Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU DAN TEORI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
1. YUDI SARJONO
2. HERWIN SETIAWAN
3. ZULKIBLI

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK


DIII KEPERAWATAN SINGKAWANG KELAS KARYAWAN
SEMESTER 1

TAHUN 2016

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai suatu profesi keperawatan tentunya mempunyai landasan ilmu dan
teori didalam memberikan tindakan atau asuhan keperawatan kepada klien/pasien.
Setiap orang selalu berusaha mengenang, mempelajari dan menganalisa berbagai
fenomena yang terjadi didalam hidupnya sebagai suatu pengetahuan dasar dan
pengalaman hidup yang dimilikinya sehingga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
yang meliputi ilmu.
B. Ruang lingkup penulisan
Adapun ruang lingkup penulisan makalah ini mencakup pengertian ilmu dan
teori keperawatan.
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini agar pembaca lebih mudah
memahami dan mengetahui lebih dalam pengertian ilmu dan teori keperawatan.
D. Metode penulisan
Dalam penulisan makalah ini menggunakan metode:
1.Study literature
2.Diskusi kelompok

BAB II
KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU
A. Pengertian Ilmu
Ilmu merupakan sebuah pengetahuan tentang sebab akibat atau asal usul yang
memiliki ciri adanya suatu metodologi yang harus dicapai secara logis dan koheren,
memiliki hubungan dengan tanggung jawab ilmuwan, bersifat universal, dapat
dikomunikasikan, kritis dimana tidak ada teori ilmiah yang definitif, terbuka bagi
peninjauan kritis dan berguna sebagai wujud hubungannya antara teori dan praktek.
(Hidayat, 2009: 35)
Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu)
Menurut M. Izuddin Taufiq, ilmu adalah penelusuran data atau informasi
melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat,
landasan dasar ataupun asal usulnya.
Menurut Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
Menurut Dr. Maurice Bucaille, ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan
segala hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.
Ilmu adalah penerang dalam kehidupan, sehingga orang yang berilmu tidak
akan tersesat baik untuk urusan dunia atau urusan akhiratnya. (http://fatihio.biz/pengertian-ilmu-menurut-para-ahli.html)
Jadi, ilmu adalah

Suatu pengetahuan tersusun secara sistematik, bersifat

rasional, logis dan dapat diterima secara umum untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam kehidupan
manusia.
B. Karakteristik Ilmu
Suatu kegiatan dikatakan sebuah ilmu apabila memiliki enam karakteristik, di
antaranya:
1. Masalah
Masalah merupakan suatu kegiatan ilmiah yang bertitik tolak dari persoalan
yang dapat menarik perhatian. Apabila tidak terdapat suatu masalah, maka juga
tidak terdapat sebuah ilmu, sebab ilmu tumbuh dari suatu permasalahan yang ada

untuk dipecahkan. Rasa ingin tahu dari masalah itulah yang akan menimbulkan
sebuah ilmu.
2. Sikap
Karena adanya suatu masalah, maka seseorang harus memilki sikap
terhadap masalah tersebut agar masalah tersebut dapat teratasi. Sikap ingin tahu
inilah yang harus dimiliki seseorang untuk menghadapi suatu masalah untuk
menghasilkan sebuah ilmu.
3. Metode
Metode merupakan sebuah cara yang digunakan dalam menyelesaikan persoalan.
Tanpa memiliki cara-cara tertentu, masalah sulit terselesaikan, cara-cara yang
dimaksud harus dapat dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan sebuah ilmu.
4. Aktivitas
Merupakan seluruh aktivitas manusia dalam menghadapi permasalahan
yang jelas dan terencana. Dengan aktivitas inilah dapat digunakan untuk
membangun sebuah ilmu, dan aktivitas ini tergantung kepada kemampuan yang
dimiliki seseorang, keterampilan, adanya kesadaran moral dan usaha bagi
seseorang yang ingin menghasilkan sebuah ilmu.
5. Solusi
Solusi merupakan ciri yang menandakan bahwa sebuah ilmu akan dapat
memecahkan persoalan dengan menggunakan sebuah prinsip umum atau hukumhukum tertentu.
6. Pengaruh
Pengaruh

merupakan

bagian

dari

kegiatan

ilmiah

yang

dapat

memperlihatkan sejauh mana pengaruh ilmu terhadap masalah-masalah kehidupan.


Apakah berpengaruh positif atau juga dapat berpengaruh negatif. Hasil pemecahan
masalah dan pengaruh tersebut merupakan konsekuensi dari masing-masing ilmu.
(Hidayat, 2009: 35)
C. Sifat-Sifat Ilmu
1. Memiliki objek
Setiap ilmu memiliki objek yang menjadi pusat kajian. Objek
yang dikaji dalam mempelajari suatu ilmu biasanya bersifat
spesifik. Contohnya ilmu matematia, ilmu biologi, kesenian dll.
2. Memiliki metode
Dalam mempelajari ilmu pengetahuan tidak dilakukan
secara asal-asalan, tetapi memerlukan metode khusus. Metode
yang digunakan untuk mempelajari ilmu pengetahuan disebut
metode ilmiah. Metode ilmiah digunakan untuk meneliti dan
mempelajari suatu objek sehingga ditemukan kebenaran. Ilmu

yang

dikembangkan

dengan

menggunakan

metode

ini

kebenarannya akan diakui secara ilmiah oleh seluruh pakar ilmu


pengetahuan

yang

berlaku

sampai

ada

bukti

baru

yang

menentang atau menggugurkannya.


3. Bersifat sistematis
Ilmu pengetahuan harus bersifat sistematis. Maksudnya
adalah ilmu pengetahuan harus tersusun secara sistematis dari
yang sederhana hingga yang kompleks yang diatur sedemikian
rupa

sehingga

yang

satu

dan

yang

lainnya

dapat

saling

mendukung. Sifat sistematis ini bertujuan untuk mempermudah


dalam mempelajari ilmu tersebut.
4. Bersifat Universal
Ilmu pengetahuan harus bersifat universal, maksudnya
adalah kebenaran yang disajikan dalam ilmu pengetahuan harus
berlaku secara umum dan diterima di semua institusi pendidikan.
Sifat universal ini selain bertujuan untuk mempermudah dalam
pembelajaran juga agar tercipta suatu keseragaman. Sehingga
kebenaran yang diungkapkan dapat diterima diseluruh pelosok
dunia.
5. Bersifat Objektif
Ilmu pengetahuan harus bersifat objektif maksudnya adalah
semua pernyataan yang dikemukakan harus bersifat jujur, sesuai
dengan

kondisi

yang

sebenarnya,

mengandung

data

dan

informasi yang akurat, bebas dari prasangka, tidak menimbulkan


kesenjangan dan tidak berhubungan dengan kepentingan pribadi
orang perorangan.
6. Bersifat Analitis
Ilmu pengetahuan harus bersifat analitis, artinya ilmu yang
dipelajari akan menuju hal-hal yang lebih khusus seperti bagian,
sifat, peranan dan berbagai hubungan. Untuk memahami hal
yang bersifat khusus perlu pengkajian secara khusus pula,
sehingga terdapat antar hubungan bagian yang dikaji sebagai
hasil analisa.
7. Bersifat Verifikatif
Artinya pernyataan yang berupa kebenaran dalam ilmu
pengetahuan tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat terbuka atau
verifikatif. Sehingga bila suatu masa ditemukan bukti-bukti baru

yang tidak mendukung kebenaran yang semula,

maka teori

tersebut dapat ditumbangkan untuk memberi tempat pada


kebenaran

yang

baru

yang

lebih

relevan.

