A1M014059
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, penggunaan kemampuan indera manusia dalam dunia industri dan
usaha telah meluas. Masyarakat luas baik sebagai konsumen atau manusia sosial juga
sudah biasa menggunakan kemampuan indera manusia untuk menilai benda benda
kebutuhan mereka sehari hari atau untuk apresiasi lingkungannya. Penggunaan
kemampuan indera manusia telah meluas pula di dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam dunia industri dan ilmu pengetahuan, kemampuan indera manusia
untuk menilai atau apresiasi disebut penilaian organoleptik.
Penilaian organoleptik adalah penilaian yang menggunakan indera manusia
untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma, dan flavor produk pangan. Penerimaan
konsumen terhadap suatu produk diawali dengan penilaiannya terhadap penampakan,
flavor dan tekstur. Apabila ketiga faktor tersebut sudah sesuai atau baik dan diterima
oleh konsumen maka produk akan laris di pasaran. Karena pada akhirnya sasaran
yang dituju adalah penerimaan konsumen, maka uji organoleptik yang digunakan
adalah yang menggunakan panelis (pencicip yang telah terlatih) karena dianggap
yang paling peka dan sering digunakan dalam menilai mutu berbagai jenis makanan
untuk mengukur daya simpannya atau dengan kata lain untuk menentukan tanggal
kadaluwarsa makanan. Selain itu pendekatan dengan penilaian organoleptic dianggap
paling praktis dan lebih murah biayanya.
Penilaian dengan indera banyak digunakan untuk menilai mutu komoditi hasil
pertanian atau makanan. Beberapa perusahaan yang menghasilkan komoditas langka
atau sangat special, misalnya minuman anggur, keju, teh, kopi dan bir masih
menggantungkan penilaian mutunya pada penilaian dengan indera. Penilaian
organoleptik mempunyai macam macam cara dan penerapannya. Untuk industri
pangan, perbaikan dan pengawasan mutu serta pemilihan formula produk yang
terbaik dapat menunjang aspek pemasaran suatu industri sehingga seringkali
dilakukan pengujian skroing. Uji ini biasanya memberikan nilai secara kuantitatif
dengan skoring (angka) yang sudah disepakati sebelumnya. Selain bertujuan untuk
quality control, pengujian ini juga dilakukan kepada konsumen secara langsung agar
pihak industri mengetahui produk mana ang lebih disukai dan diterima oleh
konsumen.
Dalam praktikum kali ini penilaian oragnoleptik dilakukan dengan metode
skoring. Pengujian ini dilakukan pada tiga merk biscuit yang beredar di pasaran
dengan mempertimbangkan atribut mutu seperti tekstur, rasa dan aroma.
B. Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah untuk memberikan skor terhadap
atribut mutu produk pangan ( tekstur, rasa dan aroma).
Penilaian terhadap mutu suatu produk pangan meliputi berbagai sifat sensoris
yang kompleks. Ada kalanya mutu produk pangan di dasarkan pada intensitas sifat
sensoris spesifiknya karena pada dasarnya mutu suatu produk pangan merupakan
kumpulan (komposit) respon semua sifat sensoris yang spesifik yang dapat berupa
aroma, rasa, tekstur, warna dan sebagainya. Salah satu cara pengujian intensitas sifat
sensoris spesifik yang banak digunakan yaitu uji skoring.
Uji skoring yaitu pemberian skor untuk atribut yang dinilai menurut kesan
mutu atau intensitas karakteristik sensoriknya, menurut skala numerik yang telah
disediakan untuk masing masing deskripsinya (Rahardjo, 1998). Dalam hal ini
diperlukan panelis yang dapat mengerti atribut mutu yang diminta. Soekarto (1985)
dalam Suradi K (2007) mengelompokan panelis ke dalam enam kelompok, yaitu
panelis pencicipan perorangan, panelis pencicipan terbatas, panelis terlatih, panelis
semi terlatih dan panelis konsumen.
Pengujian bahan pangan menggunakan panelis semi terlatih sering dilakukan,
karena tidak memerlukan panelis yang memiliki kepekaan yang tinggi, tetapi hanya
memerlukan latihan yang tidak intensif, dan dapat menggunakan mahasiswa sebagai
panelis. Sebagaimana pernyataan Soekarto (2005), bahwa panelis semi terlatih adalah
sekelompok mahasiswa atau staf peneliti sebanyak 15 sampai 25 orang yang
mengetahui sifat sifat sensorik dari contoh ang dinilai melalui penjelasan atau
latihan sekedarnya. Kelemahan dari panelis ini yaitu adanya kemungkinan beberapa
anggota yang kurang sensitive, sehingga penilaiannya jauh berbeda dengan sebagian
besar panelis lainnya, maka untuk memperkecil subyektifitas penilaian, data dari
panelis tersebut tidak diikut sertakan dalam analisis selanjutnya (Suradi K, 2007).
Mutu organoleptik mempunyai peranan dan makna yang sangat besar dalam
penilaian mutu produk pangan, baik sebagai bahan pangan hasil pertanian, bahan
mentah industri maupun produk pangan olahan. Meskipun dengan uji uji fisik dan
kimia serta uji gizi dapat menunjukkan suatu produk pangan bermutu tinggi, namun
akan tidak ada artinya jika produk pangan itu tidak dapat dimakan karena tidak enak
atau sifat organoleptic lainnya tidak membangkitkan selera. Jadi bagi komoditas
pangan pengujian organoleptik merupakan suatu keharusan (Soekarto, 1990) dalam
(Rakhmah Y, 2012).
Menurut Susiwi (2009), melalui pengujian sensoris dapat diperoleh informasi
yang berguna untuk memperbaiki produk, memelihara kualitet, mengembangkan
produk baru serta analisis pasar. Pengujian sensoris pada perusahaan banyak
dipergunakan untuk tujuan pengembangan produk baru, reformulasi produk,
pengawasan kompetisi dengan produk merk lain, pengawasan mutu, pengawasan
stabilitas produk selama penyimpanan, pengawasan pendapat serta kesenangan
konsumen atas suatu produk. Pengujian tersebut menuntut metode pengujian yang
berbeda dan macam pengujian yang berbeda pula sehingga diperoleh hasil sesuai
dengan tujuan dari pengujiannya.
Pada bidang industri pangan, perbaikan produk maupun pemilihan produk
terbaik merupakan salah satu alternatif penunjang pemasaran. Keinginan konsumen
yang selalu menghendaki produk dengan mutu yang terbaik harus dapat dipenuhi.
Dalam hal tersebut uji skoring dapat diterapkan untuk mengukur dan membandingkan
Masing masing sampel diberi kode dengan tiga angka yang berbeda.
A. HASIL
1. Data Pengamatan
- Aroma
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Panelis
Wienanda
Apri
Erin
Luluk
Nurini
Atika
Hanif
Elmas
Eka
Tety
Lisa
Nissa
Irma
Widi
Roro
Jumlah
Rata rata
938
5
5
5
5
4
5
3
5
4
5
5
4
5
4
5
69
4,6
Kode
171
2
2
3
4
2
2
4
4
2
3
3
1
3
3
4
42
2,8
Jumlah
458
3
2
4
3
4
4
4
4
3
2
4
2
3
2
3
47
3,133
10
9
12
12
10
11
11
13
9
10
12
7
11
9
12
158
10,533
Keterangan :
1. Tidak kuat
2. Agak kuat
3. Sedikit kuat
4. Kuat
5. Sangat kuat
Kode sampel :
938 = Biskui merk Khong Guan
171 = Biskuit merk Narita
458 = Biskuit merk Inafood
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Rasa
Panelis
Wienanda
Apri
Erin
Luluk
Nurini
Atika
Hanif
Elmas
Eka
Tety
Lisa
Nissa
Irma
938
5
5
4
5
5
5
2
5
4
5
5
4
4
Kode
171
3
1
2
4
2
3
5
4
3
3
3
2
3
Jumlah
458
4
5
3
3
4
4
5
4
3
3
4
1
3
12
11
9
12
11
12
12
13
10
11
12
7
10
14
15
Widi
Roro
Jumlah
Rata rata
4
5
67
4,47
3
3
44
2,93
2
3
51
3,4
9
11
162
10,8
Keterangan :
1. Tidak enak
2. Agak enak
3. Sedikit enak
4. Enak
5. Sangat enak
Kode sampel :
938 = Biskui merk Khong Guan
171 = Biskuit merk Narita
458 = Biskuit merk Inafood
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tekstur
Panelis
Wienanda
Apri
Erin
Luluk
Nurini
Atika
Hanif
Elmas
Eka
938
4
4
5
5
5
5
5
5
4
Kode
171
3
1
3
3
3
3
2
2
3
Jumlah
458
4
3
4
4
4
4
2
4
3
11
8
12
12
12
12
9
11
10
10
11
12
13
14
15
Tety
Lisa
Nissa
Irma
Widi
Roro
Jumlah
Rata rata
5
5
5
5
4
5
71
4,73
Keterangan :
1. Tidak renyah
2. Agak renyah
3. Sedikit renyah
4. Renyah
5. Sangat renyah
Kode sampel :
938 = Biskui merk Khong Guan
171 = Biskuit merk Narita
458 = Biskuit merk Inafood
2. Perhitungan
- Analisis data skoring Aroma
a. Faktor Koreksi (FK)
3
2
1
3
3
2
37
2,467
3
4
3
3
2
4
51
3,4
9
11
9
11
9
11
159
10,597
FK =
( total)
panelis x sampel
(158)2
15 x 3
24964
45
= 554,7555556
b. JK Sampel
JK sampel =
S1
( 2+ S 22 + S 32 )
panelis
69
( 2+422 + 472)
=
15
- FK
554,7555556
4761+1764+2209
15
8734
15
554,7555556
554,7555556
= 582,2666667 554,7555556
= 27,5111111
c. JK Panelis
JK
Panelis
P1
( 2+ P 22 + P 32 + P 42 + P 52 + P 6 2+ P 72+ P 82 + P 92 + + P 152)
Sampel
FK
=
10 2+ 92+ 122+122 +102 +112 +11 2+13 2+ 92+ 102+ 122 +7 2+11 2+ 92 +122
3
FK
=
554,7555556
=
1700
554,7555556
3
= 566,6666667 554,7555556
= 11,9111110
d. JK Total
JK Total = (X 12 +X22 +X32 +X42 +X52 +X62 + X72 + X82 + X92 + X102 + X112 + X122 +
X132 + X142 + X152 +X162 + X172 + X182 + X192 +..+ X452 ) FK
= (52+22+32 +52+22+22+52+32+42+52+42+32+42++32) 554,7555556
= 610 554,7555556
= 55,2444444
e. JK Galat
JK Galat = JK Total JK Panelis JK Sampel
= 55,2444444 11,9111110 27,5111111
= 15,8222223
f. db Panelis
db Panelis = (n 1) = (15 1) = 14
g. db Sampel
db Sampel = (k 1) = (3 1) = 2
h. db Galat
db Galat = (n 1)(k 1) = (14)(2) = 28
i. KR Panelis
KR Panelis =
JK Panelis
db Panelis
11,9111110
14
= 0,850793642
JK Sampel
db Sampel
27,5111111
2
= 13,75555555
j. KR Sampel
KR Sampel =
k. KR Galat
KR Galat =
JK Galat
db Galat
15,8222223
28
= 0,565079367
l. F hitung panelis
F hitung =
KR Paneis
KRGalat
0,850793642
0,565079367
= 1,505617957
m. F hitung sampel
F hitung =
KR Sampel
KRGalat
13,75555555
0,565079367
= 24,34269654
Tabel Annova
Sumber
db
Jumlah
Kuadrat rata -
kuadrat
rata
11,9111110
0,850793642
1,50561795
7
24,3426965
keragaman
Panelis
14
Sampel
27,5111111
13,75555555
Galat
28
15,8222223
0,565079367
Total
44
55,2444444
F hitung
F tabel
=5%
3,34
t
2 x KT Galat
LSD = ( 2 , dbgalat
R
= (
0,05
2 x 0,565079367
, 28
2
15
= ( 0,025 ; 28
2 x 0,565079367
15
2,048 0,274488461
= 0,562152369
Dimisalkan A = kode 171 (Biskuit merk Narita )
B = kode 938 (Biskuit merk Khong Guan )
C = kode 458 (biskuit merk Inafood )
Dari data praktikum didapat nilai rata rata skor aroma untuk masing
masing sampel berturut turut yaitu A = 2,8, B = 4,6 dan C = 3,133 sehingga B > C >
A. Kemudian ketiga sampel dibandingkan dengan nilai LSD.
-
B A = 1,8 maka nilai (B A) > nilai kritis LSD sehingga ada perbedaan
yang signifikan / nyata dari atribut aroma kode B (Biskuit merk Khong
Guan) dan kode A (Biskuit merk Narita).
B C = 1,467 maka nilai (B C) > nilai kritis LSD sehingga ada perbedaan
yang signifikan / nyata dari atribut aroma kode B (Biskuit merk Khong
Guan) dan kode C (Biskuit merk Inafood).
C A = 0,333 maka nilai (C A) < nilai kritis LSD sehingga tidak ada
perbedaan yang signifikan / nyata dari atribut aroma kode C (Biskuit merk
Inafood) dan kode A (Biskuit merk Narita).
- Analisis data skoring Tekstur
a. Faktor Koreksi (FK)
FK =
( total)2
panelis x sampel
2
(159)
15 x 3
b. JK Sampel
25281
45
= 561,8
JK sampel =
S1
( 2+ S 22 + S 32 )
panelis
71
( 2+372 +512 )
=
15
FK
561,8
5041+1369+2601
15
9011
15
561,8
561,8
= 600,7333333 561,8
= 38,93333333
c. JK Panelis
JK
Panelis
P1
( 2+ P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 2+ P 72+ P 82 + P 92 + + P 152)
Sampel
FK
=
FK
11 2+ 82 +122+122 +122 +122 +92 +112 +102 +9 2+11 2+ 92+ 112 +92 +112
3
=
121+64 +144+144 +144+144 +81+121+100+81+121+81+121+81+121
3
- 561,8
=
1669
561,8
3
= 566,3333333 561,8
= 4,5333333
d. JK Total
JK Total = (X 12 +X22 +X32 +X42 +X52 +X62 + X72 + X82 + X92 + X102 + X112 + X122 +
X132 + X142 + X152 +X162 + X172 + X182 + X192 +..+ X452 ) FK
= (42+32+42 +42+12+32+52+32+42+52+32+42++42) 561,8
= 619 561,8
= 57,2
e. JK Galat
JK Galat = JK Total JK Panelis JK Sampel
= 57,2 - 4,5333333 - 38,93333333
= 13,7333334
f. db Panelis
db Panelis = (n 1) = (15 1) = 14
g. db Sampel
db Sampel = (k 1) = (3 1) = 2
h. db Galat
db Galat = (n 1)(k 1) = (14)(2) = 28
i. KR Panelis
JK Panelis
db Panelis
KR Panelis =
4,5333333
14
= 0,323809521
j. KR Sampel
JK Sampel
db Sampel
KR Sampel =
38,93333333
2
= 19,46666667
k. KR Galat
JK Galat
db Galat
KR Galat =
13,7333334
28
0,323809521
0,490476192
= 0,660194167
19,46666667
0,490476192
= 39,68932027
= 0,490476192
l. F hitung panelis
KR Paneis
KRGalat
F hitung =
m. F hitung sampel
KR Sampel
KRGalat
F hitung =
Tabel Annova
Sumber
db
keragaman
Jumlah
Kuadrat rata -
kuadrat
rata
F hitung
F table
= 5%
Panelis
14
4,5333333
0,323809521
0,66019416
Sampel
38,9333333
19,46666667
7
39,6893202
3,34
Galat
Total
28
44
3
13,7333334
57,2
7
0,490476192
t
2 x KT Galat
LSD = ( 2 , dbgalat
R
= (
0,05
2 x 0,490476192
, 28
2
15
= ( 0,025 ; 28
2 x 0,490476192
15
2,048 0,25572803
= 0,523731006
Dimisalkan A = kode 171 (Biskuit merk Narita )
B = kode 938 (Biskuit merk Khong Guan )
C = kode 458 (biskuit merk Inafood )
Dari data praktikum didapat nilai rata rata skor aroma untuk masing
masing sampel berturut turut yaitu A = 2,467, B = 4,73 dan C = 3,4 sehingga B > C
> A. Kemudian ketiga sampel dibandingkan dengan nilai LSD.
B A = 2,263 maka nilai (B A) > nilai kritis LSD sehingga ada perbedaan
yang signifikan / nyata dari atribut tekstur kode B (Biskuit merk Khong
Guan) dan kode A (Biskuit merk Narita).
B C = 1,33 maka nilai (B C) > nilai kritis LSD sehingga ada perbedaan
yang signifikan / nyata dari atribut tekstur kode B (Biskuit merk Khong
Guan) dan kode C (Biskuit merk Inafood).
C A = 0,9333 maka nilai (C A) > nilai kritis LSD sehingga ada perbedaan
yang signifikan / nyata dari atribut tekstur kode C (Biskuit merk Inafood)
dan kode A (Biskuit merk Narita).
- Analisis data skoring Rasa
a. Faktor Koreksi (FK)
2
FK =
( total)
panelis x sampel
2
(162)
15 x 3
26244
45
= 583,2
b. JK Sampel
JK sampel =
S1
( 2+ S 22 + S 32 )
panelis
67
( 2+44 2 +512)
=
15
FK
583,2
4489+1936+2601
15
583,2
9026
15
583,2
= 601,7333333 583,2
= 18,53333333
c. JK Panelis
JK
Panelis
P1
( 2+ P 2 + P 3 + P 4 + P 5 + P 6 2+ P 72+ P 82 + P 92 + + P 152)
Sampel
FK
=
2
12 +11 + 9 +12 +11 +12 +12 +13 +10 +11 +12 +7 +10 +9 +11
3
FK
=
1784
583,2
3
= 594,6666667 583,2
= 11,46666667
d. JK Total
JK Total = (X 12 +X22 +X32 +X42 +X52 +X62 + X72 + X82 + X92 + X102 + X112 + X122 +
X132 + X142 + X152 +X162 + X172 + X182 + X192 +..+ X452 ) FK
= (52+32+42 +52+12+52+42+22+32+52+42+32+52+22+...+32) 583,2
= 640 583,2
= 56,8
e. JK Galat
JK Galat = JK Total JK Panelis JK Sampel
= 56,8 - 11,46666667- 18,53333333
= 26,8
f. db Panelis
db Panelis = (n 1) = (15 1) = 14
g. db Sampel
db Sampel = (k 1) = (3 1) = 2
h. db Galat
db Galat = (n 1)(k 1) = (14)(2) = 28
i. KR Panelis
KR Panelis =
JK Panelis
db Panelis
11,46666667
14
= 0,819047619
JK Sampel
db Sampel
18,53333333
2
= 9,266666665
j. KR Sampel
KR Sampel =
k. KR Galat
JK Galat
db Galat
KR Galat =
26,8
28
= 0,957142857
l. F hitung panelis
KR Paneis
KRGalat
F hitung =
0,819047619
0,957142857
= 0,855721393
9,266666665
0,957142857
= 9,681592024
m. F hitung sampel
KR Sampel
KRGalat
F hitung =
Tabel Annova
Sumber
db
Jumlah kuadrat
Kuadrat rata -
keragaman
Panelis
Sampel
F hitung
rata
14
2
11,46666667
18,53333333
F tabel
= 5%
0,819047619
0,85572139
9,266666665
3
9,68159202
3,34
4
Galat
Total
28
44
26,8
56,8
0,957142857
t
2 x KT Galat
LSD = ( 2 , dbgalat
R
= (
0,05
2 x 0,957142857
, 28
2
15
= ( 0,025 ; 28
2 x 0,957142857
15
2,048 0,357238082
= 0,731623593
Dimisalkan A = kode 171 (Biskuit merk Narita )
B = kode 938 (Biskuit merk Khong Guan )
C = kode 458 (biskuit merk Inafood )
Dari data praktikum didapat nilai rata rata skor rasa untuk masing masing
sampel berturut turut yaitu A = 2,93, B = 4,47 dan C = 3,4 sehingga B > C > A.
Kemudian ketiga sampel dibandingkan dengan nilai LSD.
-
B A = 1,54 maka nilai (B A) > nilai kritis LSD sehingga ada perbedaan
yang signifikan / nyata dari atribut rasa kode B (Biskuit merk Khong Guan)
B. PEMBAHASAN
Dunia perdagangan sekarang ini memiliki persaingan yang cukup ketat. Hal ini
dibuktikan dengan beredarnya jenis produk yang sama di pasaran namun diproduksi
oleh produsen atau industry yang berbeda misalnya pada produk biskuit. Sebagai
konsumen, pasti akan memilih produk yang terbaik. Oleh karena itu, perlunya
dilakukan penilaian konsumen terhadap produk produk yang sejenis tetapi mungkin
dari segi atribut sensoris memiliki nilai yang berbeda. Salah satu cara pengujian yang
dapat dilakukan adalah uji skoring.
Uji skoring adalah pemberian skor untuk atribut yang dinilai menurut kesan
mutu atau intensitas karakteristik sensoriknya, menurut skala numeric yang telah
disediakan untuk masing masing deskripsinya (Rahardjo, 1998). Dalam hal ini
diperlukan panelis yang dapat mengerti atribut mutu yang diminta, misalnya panelis
terpilih dan panelis terlatih.
Dalam praktikum uji skoring kali ini digunakan 3 jenis sampel biskuit dengan
merk yang berbeda yaitu biskuit merk Narita, Khong Guan dan Inafood. Dalam
pengujian atribut sensoris, pemberian skor untuk atribut aroma, tekstur dan rasa
berdasarkan nilai dari skala 1 5. Dimana skor 1 mennjukkan nilai yang sangat jelek
dan skor 5 menunjukkan nilai yang paling baik. berikut ini adalah skor 1 5 yang
lebih terperinci.
1 = tidak renyah untuk tekstur, tidak enak untuk rasa, tidak kuat untuk aroma.
2 = agak renyah untuk tekstur, agak enak untuk rasa, agak kuat untuk aroma.
3 = sedikit renyah untuk tekstur, sedikit enak untuk rasa, sedikit kuat untuk
aroma.
4 = renyah untuk tekstur, enak untuk rasa, kuat untuk aroma.
5= sangat renyah untuk tekstur, sangat enak untuk rasa, sangat kuat untuk
aroma.
Pengujian dilakukan oleh 15 panelis semi terlatih dimana panelis tersebut
secara spontan bersedia menjadi panelis setelah di berikan penjelasan singkat terkait
dengan pengujian. 15 panelis tersebut adalah mahasiswa dengan nomer induk ganjil
pada mata kuliah Evaluasi Sensori yang diambil secara acak. Dalam pengujian,
disediakan air putih agar tidak terjadi bias pada saat dilakukannya pengujian. Setelah
panelis memberikan skor atau nilai pada masing masing sampel, data yang
dihasilkan kemudian direkap. Rekapan data tersebut kemudian dianalisis dengan
menggunakan sidik ragam atau tabel Annova untuk mengetahui apakah ketiga sampel
tersebut memiliki perbedaan yang nyata atau tidak dilihat dari atribut tekstur, aroma
dan rasa. Kemudian dari analisis sidik ragam atau tabel Annova tersebut dapat
diketahui bahwa ketiga biskuit tersebut memiliki perbedaan atribut sensoris (tekstur,
aroma dan rasa) atau tidak.
-
Tekstur
Setelah dilakukan praktikum di dapat hasil sebagi berikut : pada tekstur,
tekstur merupakan salah satu atribut sensoris yang menilai produk dari sisi
kemudahan untuk digigit, dikunyah dan berbunyi kress saat menggigit. Setelah
skor 1 5 diberikan oleh 15 panelis dan sudah di rekap ulang dan dihitung dengan
menggunakan analisis sidik ragam atau tabel annova di dapatkan hasil nilai F hitung
adalah 39,68932027 dan F tabel = 5 % adalah 3,34 maka nilai F hitung > dari F
tabel. Sehingga nilai ini menunjukkan bahwa ada perbedaan skor yang nyata atau
signifikan untuk atribut tekstur dari ketiga merk biskuit yang telah diujikan. Adanya
perbedaan yang nyata ini memerlukan pengujian lanjutan berupa uji LSD (Latin
Square Design).
Uji LSD adala saah satu uji banding ganda dengan jalur galat baku rerata
deviasi. Uji ini biasanya bertujuan untuk mengetahui perbedaan suatu atribut sensori
antar sampel. Pada perhitungan praktikum kali ini diperlukan analisis lanjutan
berupa uji LSD karena perlu diketahui perbandingan nilai pada atribut tekstur antara
biskuit merk Narita dan Inafood, Khong Guan dan Inafood serta Khong Guan dan
Narita. Selain untuk alasan tersebut, hal ini uga dilakukan karena setelah dianalisis
tabel annova diketahui adanya perbedaan yang signifikan atau nyata atribut tekstur
antara ketiga merk biskuit tersebut namun tidak ada spesifikasi mana yang lebih baik
dan lebih berbeda.
Setelah dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji LSD, didapat hasil
nilai LSD sebesar
dengan selisih skor sampel yang dihitung berpasangan (selisih dua sampel). Masing
masing hasilnya dapat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor antar sampel.
Sebelum melakukan perhitungan, ketiga merk biskuit dimisalkan terlebih dahulu
menggunakan kode. A untuk biskuit merk Narita dengan rata rata skor tekstur
bernilai 2,467, B untuk biskuit merk Khong Guan dengan rata rata skor tekstur
bernilai 4,73 dan C untuk biskuit merk Inafood dengan rata rata skor tekstur
bernilai 3,4. Kemudian barulah di pasang pasangkan dan dicari selisihnya serta
dibandingkan dengan nilai kritis LSD.
Perbandingan sampel yang pertama antara sampel B dan C dihasilkan selisih
sebesar 1,33 dan jika dibandingkan dengan nilai kritis LSD ( 0,523731006 ) maka
hasilnya akan lebih besar sehingga ada perbedaan yang nyata atribut tekstur pada
biskuit merk Khong Guan dengan Inafood. Namun semakin tinggi skor rata rata
yang dihasilkan maka menunjukkan semakin renyah produk yang dihasilkan.
Sehingga tekstur biskuit merk Khong Guan lebih baik (renyah) dibandingkan dengan
tekstur biskuit merk Inafood.
maka
hasilnya akan lebih besar sehingga ada perbedaan yang nyata atribut tekstur pada
biskuit merk Khong Guan dengan biskuit merk Narita. Sehingga tekstur biskuit merk
Khong Guan lebih baik (renyah) dibandingkan dengan tekstur biskuit merk Narita.
Pada perbandingan yang ketiga antara C dan A dihasilkan selisih sebesar
0,933 dan jika dibandingkan dengan nilai kritis LSD ( 0,523731006
maka
hasilnya akan lebih besar sehingga ada perbedaan yang nyata atribut tekstur pada
biskuit merk Inafood dengan biskuit merk Narita. Seingga tektur biskuit merk
Inafood lebih baik (renyah) dibandingkan dengan tekstur biskuit merk Narita.
-
RASA
Bahan pangan umumnya merupakan gabungan dari berbagai macam rasa
secara terpadu sehingga menimbulkan cira rasa yang utuh. Sel penerima rasa teretak
pada papilla fungiform dan berada di bagian ujung tengah, dan belakang lidah. Pada
seluruh papilla tersebut terdapat kuncup rasa dimana bila terangsang akan
meneruskan rangsangan tersebut ke otak. Kepekaan indera seseorang dipengaruhi
oleh banak faktor misalnya pencicipan paling peka pada pagi hari sekitar pukul 9
10.
Penelis mempunyai tingkat sensitivitas yang berbeda maka rangsangan rasa
belum tentu dapat diukur sacara seragam oleh semua panelis. Adanya perlakuan
berkumur dengan air putih dapat menurunkan respon terhadap rasa. Walaupun begitu
berkumur diperlukan agar rasa dari sampel yang satu tidak terjadi bias atau
dipengaruhi oleh rasa dari sampel yang lain. Status metabolisme badan juga
mempengaruhi kepekaan dan keinginan terhadap suatu makanan, padahal dalam
praktikum ini tidak diketahui catatan kesehatan panelis. Setalah dilakukannya
dengan selisih skor sampel yang dihitung berpasangan (selisih dua sampel). Masing
masing hasilnya dapat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor antar sampel.
Sebelum melakukan perhitungan, ketiga merk biskuit dimisalkan terlebih dahulu
menggunakan kode. A untuk biskuit merk Narita dengan rata rata skor rasa bernilai
2,93, B untuk biskuit merk Khong Guan dengan rata rata skor rasa bernilai 4,47
dan C untuk biskuit merk Inafood dengan rata rata skor rasa bernilai 3,4.
Kemudian barulah di pasang pasangkan dan dicari selisihnya serta dibandingkan
dengan nilai kritis LSD.
Perbandingan sampel yang pertama antara sampel B dan C dihasilkan selisih
sebesar 1,07 dan jika dibandingkan dengan nilai kritis LSD ( 0,731623593 ) maka
hasilnya akan lebih besar sehingga ada perbedaan yang nyata atribut rasa pada
biskuit merk Khong Guan dengan Inafood. Semakin tinggi skor rata rata yang
dihasilkan maka menunjukkan semakin enak produk yang dihasilkan. Sehingga rasa
biskuit merk Khong Guan lebih baik (enak) dibandingkan dengan rasa biskuit merk
Inafood.
Pada perbandingan kedua antara sampel B dan A dihasilkan selisih sebesar
1,54 dan jika dibandingkan dengan nilai kritis LSD ( 0,731623593
maka
hasilnya akan lebih besar sehingga ada perbedaan yang nyata atribut rasa pada
biskuit merk Khong Guan dengan biskuit merk Narita. Sehingga rasa biskuit merk
Khong Guan lebih baik (enak) dibandingkan dengan rasa biskuit merk Narita.
Pada perbandingan yang ketiga antara C dan A dihasilkan selisih sebesar
0,47
maka
hasilnya akan lebih kecil sehingga tidak ada perbedaan yang nyata atribut rasa pada
biskuit merk Inafood dengan biskuit merk Narita.
-
Aroma
Aroma adalah rasa dan bau yang sangat subektif serta sulit diukur, karena
setiap orang mempunyai sensitifitas dan kesukaan ang berbeda. Meskipun mereka
dapat mendeteksi, tetapi setiap individu memiliki kesukaan yang berlainan. Molekul
gas pada udara yang dihirup tersebut merangsang dan menyentuh sel sel peka bau
dalam rongga hidung. Bau tersebut akan terasa apabila gas bergerak melewati ujung
ujung solfaktori.
Setalah dilakukannya pengujian, 15 panelis memberikan skor untuk masingmasing merk biskuit kemudian direkap datanya dan dianalisis menggunakan tabel
anova. Dalam praktikum kali ini dihasilkan F hitung atribut aroma sebesar
24,34269654. Jika dibandingkan dengan F tabel 5% sebesar 3,34 maka didapatkan
hasil bahwa aroma dari ketiga merk biskuit yang diujikan terdapat perbedaan skor
yang nyata atau signifikan. Adanya perbedaan yang nyata ini memerlukan pengujian
lanjutan berupa uji LSD (Latin Square Design).
perhitungan uji LSD dilakukan karena perlu diketahui perbandingan nilai
pada atribut aroma antara biskuit merk Narita dan Inafood, Khong Guan dan Inafood
serta Khong Guan dan Narita. Selain untuk alasan tersebut, hal ini juga dilakukan
karena setelah dianalisis tabel annova diketahui adanya perbedaan yang signifikan
atau nyata atribut aroma antara ketiga merk biskuit tersebut namun tidak ada
spesifikasi mana yang lebih baik dan lebih berbeda.
Setelah dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji LSD, didapat hasil
nilai LSD sebesar
dengan selisih skor sampel yang dihitung berpasangan (selisih dua sampel). Masing
masing hasilnya dapat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor antar sampel.
Sebelum melakukan perhitungan, ketiga merk biskuit dimisalkan terlebih dahulu
menggunakan kode. A untuk biskuit merk Narita dengan rata rata skor rasa bernilai
2,8, B untuk biskuit merk Khong Guan dengan rata rata skor rasa bernilai 4,6 dan
C untuk biskuit merk Inafood dengan rata rata skor rasa bernilai 3,133. Kemudian
barulah di pasang pasangkan dan dicari selisihnya serta dibandingkan dengan nilai
kritis LSD.
Perbandingan sampel yang pertama antara sampel B dan C dihasilkan selisih
sebesar 1,467 dan jika dibandingkan dengan nilai kritis LSD ( 0,562152369 )
maka hasilnya akan lebih besar sehingga ada perbedaan yang nyata atribut aroma
pada biskuit merk Khong Guan dengan Inafood. Semakin tinggi skor rata rata yang
dihasilkan maka menunjukkan semakin kuat aroma produk yang dihasilkan.
Sehingga aroma biskuit merk Khong Guan lebih baik (kuat) dibandingkan dengan
aroma biskuit merk Inafood.
maka
hasilnya akan lebih kecil sehingga tidak ada perbedaan yang nyata atribut aroma
pada biskuit merk Inafood dengan biskuit merk Narita.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
- uji skoring dilakukan untuk memberikan skor untuk atribut yang dinilai menurut
kesan mutu atau intensitas karakteristik sensoriknya, menurut skala numeric yang
telah disediakan untuk masing masing deskripsinya. Apabila memiliki perbedaan
atribut sensoris maka dilanjutkan dengan uji LSD.
- Secara umum biskuit dengan kode 938 ( biskuit merk Khong Guan) mempunyai
kualitas sensoris spesifik yang lebih tinggi dibandingkan dengan biskuit dengan kode
458 ( biskuit merk Inafood) dan dengan kode 171 (biskuit merk Narita). Hal ini
ditunjukkan dengan hasil analisis terhadap aroma, tekstur dan rasa biskuit dengan
kode 938 (biskuit merk Khong Guan) yang memiliki skor lebih tinggi dari pada
biskuit dengan kode 458 (biskuit merk Inafood) dan dengan kode 171 (biskuit merk
Narita).
- Pada aroma dan rasa setelah di bandingkan dengan nilai kritis LSD biskuit merk
Khong Guan memiliki perbedaan yang signifikan terhadap biskuit merk Inafood
maupun biskuit merk Narita. Namun pada biskuit merk Inafood dibandingkan
dengan biskuit merk Narita tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
- Pada tekstur setelah dibandingkan dengan nilai kritis LSD biskuit merk Khong
Guan memiliki perbedaan yang signifikan terhadap biskuit merk Inafood mapun
biskuit merk Narita. Begitu juga dengan biskuit merk Inafood, memiliki perbedaan
yang signifikan terhadap biskuit merk Narita.
B. Saran
Agar praktikum selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik maka panelis harus
lebih mendengarkan lagi instruksi penyaji dan penyaji pun harus lebih
memperhatikan panelis saat melakukan pengujian. Selain itu selama pengujian baik
dengan penguji maupun antar panelis masih terjadi percakapan yang dapat
mempengaruhi hasil pengujian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN