Tujuan
Membuat konsep perencanaan tata ruang dengan mempertimbangkan aspek-aspek ekonomi,
sosial, politis, keamanan, budaya, konservasi dan futuristik, agar didapatkan peta wilayah
yang lengkap dan sesuai dengan pemanfaatannya oleh masyarakat. Selain itu juga dapat
memberikan informasi kepada wisatawan yang datang ke daerah tersebut dan para penanam
modal yang ingin mengetahui potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut.
1.
2.
3.
4.
Sasaran
Sasaran dari program ini adalah masyarakat yang ada di daerah tersebut, masyarakat atau
warga yang memiliki profesi pekerjaan yang berbeda dan menggunakan lahan untuk
dimanfaatkan pada daerah tersebut.
Latar Belakang
Community Mapping merupakan salah satu sarana yang sering digunakan untuk mendapatkan
informasi mengenai keadaan sumber daya alam, situs-situs khusus dan persepsi lokal
terhadap Sumber Daya Alam suatu daerah. Community mapping ini melibatkan seluruh
komponen masyarakat. Hasil dari Community Mapping ini adalah adanya peta dasar yang
sudah ada di kantor nagari agar dapat menjadi dasar untuk pembuatan Master Mapnya. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatannya, yaitu :
Kumpulkan semua informasi penting dari semua peta daerah yang ada (landscape-landscape
utama seperti sungai, jalan, desa/kampung, logging area, puncak bukit, dan lain-lain.
Bersama informan lokal dan peta dasar, dilakukan pengeecekan ulang dari feature-feature
yang ada pada peta dasar dan tandai daerah-daerah penting seperti desa, perempatan atau
pertigaan jalan. Jika memungkinkan, buatlah sejumlah titik dengan menggunakan GPS, yang
dapat ditambahkan pada peta dasar nantinya.
Siapakan peta sederhana yang berisikan informasi sungai, lokasi desa, dan landmark dengan
menggunakan nama lokal sebagaimana yang telah diinformasikan oleh penduduk.
Buat salinan gambar pada kertas dengan ukuran yang besar (A1 dan A0).
Salah satu upaya yang dapat menjadikan mata pelajaran BAM ini menarik
adalah jika pelajaran BAM ini dikaitkan dengan realita yang ada sekarang ini yang terjadi di
tengah-tengah masyarakat. Contohnya saja mengaitkan salah satu pepatah minang yang
mengatakan Alam Takambang Menjadi Guru dengan keadaan yang sedang terjadi di
masyarakat minang sekarang ini yang tidak lagi memanfaatkan alam sebagai guru mereka,
tetapi manjadikan alam untuk mendapatkan keuntungan yang sebesarnya sampai merusak
alam yang seharusnya mereka jaga. Dan pelajaran BAM ini ditambah dengan gambar-gambar
yang menarik yang menyangkut dengan kebudayaan minang tersebut.
Program ini ditujukan kepada siswa-siswi SD kelas 6 atau siswa-siswi SMP
kelas 2. Hal ini disebabkan karena anak-anak pada masa ini sedang mengalami pertumbuhan
mental dan pubertas, dan karena sedang mengalami keadaan tersebut tentunya mereka sedang
belajar membedakan hal baik dan tidak baik. Pada masa ini, anak-anak sering lupa akan diri
mereka dan bahkan lupa dari mana mereka berasal. Hal ini yang sedang terjadi di masyarakat
minang khususnya, karena banyak anak-anak yang berprilaku melenceng dari adatnya,
mereka tidak tahu lagi dengan budaya dan berpakaian juga tidak mencerminkan budaya orang
minang yang didominasi oleh agama islam. Dengan memberikan pengetahuan seberapa
pentingnya kebudayaan, tentunya mereka dapat melestarikan kebudayaan dan memiliki
perilaku yang seharusnya (atau sesuai dengan budaya orang minang).
Alat, Bahan dan serta Biaya yang dibutuhkan
Alat dan bahan yang digunakan dalam program ini adalah informasi tentang kebudayaan di
daerah tersebut, dan serta gambar-gambar yang menarik tentang realita kehidupan masyarakat
minang.
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan program ini adalah dengan memberikan pengajaran kepada siswa-siswi
SD dan SMP.
Waktu
Dalam mpelaksanaan program ini dapat dilakukan dalam 1 hari, selama maksimal waktu 2
jam di sekolah SD ataupun SMP yang ada di daerah tersebut.
Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dari program ini adalah meningkatkan rasa penting mengenai budaya
tradisional yang ada di daerah siswa-siswi SD ataupun SMP dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari dan masa mendatang.
C. Rencana Program Penunjang
Judul
Judul program ini adalah BUDAYA VS REMAJA
Tujuan
Adapun tujuan dari program ini adalah memberikan pengetahuan kepada para remaja yang
ada di daerah tersebut akan pentingnya kebudayaan untuk masa depan diri mereka.
Sasaran
Sasaran dari program ini adalah siswa-siswi SMP atau SMA yang ada di daerah tersebut.
Latar Belakang
Kenakalan remaja adalah salah satu masalah sosial yang sedang marak terjadi di berbagai
daerah di Indonesia, termasuk daerah Sumatra Barat. Hal ini disebakan masuknya pengaruh
budaya asing dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat minang, sehingga
para orang tua banyak yang kuatir akan masa depan anak mereka. Masyarakat minang
merupakan salah satu masyarakat yang sangat retan untuk menerima kebudayaan luar, dari
cara bersikap sampai dengan cara berpakaian.
Gaya hidup remaja Indonesia hampir tidak mencerminkan budaya asli orang
Indonesia, banyak yang dari mereka lebih bangga dengan negara lain dibandingkan dengan
negaranya sendiri. Di Sumatra Barat sendiri kegiatan seperti itu belum banyak terjadi di
daerah-daerah pedesaan, tetapi dengan semakin majunya teknologi hal tersebut akan dapat
berkembang cepat. Anak-anak yang berumur 15-18 tahun, adalah anak-anak yang sedang
menikmati masa remaja mereka dengan segala sesuatu yang mereka senangi, dan jika
keadaan ini tidak di kontrol oleh orang tua dan guru tentunya ini akan menjadikan siswasiswi yang dengan cepat melupakan kebudayaannya.
Salah satu hal lagi adalah para remaja zaman sekarang ini menganggap kebudayaan
itu adalah untuk orang-orang tua. Hal ini yang harus kita hapuskan dari pikiran mereka.
Dengan adanya seminar mengenai Budaya VS Remaja ini dapat membantu orang tua dan
guru dalam memberikan pendidikan sosial kepada anak-anak mereka. Sehingga anak-anak
remaja dapat bersikap dan berprilaku sesuai dengan budaya yang ada di daerah mereka, ini
juga dapatmengurangi tingkat kenakalan remaja pada masa mendatang.
Alat, bahan dan serta Biaya yang dibutuhkan
Alat dan bahan yang digunakan untuk menjalankan program ini adalah pengeras suara,
laptop, infocus dan pemateri yang dapat memberikan informasi tersebut.
Metode Pelaksanaan
Dalam menjalankan program ini metodenya yaitu seperti memberikan pengajaran secara
umum (Seminar) kepada siswa-siswi SMP ataupun SMA yang ada di daerah tersebut.
Waktu
Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program ini adalah satu hari selama 2 jam di
sekolah SMP atau SMA yang ada di daerah tersebut.
D. Cadangan Program
Judul
Judul dari program ini yaitu INVESTARISASI KEBUDAYAAN.
Tujuan
Adapun tujuan dari program ini adalah membuat suatu buku yang beriisi mengenai upacaraupacara adat yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di daerah tersebut dan
membandingkannya dengan upacara-upacara adat yang sudah ada pada zaman dahulunya,
apakah ada perubahan ataupun modifikasi sejalan perkembangan zaman yang dapat manjadi
pedoman dan literatur sumber informasi kebudayaan yang ada di daerah tersebut, yang mana
buku ini diserahkan ke kantor wali nagari.
Sasaran
Sasaran dari program ini adalah masyarakat yang ada di daerah tersebut dan pemuka-pemuka
adat yang ada.
Latar Belakang
Dengan kemajuan IPTEK yang semakin pesat pada zaman sekarang banyak dari pola hidup
masyarakat Indonesia yang berubah, berubah menjadi lebih instan, dengan adanya pengaruh
dari luar. Tidak hanya itu, hal ini juga berpengaruh terhadap upacara-upacara adat yang ada di
sumatra barat. Contohnya saja dalam upacara pernikahan yang sekarang di dominasi dengan
gaya barat yang lebih modern sehingga banyak dari kegiatan di dalam upacara tradisional
tersebut yang ditinggalkan.
Begitu juga dengan acara adat yang lainnnya, banyak upacara-upacara ada yang
terdahulu di modifikasi mengikuti zaman. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya bagian
tradisional dari kebudayaan tersebut, dan jika ini terjadi terus menerus maka bisa jadi upacara
kebudayaan tradisional tersebut akan hilang. Dengan mengantisipasi itu, tentulah ada pemuka
adat yang harus mengingatkan dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat agar tradisi
tersebut tidak akan hilang.
Disinilah manfaat pembuatan buku investaris kebudayaan suatu daerah ini, jadi
perkembangan kebudayaan itu dapat terus dipantau oleh pemuka adat sejauh mana upacaraupacara adat tersebut dapat berjalan semestinya tanpa menghilangkan sisi tradisionalnya. Dan
dari buku ini juga dapat menjadi pembanding antara kegiatan upacara adat pada setiap
zamanya. Para wali nagari dan pemuka adat dapat berpedoman ke buku ini untuk
menyelamatkan potensi alam yang dimiliki oleh daerahnya, karena lewat budaya kita juga
membantu melestarikan alam.
Alat, bahan dan serta Biaya yang dibutuhkan
Alat dan bahan yang digunakan pada program ini adalah Alat tulis, buku catatan, perekam,
kamera, serta informasi dari masyarakat ataupun pemuka adat.
Metode Pelaksanaan
Untuk menjalakan program ini metode yang digunakan yaitu metode wawancara dengan
mengumpulkan semua informasi dari masyarakat dan para pemuka adat mengenai upacaraupacara adat yang dilakukan oleh masyarakat di daerah tersebut dan membandingkannya
dengan budaya asli yang ada pada zaman sebelumnya untuk melihat adanya perubahan
ataupun modifikasi dari budaya tersebut.
Waktu
Waktu yang dibutuhkan yaitu selama 1 bulan.