pengeluaran hormon


seks.

Menurunnya

fungsi

ovarium

menyebabkan

berkurangnya

kemampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Hal


ini

akan

mengakibatkan

interaksi

antara

hipotalamus-hipofisis

terganggu.
Pertama-pertama yang mengalami kegagalan adalah fungsi
korpus luteum. Turunnya produksi steroid ovarium menyebabkan
berkurangnya reaksi umpan balik negatif terhadap hipotalamus.
Keadaan ini akan mengakibatkan peningkatan produksi dan sekresi
FSH dan LH. Peningkatan kadar FSH merupakan petunjuk hormonal
yang paling baik untuk mendiagnosis

sindrom klimakterik. Secara

endokrinologis, klimakterik ditandai oleh turunnya kadar estrogen dan


meningkatnya

pengeluaran

gonadotropin.

Pada

wanita

masa

reproduksi, estrogen yang dihasilkan 300-800 ng, pada masa


pramenopause

menurun

menjadi

150-200

ng,

dan

pada

pascamenopause menjadi 20-150 ng. Menurunnya kadar estrogen


mengakibatkan
berupa

gangguan

gangguan

keseimbangan

neurovegetatif,

hormonal

gangguan

yang

psikis,

dapat

gangguan

somatik, metabolik dan gangguan siklus haid. Saat menopause,tidak


adanya estrogen menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan
pasca

menopause,

misalnya:

kekeringan

vagina,

yang

dapat

menimbulkan rasa tidak nyaman sewaktu berhubungan seks, dan


atrofi gradual organ-organ genetalia, serta perubahan fisik lainnya.

Pertambahan usia (proses penuaan)

Folikel ovarium wanita makin resisten terhadap stimulasi gonadotropin


Ovarium melepaskan sedikit estrogen dan progesteron

Osteoblast
Osteoclast

FSH dan LH

Osteoporosis Resiko Cedera

Estrogen
Menipisnya lapisan epitel vagina

Penurunan fungsi kolagen

FSH, LH, norepinefrin

Epitel vagina semakin memerah

pada jaringan lunak

dopamin, serotonin

Pembuluh darah kapiler dibawah


Permukaan kulit semakin terlihat

Nyeri sendi

elastisitas kulit
kulit kering

Epitel vagina atrofi


Rugae-rugae vagina berkurang
Permukaan licin
Dispareunia
Perasaan malas

Perdarahan

berhubungan seksual

pascakoitus
Libido

Kualitas dan Kuantitas koitus

Disfungsi Seksual

Efek protektif kardio berkurang


resistensi vasokontriksi

insomnia depresi

kolestrol LDL dan

gangguan pola tidur

resiko atelosklerosis

HDL

Daftar Pustaka

Andrews, G. (2009). Buku ajar kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: EGC.


Baziad, A. (2003). Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai