Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Nanoteknologi telah digunakan dalam pelbagai cabang dalam bidang


perubatan.Antaranya ialah pengimejan perubatan MRI(Magnetic Resonance Imaging)
merupakan salah satu teknologi yang menggunakan teknologi nanoteknologi. MRI
merujuk kepada kaedah penghasilan imej organ dalaman organisma hidup seperti
manusia

melalui

penggunaan

partikel

nano dan daya magnet yang

kuat

mengelilingi badan. Imej yang dihasilkan dapat memberi gambaran 1000 kali lebih
jelas berbanding dengan bahan kontras(pewarna). Selain itu, imej tersebut dapat
diambil daripada pelbagai dimensi atau sudut. MRI tidak mendedahkan pesakit
kepada radiasi. MRI membantu doktor melakukan kerja-kerja diagnostik penyakit
dengan lebih mudah, cepat, jelas dan tepat. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
merupakan suatu teknik penggambaran penampang tubuh berdasarkan perinsip
resonansi magnetic inti atom hydrogen. Untuk mengetahui lebih lanjut, Magnetic
Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan
diagnostik radiologi , yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang
tubuh / organ manusia dengan meng-gunakan medan magnet berkekuatan antara
0,064 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom
hidrogen.

Perkembangan MRI
Pada tahun 1946, Felix Bloch dan Purcell mengemukakan teori, bahwa inti atom
bersifat sebagai magnet kecil, dan inti atom membuat spinning dan precessing. Dari
hasil penemuan kedua orang diatas kemudian lahirlah alat Nuclear Magnetic
Resonance (NMR) Spectrometer, yang penggunaannya terbatas pada kimia saja.
Setelah lebih dari sepuluh tahun Raymond Damadian bekerja dengan alat NMR
Spectometer, maka pada tahun 1971 ia menggunakan alat tersebut untuk pemeriksaan
pasien. Pada tahun 1979, The University of Nottingham Group memproduksi
gambaran potongan coronal dan sagittal (disamping potongan aksial) dengan NMR.
Selanjutnya karena kekaburan istilah yang digunakan untuk alat NMR dan di bagian
apa sebaiknya NMR diletakkan, maka atas saran dari AMERICAN COLLEGE of
RADIO-LOGI (1984), NMR dirubah menjadi Magnetic Resonance Imaging ( MRI)
dan diletakkan di bagian Radiologi.
Cara Kerja MRI
Seperti yang kita ketahui bahwa Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air ( H2O)
yang mengandung 2 atom hydrogen yang memiliki no atom ganjil ( 1) yang pada
intinya terdapat satu proton. Inti hydrogen merupakan kandungan inti terbanyak
dalam jaringan tubuh manusia yaitu 1019 inti/ mm3 , memiliki konsentrasi tertinggi
dalam jaringan 100 mmol/ Kg dan memiliki gaya magnetic terkuat dari elemen lain.
Dalam aspek klinisnya, perbedaan jaringan normal dan bukan normal didasarkan pada
deteksi dari kerelatifan kandungan air ( proton hydrogen ) dari jaringan tersebut.
Sehingga melalui MRI dapat diketahui apakah di dalam tubuh pasien terdapat kanker
yang notabene merupakan jaringan tidak normal dalam tubuh manusia.
Berdasarkan dari kondisi yang ada maka, prinsip dasar dari cara kerja suatu MRI
adalah Inti atom Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (yang merupakan kandungan
inti terbanyak dalam tubuh manusia) berada pada posisi acak (random), ketika masuk
ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti atom ini akan menjadi
sejajar dengan medan magnet yang ada. Kemudian inti atom Hidrogen tadi dapat
berpindah dari tingkat energi rendah kepada tingkat energi tinggi jika mendapatkan
energi yang tepat yang disebut sebagai energi Larmor.
Ketika terjadi perpindahan inti atom Hidrogen dari tingkat energi rendah ke tingkat
energi yang lebih tinggi akan terjadi pelepasan energi yang kemudian ini menjadi
unsur dalam pembentukan citra atau dikenal dengan istilah Free Induction Decay
(FID). Secara sederhana prinsip tadi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Tingkatan Energi Sebuah Inti Atom dengan Nomer Spin


Quantum 3
Kemudian perilaku atom Hidrogen lainnya ketika masuk kedalam daerah medan
magnet yang cukup besar adalah dia akan melakukan presisi ketika di dalam medan
magnet tadi diberikan lagi medan magnet pengganggu yang frekuensinya dapat
diubah-ubah sehingga dengan peristiwa tersebut dapat dihasilkan signal FID yang
akan dirubah kedalam bentuk pencitraan. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah
ini

Presisi inti atom Hidrogen ketika diberikan pulse berupa medan


magnet dengan frekuensi berubah-ubah
Secara ringkas, proses terbentuknya citra MRI dapat digambarkan sebagai berikut:
Bila tubuh pasien diposisikan dalam medan magnet yang kuat, inti-inti hidrogen tubuh
akan searah dan berotasi mengelilingi arah/vektor medan magnet. Bila signal
frekuensi radio dipancarkan melalui tubuh, beberapa inti hidrogen akan menyerap
energi dari frekuensi radio tersebut dan mengubah arah, atau dengan kata lain
mengadakan resonansi. Bila signal frekuensi radio dihentikan pancarannya, inti-inti
tersebut akan kembali pada posisi semula, melepaskan energi yang telah diserap dan
menimbulkan signal yang ditangkap oleh antena dan kemudian diproses computer
dalam bentuk radiograf.

Diagram Blok Proses MRI

Instrumen MRI

Penampang MRI

1.

Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:


Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet. Agar dapat
mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe magnet, efek

2.

3.
4.
5.

medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI tersebut ;
Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan
koil, yaitu :a)
Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagittalb)
Gardien
koil Y, untuk membuat citra potongan koronalc)
Gradien koil Z untuk membuat
citra potongan aksialBila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka
akan terbentuk potongan oblik;
Sistem frequensi radio berfungsi mem-bangkitkan dan memberikan radio frequensi
serta mendeteksi sinyal
Sistem komputer berfung-si untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengon-trol semua
komponen alat MRI dan menyim-pan memori beberapa citra
Sistem penceta-kan citra, berfungsinya untuk mencetak gambar pada film rongent
atau untuk menyimpan citra
Keunggulan MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan modalitas imejing mutakhir yang
berkembang pesat sejak diaplikasikan secara klinik pada tahun 1980. Seperti
pendahulunya (CT Scan), MRI juga merupakan modalitas imejing dengan dasar
computer yang menampilkan potongan penampang tubuh sesuai yang kita kehendaki.
Kelebihan dari MRI ini dibandingkan dengan modalitas imejing terdahulu
(konvesional, CT, USG) antara lain adalah kemampuan menampilkan detail anatomi
secara jelas dalam berbagai potongan (multiplanar) tanpa mengubah posisi
pasien.Selain itu hasil pencitraan yang dihasilkan oleh MRI lebih jelas serta dapat
dilihat dari berbagai sisi tanpa melibatkan pengunaan radiasi, memberikan hasil tanpa
perlu mereposisi pasien, tidak menggunakan kontras untuk sebagian besar
pemeriksaan MRI. Fasilitas MRI dilengkapi dengan kemampuan untuk menilai fungsi
organ tertentu secara dinamik (Functional MRI), untuk menilai distribusi darah baik
di otak maupun di jantung (Perfusion Imaging) serta melihat metabolisme yang ada
didalam sebuah tumor (Spectroscopy Imaging).

1.
2.
3.
4.
5.

Berikut merupakan beberapa kelebihan MRI dibandingkan dengan pemeriksaan CT


Scan yaitu :
MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti
otak, sumsum tulang serta muskuloskeletal.
Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan
spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah
posisi pasien.
MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
Mengingat MRI bersifat non invasive,sehingga karena hal tersebut dalam
pemeriksaan menggunakan MRI tidak menimbulkan rasa nyeri pada pasien serta
dengan menggunakan MRI memberikan informasi yang baik keadaan jaringan lunak,
hal tersebut disebabkan karena jaringan lunak yang terdapat dalam tubuh manusia
sebagian besar terdiri dari air. Dengan prinsip kerja dari MRI adalah inti atom
Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (pasien) berada pada posisi acak (random),
ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti atom
hidrogen ini akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada, sehingga benar

adanya bila dengan menggunakan MRI didapatkan pencitraan jaringan lunak yang
lebih baik dibandingkan dengan menggunakan CT scan.
Selain itu, Berbeda dengan CT Scan yang menggunakaan radiasi pengion, maka pada
MRI didasarkan pada interaksi antara gelombang radio dan inti hydrogen tubuh oleh
adanya medan magnet yang kuat. Sejak diaplikasikan secara klinik, MRI telah
berkembang cepat dan dalam waktu relative singkat telah menjadi modalitas imejing
yang memberikan kontribusi yang besar dalam diagnosa khususnya dalam
pemeriksaan musculoskeletal system, sumsum tulang, tulang rawan, ligamentum,
otot, meniscus, dll.

Apakah pemeriksaan dengan MRI aman ?


Prosedur MRI tidak menimbulkan sakit, kerusakan jaringan dan sebagainya. Namun
karena berada di medan magnet yang besar,pada saat pemeriksaan berlangsung akan
dapat menarik benda-benda yang bersifat logam, dan menyebabkan tempatnya
bergeser .Bisa dibayangkan jika letaknya di dalam tubuh maka akan dapat melukai
pasien. Oleh karena itu sangatlah penting diingatkan kepada pasien untuk melepas
benda-benda yang bersifat logam sebelum pasien menjalani pemeriksaan MRI.
Fasilitas MRI tentu saja mengharuskan operator atau staf radiologi untuk mengetahui
keberadaan benda-benda logam di dalam tubuh dengan menanyakan riwayat operasi
atau riwayat kesehatan pasien sebelumnya. Benda-benda logam yang ditanamkan di
dalam tubuh (implant) antara lain dapat berupa clip pada operasi aneurisma,
pacemaker pada jantung, alat bantu dengar (hearing-aid), gigi palsu, dan sebagainya.
Pada pasien dengan keadaan-keadaan tersebut diatas prosedur MRI dapat dibatalkan
karena takut akan melukai pasien.
Hasil Pencitraan dari MRI

Hasil citra seluruh badan

Hasil citra kepala

Hasil citra lutut

Anda mungkin juga menyukai