(http://www.kamusq.com/2012/11/sifat-dan-ciri-ilmu-pengetahuan.html)
D. Keperawatan Sebagai Ilmu
Ilmu Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu yang memiliki body of
knowledge yang khas sehingga akan selalu berkembang. Perkembangan ilmu
keperawatan menjadi tanggung jawab semua stakeholder keperawatan, diantaranya
adalah para professional keperawatan, pendidik keperawatan, dan mahasiswa
keperawatan. Salah satu bagian penting dalam proses pengembangan ilmu
keperawatan adalah dengan adanya riset keperawatan.
Keperawatan sebagai ilmu memiliki objek formal dan material, sebagai objek
formal, keperawatan mempunyai cara pandang pada respon manusia terhadap masalah
kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, bantuan pada manusia diberikan
pada individu, kelompok atau masyarakat yang tidak mampu berfungsi secara
sempurna dalam masalah kesehatan dan proses penyembuhan,, dimana

ilmu

keperawatan sangat memperhatikan masalah-masalah keperawatan yang dilakukan


dengan mencari secara ilmiah.
Sebagai objek materi, keperawatan memiliki bahasan yang disusun secara
sistematis dan menggunakan metode ilmiah dimana asuhan keperawatan pada manusia
ditujukan kepada bagian yang tidak dapat berfungsi secara sempurna yang berkaitan
dengan kondisi kesehatan itu dan sebagai mahluk utuh dan unik.
Ilmu sebagai pembuktian fakta kenyataan dan apa yang telah dipelajari itulah
yang harus dinyatakan untuk

mempertahankan argument. Seorang perawat

professional dengan mudah dalam mempraktikan ilmu jika mereka sudah dibekali
ilmu yang cukup pada masa pendidikan. Suatu ilmu tidak dapat membuat orang
menjadi ragu apabila orang tersebut mencapai jenjang yang tinggi.
Untuk mengingat dengan mudah ilmu yang telah dipelajari maka kita harus
menghimpun data yang akan dipelajari dan melalui proses pembelajaran formal
maupun nonformal.
Ilmu yang menjelaskan kepada kita sehingga dapat mengambil kesimpulan
dari sebuah penelitian dan menentukan profesionalisasi melalui pengembangan ilmu
pengetahuan. Pengembangan ini telah di tentukan oleh paradigma keperawatan yang

di kembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang lain yang dapat
mendukung dan mengontrol keperawatan.
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk

pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada

perkembangannya

ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,

mengingat ilmu keperawatan

merupakan ilmu terapan yang selalu

mengikuti

perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia,


kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang
kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia
umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.
E. Perkembangan Ilmu Keperawatan
Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan
ilmu lain mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah
menurut tuntutan zaman.
Untuk mencapai tingkat perkembangan yang diinginkan oleh komunitas
profesional maka upaya yang dapat dilakukan menurut Prof. Marifin Husin adalah
dengan

menghasilkan

masalah

baru

dalam

keperawatan

melalui

proses

berkembangnya ilmu keperawatan melalui proses berkelanjutan. Dalam proses


berkembangnya ilmu keperawatan dituntut adanya riset dan pengembangan ilmu
keperawatan sehingga diharapkan perawat dapat melakukan penelitian. Selain itu
dilihat juga adanya pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
keperawatan, adanya adaptasi teknologi keperawatan serta adanya pengembangan
model pemberian asuhan keperawatan. Untuk menjadi ilmuwan dalam bidang
keperawatan, sangat diperlukan berbagai persyaratan antara lain prosedur ilmiah atau
kegiatan ilmiahnya diakui oleh para ilmuan lainnya, metode ilmiahnya dapat
dipergunakan oleh ilmuwan lainnya dalam bidang ilmu yang sejenis, pendidikan
formal yang ditempuh diakui secara akademis, memiliki kejujuran ilmiah sehingga
tidak akan mengklaim hasil temuan orang lain dianggap miliknya, dan harus memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi. (Hidayat, 2009: 40)
Akhir-akhir ini, ilmu keperawatan menunjukkan perkembangannya dengan
terbentuknya pola pembagian kelompok ilmu keperawatan yang terdiri dari Ilmu

Keperawatan Dasar, Ilmu Keperawatan Komunitas, Ilmu Keperawatan Klinik, dan


Ilmu Penunjang.

