Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI KEPEMIMPINAN EFEKTIF

PENDAHULUAN
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
peranan manusia dalam organisasi maupun perusahaan, baik terhadap sesama karyawan
maupun hubungan antara atasan dan bawahan. Menurut T. Hani Handoko (1988) dalam
Aprilita (2012), manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas
sumber daya manusia dalam organisasi yang tujuannya adalah untuk memberikan kepada
organisasi satuan kerja yang efektif. Keberhasilan sumber daya manusia dalam mencapai
tujuan organisasi juga tidak terlepas dari pengaruh dan perilaku pimpinan dalam
mengembangkan karyawannya. Keefektifan karyawan dalam melakukan pekerjaan mereka
tergantung pada pengaruh yang mereka terima dari pemimpin mereka.
Kepemimpinan merupakan tema yang popular, tanpa adanya pemimpin para
karyawan tidak akan dapat bekerja dengan baik, karena fungsi pemimpin di sini diperlukan
untuk mempengaruhi, memotivasi karyawan serta ikut serta dalam proses pengambilan
keputusan. Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh
kepemimpinan. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang
bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang
mendudukkan posisi pemimpin dalam organisasi pada posisi yang terpenting.
Kepemimpinan kadangkala diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan
keputusan. Untuk itu diperlukan adanya strategi untuk menjalanlan tugas kepemimpinan.
Dalam rangka memberikan ulasan tentang strategi kepemipinan yang efektif. Oleh sebab itu
makalah ini akan mengulas hal-hal yang berkaitan dengan masalah tersebut agar lebih
gamblang dan jelas.
PEMBAHASAN
Hakikat Strategi
Dalam kegiatan sehari-hari masalah strategi merupakan masalah yang sangat urgen,
yang akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan, setelah dijabarkan tujuan yang
hendak dicapai. Hal demikian terjadi dalam setiap organisasi atau lembaga, dimana tidak
terlepas dari penetapan strategi, yang berbeda hanyalah apakah strategi itu tepat, berjalan
dengan baik, efisien, dan efektif atau memenuhi semua unsur yang perlu diperhatikan dalam
hal penerapannya.
Cravens

(2001) strategi

adalah

rencana

yang

disatukan

dan

terintegrasi,

menghubungkan keunggulan strategi organisasi dan dicapai melalui pelaksanaan yang tepat

oleh organisasi. Strategi dimulai dengan konsep menggunakan sumber daya organisasi secara
efektif dalam lingkungan yang berubah-ubah.
Kotler (2004) mengemukakan bahwa strategi adalah penempatan misi suatu
organisasi, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal,
perumusan kebijakan dan teknik tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan
implementasinya secara tepat sehingga tujuan dan sasaran utama dari organisasi akan
tercapai.
Aliminsyah dan Pandji (2004) mengartikan bahwa strategi adalah wujud rencana yang
terarah untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dalam hal ini strategi dalam setiap
organisasi merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Jadi organisasi tidak
hanya memilih kombinasi yang terbaik, tetapi juga harus mengkoordinir berbagai macam
elemen untuk melaksanakan kegiatannya secara efisien dan efektif.
Dengan adanya strategi, maka suatu organisasi akan dapat memperoleh kedudukan
atau posisi yang kuat dalam wilayah kerjanya. Hal ini disebabkan karena organisasi tersebut
mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik dalam melakukan pendekatan bagi
pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam wilayah kerja yang dilayaninya.
Dengan demikian strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir
dari suatu organisasi, namun strategi bukanlah sekedar suatu rencana, melainkan adalah
rencana yang menyatukan. Strategi mengikat semua bagian yang ada dalam organisasi
menjadi satu, sehingga strategi meliputi semua aspek penting dalam suatu organisasi, strategi
itu terpadu dari semua bagian rencana yang harus serasi satu sama lain dan berkesesuaian.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan penerapan strategi
dalam suatu organisasi atau instansi adalah sebagai sarana untuk mencapai hasil akhir dengan
merumuskan kebijakan dan teknik tertentu untuk mencapai sasaran tersebut dan memastikan
implementasinya secara tepat.
Hakikat Kepemimpinan
Kemampuan seseorang dalam menyelenggarakan berbagai fungsi manajerial,
sesungguhnya merupakan bukti yang paling nyata dari efektivitasnya sebagai seorang
pemimpin sehingga dewasa ini banyak gaya yang digunakan untuk mengidentifikasi tipe-tipe
kepemimpinan. Teori kepemimpinan pada dasarnya ada tiga yaitu : (1) Trait theories, (2)
Style theories, (3) Contingency theories.(Veryard Projects Ltd & Antelope Projects Ltd,
dalam Robbins, 2002).
Teori Karakter (Trait theories) yaitu untuk menjadi seorang pemimpin, harus
mempunyai kemampuan : intelegensi (kemampuan memahami dan memecahkan masalah),

karakter (inisiatif dan percaya diri), fisik, (sehat), kategori sosial (jender, kelas sosial atau
etnik). Robbins (2002) mengemukakan teori ciri kepemimpinan ini mencari ciri kepribadian,
sosial, fisik, atau intelektual yang membedakan pemimpin dari bukan pemimpin.
Teori ini mencoba untuk mencari karakter yang konsisten dan unik yang berlaku
secara universal yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang efektif. Karakter yang dimaksud
meliputi ambisi dan energi, hasrat untuk memimpin, kejujuran dan integritas (keutuhan),
percaya diri, kecerdasan, dan pengetahuan yang relevan dalam pekerjaan.
Style theories yaitu gaya kepemimpinan yang baik yaitu meliputi : kepemimpinan
yang autokratik (eksploitatif, partisipatif dan demokratif), memberitahukan, menjajakkan,
mengikutsertakan, mendelegasikan.
Contingency theories yaitu teori ini model kepemimpinan ada dua yaitu : (1) style
depends on circumstance yang terdiri dari : pemimpin bawahan yang menjalin hubungan,
struktur tugas, tinggi rendahnya posisi dan otoritas kekuasaan. (2) gauge situasion
favourableness yang terdiri dari : Pemimpin senantiasa berorientasi tugas, orientasi anggota.
Robbins (2002) mengemukakan terdapat tiga dimensi kemungkinan situasi yang dapat
mempengaruhi efektifitas kepemimpinan yaitu : (1) Hubungan pemimpin dengan anggota
meliputi tingkat keyakinan, kepercayaan dan aspek bawahan terhadap pemimpin. (2) Struktur
tugas meliputi tingkat di mana tugas pekerjaan terstruktur atau tidak berstruktur. (3)
Kekuasaan jabatan meliputi tingkat di mana seorang pemimpin mempunyai variabel seperti
mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan, mempromosikan, serta menaikkan gaji.
Strategi Kepemimpinan Efektif
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka
mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Disini dapat ditangkap suatu pengertian
bahwa jika seseorang telah mulai berkeinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
maka di sini kegiatan kepemimpinan itu telah dimulai.
Banyak sekali faktor yang harus dipertimbngkan untuk menciptakan kepemimpinan
yang efektif. Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan tersebut umumnya sangat sulit
untuk diukur dan sebagian lagi sangat sulit pula untuk dikenali.
Pemimpin yang efektif terlihat dari tanda-tanda empiris seperti organisasi yang
produktif. Produktivitas organisasi tersebut tentunya mengarah pada pencapaian visi dan misi
organisasi. Pemimpin yang efektif menjadikan organisasi berjalan dengan lebih baik.
Berdasarkan riset untuk menilai, mengembangkan pemimpin dan bagaimana
arsitektur kepemimpinan yang baik. Seorang pemimpin yang efektif ternyata memiliki lima
ciri yang harus ada yaitu :

1. Strategist, seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang ahli dalam menyusun
strategi dalam rangka mencapai visi dan misi organisasinya.
2. Eksekutor, seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang tahu bagaimana
mengeksekusi strategi yang telah disusunnya, walaupun dia tidak terjun langsung
dalam eksekusinya.
3. Manajer Talenta, seorang pemimpin efektif adalah seorang yang secara konsisten
menerapkan manajemen talenta dalam organisasinya.
4. Pengembang SDM, seorang pemimpin efektif adalah seorang yang fokus pada
pengembangan sdm organisasinya.
5. Kecakapan Pribadi, seorang pemimpin yang efektif mempunyai kecakapan pribadi
yang memungkinkan dia untuk dapat dicontoh, menginspirasi dan juga memotivasi
para pengikutnya.
John

Kotter,

(dalam

http://transdimensi.blogspot.com/2008/07/teori-

kepemimpinan.html) mengatakan bahwa kepemimpinan yang efektif pada tingkat manajemen


senior memerlukan pengetahuan yang luas tentang dunia usaha, kedekatan dengan bawahan,
reputasi yang tak tercela, memiliki pengalaman yang kuat, integritas yang tinggi, enerjetik
dan memiliki kemauan yang keras untuk memimpin. Pemimpin tipe-tipe ini, juga harus
mampu mengantisipasi kondisi yang akan datang, membangun citra budaya korporat, serta
mampu meningkatkan motivasi dan partisipasi yang optimal. Untuk menjadi pemimpin yang
efektif di masa mendatang diperlukan persyaratan yang lebih komplek.
Untuk menjembatani antara kesuksesan sesaat dan keefektifan jangka panjang,
Seorang pemimpin harus mengembangkan 3 (tiga) kemampuan dalam bekerja sama dengan
sejumlah orang. Kemampuan ini sangat penting bagi seorang manager di tempat kerja, orang
tua di rumah, ataupun guru ketika mengajar di kelas. Karena itu, jenis keahlian yang
diperlukan para pemimpin yang efektif dalam mempengaruhi perilaku orang lain dan
bekerjasama dengan orang lain adalah : (1) Pemahaman perilaku di waktu yang lalu; (2)
Memperkirakan perilaku di masa mendatang; (3) Memimpin, mengubah dan mengendalikan
perilaku.
Dari sini, dapat dilihat bahwa tanpa aktivitas, memimpin, mengubah dan
mengendalikan perilaku bawahan, maka seorang bawahan akan bersikap terus selamanya
seperti di masa lampaunya. Organisasi yang berhasil memiliki sebuah siri utama yang
membedakannya dengan organisasi yang tidak berhasil yaitu kepemimpinan yang dinamis
dan efektif.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembahasan makalah ini, adalah sebagai
berikut:
1. Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk
memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan
kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk
mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang
harus dilaksanakan.
2. Tugas pemimpin dalam kepemimpinannya meliputi : memahami kebutuhankebutuhan kelompok, dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang
realistis dan yang benar-benar dapat dicapai, meyakinkan kelompoknya mengenai
apa-apa yang menjadi kehendak mereka, mana yang realistis dan mana yang
sebenarnya merupakan khayalan. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang
memahami akan tugas dan kewajibannya, serta dapat menjalin hubungan kerjasama
yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat
bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebsan dalam mengembangkan
gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilita, Bina. 2012. Dimensi-Dimensi Gaya Kepemimpinan Bass dan Avolio Menurut
Persepsi Karyawan Dalam Membangun Gaya Kepemimpinan Yang Efektif (Studi
Pada Bank BRI Cabang Wates). (Skripsi). Semarang : Universitas Diponegoro
Aliminsyah & Pandji. 2004. Kamus Istilah Manajemen. Bandung : CV. Yrama Widya
Cravens, David. 2001. Pemasaran Strategis. Jakarta : Erlangga
John Kotter. 2008. Teori Kepermimpinan. Online : http://transdimensi.blogspot.
com/2008 /07/teori-kepemimpinan.html. Diakses : 13 September 2016
Kotler, Philips. 2004. Analisis Perencanaan Implementasi dan Kontrol. Jakarta :
Prenhalindo
Robbins, S.P. 2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai