Anda di halaman 1dari 57

FUNGI

LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Botani Cryptogamae
Dosen pengampu :
Drs. Suroso Adi Yudianto, M.Pd
Dr. Topik Hidayat
Wahyu Surakusumah, S.Si.

oleh :
Kelas B
Kelompok 6
Elitha Sundari Pulungan

(1305143)

Lenny Triana Feni Hartono

(1307288)

Lulut Azmi Supardi

(1307086)

Rizka Trian Palupy

(1306100)

Uud Yanti

(1305993)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Laporan
Praktikum Fungi
B. Pelaksanaan Praktikum
Hari
: Selasa, 21 Oktober 2014
Waktu
: 07.00-09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Tumbuhan
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung
C. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui ciri-ciri umum Fungi.
2. Mengidentifikasi Fungi.
3. Mengklasifikasikan Fungi.
D. Dasar Teori
Fungi atau jamur merupakan nama umum, sedangkan nama lainnya
disebut kapang, cendawan, atau supa (suung). Jamur mudah dikenali apabila
telah membentuk alat perkembangbiakannya yaitu spora. Bagian fase jamur
yang mudah dikenali ini sebenarnya merupakan satu fase atau tahapan bentuk
pergiliran keturunan, yaitu sporofitnya. Sporofit merupakan suatu fase
tumbuhan yang menghasilkan spora. Sebelum jamur menghasilkan spora,
terlebih dahulu jamur membentuk badan penghasil spora seperti sporangium,
askus, basidium, ataupun konidiofor (Yudianto, 1992).
Pada dasarnya fase pergiliran keturunan pada jamur bukan hanya fase
sporofit, namun ada juga fase gametofit yang jarang dikenali oleh orang
awam. Gametofit merupakan suatu fase dimana tumbuhan menghasilkan
gamet atau sel kelamin yang dapat melakukan perkawinan. Pada jamur,
gametofitnya hanya merupakan benang putih halus yang tidak memiliki alat
kelamin tetapi mampu melakukan perkawinan antar benang-benang yang
berbeda jenisnya. Benang-benang jamur ini disebut hifa atau miselium. Hifa

yang sedang melakukan perkawinan disebut hifa positif dan hifa negatif
karena belum dapat dibedakan antara keduanya.
Menurut D. Dwidjoseputro (dalam Yudianto. 1992) yang disebut jamur
adalah tumbuhan berinti, berspora, tidak berklorofil, berupa sel atau benangbenang bercabang, dengan dinding dari selulosa, kitin, ataupun keduanya, dan
umumnya berkembangbiak secara seksual dan aseksual. Jamur ini tergolong
tumbuhan thallus, karena belum dapat dibedakan antara bagian batang, daun,
maupun akarnya. Tumbuhan thallus bukan hanya jamur saja, namun juga
meliputi golongan alga (ganggang) dan lichenes (lumut kerak). Perbedaannya
terletak pada cara atau sifat hidupnya
Jamur merupakan tumbuhan thallus (Thallophyta) yang tidak memiliki
klorofil, hidup di sampah, kayu lapuk, atau makanan basi dengan kelembaban
yang cukup. Perbedaan utama jamur dengan bakteri terletak pada inti selnya,
yaitu sudah memiliki dinding sel (eukariotik) serta jamur telah menghasilkan
alat perkembangbiakan spora.
Spora jamur yang jatuh di tempat lembab dan mengandung zat organik
akan tumbuh menjadi benang-benang halus putih. Jenis-jenis hifa yang
berbeda kelaminnya akan mengadakan perkawinan dan hasil peleburan antara
kedua jenis hifa ini akan menghasilkan hifa dengan badan sel pembentuk
spora. Badan sel pembentuk spora ini bervariasi, ada yang disebut askus,
sporangium, dan basidium. Pada beberapa kelas jamur, sebelum menghasilkan
badan sel pembentuk spora, membentuk suatu struktur dari percabangan hifa
yang akan menghasilkan spora-spora yang disebut tuuh buah. Bentuk tubuh
buah jamur ada yang serupa payung, cawan, atau mangkok, kuping, papan,
dan sebagainya (Yudianto, 1992).
1. Bentuk Tubuh
Tubuh jamur umumnya berupa benang-benang bercabang, tetapi
ada pula yang berbentuk bulat atau batang pendek yang disebut sebagai
khamir. Hifa yang memiliki inti ada yang memiliki sekat dan ada yang
tidak bersekat. Fase vegetatif jamur ada yang berupa plasma (lendir) yang

hidup bebas, disebut fase plasmodium dan menghasilkan spora kembara


sebagai alat perkawinannya.
2. Perkembangbiakan
a. Vegetatif
Perkembangbiakan yang terjadi tanpa melalui perkawinan, dapat
berlangsung dengan berbagai cara :
1) Fragmentasi.
2) Membelah diri.
3) Bertunas.

4) Spora kembara (zoospora).


5) Konidiospora.

b. Generatif
6)

Perkawinan pada jamur memerlukan dua jenis hifa yang

berbeda, menghasilkan dua gamet jantan dan betina. Pada


umumnya jamur tidak memiliki alat yang menghasilkan gamet,
sehingga hifa yang dapat kawin disebut hifa positif dan hifa
negatif. Beberapa jamur tingkat tinggi ada yang sudah memiliki
alat kelamin, yaitu penghasil gamet jantan disebut spermatia yang
berupa konidia kecil dan penghasil gamet betina disebut
gametangium (oogonium) berupa ujung hifa yang berlubang
(Yudianto, 1992).
7)
Peleburan antara dua jenis sel hifa jamur atau antara
gamet jantan dan betina akan menghasilkan badan-badan
pembentuk spora. Tipe badan spora dari hasil perkawinan ini ada
beberapa macam, yaitu :
1) Askus, berupa kantung yang dibentuk di ujung hifa, biasanya
mengandung empat sampai delapan aksospora di dalamnya.
2) Basidium, berupa sel panjang dan menggambung, serta di
bagian ujunganya dihasilkan dua sampai empat basidiospora.
Jenis basidium ada yang bersekat da nada yang tidak bersekat.
3) Sporangium, berupa bola yang di dalamnya banyak terdapat
sporangispora. Sporangium ini memiliki tangkai yang disebut
sporaiofor. Ujung sporangifor disebut kolumela, bentuknya
bervariasi ada yang membulat, pipih, serta ada yang memiliki
penggembungan di bagian ujung dan pangkal.

4) Sporangiola, sporangium kecil yang umumnya berisi tiga spora.


Pada satu sporangiofor terdapat banyak sporangiola.
8)

Pada golongan jamur tingkat tinggi, hifa yang telah

kawin akan menghasilkan tubuh buah. Tubuh

buah yang

menghasilkan aski (askus-askus) disebut askokarp, sedangkan yang


menghasilkan basidia (basidium-basidium) disebut basidiokarp.
Berdasarkan letak spora (teka) askokarp terdapat tiga macam, yaitu
:
1) Cleistothecium, askokarp serupa bola, askus tertutup oleh
dinding tubuh buahnya.
2) Apothecium, askokarp serupa cawan atau mangkok, askus
berbentuk di atas dasar tubuh buah.
3) Perithecium, askokarp serupa periuk atau botol, dinding tubuh
buah seolah-olah di tepi askus.
3. Sifat Hidup
9)
Jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat
melakukan fotosintesis. Jamur hidup sebagai saprofit, yaitu hidup dari
zat-zat organik yang sudah mati (sampah), tetapi ada pula yang parasit
sehingga bersifat heterotrof. Jamur yang hidup sebagai parasit banyak
yang menimbulkan penyakit pada tanaman, hewan, dan manusia.
10)
Untuk pertumbuhan jamur diperlukan kondisi
lingkungan yang lembab dan kurang cahaya matahari karena jamur
memiliki sifat fototropisme negatif, yaitu tidak menyukai cahaya.
Toleransi jamur terhadap suhu lingkungan berbeda-beda, ada yang
menyukai suhu dingin sekitar 15C-20C dan ada pula yang menyukai
suhu panas sekitar 30C-33C (Yudianto, 1992).
11)
13)
14)
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Buku pegangan
b. Alat tulis
c. Kamera

12)
BAB II
METODE PENGAMATAN

d. Laptop
2. Bahan
a. Pengamatan mikroskopis
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Preparat Aspergillus niger


Preparat Aspergillus oryzae
Preparat Penicillium sp.
Preparat Saccharomyces sp.
Preparat Mucor sp.
Preparat Phytophtora sp.
Preparat Rhizopus sp.
Preparat Pilobolus sp.

b. Pengamatan makroskopis
1) Bioplastik Auricularia auricula
2) Bioplastik Calocera viscosa
3) Bioplastik Cartinarius elatior
4) Bioplastik Clavaria pistillaris
5) Bioplastik Clitocyla sp.
6) Bioplastik Collybia perota
7) Bioplastik Coriolus veciculus
8) Bioplastik Fistulina hepatica
9) Bioplastik Flammulina sapinec
10) Bioplastik Ganoderma applanatum
11) Bioplastik Ganoderma lucidum
12) Bioplastik Lenzites sepiaria
13) Bioplastik Lycoperdon sp.
14) Bioplastik Marasmius oreades
15) Bioplastik Meripilus giganteus
16) Bioplastik Phenellus sp.
17) Bioplastik Pleurotus ostreatus
18) Bioplastik Polyporus sp.
19) Bioplastik Stereum rugosum
20) Bioplastik Stereum sp.
21) Bioplastik Tyromyces sp.
c.
B. Langkah Kerja
d.
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam pengamatan ini
adalah :
1. Tabel untuk pengklasifikasian Fungi disusun berdasarkan klasifikasi
yang tampak.
2. Awetan bioplastik yang tersedia diletakkan di meja praktikum dan
diamati.
3. Karakteristik yang tampak dari pengamatan Fungi dicatat pada tabel
yang telah dibuat.

4. Tabel pengklasifikasian dilengkapi.


5. Alat dan bahan selesai praktikum diletakkan kembali di tempat semula
dengan kondisi yang utuh.
6. Membuat laporan hasil pengamatan yang didalamnya mencakup tabel
karakteristik, tabel hasil pengamatan, foto hasil pengamatan, BDK
(Badan Dikotomi Konsep), pembahasan, dan nilai-nilai.
e.
f.

g.
h.

BAB III

HASIL PENGAMATAN
i.

A. Hasil Pengamatan Fungi


1. Tabel Karakteristik Fungi
a. Mikroskopis
j. Tabel 3.1 Karakteristik Fungi Mikroskopis
k.
No
s.
1
aa.
2
ai.
3
aq.
4
ay.
5
bg.
6
bo.
7
bw.
8

l.
t.

Nama
Specimen
Aspergillus

ab.

niger
Aspergillus

aj.

oryzae
Penicillium

ar.

sp.
Saccharomy
ces sp.

az.

Mucor sp.

bh.

Phytophyra

m.

bx.

Rhizopus sp.
Pilobolus
sp.

n.

Warn

Penghasil Spora

o.

a Spora

Rhizo
id

w.

Tidak

ae.

ada
Tidak

u.

Konidium

v.

Hitam

ac.

Konidium

ad.

Hitam

al.

Hijau

ada
am.
Tidak

kebiruan
at.
Cokla

ada
au.
Tidak

t pudar
bb.
Cokla

ada
Tidak

ak.

Askus

as.

Hemi

askus (askus semu)


ba.
Sporangiu
bi.

m
Sporangiu

bq.

m
Sporangiu

by.

m
Sporangiu

sp.
bp.

Badan

t
bj.

merah

br.

Hitam

bz.

Hitam

kehijauan

bc.

p.

Hifa

x.

Berse
kat

af.

Berse
kat

an.

av.
bd.

ada

bersekat
bt.
Tidak

ca.

Ada

bersekat
cb.
Tidak
bersekat

Kemiri
pan

y.

Bulat

z.

Kapang

ag.

Bulat

ah.

Kapang

ao.

ap.

Kapang

aw.

ax.

Khamir

Silindris

bf.

Kapang

bn.

Kapang

Bulat

bv.

Kapang

Cawan

cd.

Kapang

Tidak

r.

Kolumela

kat

bersekat
bl.
Tidak

Ada

Bentuk

Berse

ada
bk.
Tidak

bs.

q.

be.
bm.
bu.
cc.

b. Makroskopis
ce.

cf.

Tabel 3.2 Karakteristik Fungi Makroskopis

cg.

Na

ci.

ch.

ma

Stipa/

Sepecies

Tangkai

df.
1
dr.
N
o
eo.
2
fa.
3
fm.
4
fy.

dg.

Au

ricularia

dh.

dt.
ds.

Na

ma Species
ep.

Ca

locera
viscosa
fb.
Ca
rtinarius
elatior
fn.
Cl
avaria
pistillaris
fz.
Cl

cl.

ck.

Tubuh

Rhizoid

K dj.

uping

Rhizoid

Tangkai

Buah
er.

ga.

es.

Rata

dl.

dm.

cm.

Permuka
an Bawah

da.

Vertikal

orizontal

Rata

eu.

ev.

ff.

fq.

fr.

gc.

Arah Tumbuh
ei.

eh.

et.

fe.

entungan
gb.

anduk
fp.

ayung
fd.

fo.

orizontal

dx.

Tubuh

Vertikal

du.

fc.

cz.

dw.

cy.

dk.

entuk

eq.

Arah Tumbuh

cn.
co.

Tudung/Basidium

Vulva

dn.

do.

cp.
cq.

cr.
Ma

nfaat

cs.

Ke

miripan

Buah

dv.

Stipa/

cj.

entuk

di.
-

auricula

gd.

fg.

a / bersekat
dy.

ej.

fh.

fs.

ft.

ge.

gf.

Berlamell

Permuka
an Bawah

Tudung/Basidium

ew.

fi.

fu.
gg.

Rata

Berlamell

dp.

dz.

ea.

Ma

ey.

fv.

san

gh.

Ba

makanan
De

komposer
gi.

Ke

ez.

Ta

nduk rusa

han

fw.

eb.

miripan

Hia

fk.

Te

linga

nfaat

fj.

dq.

kanan

Vulva

ex.

Ma

De

fl.

To

pi pantai
fx.

To
ngkat

baseball
gj.
Pa

5
gk.

itocyla sp.
gl.
Co
llybia

gm.

perota

ayung
gn.

go.

ayung

gp.

a / tak bersekat
gq.

gr.

gs.

Berlamell

a / tak bersekat

gt.

komposer
gu.
Ob
at hepatitis

gx.

Co

riulus

gy.

gz.

veciculus

K ha.
ipas

hb.

hc.

hd.

he.

Berlamell

hf.

a / bersekat

gv.

Pa
yung

B
hg.

gw.

yung adat

Ob

at herbal

hh.

Ra

dan

ngkaian

suplemen

bunga

diet
hi.
8

hj.

Fi

stulina

hk.

hl.

hepatica

K hm.
ipas

hn.

ho.

hp.

hq.

Berlamell
a / bersekat

hr.

hs.

De

komposer
ie.

hu.
9

hv.

Fl

ammulina

hw.

hx.

sapinec

K hy.

ipas

hz.

ia.

ib.

ic.

Berlamell
a / bersekat

Fri
sbee

Ba
han

id.

ht.

makanan
pada musim

if.

Ki

pas angin

dingin
ih.

ig.

anoderma

10

applanatu

ii.

ij.

ik.

apan

il.

im.

in.

io.

Berlamell
a / bersekat

iq.

ip.
-

m
is.

it.

11

anoderma
lucidum

iu.

iv.

P
apan

iw.

ix.

iy.

iz.

ja.

Berlamell
a / bersekat

jb.
-

Ob

ir.

Ca

at

ngkang

antikanker

kerang

jc.

Ob
at

antioksidan,
ati alergi,

jd.

Pa
stel

dan anti
diabetes
jf.

Le

je.

nzites

jh.

12

sepiaria

ji.

jj.

apan

jk.

jl.

jm.

jn.

Berlamell

jo.

a / bersekat

jp.
-

De

jq.

Ki

komposer

pas

jg.
jr.
N
o
ko.
13
la.
14
lm.
15

jt.
js.

Na

ma Species
kp.

Ly

coperdon
M

arasmius
oreades
ln.
M
eripilus
giganteus

ly.

lz.

16

enellus sp.

mk. ml.
17

Stipa/

Ph

Pl

eurotus
ostreatus

jx.

entuk

jw.

ju.

Tubuh

Rhizoid

Tangkai

Buah

kq.

kr.

sp.
lb.

jv.

lc.

ayung
ld.

lo.

ma.
mm.

uping
mn.
ipas

Vertikal

orizontal

Rata

ku.

kv.

lg.

lh.

ls.

lt.

lf.

M lq.

mb.

ki.

kt.

le.

ayung

angkuk

kh.

lp.

ks.

lr.

K mc.

K mo.

Arah Tumbuh

md.
mp.

jy.

kj.

me.

mf.

mq.

mr.

Permuka
an Bawah

Tudung/Basidium

kw.

li.

Berlamell

a / tak bersekat

lu.

mg.
ms.

Rata

Kasar
Berlamell

a / tak bersekat

jz.

ka.

Vulva

kx.
lj.

Ma
nfaat

ky.

lv.
mh.

mt.
-

De

De

kz.

De

Ba

lon udara
ll.

Pa

komposer
lw.

Ke

miripan

komposer
lk.

kb.

yung
lx.

Ke

komposer
mi.

De

komposer
mu.

Ma

rang
mj.

Ga
ung

pengantin
mv.
Ca

kanan, abti

ngkang

bakteria,

tiram

dan ati
mw. mx.
18
ni.
19

lyporus sp.
nj.
St
ereum

my.

mz.

nk.

nu.

nw.

20
og.

ereum sp.
oh.
Ty

oi.

21

romyces sp.

nm.

apang

nn.

ny.

apan
oj.

nb.

nx.

K na.

ipas
nl.

rugosum
nv.
St

os.

ov.

Po

nz.

K ok.

uping

Keterangan :

ot.

: Memiliki (Ya)

ou.

: Tidak memiliki (Tidak)

ol.

ne.

Berpori /

nc.

nd.

no.

np.

nq.

Halus

oa.

ob.

oc.

Halus

om.

on.

oo.

Kasar

tak bersekat

nf.
nr.
-

tumor
ng.
De

nh.

komposer
ns.

De

komposer

pas
nt.

Po

tongan jahe

od.

oe.

op.

komposer
oq.
De

pas tangan
or.
Tir

komposer

am

De

Ki

of.

Ki

2. Tabel Klasifikasi dan Pengamatan Fungi


a. Mikroskopis
ow. No
.

ox. Klasifikasi

pb. 1.

pc. Divisi
: Mycota
pd. Classis
:
Ascomycetes
pe. Ordo
: Eurotiales
pf. Familia
:
Aspegillaceae
pg. Genus
: Aspergillus
ph.
Species : Aspergillus
niger

po. 2.

pp. Divisi
: Mycota
pq. Classis
:
Ascomycetes
pr. Ordo
: Eurotiales
ps. Familia
:
Aspegillaceae
pt. Genus
: Aspergillus
pu. Species
: Aspergillus
oryzae

oy. Gambar Pengamatan

oz. Gambar Literatur

pa. Gambar Tangan

pn.
pi. Gambar. 1.a Aspergillus niger
pj. (Dokumentasi Pribadi, 2014)
pv.
pw.
px.
py.
pz.
qa. qb.
qc.
qd. Gambar. 2.a Aspergillus
oryzae
qe. (Dokumentasi Pribadi, 2014)

pk.
pl. Gambar. 1.b Aspergillus niger
pm. (Tanpa Nama, Tanpa Tahun)

qi.
qf.
qg. Gambar. 2.b Aspergillus
oryzae
qh. (Inc, 2006)

qj. 3.

qx. No
.

rc. 4.

ry. 5.

qk. Divisi
: Mycota
ql. Classis
:
Ascomycetes
qm. Ordo
: Eurotiales
qn. Familia
:
Aspegillaceae
qo. Genus
: Penicillium
qp. Species
: Penicillium
sp.
qy. Klasifikasi
rd. Divisi
: Mycota
re. Classis
:
Ascomycetes
rf. Ordo
:
Endomycetales
rg. Familia
:
Saccharomycetaceae
rh. Genus
:
Saccharomyces
ri. Species
:
Saccharomyces sp.

qw.
qq.
qr. Gambar. 3.a Penicillium sp.
qs. (Dokumentasi Pribadi, 2014)

qt.
qu. Gambar. 3.b Penicillium sp.
qv. (Tanpa Nama, Tanpa Tahun)

qz. Gambar Pengamatan

ra. Gambar Literatur

rj.
rk.
rl.
rm.
rn.
ro. rp.
rq.
rr.
rs. Gambar. 4.a Saccharomyces
sp.
rt. (Dokumentasi Pribadi, 2014)

rb. Gambar Tangan

rx.
ru.
rv. Gambar. 4.b Saccharomyces
sp.
rw. (John, 2004)

rz. Divisi
: Mycota
sa. Classis
:
Phycomycetes
sb. Ordo
: Mucorales
sc. Familia
: Mucoraceae
sd. Genus
: Mucor
se. Species
: Mucor sp.

sk.

sf. Gambar. 5.a Mucor sp.

sh.
si. Gambar. 5.b Mucor sp.

sl. 6.

sm. Divisi
: Mycota
sn. Classis
: Oomycetes
so. Ordo
:
Peronosporales
sp. Familia
: Phytiaceae
sq. Genus
: Phytophtora
sr. Species
: Phytophtora
sp.

th. No
.

ti. Klasifikasi

tm. 7.

tn. Divisi
: Mycota
to. Classis
:
Phycomycetes
tp. Ordo
: Mucorales
tq. Familia
: Mucoraceae
tr. Genus
: Rhizopus
ts. Species
: Rhizopus sp.

sg. (Dokumentasi Pribadi, 2014)


ss.
st.
su.
sv.
sw.
sx. sy.
sz.
ta.
tb. Gambar. 6.a Phytophtora sp.
tc. (Dokumentasi Pribadi, 2014)

sj. (Tanpa Nama, 2006)

td.
te. Gambar. 6.b Phytophtora sp.
tf. (Babadoost, 2003)

tj. Gambar Pengamatan

tk. Gambar Literatur

tg.

tl. Gambar Tangan

ty.
tt. Gambar. 7.a Rhizopus sp.
tu. (Dokumentasi Pribadi, 2014)

tv.
tw. Gambar. 7.b Rhizopus sp.
tx. (Richad, 2012)

ua. Divisi
: Mycota
ub. Classis
:
Phycomycetes
uc. Ordo
: Mucorales
ud. Familia
: Mucoraceae
ue. Genus
: Pilobolus
uf. Species
: Pilobolus
sp.

tz. 8.

um.

ug.
uh. Gambar. 8.a Pilobolus sp.
ui. (Dokumentasi Pribadi, 2014)

uj.
uk. Gambar. 8.b Pilobolus sp.
ul. (Richad H, Tanpa Tahun)

un.
uo.
up.
uq.
ur.
us.
b. Makroskopis
ut. No
.
uy. 1.

uu. Klasifikasi

uv. Gambar Pengamatan

uz.

Divisi

: Mycota

vf.

va.

Classis : Basidiomycetes

vg.

vb.

Ordo

vh.

vc.

Familia : Aricullariaceae

vi.

vd.

Genus

vj. -

ve.

Species : Auricularia

auricula

: Tremellales
: Auricularia

vk.
vl.

uw. Gambar Literatur

ux. Gambar Tangan


vs.

vp.

vm.

vq. Gambar. 1.b. Auricularia

vn. Gambar. 1.a. Auricularia

auricula

auricula

vr. (Granvile, 2010)

vo. (Dokumentasi Pribadi, 2014)


wa.

wk.

wn.

wb.

vt. 2.

vu.

Divisi

vv.

Classis : Basidiomycetes

vw.

Ordo

vx.

Familia :

wc.

: Mycota
: Dacrymycetales

wd.
we. wf.
wg.

Dacrymycetaceae
vy.

Genus

: Calocera

vz.

Species : Calocera viscosa

wh.
wi. Gambar. 2.a. Calocera viscosa
wj. (Dokumentasi Pribadi, 2014)
wl. Gambar 2.b. Calocera viscosa
wm.

wo. 3

wp.

Divisi

: Mycota

wv.

wq.

Classis : Basidiomycetes

ww.

wr.

Ordo

wx.

ws.

Familia : Cortinariaceae

wy. -

wt.

Genus

: Cortinarius

wz.

wu.

Species : Cortinarius

xa.

elatior

: Agariacales

xb.
xc. Gambar. 3.a. Cortinarius elatior

(Nomeda, 2013)
xh.

xe.
xf. Gambar. 3.b. Cortinarius
elatior

xi. No

xj. Klasifikasi

xd. (Dokumentasi Pribadi, 2014)


xk. Gambar Pengamatan

xg. (Clancy, 2009)


xl. Gambar Literatur

xm. Gambar Tangan

.
xx.

xn. 4.

xo.

Divisi

xp.

Classis : Basidiomycetes

xq.

Ordo

xr.

Familia : Gomphaceae

xs.

Genus

xt.

Species : Clavaria

ya.

: Mycota
: Gomphales
: Clavaria

xu.
xv. Gambar. 4.a. Clavaria pistillaris
xw. (Dokumentasi Pribadi, 2014)

pistillaris
xy. Gambar. 4.b. Clavaria
pistillaris
yb. 5.

yc.

Divisi

: Mycota

yi.

xz. (Haut, 2010)


ys.

yd.

Classis : Basidiomycetes

yj.

yt. Gambar. 5.b. Clitocyla sp

ye.

Ordo

yf.

Familia :

: Agariacales

yk.
yl.

Tricholomataceae
yg.

Genus

: Clitocyla

yh.

Species : Clitocyla sp.

yu. (Scou, Tanpa Tahun)


ym. -

yn.
yo.
yp.

yv.

yq. Gambar. 5.a. Clitocyla sp


yr. (Dokumentasi Pribadi, 2014)
zg.

yw. 6.

yx.

Divisi

yy.

Classis : Basidiomycetes

yz.

Ordo

za.

Familia :

zj.

: Mycota
: Hymenocateales
zd.
ze. Gambar. 6.a. Collybia perota

Hymenocataceae
zb.

Genus

: Collybia

zc.

Species : Collybia perota

zf. (Dokumentasi Pribadi, 2014)

zh. Gambar. 6.b. Collybia perota


zk. No
.

zl. Klasifikasi

zm. Gambar Pengamatan

zi. (Hampson, Tanpa Tahun)


zn. Gambar Literatur

zo. Gambar Tangan

aac.

zw.

zp. 7.

zq.

Divisi

: Mycota

zr.

Classis : Basidiomycetes

zs.

Ordo

zt.

Familia :

: Agariacales

Tricholomataceae
zu.

Genus

zv.

Species : Coriolus

zz.

: Coriolus

vesiculus

zx. Gambar. 7 .a. Coriolus


vesiculus
zy. (Dokumentasi Pribadi, 2014)
aak.

aaa.Gambar. 7.b. Coriolus


vesiculus
aab.

(YunZhi, Tanpa Tahun)


aau.

aal.
aam.

aad.8.

aae.

Divisi

aaf.

Classis : Basidiomycetes

aag.

Ordo

aah.

Familia : Fistulinaceae

aai.

Genus

aaj.

Species : Fistulina

hepatica

: Mycota
: Agariacales
: Fistulina

aan.
aao.aap.
aaq.
aar.
aas. Gambar. 8.a. Fistulina hepatica
aat. (Dokumentasi Pribadi, 2014)

aav.Gambar. 8.b. Fistulina


hepatica
aaw.

(Talboot, 2008)

aax.

abl.

abf.

aay. 9.

aaz.

Divisi

: Mycota

aba.

Classis : Basidiomycetes

abb.

Ordo

abc.

Familia : Strophariaceae

abd.

Genus

abe.

Species : Flammulina

: Agariacales
abi.

: Flammulina

abj. Gambar. 9.b. Flammulina


abg.

sapinec

sapinec

abm.

Gambar. 9.a. Flammulina

abn.

Klasifikasi

abh.

(Dokumentasi Pribadi,

abo.

2014)
Gambar Pengamatan

sapinec
abk.

(Tanpa Nama, Tanpa


Tahun)

abp.

Gambar Literatur

abq.

No.

abr. 10.

Gambar
Tangan

abs.

Divisi

: Mycota

abt.

Classis : Basidiomycetes

abu.

Ordo

abv.

Familia :

ace.

aby.

: Polyporales

Ganodermataceae
abw.

Genus

abx.

Species : Ganoderma

applanatum

: Ganoderma

acb.
abz.Gambar. 10.a. G. applanatum
aca.(Dokumentasi Pribadi, 2014)

acc. Gambar. 10.b. G. applanatum


acd.(Gray, Tanpa Tahun)

acf. 11.

acg.

Divisi

: Mycota

ach.

Classis : Basidiomycetes

aci.

Ordo

acj.

Familia :

: Polyporales

Ganodermataceae

acp.

ack.

Genus

acq.Gambar. 11.b. G. lucidum

acl.

Species : Ganoderma

: Ganoderma

lucidum

acu.12.

act.

acm.

acn.Gambar. 11.a. G. lucidum

acr. (Tanpa Nama, Tanpa Tahun)


acs.

aco.(Dokumentasi Pribadi, 2014)


adb.

acv.

Divisi

acw.

Classis : Basidiomycetes

acx.

Ordo

acy.

Familia : Polyporaceae

acz.

Genus

ada.

Species : Lenzites

adh.

: Mycota
ade.

: Polyporales

adf. Gambar. 12.b. Lenzites

: Lenzites

sepiaria
adg.

(Karst, Tanpa Tahun)

sepiaria
adc.Gambar. 12.a. Lenzites sepiaria

adi. No

adj. Klasifikasi

add.

(Dokumentasi Pribadi,

adk.

2014)
Gambar Pengamatan

adl. Gambar Literatur

adm.

Gambar

Tangan
adu.

adn.
13.

ado.

Divisi

adp.

Classis : Basidiomycetes

adq.

Ordo

adr.

Familia : Lycoperdaceae

ads.

Genus

adt.

Species : Lycoperdon sp.

adx.

aea.

: Mycota
: Agaricomyales
: Lycoperdon

ady.Gambar. 13.b. Lycoperdon sp.


adv.Gambar. 13.a. Lycoperdon sp.
adw.
aeb.14.

(Dokumentasi Pribadi,
2014)
aei.

aec.

Divisi

aed.

Classis : Basidiomycetes

aej.

aee.

Ordo

aek.

aef.

Familia : Marasmiaceae

aeg.

Genus

aeh.

Species : Marasmius

oreodes

: Mycota
: Agardiales
: Marasmius

adz.(Tanpa Nama, 2007)

aev.

ael.
aem.
aen.
aeo.

aes.
aet. Gambar. 14.b. Marasmius

aep.
aeq.Gambar. 14 .a. Marasmius

oreodes
aeu.(Hlasek, Tanpa Tahun)

oreodes
aer. (Dokumentasi Pribadi, 2014)
afd.

aew.
15.

aex.

Divisi

aey.

Classis : Basidiomycetes

aez.

Ordo

afa.

Familia : Meripiaceae

afb.

Genus

afc.

Species : Meripilus

: Mycota
: Polyporales
afg.

: Meripilus

afh. Gambar. 15.b. Meripilus

.
afp. 16.

giganteus

afe. Gambar. 15 .a. Meripilus

giganteus
afk. No

afj.

afi. (Tanpa Nama, 2006)

giganteus

afl. Klasifikasi

aff. (Dokumentasi Pribadi, 2014)


afm.
Gambar Pengamatan

afq.

Divisi

: Mycota

afw.

afr.

Classis : Basidiomycetes

afx.

afs.

Ordo

afy.

aft.

Familia : Phallaceae

afz.

afu.

Genus

aga.-

afv.

Species : Phenallus sp.

: Phallales
: Phenallus

agb.
agc.
agd.

afn. Gambar Literatur

afo. Gambar Tangan


agj.

agg.
agh.

Gambar. 16.b. Phenallus


sp.

age.Gambar. 16 .a. Phenallus sp.

agi. (Arjoon, 2011)

agf. (Dokumentasi Pribadi, 2014)


agr.

ahb.

ags.
agt.

agk.17.

agl.

Divisi

: Mycota

agm.

Classis : Basidiomycetes

agn.

Ordo

ago.

Familia : Pleurotaceae

agx.

agp.

Genus

agy.

agq.

Species : Pleurotus

agu.
agv.-

: Agardiales

agw.

: Pleurotus

agz.Gambar. 17.a. Pleurotus

ostreatus

ostreatus
aha.

(Dokumentasi Pribadi,

ahc.Gambar. 17.b. Pleurotu


ostreatus

2014)
ahd.

(Kuo, 2003)

ahe.

ahm.

ahf. 18.

ahg.

Divisi

ahh.

Classis : Basidiomycetes

ahi.

Ordo

ahj.

Familia : Poryporaceae

ahk.

Genus

ahl.

Species : Pyloporus sp.

: Mycota
: Poryporales
: Pyloporus

ahn.

Gambar. 18.a. Pyloporus


sp.

aho.
aht. No
.
ahy.19.

ahu.

ahs.

ahp.

Klasifikasi

(Dokumentasi Pribadi,

2014)
ahv.Gambar Pengamatan

ahq.

Gambar. 18.b. Pyloporus


sp.

ahr.(David, Tanpa Tahun)

ahw.

Gambar Literatur

ahx.

Gambar
Tangan

ahz.

Divisi

aia.

Classis : Basidiomycetes

aib.

Ordo

aic.

Familia : Stereaceae

aid.

Genus

aie.

Species : Stereum

rugosum

: Mycota

ail.

aif.

: Russulales
: Stereum
aii.
aij. Gambar. 19.b. Sterum

aig. Gambar. 19.a. Stereum rugosum

rugosum

aih. (Dokumentasi Pribadi, 2014)


ait.

aim.
20.

ain.

Divisi

aio.

Classis : Basidiomycetes

aip.

Ordo

aiq.

Familia : Stereaceae

air.

Genus

ais.

Species : Stereum sp.

ajf.

aiu.

: Mycota
: Russulales

aik. (Lindsey, 2013)

aiv.
aiw.
aix. aiy.

: Stereum

aiz.
aja. Gambar. 20.a. Stereum sp.

ajc.
ajd. Gambar. 20.b. Sterum sp.
aje. (Tanpa Nama, Tanpa Tahun

ajb. (Dokumentasi Pribadi, 2014)


ajn.

ajg. 21.

ajh.

Divisi

aji.

Classis : Basidiomycetes

ajj.

Ordo

ajk.

Familia :

ajl.

Genus

ajm.

Species : Tyromyces sp.

ajz.

ajo.

: Mycota

ajp.
ajq. -

ajr.

: Tyromyces

ajs.

ajx. Gambar. 21.b. Tyromyces sp.

ajt.

ajy. (Tanpa Nama, Tanpa Tahun)

aju. Gambar. 21.a. Tyromyces sp.


ajv. (Dokumentasi Pribadi, 2014)

aka.
akb.
3. Badan Dikotomi Konsep (BDK) Fungi

ajw.

a. Mikroskopis

akc.

Aspergillus oryzae

b. Makroskopis

Keterangan :
Mikroskopis
1. Aspergillus niger
2. Aspergillus
oryzae
3. Penicillium sp.
4. Saccharomyces
sp.
5. Mucor sp.
6. Phyloporus sp.
7. Rhizopus sp.
8. Pilobolus sp.

Aspergillus niger

akd.

MAKROSKOPIS
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,
13,14,15,16,17,18,19,20,21

Memiliki tangkai
2,3,4,5,6,7,8,9,10,
11,12,13,14,15,17,18

Tidak memiliki
tangkai
1,6,19,20,21

Bentuk tubuh buah


kuping
1,16,21

Permukaan kasar
16,21

Keterangan :
Makroskopis
1. Auricularia auricula
2. Calocera viscosa
3. Cartinarius elatior
4. Clavaria pistillaris
5. Clitocyla sp.
6. Collybia perota

Memiliki vulva
16

Tidak memiliki
vulva
21

Phenellus sp.

Tyromyces sp.

Berntuk tubuh buah


papan
19,20

Tidak memiliki
tudung
2,4,13

Permukaan
berlamela
1

Seperti potongan
jahe
19

Seperti kipas tangan


20

Digunakan sebagai
hiasan
2

Auricularia auricula

Stereum rugosum

Stereum sp.

Calocera viscosa

7. Coriolus vesiculus
8. Fistulina hepatica
9. Flammulina sapinec
10. Ganoderma applanatum
11. Ganoderma lucidum
12. Lenzites sepiaria
13. Lycoperdon sp.
14. Marasmius oreades

15. Meripilus giganteus


16. Phenellus sp.
17. Pleurotus ostreatus
18. Polyporus sp.
19. Stereum rugosum
20. Stereum sp.
21. Tyromyces sp.

Memiliki tudung
2,4,5,6,7,8,i,10,15,1
7,18

Digunakan sebagai
dekomposer
4,13

Seperti tongkat
baseball
4

Seperti balon udara

Clavaria pistillaris

Lycoperdon sp.

Berlamela
5,6,7,8,9,10,11,12

Berpori / rata
3,15,18

Rata
3,15

Berpori
18

Memiliki vulva
3

Tidak memiliki
vulva
15

Cartinarius elatior

Meripilus giganteus

Polyporus sp.

4.

Memiliki tudung
5,6,7,8,9,10,11,12,17,1
8

Berlamela
5,6,7,8,9,10,11,12,17

Berpori/rata
3,15,18

Basidium tidak
bersekat
5,6,14,17

Seperti kipas
17

Brntuk tubuh buah


kipas
7,8,9

Seperti payung
5,6,14

Sebagai dekomposer
5,14

Pleurotus ostreatus

Seperti payung adat


5

Seperti payung
14

Clitocyla sp.

Marasmius oreades

Kunci Determinasi Fungi


a. Mikroskopis

Sebagai obat Hepatitis


B
6

Collybia perota

Tidak memiliki vulva


7,9

Sebagai bahan
makanan
9

Sebagai obat herbal


7

Flammulina sapinec

Coriolus vesiculus

Memiliki vulva
8

Fistulina hepatica

ake.