BAB III
TEORI KEPERAWATAN
F. Teori
Teori adalah kumpulan konsep-konsep, definisi-definisi, dan
usulan-usulan yang memproyeksikan sebuah pandangan sistematis
atau fenomena dengan merangcang hubungan-hubungan khusus
diantara konsep-konsep untuk keperluan penggambaran, penjelasan,
perkiraan, dan atau mengendalikan fenomena.
Teori terdiri dari dari set, postulate, definisi dan hipothesa.
1. Set adalah sekumpulan objek atau elemen yang diperlukan
dalam pengembangan suatu teori
2. Postulat merupakan suatu pernyataan kebenaran umum yang
memberikan janji (harapan) penting tentang apa yang sedang
diteliti. Postulat biasanya dinyatakan sebagai generalisasi yang
konsisten dengan bukti-bukti ilmiah dari suatu masalah
penelitian. Sebagai contoh, Roger mengembangkan teori tentang

manusia dimana teori ini


terdiri dari empat postulat
yang
membahas tentang keutuhan seorang individu, fluiditas, sense
pola dan organisasi, dan kalimat (Nicoll,1993). Titik sentral dari
suatu teori terdiri dari beberapa postulat.
3. Definisi, merupakan cara berkomunikasi yang penting bagi
semua ilmuwan. Definisi konsep-konsep yang membentuk teori
perlu dijabarkan secara jelas dn mencerminkan operasionalisasi
dari teori itu sendiri.
Ada 3 jenis definisi teori, yaitu :
a. Secara primitive, adalah definisi yang tidak dapat
dioperasionalisasikan, dan hanya dapat diinterpretasikan bila
seseorang yang akan menerapkan teori ini
pernah
mengalami atau secara intuitif memahami latar belakangnya
b. Definisi teoritis, ialah definisi yang
tidak dapat
dioperasionalisasikan secara independen, tetapi hanya dapat
dioperasionalisasikan apabila dikaitkan dengan konsep /
terminologi lain.
c. Definisi Kunci, merupakan definisi
yang dapat
dioperasionalisasikan sehingga hipotesis yang sedang diteliti
dapat diujikan. Definisi kunci ini hamper sama dengan
definisi operasional suatu riset dimana melalui penggunaan
instrument yang valid dan reliable hipothesa dapat diuji.
4. Hiphotesa, merupakan perkiraan atau prediksi yang berasal dari
serangkaian postulat yang menyebutkan hubungan antar dua
atau lebih variable. Melalui hubungan ini maka variable dapat
diobservasi dan diuji. Pengujian ini penting untuk menjembatani
teori dan pengetahuan
Dari keempat factor tersebut maka definisi teori adalah serangkaian
pernyataan yang berhubungan yang berasal dari data ilmiah, dimana
dari hasil tersebut hiphotesis dapat disusun, diuji dan diverivikasi.
Berbagai teori dapat dikelompokkan menurut bentuknya
dalam 3 katagori yaitu kumpulan dalil-dalil, aksiomatik dan proses
sebab akibat.

Kumpulan dalil-dalil merupakan sebuah pendekatan induktif


yang mencari pola-pola dalam hasil riset. Hasil-hasil riset
dipilih dan disortir sesuai derajad dukungan empiris kedalam
kelompok-kelompok dalil. Konsekwensinya upaya riset harus
secara luas dilakukan.
Bentuk aksiomatik adalah suatu system logika yang saling
terkait berupa konsep-konsep, definisi-definisi dan pernytaan
hubungan yang tersusun dalam ururtan hirarkis.
Proses sebab akibat dengan meningkatkan pemahaman melalui
pernyataan sebab akibat .

G. Proses
Proses adalah suatu tahap-tahap untuk melaksnakan
tindakan-tindakan dari kerangka kerja konseptual atau suatu teori
untuk mencapai suatu tujuan. Dalam melaksanakan
tahapantahapan tersebut harus dipilih teknis yang sistematis
dan
dilaksanakan berdasarkan pengkajian yang telah dilaksanakan.
Proses keperawatan terdiri dari teori-teori dan konsep-konsep .
Penerapan asuhan keperawatan
dengan pendekatan proses
keperawatan, ditetapkan oleh masing-masing institusi dengan
mengembangkan konse-konsep dan teori-teori yag dipilih.
H. Teori Keperawatan
Barnum (1990), mengemukakan bahwa teori keperawatan
adalah usaha-usaha untuk menguraikan, menjelaskan fenomena
(proses, peristiwa, kejadian) mengenai keperawatan. Teori
keperawatan dapat membedakan antara keperawatan dengan
disiplin dan aktivitas lain didalam memberikan pelayanan untuk
mencapai tujuan dengan menguraikan, menjelaskan dan mengontrol
kriteria hasil yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan
asuhan
keperawatan.
I. Proses dasar pengembangan teori-teori keperawatan
Teori teori keperawatan seringkali didasari dan dipengaruhi oleh
suatu proses dan teori-teori lain yang dapat digunakan secara luas.

Ide-ide dan teori-teori tersebut merupakan dasar pada beberapa


konsep-konsep keperawatan dan merupakan bagian dari literature
keperawatan. Para perawat harus memahami teori-teori dan istilah
tersebut, sehingga mampu mengembangkan pengetahuan dibidang
keperawatan. Teori-teori tersebut diantaranya adalah teori system,
teori stress adaptasi, dan teori perkembangan.
Dengan mengembangkan teori-teori keperawatan akan mampu
memperbaiki otonomi keperawatan, dengan dasar-dasar pemikiran
sebagai berikut :
1. Teori keperawatan terdiri dari batang tubuh pengetahuan khusus,
yang dapat dijadikan
sebagai dasar oleh perawat dalam
membuat keputusan untuk memberikan pelayanan atau asuhan
keperawatan
2. Tindakan keperawatan berdasarkan atas rasional yang dapat
diterima secara luas, dapat dipercaya
dan masyarakat akan
mengakui
3. Dengan teori-teori keperawatan, asuhan keperawatan yang
diebrikan kepada klien hasilnya akan tanpak nyata
4. Adanya teori keperawatan, pelayanan keperawatan dapat
dibedakan dengan praktek yang dilakukan oleh perofesi
kesehatan lain.
J. Karakteristik dasar teori keperawatan
Teori-teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep
konsep khusus yang berhubungan dengan keperawatan dan hal-hal
nyata yang berhubungan dengan konsep-konsep tersebut. Teori
keperawatan harus memenuhi karakteristik sebagai berikut :
1. Teori keperawatan harus berdasarkan
kenyatataan-kenyataan
yang ada dalam alam ini, yang dapat digunakan berdasarkan
alasan-alasan dan hubungan-hubungan yang dikembangkan
dengan menggunakan rangkaian pada kenyataan.
2. Teori keperawatan harus selalu konsisten sebagai dasar asumsi
yang digunakan untuk mengembangkannya.

3. Teori keperawatan harus sederhana dan bersifat umum, sehingga


dapat dipergunakan pada berbagai macam
situasi praktek
keperawatan dengan jangkauan yang luas.
4. Teori-teori keperawatan harus dapat dipakai sebagai dasar
penelitian dan akhirnya dapat digunakan sebagai pedoman dan
perbaikan praktek keperawatan.
K. Komponen didalam teori keperawatan
Ada empat konsep yang biasanya terdapat pada teori-teori
keperawatan, yang mempengaruhi dan menentukan praktek
keperawatan
dan biasanya disebut paradigma keperawatan.
Empat konsep tersebut antara lain adalah Manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan. Pengertian dari masing-masing
konsep ini berbeda menurut teori satu dengan teori yang lain.
L. Keyakinan-keyakinan pada teori keperawatan
M. Tujuan teori keperawatan
Teori keperawatan dalam pengembangannya harus mempunyai
tujuan, diantaranya adalah :
1. Teori keperawatan memberikan rasional-rasional tentang
kenyataan-kenyataan yang dihadapi dibidang keperawatan
2. Teori keperawatan membantu para perawat untuk memahami
pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan dalam pemberian
asuhan keperawatan, memberikan dasar untuk diskusi dan
penyelesaian masalah-masalah keperawatan
3. Teori keperawatan memberikan dasar untuk penyelesaian
masalah, sehingga tindakan keperawatan mempunyai tujuan
dapat dikoordinir dan dapat dipertimbangkan
4. Teori keperawatan dapat memberikan dasar asumsi dan
filosofi keperawatan, sehingga pengetahuan dan pemahaman
tentang keperawatan bagi para perawat dapat meningkat

N. Penerapan teori keperawaatan ke dalam


praktek keperawatan
Para perawat haus membuat suatu kesepakatan bersama
mengenai
apa itu keperawatan dan bagaimana teori tersebut dapat
dilaksanakan, sehingga para perawat mendapatkan petunjuk
untuk menentukan
tujuan
dalam pemberian asuhan
keperawatan dan pada akhirnya pemberian asuhan dapat terus
ditingkatkan mutunya.

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau
definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau
fenomena fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut
dengan

maksud

untuk

menguraikan,

menerangkan,

meramalkan

dan

atau

mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai
suatu pedoman dalam penelitian. Teori dapat dikembangkan melalui dua metode
dasar, yaitu metode induktif dan metode deduktif.
Jenis teori :

Scientific theory : merupakan metode yang valid dan reliabel, diuji berulang kali
melalui riset, generalisasi empiris

Substantive theory : menjelaskan fenomena penting suatu disiplin ilmu,


dikembangkan oleh disiplin ilmu lain, beberapa pernyataan telah diuji

Tentative theory, baru diusulkan, sedikit atau belum diuji coba, belum banyak
dikritik oleh disiplin ilmu tersebut
Teori Keperawatan
Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori
keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya
dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan memperkirakan dan mengontrol
hasil asuhan keperawatan yang dilakukan.
B.PENGERTIAN KONSEP,TEORI,KERANGKA KONSEP KEPERAWATAN
KONSEP
Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu
peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalam dan persepsi seseorang berupa ide,

14

pandangan atau keyakinan. Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka


yang dapat dipahami membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat
dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah rumah dimana
rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep. Kumpulan beberapa
konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami membentuk suatu model atau
kerangka konsep.
Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah
rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep.
Jenis konsep :

Empirical concept : observable concept : konsep yang dapat diamati dalam


kehidupan sehari-hari, misalnya meja, kursi

Inferential concept : non observable concept : konsep yang sulit diamati dalam
kehidupan sehari-hari, contoh tekanan darah

Abstract concept
Teori
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangkan konsep, atau defenisi
yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomenafenoma dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan
maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan, dan atau mengendalikan
suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman
dalam penelitian. Teori dapat dikembangkan melalui dua metode dasar yaitu metode
induktif dan deduktif. Teori keperawatan menggunakan kedua metode ini.
Prose adalah fase kerja dari suatu kerangkan konsep atau suatu teori. Dalam hal ini
berlangsung secara sistematis, bertahap dan terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan. Proses keperawatan adalah contoh aplikasi kerangka konsep dan teori
keperawat
Model konsep
adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan
secara luas fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan
masalah
Model konsep keperawatan berfungsi untuk :

Mengklarifikasi ide/pola pikir tentang keperawatan dan kaitannya dengan praktek


keperawatan

Meningkatkan pola pikir kreatif perawat untuk membantu mengembangkan profesi

Memberi arahan bagi pelayanan klien


Memberi corak/warna pada pelayanan yang diberikan

15

16

Anda mungkin juga menyukai