Anda di halaman 1dari 4

BAB 4

PEMBAHASAN DAN PENUTUP


No.
Aspek
1 Definisi

Teori
Kasus Kelolaan
Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca Selama berkomunikasi dan berinteraksi dengan perawat kontak mata
indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi kurang, pasien hanya duduk dan diam namun apabila ditanya pasien
semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran kadang berteriak, pembicaraan pasien cepat, kata-kata sedikit susah
individu itu penuh / baik (Stuart & Sundenn, 1998).

dimengerti, isi bicara inkoheren

Pasien memiliki ciri-ciri berdasarkan definisi dari halusinasi yaitu bicara nglantur, mudah tersinggung terbukti pasien saat ditanya
tentang agama yang dianut, pasien menjawab saya mengikuti 3 agama (Islam, Kristen, dan Hindu). Saat ditanya tentang sakitnya,
pasien mengatakan pikirane mbak Lastri ini akeh sing dipikir akeh banget
2

Tanda dan Gejala

a. Bicara, senyum dan tertawa sendiri

kontak mata yang kurang, pasien mudah tersinggung, pasien sering

b. Menarik diri dan menghindar dari orang lain

mengatakan bahwa jadi orang itu tidak boleh iri walaupun dia

c. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak

mempunyai 3 agama, selain itu dia dapat menyelesaikan masalah-

nyata

masalah dengan bantuan dari suara-suara yang dia dengar, Ada

d. Tidak dapat memusatkan perhatian

gangguan limitasi: pasien mendengar suara-suara yang tidak ada

e. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan

objeknya.

lingkungannya), takut.
No.

Aspek

Teori

Kasus Kelolaan

43

a. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung


(Budi Anna Keliat, 1999)
Berdasarkan tanda gejala dari teori yang ada ditemukan beberapa tanda gejala pada pasien antara lain: pasien tidak bisa memusatkan
perhatian (konsentrasi, pasien tampak menyendiri, pasien mudah tersinggung, dan tidak mampu membedakan antara kenyataan atau
3

Faktor
Presdisposisi

tidak. Hal ini sudah membuktikan bahwa pasien memiliki tanda gejala yang memang dimiliki oleh pasien dengan halusinasi.
1. Biologis
Psikologis :
-

Gangguan perkembangan dan fungsi otak / susunan Pasien mengatakan bercerai dengan suami pertama karena tidak bisa
saraf pusat

punya anak, dan kemudian ditinggal oleh suami kedua karena menikah

Gejala yang mugkin muncul adalah hambatan dalam dengan wanita lain.
belajar, bicara, daya ingat dan mungkin perilaku
kekerasan

2. Psikologis
-

Sikap dan keadaan keluarga juga lingkungan

Penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien

Pola asuh pada usia kanak-kanak yang tidak adekuat


misal : tidak ada kasih sayang, diwarnai kekerasan
dalam keluarga

No.

Aspek

Teori

Kasus Kelolaan

44

3. Sosial Budaya
-

Kemiskinan,

konflik

sosial

budaya

(peperangan,

kerusuhan, kerawanan keamanan)


-

Kehidupan yang terisolir dan stress yang menumpuk.

Berdasarkan faktor presdisposisi yang ada, hal ini sudah membuktikan bahwa pasien memiliki faktor yang memang dimiliki oleh pasien
dengan halusinasi
4

Sumber Koping

Kemampuan Personal :

Kemampuan Personal :

Kemampuan yang dimiliki pasien

Mengantisipasi kehidupan sehari-hari

Dukungan Sosial :

Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri

Bantuan yang didapatkan dari keluarga, teman dan

Mengatur penggunaan obat

lingkungan.

Dukungan Sosial :
Tidak ada keluarga, kelompok sosial ataupun teman sejawat yang
mendukung pasien dalam penyembuhan penyakitnya. Pasien
hanya dibantu terapis (perawat) dalam penyembuhan penyakitnya.

Pasien tidak memiliki sumber koping baik dari segi dukungan sosial

No.

Aspek

Teori

Kasus Kelolaan

45

Mekanisme

Malas beraktifitas sehari-hari, mencoba menjelaskan gangguan Reaksi lambat / berlebihan, menghindar, merokok, berteriak

Koping

persepsi dengan mengalihkan tanggungjawab kepada oranglain


atau sesuatu benda, menarik diri, sulit mempercayai orang lain.
Mekanisme yang dialami pasien adalah halusinasi

46

Anda mungkin juga menyukai