1 Fungi

mikroskopis ...........................................................................2
akf.
2a Memiliki
rhizoid .............................................................................3
akg.
2b Tidak memiliki
rhizoid ..................................................................4
akh.
3a Kolumela
bulat ..............................................................Rhizopus sp.
aki.
3b Kolumela berbentuk
cawan ..........................................Pilobolus sp.
akj.
4a Memiliki
hifa ..................................................................................5
akk.
4b Tidak memiliki
hifa ............................................Saccharomyces sp.
akl.
5a Hifa
bersekat ..................................................................................6
akm.
5b Hifa tidak
bersekat .........................................................................7
akn.
6a
Konidium ........................................................................................8
ako.
6b
Askus .........................................................................Penicillium sp.
akp.
7a Memiliki
kolumela ............................................................Mucor sp.
akq.
7b Tidak memiliki
kolumela ..........................................Phytophyra sp.
akr.
8a Untuk membuat adonan
roti ...............................Aspergillus oryzae
aks.
8b Untuk membuat asam
sitrat ..................................Aspergillus niger
b. Makroskopis
akt.
1
Makroskopis .....................................................................................2
aku.
2a Tidak memiliki
tangkai ..................................................................3
akv.
2b Memiliki
tangkai ............................................................................4

akw.

3a Bentuk tubuh buah

kuping .............................................................5
akx.
3b Bentuk tubuh buah
papan ...............................................................6
aky.
4a Tidak memiliki
tudung ...................................................................7
akz.
4b Memiliki
tudung .............................................................................8
ala.
5a Permukaan
kasar ............................................................................9
alb.
5b Permukaan
berlamela ......................................Auricularia auricula
alc.6a Seperti potongan jahe ...........................................Stereum
rugosum
ald.

6b Seperti kipas

tangan .......................................................Stereum sp.


ale.7a Digunakan sebagai hiasan ....................................Calocera
viscosa
alf. 7b Digunakan sebagai
dekomposer ...................................................10
alg.
8a
Berlamela .....................................................................................11
alh.
8b
Berpori/rata ..................................................................................12
ali. 9a Memiliki vulva .............................................................Phenellus
sp.
alj. 9b Tidak memiliki vulva .................................................Tyromyces
sp.
alk.

10a Seperti tongkat baseball ...................................Clavaria

pistillaris
all. 10b Seperti balon udara .................................................Lycoperdon
sp.
alm.

11a Basidium tidak

bersekat .............................................................13
aln.
11b Basidium
bersekat ......................................................................14

alo.

12a

Rata ............................................................................................15
alp.
12b
Berpori ......................................................................Polyporus sp.
alq.
13a Bentuk tubuh buah
kipas .................................Pleurotus ostreatus
alr.13b Bentuk tubuh buah
payung ........................................................16
als.14a Bentuk tubuh buah
kipas ............................................................17
alt. 14b Bentuk tubuh buah
papan ...........................................................18
alu.
15a Memiliki
vulva .................................................Cartinarius elatior
alv.15b Tidak memiliki vulva ....................................Meripillus
giganteus
alw.
16a Sebagai
dekomposer ...................................................................19
alx.
16b Sebagai obat Hepatitis
B .......................................Collybia perota
aly.17a Tidak memiliki
vulva .................................................................20
alz.17b Memiliki vulva ..................................................Fistulina
hepatica
ama.

18a Berbentuk

papan .........................................................................21
amb.
18b Sebagai
dekomposer ...........................................Lenzites sepiaria
amc.
19a Seperti payung
adat .....................................................Clitocyla sp.
amd.
19b Seperti
payung ................................................Marasmius oreades
ame.
20a Sebagai bahan
makanan ................................Flammulina sapinec
amf.
20b Sebagai obat herbal ..........................................Coriolus
vesiculus

amg.

21a Obat antikanker........................................Ganoderma

applanatum
amh.
21b Obat anti
diabetes ..........................................Ganoderma lucidum

B. Pembahasan
1.

Aspergillus niger
ami.
Aspergillus niger termasuk ke dalam habitus kapang,
memiliki tipe badan penghasil spora yang berupa askus, merupakan jamur
yang termasuk ke dalam classis Ascomycetes, tidak memiliki stolon dan
hidup sebagai saprofit. Jamur ini multiseluler, memiliki hifa yang bersekat,
bentuk kolumela bulat dan berperan dalam fermentasi. Jika diamati mirip

kipas dengan konidia berwarna hitam.


2. Aspergillus oryzae
amj.
Aspergillus oryzae termasuk ke dalam habitus kapang,
memiliki tipe badan penghasil spora yang berupa askus, merupakan jamur
yang juga termasuk classis Ascomycetes, tidak memiliki stolon dan hidup
sebagai saprofit. Jamur ini multiseluler, memiliki hifa yang bersekat dan
berperan untuk pembuatan makanan. Hifa berbentuk silindris seperti
benang yang bersekat dengan konidifor (badan penghasil spora) yang
ujungnya membulat dan memiliki cabang banyak, berbentuk seperti sikat
WC. Jika diamati mirip kipas dengan konidia berwarna putih.
3. Penicillium sp.
amk.
Penicillium sp. termasuk ke dalam habitus kapang,
memiliki tipe badan penghasil spora yang berupa askus, merupakan jamur
yang juga termasuk ke dalam classis Ascomycetes, tidak memiliki stolon
dan hidup secara saprofit. Jamur ini multiseluler, memiliki hifa yang
bersekat dan berperan dalam menghasilkan antibiotik. Jika diamati mirip
kipas menjari.
4. Saccharomyces sp.
aml.
Saccharomyces sp. merupakan jamur bersel satu atau dapat
juga disebut dengan khamir, askusnya semu. Perkembangbiakan dengan
cara vegetatif bertunas, Saccharomyces sp. tidak memiliki sekat pada
hifanya. Merupakan jamur yang termasuk classis Ascomycetes, tidak
memiliki stolon dan hidup secara saprofit. Jamur ini uniseluler, berperan
dalam ragi untuk membuat makanan. Jika diamati bentuknya mirip bola.
amm.
5. Mucor sp.

amn.

Mucor sp. merupakan jamur yang termasuk classis

Phycomycetes, tidak memiliki stolon dan hidup secara saprofit. Jamur ini
multiseluler, memiliki hifa yang tidak bersekat dan berperan sebagai
dekomposer. Jika diamati mirip jamur kancing.
6. Phytophtora sp.
amo.
Phytopthora sp. merupakan jamur yang termasuk classis
Phycomycetes, tidak memiliki stolon dan hidup sebagai parasit. Jamur ini
multiseluler, memiliki hifa yang bersekat dan sebagai parasit pada daun.
Hifanya berbentuk silindris seperti benang yang dengan sporangium
berada pada ujung, dengan ukuran mikroskopis. Jika diamati bentuknya
elips seperti telur.
7. Rhizopus sp.
amp.
Rhizopus sp. memiliki ciri morfologi tipe badan penghasil
spora yang dimilliki berupa sporangium, memiliki rhizoid pada
percabangan hifa, dengan ujung sporangiofor yang membulat. Rhizopus
sp. tidak memiliki sekat pada bagian hifanya. merupakan jamur yang juga
termasuk classis Phycomycetes, memiliki stolon dan hidup secara saprofit.
Jamur ini multiseluler dan berperan dalam ragi untuk pembuatan tempe.
8. Pilobolus sp.
amq.
Pilobolus sp. memiliki tipe badan penghasil spora yang
berupa sporangium, sporagiofor memiliki pengembungan dibagian ujung
dan dibagian pangkalnya. Penggembungan pada bagian ujung dan pangkal
Pilobolus sp. berfungsi untuk mengatur tekanan dalam tubuhnya sehingga
dapat membantu mengeluarkan sporangiumnya. Pilobolus sp. tidak
memiliki sekat pada bagian hifanya. Jamur ini multiseluler dan berperan
sebagai dekomposer. Konidia pada jamur ini berwarna hitam kehijauan.
9. Auricularia auricula
amr.
Auricularia auricula tergolong ke dalam classis
Basidiomycetes, termasuk ke dalam habitus cendawan, scopenya
makroskopis

dengan

hifa

bersekat,

reproduksinya

menghasilkan

basidiospora, selnya multiseluler. Alat repoduksi generatifnya berupa


basidium sebagai badan penghasil spora. Basidium pada jamur ini bersekat
dan bentuk basidiokarpnya serupa kuping. Jamur ini dapat dimanfaatkan
sebagai bahan makanan.

10. Calocera viscosa


ams.
Calocera

viscosa

tergolong

ke

dalam

classis

Basidiomycetes, memiliki hifa berbentuk silindris seperti benang-benang


dengan percabangan dikotom mirip tanduk rusa, berwarna kuning terang.
Jamur ini berwarna kuning ketika keadaan sekitarnya lembab atau orange
terang ketika keadaan sekitarnya kering permukaan tubuhnya berlendir
dan berminyak. Basidianya selalu bercabang dua

membentuk seperti

garpu tala, setiap basidianya terdapat dua spora. Sporanya berwarna putih
berbentuk elips. Jamur ini multiseluler dan dapat dimanfaatkan sebagai
hiasan.
11. Cartinarius elatior
amt.
Secara

etomology,

Cartinarius

berati

tirai

(cortina) yang melindungi insang ketika tudung belum


matang. Sementara elatior berasal dari bahasa Yunani
yang berarti tertinggi atau terbaik.
amu.
Bentuk tubuhnya seperti payung dan memiliki
tudung berwarna kuning kecoklatan yang merekah bila
sudah matang. Tumbuh secara mikoriza, banyak tumbuh di
bawah pohon-pohon pinus.
amv.
Seperti semua genus Cartinarius, jamur ini
tidak boleh dimakan karena mengandung racun. Beberapa
spesies Cartinarius, terutama Cartinarius rubellus dan
Cartinarius orellanus mengandung racun orellanine, yang
jika dimakan dapat menghancurkan ginjal dan hati.
12. Clavaria pistillaris
amw.
Secara etomologis, asal-usul nama Clavaria
pistillaris tidak terlalu jelas, kemungkinan berasal dari
bahasa Latin, Clava yang berarti tongkat, dan dari bahasa
Yunani, sedangkan pistillaris merupakan julukan yang
mengacu pada putik (pistil) atau alu (alat penumbuk).
amx.
Clavaria pistillaris atau lebih dikenal sebagai
Jamur Tongkat Raksasa, tumbuh mencuat dari dasar
hutan seperti tongkat baseball yang berdiri atau seperti

batu kuno (prasasti) yang terkadang terlihat lapuk. Species


ini berasal dari genus Clavaria, mudah ditemukan saat
masih muda dan berwarna kuning, namun jika usia tubuh
buah semakin tua, tubuh buah akan menyerap warna dari
daun-daun

yang

kering

dan

sudah

membusuk

dari

sekitarnya sehingga walaupun tubuhnya besar, tetap sulit


untuk dibedakan.
amy.
Tidak ada batas yang jelas antara permukaan
subur dengan batangnya. Permukaan hymenial (fertil)
terlihat sepeti tongkat yang halus saat usianya masih
muda, namun bila sporanya sudah matang tubuhnya akan
kenyal. Jamur ini tidak dapat dimakan, namun memiliki
peran sebagai dekomposer. Habitatnya safrobik pada
serasah daun, banyak ditemukan di Inggis dan Eropa
Selatan.
13. Clitocyla sp.
amz.
Clitocyla sp. tergolong ke dalam classis Basidiomycetes,
memiliki habitus cendawan, scopenya makroskopis dengan hifa bersekat,
memiliki tangkai dan rizoid, reproduksinya menghasilkan basidiospora,
memiliki vulva, selnya multiseluler, badan pembentuk sporanya basidium
yang memiliki kemiripan seperti payung. Memiliki basidium yang tak
bersekat dan dapat berperan sebagai dekomposer.
14. Collybia perota
ana.
Collybia perota tergolong ke dalam classis Basidiomycetes,
habitus

cendawan,

scopenya

makroskopis

dengan

hifa

bersekat,

reproduksinya menghasilkan basidiospora, memiliki tangkai, memiliki


vulva, selnya multiseluler, badan pembentuk sporanya basidium yang
memiliki kemiripan seperti payung. Memiliki basidium yang tak bersekat
dan dapat berperan sebagai obat hepatitis B. Warna basidiokarpnya
berwarna kecokelatan sementara tangkainya berwarna putih gading. Jamur
ini dapat tumbuh di kayu dan di atas tanah.
15. Coriolus veciculus

anb.

Coriolus veciculus memiliki hifa yang bersekat, berupa

kumpulan lekukan-lekukan yang berbentuk seperti kipas, berbentuk pola


dengan warna gradasi hitam, putih, cokelat dan kuning. Coriolus veciculus
merupakan jamur yang tergolong Basidiomycetes. Jamur ini memiliki
tudung di bagian atasnya, memiliki tangkai dan tidak memiliki vulva.
Tangkai inilah yang digunakan untuk menempel pada tempat hidupnya.
Jika diamati jamur ini mirip rangkaian bunga. Jamur ini dapat
dimanfaatkan untuk obat herbal dan suplemen diet.
16. Fistulina hepatica
anc.
Nama lain dari Fistulina hepatica adalah Jamur
Lidah Sapi. Ini dikarenakan bentuknya yang seperti
daging. Jamur ini merupakan parasit pada pohon, namun
pohon yang sudah terinfeksi oleh Fistulina hepatica sangat
dihargai oleh tukang bubut atau pembuat lemari karena
kayunya akan berubah warna menjadi lebih merah dan
menarik.
and.

Fistulina hepatica pada usia muda berwarna

merah stroberi, tetapi bila sudah tua dan sporanya sudah


matang warnanya akan lebih tua dan permukaanya kasar
menyerupai hati atau lidah sapi. Species ini dapat dimakan,
bila dipotong jamur ini terlihat seperti potongan bistik sapi,
sayangnya rasanya tidak seenak penampilannya. Biasanya
species ini tumbuh pada batang pohon, dekat dengan akar.
Species ini juga dapat tumbuh pada kayu atau akar pohon
yang sudah tumbang dan mati.
17. Flammulina sapinec
ane.
Nama genus Flammulina mengacu pada topi
oranye yang bersinar (litlle flames) dibawah sinar matahari
musim dingin. Flammulina sapinec tumbuh pada akhir
musim gugur hingga awal musim semi, dapat dimakan,
sehingga jamur ini menjadi bahan makanan musiman,
yang banyak tumbuh pada musim dingin. Jamur ini

saprobik pada tunggul dan batang-batang pohon berkayu


keras.
18. Ganoderma applanatum
anf.
Ganoderma applanatum tergolong ke dalam classis
Basidiomycetes, memiliki habitus cendawan, scopenya makroskopis
dengan hifa bersekat, memiliki tipe badan penghasil spora yang berupa
basidium dengan reproduksinya menghasilkan basidiospora, selnya
multiseluler, badan pembentuk sporanya basidium yang memiliki
kemiripan seperti kipas. Memiliki warna yang berdegradasi dari coklat tua.
Pada bagian hifanya memiliki sekat. Jamur ini memiliki tudung yang rata,
tidak memiliki tangkai dan vulva dan badannya digunakan langsung untuk
menempel pada tempat hidupnya. Jamur ini dapat dimanfaatkan sebagai
obat anti kanker dan jika diamati, jamur ini mirip dengan cangkang
kerang.
19. Ganoderma lucidum
ang.
Ganoderma

lucidum

tergolong

ke

dalam

classis

Basidiomycetes, memiliki habitus cendawan, scopenya makroskopis


dengan hifa bersekat, dengan reproduksinya menghasilkan basidiospora,
selnya multiseluler, badan pembentuk sporanya basidium yang memiliki
kemiripan seperti kipas. Tipe badan penghasil spora dari jamur ini yaitu
basidium dan basidiokarp serupa lempengan setengah lingkaran. Jamur ini
memiliki tudung dibagian atasnya dan memiliki tangkai. Tangkai
digunakan untuk menempel pada tempat hidupnya. Jamur ini dapat
dimanfaatkan sebagai obat anti oksidan, anti alergi, anti diabetes, dan jika
diamati jamur ini seperti pastel.
20. Lenzites sepiaria
anh.
Lenzites, nama genus di bentuk pada tahun
1835 oleh Elias Magnus Fries, untuk menghormati ahli
mikologi Jerman, Harald Othmar Lenz (1798-1870). Nama
speciesnya sepiaria berasal dari bahasa Yunani, yang
berarti pagar, sesuai dengan habitatnya.
ani.
Lenzites sepiaria berbentuk

seperti

kipas,

sangat lebar, lebarnya dari dua sampai sepuluh cm. Dari

pangkal berwarna hitam, coklat, coklat kemerahan, dan


tepinya

berwarna

kuning

kecoklatan,

serta

tepinya

berombak. Tidak memiliki bau ataupun rasa. Jamur ini tidak


dapat dimakan karena teksturnya keras menyerupai kayu.
Tumbuh pada batang tumbuhan berdaun jarum dan cerah.
21. Lycoperdon sp.
anj.
Lycoperdon sp. tergolong ke dalam classis Basidiomycetes,
memiliki habitus cendawan, dan scopenya makroskopis, hifanya bersekat
dan selnya multiseluler, reproduksinya dengan menghasilkan basidiospora,
badan pembentuk sporanya yaitu basidium dan mirip dengan balon udara.
Basidiokarpnya memiliki bagian ujung yang membulat. Jamur ini dapat
berperan sebagai dekomposer.
22. Marasmius oreades
ank.
Marasmius oreades

tergolong

ke

dalam

classis

Basidiomycetes, memiliki habitus cendawan, scopenya makroskopis


dengan hifa bersekat, memiliki tangkai dan rizoid, reproduksinya
menghasilkan basidiospora, memiliki vulva, selnya multiseluler, badan
pembentuk sporanya basidium yang memiliki kemiripan seperti payung.
Memiliki basidium yang tak bersekat dan dapat berperan sebagai
dekomposer.
23. Meripilus giganteus
anl.
Meripilus giganteus merupakan polypore yang
sangat

besar

yang

muncul

pada

tunggul

tumbuhan

berdaun lebar. Lebar tudung dapat mencapai setengah


meter. Berbentuk roset sehingga indah dipandang seperti
mawar. Permukaan pori Meripilus giganteus cepat berubah
menjadi coklat tua atau hitam ketika memar, dan beberapa
orang menyebut jamur ini oleh nama umum alternatif The
Black-staining Polypore yang berarti Polypore Bernoda
Hitam.
anm.

Meripilus, nama genus, berasal dari kata meri

dan pil atau pile. Meri berarti bagian dan pil atau pile
berarti topi yang bertumpuk, maka implikasinya adalah

bahwa

tudung

jamur

dalam

genus

ini

bertumpuk.

Kemudian nama species giganteus berarti raksasa, sebuah


kata sifat yang menggambarkan jamur ini.
ann.
Tumbuh secara parasit kemudian

saprobik

ketika pohon yang ditumpanginya sudah mati. Jika dimasak


sangat lambat, spesimen muda dilaporkan dapat dimakan.
Namun, jamur ini telah diketahui dapat menyebabkan
gangguan perut pada beberapa orang dan sebaiknya
dihindari sama sekali.
24. Phenellus sp.
ano.
Phenelus sp. tumbuh vertikal di pasir atau
tanah yang kering. Bentuk tubuhnya menyerupai alat
kelamin lelaki (penis). Topinya ditutupi dengan olive-green
gleba, lapisan berbau yang dapat menarik serangga
untuk

mendistribusikan

sporanya.

Bau

busuk

yang

dihasilkan menandakan keberadaan racun, sehingga jamur


ini tidak boleh dimakan, namun merupakan makanan bagi
lalat.
25. Pleurotus ostreatus
anp.
Pleurotus ostreatus memiliki hifa yang bersekat, berupa
kumpulan lekukan-lekukan yang berbentuk seperti kipas. Merupakan
jamur yang tergolong Basidiomycetes. Jamur ini memiliki tudung di
bagian atasnya, memiliki tangkai, rizoid dan tidak memiliki vulva. Tangkai
inilah yang digunakan untuk menempel pada tempat hidupnya. Jika
diamati jamur ini mirip cangkang tiram. Jamur ini dapat dimanfaatkan
sebagai bahan makanan, anti bakteria, dan anti tumor.
26. Polyporus sp.
anq.
Polyporus sp. tergolong ke dalam classis Basidiomycetes,
memiliki habitus cendawan, scopenya makroskopis, hifanya bersekat
berupa kumpulan yang bentuknya serupa papan berpori-pori, berwarna
putih gading, selnya multiseluler, reproduksinya dengan menghasilkan
basidiospora, dan badan pembentuk sporanya yaitu basidium dan mirip
dengan kipas. Jamur ini dapat berperan sebagai dekomposer.

27. Stereum rugosum


anr.
Stereum secara etimologi berarti keras. Jamur
kerak ini sulit untuk dirobek bila akan diambil sebagai
sampel untuk penelitian. Tumbuh secara saprobik pada
batang pohon yang sudah mati. Permukaan tudungya
halus, tubuhnya melebar seperti kipas dan tidak dapat
dimakan karena teksturnya yang keras, namun seperti
kebanyakan jamur, Stereum rugosum berperan sebagai
dekomposer.
28. Stereum sp.
ans.
Stereum sp. tergolong ke dalam classis Basidiomycetes,
memiliki habitus cendawan, scopenya makroskopis dengan hifa bersekat,
dengan reproduksinya menghasilkan basidiospora, selnya multiseluler,
badan pembentuk sporanya basidium yang memiliki kemiripan seperti
mangkuk. Tubuhnya kaku, sessil dan bentuknya serupa kipas. Kadang
bagian tepi berwarna lebih gelap (kecoklatan). Spora berwarna putih
hingga kuning. Jamur ini tidak bisa dimakan. Biasanya ditemukan pada
kayu-kayu yang membusuk. Jamur ini dapat berperan sebagai dekomposer.
29. Tyromyces sp.
ant.
Tyromyces sp. tergolong ke dalam classis Basidiomycetes,
memiliki habitus cendawan, scopenya makroskopis dengan hifa bersekat,
reproduksinya menghasilkan basidiospora, selnya multiseluler, badan
pembentuk sporanya basidium yang memiliki kemiripan seperti kuping.
Jamur ini dapat berperan sebagai dekomposer. Jamur ini bentuk tubuhnya
mirip seperti tiram.
anu.
C. Nilai-nilai Cyanophyta
1. Nilai Religi
anv.
Dengan

melihat

struktur,

sifat,

ataupun

peranan fungi, kita bisa menjadikan itu semua sebagai


bahan tambahan untuk semakin bersyukur kepada Allah
SWT,

Sang

Maha

Pencipta,

yang

telah

menciptakan

keanekaragaman makhluk hidup dengan struktur, fungsi


dan peranannya masing-masing. Allah berfirman :

anw.

anx. Artinya, Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan


bumi dan pergantian siang dan malam ada (tanda-tanda

kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memiliki akal.


(QS. Ali Imran: 190).
any.
Walaupun fungi memiliki segala keterbatasan,
fungi

tetap

bisa

bertahan

dengan

baik

dan

bisa

memberikan manfaat yang cukup banyak. Sungguh tidak


ada sesuatu apapun yang diciptakan Allah dengan sia-sia.
Fungi

tahu

akan

bagaimana

caranya

mereka

hidup

melainkan petunjuk dari Tuhan yang menciptakan kita


semua. Maha Besar Allah yang telah menciptakan makhluk
seperti

fungi

sebagai

bahan

pelajaran

kita

dalam

kehidupan dan sebagai salah satu objek untuk kita


bertafakur akan Kebesaran Allah SWT.
anz.
2. Nilai Praktis
aoa.
Peranan fungi dalam kehidupan sangat luas.
Fungi berperan dalam keseimbangan lingkungan yaitu
sebagai

dekomposer.

Sebagai

dekomposer,

fungi

menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati sehingga


bisa dimanfaatkan oleh organisme lain. Hal ini sangat
penting dalam keberlanjutan ekosistem di bumi, karena
yang menjadi kunci keberlangsungan ekosistem adalah
adanya

keseimbangan

antara

produksi

biomasa

oleh

organisme fotosintetik dan perombakan-perombakan atau


daur ulang nutrien yang dikandungnya. Dalam proses daur
ulang senyawa organik ini, fungi memiliki peran yang
menonjol di semua ekosistem utama.
aob.
Fungi juga bisa bersimbiosis dengan organisme
lain. Dengan akar tumbuhan tertentu fungi bersimbiosis
membentuk mikoriza. Mikroriza merupakan struktur yang

berperan penting dalam suplai unsur hara. Berdasarkan


posisi fungi terhadap akar tumbuhan, dikenal adanya
endomikoriza (bila hifa menembus korteks akar) dan
ektomikoriza (bila hifa hanya menembus epidermis akar).
aoc.
Kelompok fungi yang sering bersimbiosis
dengan akar tumbuhan umumnya termasuk anggota divisi
Zygomycotina, Ascomycotina, dan Basidiomycotina. Bentuk
simbiosis lain dari fungi adalah lumut kerak. Lumut kerak
merupakan organisme yang mampu hidup pada kondisi
lingkungan yang ekstrim dan sangat sensitif terhadap
pencemaran

udara.

Sehingga

lumut

kerak

ini

biasa

digunakan sebagai bioindikator kualitas udara. Bersama


dengan kelompok tumbuhan lain, seperti tumbuhan lumut
(Bryophyta) dan anggrek, lumut kerak banyak menghiasi
pepohonan mulai dari daerah dataran rendah sampai
pegunungan yang tinggi sebagai epifit. Tetapi bila terjadi
pencemaran udara, jenis-jenis organisme epifit tersebut,
terutama lumut kerak dan tumbuhan lumut akan mati.
aod.
Fungi banyak digunakan sebagai bahan pangan
yang bergizi, antibiotik, dan obat herbal. Fungi juga
memiliki

peran

penting

dalam

bidang

perindustrian,

misalnya dalam pembuatan tapai dan anggur. Hal ini dapat


terjadi
menjadi

karena
karbon

fungi

dapat

dioksida

mengubah
dan

etanol

senyawa
dalam

gula

proses

fermentasi.
3. Nilai Sosial
aoe.
Untuk pertumbuhan dan perkembangan fungi,
diperlukan kondisi lingkungan yang kondusif, contohnya
adalah

kondisi

lingkungan

yang

lembab

dan

suhu

lingkungan yang cocok. Begitu halnya dengan kita sebagai


manusia, bisa tumbuh dan berkembang dengan baik
tergantung pada pengaruh lingkungan dan terciptanya

hubungan baik dengan sesama manusia. Walaupun fungi


merupakan

organisme

yang

serba

keterbatasan

dan

kekurangan dibandingkan kita sebagai seorang manusia,


fungi mampu memberikan manfaat yang sangat banyak
bagi manusia dan organisme lain. Selain itu, ada juga fungi
beracun yang warna dan bentuknya sangat mencolok
sehingga menarik perhatian. Dengan kata lain, dalam
kehidupan sehari-hari kita harus berhati-hati dengan orang
yang dapat menjerumuskan kita ke dalam keburukan.
Walaupun tampilan fisik di luar sangat baik tetapi harus
dilihat pula kebaikan hatinya apakah memang baik atau
hanya sekedar pura-pura saja. Fungi memang hidup
heterotrof, tidak dapat menghasilkan makanannya sendiri,
tetapi fungi tidak hidup merugikan organisme lain (selain
fungi yang parasit). Mereka hidup pada sisa-sisa organisme
yang sudah mati. Dengan ini, kita harusnya hidup seperti
fungi yang tidak bergantung pada organisme lain, tetapi
saling menguntungkan.
4. Nilai Intelektual
aof.
Fungi pada umumnya memiliki warna yang
indah yang dapat menarik berhatian ternyata mengandung
racun bagi manusia yang memakannya. Oleh sebab itu,
kita harus berhati-hati dengan fungi beracun yang memang
sangat menarik perhatian karena warna dan bentuknya
yang menarik. Dari sisi lain yang menguntungkan manusia,
ada beberapa fungi yang mengandung zat-zat antibiotik
dan zat-zat obat lainnya yang dapat digunakan sebagai
bahan obat-obatan.
aog.
5. Nilai Pendidikan
aoh.
Kita manusia sebagai makhluk sosial bisa
mengambil pelajaran yang cukup berharga dari tumbuhan

fungi. Fungi yang merupakan tumbuhan thallus, yang tidak


memiliki klorofil, hidup dari zat-zat organik yang sudah
mati (sampah), kayu lapuk, atau dari makanan yang basi
sekalipun masih bisa memberikan manfaat bagi individu
lain, khususnya bagi kita. Dengan segala keterbatasannya,
fungi bisa tetap berjuang dan bertahan hidup serta masih
bisa memberikan manfaat. Kita sebagai manusia yang
boleh

dikatakan

lebih

sempurna

dari

pada

fungi,

seharusnya bisa bercermin dan bertanya kepada diri


sendiri apakah selama ini kita sudah memberikan manfaat
yang cukup banyak bagi orang lain atau belum, ataukah
selama ini kita dikalahkan oleh fungi? Mungkin hal tersebut
bisa menjadi bahan evaluasi bagi kita untuk menjadi
individu yang lebih baik.
D.

aoj.
aol. Fungi

aoi. BAB IV
KESIMPULAN
aok.

merupakan

tumbuhan

thallus

yang

tidak

memiliki klorofil.. Fungi termasuk organisme eukariotik, karena


mempunyai membran inti. Dinding selnya terdiri dari zat kitin
dan

bersifat

heterotrof

(saprofit,

parasit,

atau

simbiotik).

Tubuhnya ada yang uniseluler dan ada juga yang multiseluler.


Fungi multiseluler tersusun atas benang-benang hifa membentuk
anyaman yang disebut miselium. Hifa ada yang bersekat
(septum)

ada

yang

tidak

bersekat

(aseptum)

sehingga

mempunyai banyak inti yang disebut senositik. Habitat fungi,


yaitu di darat (terestrial) dan di tempat lembab.
aom. Terdapat dua cara reproduksi pada fungi, yaitu
secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual dengan
pembentukan
pembentukan

kuncup
spora

(pada

aseksual

khamir),
(berupa

fragmentasi,

dan

sporangiospora

atau

konidia). Reproduksi secara seksual dengan peleburan dua


gamet, karena fungi tidak memiliki alat yang menhasilkan gamet,
sehingga hifa yang dapay kawin disebut hifa positif dan hifa
negatif. Pelebutan dua jenis hifa ini akan mengasilkan badanbadan pembentuk spora.
aon. Ada beberapa macam badan pembentuk spora, yaitu
Askus,

Basidium,

Sporangium,

dan

Sporangiola.

Badan

pembentuk spora jenis Askus berbentuk berupa kantung yang


dibentuk di ujung hifa; biasanya empat sampai delapan spora
(askospora) di dalamnya; askos artinya kantung. Jenis Basidium
berupa sel panjang dan menggembung, serta di bagian ujungnya
dihasilkan

dua

sampai

empat

spora

(basidiospora);

jenis

basidiumnya ada yang bersekat dan tidak bersekat. Sporangium


berupa

bola

yang

di

dalamnya

dibentuk

banyak

spora

(sporangiospora); memiliki tangkai yang disebut sporangifor


yang

pada

ujung

spora

tersebut

disebut

kolumela.

Pada

Sporangiola merupakan sporangium kecil yang umumnya berisi


tiga spora; satu spongiofor mengandung mengandung banyak
sporangiola.
aoo. Pada

golongan

fungi

tingkat

tinggi,

hifa

atau

miselium yang telah kawin menghasilkan tubuh buah. Tubuh


buah yang menghasilkan aski (askus-askus) disebut askokarp,
sedangkan

yang

menghasilkan

basidia

(basidium-basidium)

disebut basidiokarp.
aop. Pada klasifikasi modern jamur memiliki klasifikasi
sendiri yaitu Mikota. Mikota lazimnya terbagi menjadi dua classis,
yaitu Myxomycotina dan Eumycotina. Myxomycotina merupakan
golongan jamur yang fase vegetatifnya berupa lendir. Hanya ada
satu classis saja, yaitu Myxomycetes. Eumycotina

adalah

golongan jamur yang sudah membentuk tubuh serupa benang


atau hifa (miselium), disebut sebagai jamur benar.
aoq. Eumycotina terbagi menjadi empat classis, yaitu:
1. Phycomycetes, umumnya memiliki hifa yang tidak bersekat,
disebut

juga

jamur

ganggang

karena

bentuk

tubuhya

menyerupai ganggang. Jamur yang termasuk dalam classis


ini,

di

antaranya:

Rhizopus,

Mucor,

Pilobous,

dan

Phytophthora.
2. Ascomycetes, menghasilkan tubuh buah dengan badan sel
pembentuk spora berupa kantung-kantung, di dalam kantungkantung tersebut dihasilkan spora atau askospora sebanyak
empat sampai delapan. Hifa jamur ini bersekat tetapi ada pula
yang bersel tunggal dan berbentuk bulat. Jamur yang
termasuk classis ini, di antaranya: Aspergillus, Aspergillus ,
Penicillium, dan Saccharomyces.

3. Basidomycetes, menghasilkan basidiospora, mempunyai hifa


yang bersekat, tubuh buanya mudah dilihat dengan mata.
Jamur yang termasuk classis ini, di antaranya: Auriculari,
Calocera , Cortinarius, Clavaria, Clitocyla, Collybia , Coriolus, Fistulina,
Flammulina, Ganoderma, Lenzites, Lycoperdon, Marasmius, Meripilus,
Phenallus, Pleurotus, Pyloporus, Stereum, dan Tyromyces .
4. Deutromycetes, belum diketahui pembiakan generatifnya,
disebut juga jamur tidak sempurna, banyak hidup sebagai
parasit.
aor.

aos.

DAFTAR PUSTAKA
aot.
aou. Lincoff , Gary H. 1982. Simon & Schuster's Guide to
Mushrooms (Nature Guide Series). New York: Touchstone.
aov. Nature, First. Tanpa Tahun. The Great Big Index of Fungi
Species listed in order of scientific (binomial)
[online].
aow.

Tersedia

di:

names.

http://www.first

nature.com/fungi/index1binom.php. [6 November 2014].


Yudianto, Suroso. (1992). Pengantar Cryptogamae. Bandung: Tarsito.

aox.

DAFTAR PUSTAKA GAMBAR

aoy.
a. Mikroskopis
aoz.

Gambar 1.b

apa.

http://www.inspq.qc.ca/english/mould-compendium/aspergillus-

niger
apb.

Gambar 2.b

apc.

https://www.emlab.com/s/sampling/env-report-09-2006.html

apd.

Gambar 3.b

ape.

http://www.uoguelph.ca/~gbarron/MISCELLANEOUS/penicill.ht

m
apf.

Gambar 4.b

apg.

http://www.caltexmoldservices.com/section/mold_library/saccharo

myces_sp/
aph.

Gambar 5.b

api.

http://www.mycology.adelaide.edu.au/gallery/zygomycetes/

apj.

Gambar 6.b

apk.

http://www.apsnet.org/edcenter/intropp/lessons/fungi/oomycetes/pa

ges/phytophthora.aspx
apl.

Gambar 7.b

apm.

http://www.mycology.adelaide.edu.au/gallery/zygomycetes/

apn.

Gambar 8.b

apo.

http://www.bbc.co.uk/nature/life/Pilobolus_crystallinus
b. Makroskopis

app.

Gambar 1.b

apq.

http://www.carolinanature.com/fungi/

apr.

Gambar 2.b

aps.

http://www.florafinder.com/Species/Calocera_viscosa.php

apt.

Gambar 3.b

apu.

http://mushroomobserver.org/name/show_name/1946

apv.

Gambar 4.b

apw.

http://www.pharmanatur.com/Clavariadelphus%20pistillaris.htm

apx.

Gambar 5.b

apy.

http://www.medicalmushrooms.net/trametes

apz.

Gambar 6.b

aqa.

http://www.svims.ca/council/illust/Coltricia%20perennis

%201%20Cy%20and%20Mary%20Hampson.htm
aqb.

Gambar 7.b

aqc.

http://www.medicalmushrooms.net/trametes-versicolor/

aqd.

Gambar 8.b

aqe.

http://www.wildaboutbritain.co.uk/pictures/showphoto.php/photo/9

4654/size/big/ppuser/23395
aqf.

Gambar 9.b

aqg.

http://www.herbarium.iastate.edu/fungi/fungispecies.php?

sp=Flammulina/
aqh.

Gambar 10.b

aqi.

http://www.herbarium.iastate.edu/fungi/fungispecies.php?

sp=Ganoderma+applanatum+%28Pers.%3AS.F.+Gray%29+Pat
aqj.

Gambar 11.b

aqk.

http://sporeology.co/ganoderma-lucidum-reishi-medicinal-benefits-

history/
aql.

Gambar 12.b

aqm.

http://atlasgribov.ru/?p=465

aqn.

Gambar 13.b

aqo.

http://photos.rnr.id.au/2007/03/17/

aqp.

Gambar 14.b

aqq.

http://www.hlasek.com/marasmius_oreades.html

aqr.

Gambar 15.b

aqs.

http://moblog.net/view/205518/meripilus-giganteus

aqt.

Gambar 16.b

aqu.

http://www.mushroomexpert.com/phallus_indusiatus.html

aqv.

Gambar 17.b

aqw.

http://www.mushroomexpert.com/pleurotus_ostreatus.html

aqx.

Gambar 18.b

aqy.

http://biology.clc.uc.edu/Fankhauser/labs/BioLab_112/mushrooms

_index.html
aqz.

Gambar 19.b

ara.

http://www.commanster.eu/commanster/Habitat/Microhabitat/woo

d_Angiosperm_Stereaceae.htm
arb.

Gambar 20.b

arc.

http://mycoweb.narod.ru/fungi/Submitted/VMocrous/VMocrousPh

oto.html?4
ard.

Gambar 21.b

are.

http://farm4.static.flickr.com/3176/2964389118_e647d78ff9_m.jpg
arf.

arg.

Anda mungkin juga menyukai