Anda di halaman 1dari 22

KIAT-KIAT PENULISAN SKRIPSI

Disusun untuk Melengkapi Tugas Kapita Selekta

NAMA

: Amanda Dwi Maratus Sholikhah

NPM

: 1213210330

KELAS : AAU
DOSEN : Prof. Dr. Tri Widyastuti, S.E., Ak., M.M.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PANCASILA
Tahun Akademik 2016/2017

KIAT-KIAT PENULISAN SKRIPSI


1. Arti Skripsi
Skripsi merupakan laporan tertulis dari hasil penelitian pada salah satu aspek
kehidupan masyarakat atau organisasi (untuk ilmu sosial). Hasil penelitian ini dikaji
dengan merujuk pada suatu fenomena, teori, atau hasil-hasil penelitian yang relevan yang
pernah dilaksanakan sebelumnya.
2. Proses Penelitian
Proses pelaksanaan penelitian terdiri dari langkah-langkah yang juga menerapkan
prinsip metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Sebagaimana halnya dalam metode ilmiah, pada penelitian juga harus berangkat
dari adanya permasalahan yang ingin pecahkan. Sebelum melaksanakan penelitian
perlu dilakukan identifikasi masalah. Proses identifikasi masalah penting dilakukan
agar rumusan masalah menjadi tajam dan sebagai bentuk data awal bahwa dalam
penelitian tersebut memang dibutuhkan pemecahan masalah melalui penelitian.
Identifikasi masalah dirumuskan bersesuaian sebagaimana latar belakang masalah,
berdasarkan fakta dan data yang ada di lapangan. Identifikasi masalah pada umumnya
dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, sementara rumusan masalah ditulis
dalam bentuk kalimat tanya (berbentuk pertanyaan).
b. Melakukan Studi Pendahuluan
Di dalam penelitian, perlu dilakukan sebuah studi pendahuluan. Peneliti dapat
melakukannya dengan menelusuri dan memahami kajian pustaka untuk bahan
penyusun landasan teori yang dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun
pembahasan hasil penelitian nantinya. Sebuah penelitian dikatakan bagus apabila
didasarkan pada landasan teori yang kukuh dan relevan. Banyak teori yang
bersesuaian dengan penelitian, namun ternyata kurang relevan. Oleh karenanya, perlu
dilakukan usaha memilah-milah teori yang sesuai. Selain itu studi pendahuluan yang

dilakukan peneliti melalui pengkajian kepustakaan akan dapat membuat penelitian


lebih fokus pada masalah yang diteliti sehingga dapat memudahkan penentuan data
apa yang nantinya akan dibutuhkan.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis perlu dirumuskan dalam sebuah penelitian, lebih-lebih penelitian
kuantitatif. Dengan menyatakan hipotesis, maka penelitian yang dilakukan peneliti
akan lebih fokus terhadap masalah yang diangkat. Selain itu dengan rumusan
hipotesis, seorang peneliti tidak perlu lagi direpotkan dengan data-data yang
seharusnya tidak dibutuhkannya, karena data yang diambilnya melalui instrumen
penelitian hanyalah data-data yang berkaitan langsung dengan hipotesis. Data-data ini
sajalah yang nantinya akan dianalisis. Hipotesis erat kaitannya dengan anggapan
dasar. Anggapan dasar merupakan kesimpulan yang kebenarannya mutlak sehingga
ketika seseorang membaca suatu anggapan dasar, tidak lagi meragukan kebenarannya.
d. Mengidentifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Sebuah variabel dalam penelitian adalah fenomena yang akan atau tidak akan
terjadi sebagai akibat adanya fenomena lain. Variabel penelitian sangat perlu
ditentukan agar masalah yang diangkat dalam sebuah penelitian menjadi jelas dan
terukur. Dalam tahap selanjutnya, setelah variabel penelitian ditentukan, maka
peneliti perlu membuat definisi operasional variabel itu sesuai dengan maksud atau
tujuan penelitian. Definisi operasional variabel adalah definisi khusus yang
dirumuskan sendiri oleh peneliti. Definisi operasional tidak sama dengan definisi
konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.
e. Menentukan Rancangan dan Desain Penelitian
Rancangan penelitian sering pula disebut sebagai desain penelitian. Rancangan
penelitian merupakan prosedur atau langkah-langkah aplikatif penelitian yang
berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian bagi si peneliti yang
bersangkutan. Rancangan penelitian harus ditetapkan secara terbuka sehingga orang
lain dapat mengulang prosedur yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran
penelitian yang telah dilakukan peneliti.

f. Menentukan dan Mengembangkan Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkannya. Beragam alat dan teknik pengumpulan data
yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan jenis penelitian yang dilakukan. Setiap
bentuk dan jenis instrumen penelitian memiliki kelebihan dan kelemahannya masingmasing. Karena itu sebelum menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian,
perlu dilakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Salah satu kriteria
pertimbangan yang dapat dipakai untuk menentukan instrumen penelitian adalah
kesesuaiannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Tidak semua alat
atau instrumen pengumpul data cocok digunakan untuk penelitian-penelitian tertentu.
g. Menentukan Subjek Penelitian
Orang yang terlibat dalam penelitian dan berperan sebagai sumber data disebut
subjek penelitian. Seringkali subjek penelitian berkaitan dengan populasi dan sampel
penelitian. Apabila penelitian yang dilakukan menggunakan sampel penelitian dalam
sebuah populasi penelitian, maka peneliti harus berhati-hati dalam menentukannya.
Hal ini dikarenakan, penelitian yang menggunakan sampel sebagai subjek penelitian
akan menyimpulkan hasil penelitian yang berlaku umum terhadap seluruh populasi,
walaupun data yang diambil hanya merupakan sampel yang jumlah jauh lebih kecil
dari populasi penelitian. Pengambilan sampel penelitian yang salah akan
mengarahkan peneliti kepada kesimpulan yang salah pula. Sampel yang dipilih harus
merepsentasikan populasi penelitian.
h. Melaksanakan Penelitian
Pelaksanaan penelitian adalah proses pengumpulan data sesuai dengan desain atau
rancangan penelitian yang telah dibuat. Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara
cermat dan hati-hati karena kan berhubungan dengan data yang dikumpulkan,
keabsahan dan kebenaran data penelitian tentu saja akan menentukan kualitas
penelitian yang dilakukan.Seringkali peneliti saat berada di lapangan dalam
melaksanakan penelitiannya terkecoh oleh beragam data yang sekilas semuanya
tampak penting dan berharga. Peneliti harus fokus pada pemecahan masalah yang

telah dirumuskannya dengan mengacu pengambilan data berdasarkan instrumen


penelitian yang telah dibuatnya secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data
terhadap subjek penelitian, data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data
langsung dan data tidak langsung. Data langsung adalah data yang diperoleh secara
langsung oleh peneliti dari sumber data (subjek penelitian), sementara data tidak
langsung adalah data yang diperoleh peneliti tanpa berhubungan secara langsung
dengan subjek penelitian yaitu melalui penggunaan media tertentu misalnya
wawancara menggunakan telepon, dan sebagainya.
i. Melakukan Analisis Data
Beragam data yang terkumpul saat peneliti melaksanakan penelitiannya tidak
akan mempunyai kana apapun sebelum dilakukan analisis. Ada beragam alat yang
dapat digunakan untuk melakukan analisis data, bergantung pada jenis data itu
sendiri. Bila penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis data akan
bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat kualitatif, maka data yang diperoleh
akan bersifat kualitatif dan selanjutnya perlu diolah menjadi data kuantitatif. Untuk
itu perlu digunakan statistik dalam pengolahan dan analisis data.
j. Merumuskan Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada hakekatnya merumuskan hasil penelitian dan melakukan pembahasan adalah
kegiatan menjawab pertanyaan atau rumusan masalah penelitian, sesuai dengan hasil
analisis data yang telah dilakukan. Pada saat melakukan pembahasan, berarti peneliti
melakukan interpretasi dan diskusi hasil penelitian.Hasil penelitian dan
pemabahasannya merupakan inti dari sebuah penelitian.Pada penelitian dengan
pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah hipotesis itu dinyatakan diterima atau
ditolak dan dibahas mengapa diterima atau ditolak. Bila hasil penelitian mendukung
atau menolak suatu prinsip atau teori, maka dibahas pula mengapa demikian.
Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada teori yang menjadi sandaran
penelitian yang telah dilakukan.

k. Menyusun Laporan Penelitian dan Melakukan Desiminasi.


Seorang peneliti yang telah melakukan penelitian wajib menyusun laporan hasil
penelitiannya. Penyusunan laporan dan desiminasi hasil penelitian merupakan
langkah terakhir dalam pelaksanaan penelitian. Format laporan ilmiah seringkali telah
dibakukan berdasarkan institusi atau pemberi sponsor di mana penelitia itu
melakukannya. Desiminasi dapat dilakukan dalam bentuk seminar atau
menuliskannya dalam jurnal-jurnal penelitian. Ini penting dilakukan agar hasil
penelitian diketahui oleh masyarakat luas (masyarakat ilmiah) dan dapat
dipergunakan bila diperlukan.
3. Kerangka Inti Skripsi
a. Bab I Pendahuluan
1)

Latar Belakang Penelitian


Latar belakang dalam suatu penelitian merupakan pengantar informasi

tentang materi keseluruhan dari penelitian yang ditulis secara sistematis dan
terarah dalam kerangka logika yang memberikan justifikasi terhadap dasar
pemikiran, pendekatan, metode analisis dan interpretasi untuk sampai pada tujuan
dan kegunaan penelitian.
Dalam pembuatan penelitian, latar belakang harus dapat mengemukakan
dengan jelas argumentasi tentang pentingnya melakukan penelitian tersebut.
Selain itu juga harus dapat menjelaskan tentang : Proses Identifikasi Masalah ;
Kejelasan Masalah Yang Akan Diteliti ; Derajat Pentingnya Masalah ; Bagaimana
Keberadaan Masalah Hingga Saat Ini ; Apakah Masalah Tersebut Sudah
Terpecahkan Atau Belum ; dan Bagaimana Solusinya.Pada umumnya, terdapat 4
unsur pokok yang tersirat dalam perumusan latar belakang dalam rangka
pengembangan gagasan / masalah, yaitu :
a) Unsur Pentingnya Masalah

Secara umum pentingnya sebuah masalah ini ditulis pada awal gagasan atau
pemikiran pertama yang dapat mengemukakan arti pentingnya sebuah
masalah dan seberapa besar masalah itu penting untuk diteliti.
b) Unsur Skala Masalah
Unsur ini ditulis setelah mengemukakan gagasan adanya masalah dan itu
penting untuk diteliti. Selanjutnya diberikan penegasan atau penguraian
tentang derajat pentingnya masalah itu untuk diteliti atau bila tidak diteliti
bagaimana dampaknya.
c) Unsur Kronologis Masalah.
Merupakan unsur yang menjelaskan proses terjadinya masalah atau relevansi
penelitian yang terdahulu/telah ada yang harus ditunjang dengan data empiris
dari permasalahan penelitian yang akan diteliti.
d) Unsur Solusi Masalah.
Unsur ini digunakan sebagai alternatif dalam memberikan solusi atas masalah
yang timbul serta alternatif lain yang akan dilakukan dalam penelitian.
2)

Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah


Masalah yaitu terjadinya kesenjangan (gap) antara das sollen (harapan)

dan das sein (kenyataan). Identifikasi masalah biasanya mendeteksi, melacak,


menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian
atau dengan masalah juga variabel yang akan diteliti. Hasil identifikasi ini dapat
diangkat dari sejumlah masalah yang saling keterkaitan satu dengan yang lainnya.
Identifikasi masalah merupakan proses merumuskan permasalahan-permasalahan
yang akan diteliti. Proses merumuskan permasalahan-permasalahan ini akan
memudahkan proses selanjutnya, selain itu juga memudahkan pembaca untuk
memahami hasil penelitian, yang kemudian permasalahan yang muncul
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan tanpa ada tanda tanya. Tetapi, proses
identifikasi ini akan mudah dilakukan apabila dalam latar belakang penelitian
penjelasannya telah dikemukakan dengan lengkap dan jelas.

Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik maka peneliti harus


melakukan studi pendahuluan pada objek yang diteliti, melakukan observasi, dan
wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat
diungkapkan. Apabila semua permasalahan tersebut telah diketahui, selanjutnya
dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain. Masalah apa saja
yang diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap masalah yang diteliti, maka
masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk variabel. Jadi, identifikasi
masalah harus dapat menggambarkan permasalahan yang ada dalam topik atau
judul penelitian. pertanyaan-pertanyaan yang ada pada identifikasi masalah harus
dijawab pada bagian penelitian dan pembahasan. Identifikasi masalah yang
diajukan tidak harus dibatasi dengan ketentuan jumlah variabel yang dilibatkan
dalam penelitian, artinya jika variabel yang dilibatkan dalam penelitian ada dua
variabel bebas atau satu variabel terikat, maka jumlah pernyataan masalahnya
tidak harus ada tiga, tetapi pernyatan permasalahan bisa juga satu variabel apabila
pernyataan tersebut memuat seluruh permasalahan yang akan diteliti. Dalam
identifikasi masalah juga dapat menunjukkan alat analisis apa yang akan dipakai
serta kedalaman dan keluasan penelitian itu.
Setelah identifikasi masalah di atas telah dilakukan, maka langkah
selanjutnya ialah pemilihan masalah. Dalam pemilihan masalah ini, ada dua
pertimbangan yang harus dilakukan dalam memilih suatu permasalahan, yaitu :
a) Pertimbangan mengenai arah masalahnya. Artinya menggunakan
pertimbangan akan sumbangan yang diberikan kepada : pengembangan teori
dalam bidang yang bersangkutan dengan dasar teoritis penelitiannya dan juga
pemecahan masalah-masalah praktis.
b) Pertimbangan mengenai arah calon peneliti. Artinya, berapa biaya yang harus
dikelurkan, kemudian waktu yang dapat digunakan serta alat-alat dan
perlengkapan yang tersedia. Selain itu, dalam penguasaan metode yang
diperlukan dalam melakukan penelitian.
Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang
diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek

penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris,
dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan.
Sedangkan pertanyaan kedua adalah apa masalahnya. Untuk menjawab
pertanyaan ini, harus dilakukan penjajakan di sekitar lokasi penellitian, yang
hasilnya kan mengungkapkan gejala-gejala khusus dari setiap individu yang
bermasalah. Dengan menggunakan metode induksi, maka kita dapat merumuskan
konsep yang merupakan fokus penelitian kita. Selanjutnya dengan konsep tersebut
kita merumuskan masalah penelitian secara eksplisit.
Dengan kata lain, bahwa cara merumuskan masalah penelitian ialah
dengan:
a) Dirumuskan dengan kalimat tanya.
b) Rumusan tersebut hendaklah padat dan jelas.
c) Memberikan petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna
menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan itu
Sumber masalah penelitian dapat berasal dari:
a) Literatur yang dipublikasikan, antara lain dalam bentuk teks , jurnal, atau text
database, database.
b) Literatur yang tidak dipublikasikan, antara lain berupa skripsi, tesis, disertasi,
paper atau makalah-makalah seminar.
3)

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan tindak lanjut dari masalah yang telah

dirumuskan. Tujuan penelitian mencakup langkah langkah dari penelitian yang


akan dilakukan. Dalam pembuatan proposal penelitian, tujuan dapat dilakukan
secara singkat seperti untuk menjajaki, menguraikan,
menerapkan, mengidentifikasi, menganalisis, membuktikan atau membuat
prototype.

Selain itu, tujuan Penelitian adalah penemuan, pembuktian dan


pengembangan ilmu pengetahuan.
a) Penemuan. Data yang diperoleh dari penelitian merupakan data-data yang
baru yang belum pernah diketahui.
b) Pembuktian. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
c) Pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Penulisan tujuan dapat dilakukan dalam 2 jenis, yaitu:
a) Tujuan Umum
Penulisan Tujuan Umum dilakukan untuk mempelajari atau menjelaskan
tujuan yang hendak dicapai secara umum.
b) Tujuan Khusus
Penulisan Tujuan Khusus dilakukan sebagai langkah langkah untuk
mencapai tujuan umum.
4)

Manfaat Penelitian
Pada bagian manfaat penelitian ini merupakan uraian manfaat dari hasil

penelitian. Akan digunakan untuk apa dan kepada siapa. Misalnya manfaat secara
teoritis dan manfaat praktis.
b. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis
1)

Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi

seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory
manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan penelitian.
Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus dirujuk di dalam skripsi.

Referensi ditulis urut menurut abjad huruf awal dari nama akhir/keluarga penulis
pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru ditulis lebih dahulu). Apabila penulis
yang sama mempunyai beberapa artikel/papers yang dirujuk, maka urutan
artikelnya berdasarkan tahun publikasinya. Perlu dicatat bahwa minimal 30% dari
total pustaka di dalam kajian pustaka adalah berasal dari artikel jurnal ilmiah yang
relevan.
Yang dibahas pada bagian ini adalah teori-teori tentang ilmu-ilmu yang
diteliti. Penyajian teori dalam landasan teori dianggap tidak terlalu sulit karena
bersumber dari bacaan-bacaan. Akibatnya terjadilah penyajian materi yang tidak
proporsional, yaitu mengambil banyak teori walaupun tidak mendasari bidang
yang diteliti.Jadi seharusnya teori yang dikemukakan harus benar-benar menjadi
dasar bidang yang diteiti. Selain itu, pada bagian ini juga dibahas temuan-temuan
penelitian sebelumnya yang terkait langsung dengan penelitian. Teori yang ditulis
orang lain atau temuan penelitian orang lain yang dikutip harus disebut
sumbernya untuk menghindari tuduhan sebagai pencuru karya orang lain tanpa
menyebut sumbernya. Etika ilmiah tidak membenarkan seseorang melakukan
pencurian karya orang lain.
2)

Kerangka Pemikiran / Kerangka Konseptual


Konsep adalah abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari khal yang

khusus (Notoatmodjo, 1993). Nursalam (2003) mendefinisikan kerangka konsep


sebagai abstarksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk
suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti
maupun yang tidak diteliti). Sedangkan Balitbangkes (2006) menjelaskan bahwa
kerangka konsep merupakan uraian tentang hubungan antar variabel yang terkait
dalam masalah terutama yang akan diteliti, sesuai dengan rumusan masalah dan
tinjauan pustaka. Kerangka konsep harus dinyatakan dalam bentuk skema atau
diagram. Penjelasan kerangka konsep penelitian dalam bentuk narasi mencakup
identifikasi variabel, jenis serta hubungan antar variabel.
Penyusunan kerangka konsep dalam satu penelitian merupakan hal yang
sangat penting, karena akan membantu peneliti atau pembaca untuk

menghubungkan hasil penemuan dengan teori. Kerangka konsep penelitian pada


dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati
atau diukur melalui penelitian yang dilakukan.
Teori yang dibahas atau teori yang dikupas harus mempunyai relevansi
yang kuat dengan permasalahan penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana
seharusnya tentang masalah yang diteliti tersebut berdasar konsep atau teori-teori
tertentu. Khusus untuk penelitian hubungan dua variabel atau lebih maka dalam
landasan teori harus dapat digambarkan secara jelas bagaimana hubungan dua
variabel tersebut. Kerangka konsep dibuat dalam bentuk diagram yang
menunjukkan jenis serta hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lain
yang terkait. Kerangka konsep yang baik dapat memberikan informasi yang jeas
dan mempermudah pemilihan desain penelitian. Kerangka konsep tidak sama
dengan kerangka desain atau langkah-langkah penelitian. (FKUI, 2006).
1) Penyusunan Kerangka Konseptual
1. Bedakan antara kerangka konsep dengan kerangka operasional.
2. Kerangka konsep dipakai sebagai landasan berfikir sedangkan kerangka
operasional merupakan kerangka kerja (pentahapan langkah metoda
ilmiah).
3. Kumpulkan semua sumber pustaka dan konsep atau teori lalu seleksi teori
mana yang dianggap sesuai dengan tema penelitian.
4. Identifikasi dan definisikan semua variabel penelitian, dan kategorikan
sesuai dengan kelompoknya (independent, dependent, counfonding,
control).
2) Langkah-Langkah Penyusunan
a. Seleksi dan definisikan konsep dalam penelitian
Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih
dikenal dengan variabel. Contoh : jika seorang peneliti akan tentang sikap
manusia. Sikap adalah konsep, yang menggambarkan reaksi atau respon
yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek maka
pengukurannya harus berdasarkan pada konstruk atau variabel yang

menyusun sikap manusia, yaitu kognisi, afeksi dan konasi. Komponen


kognisi merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu,
komponen afeksi merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional
dan komponen konasi merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang (Azwar, 2002: 23).

b. Identifikasi teori yang dipergunakan.


Contoh jika kita ingin meneliti tentang factor yang mempengaruhi
perilaku masyarakat dalam pencegahan penyakit, peneliti dapat
menggunakan teori Health Belief Model. Atau ketika meneliti pemenuhan
perawatan diri pasien, dapat menggunakan konsep Dorothea Orem.
c. Gambarkan hubungan sebab akibat antar variabel.
3)

Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat

praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba


mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis
menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan
hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan
sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut
percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut
teori. Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian, khususnya penelitian
kuantitatif.
La Biondo & Haber (1994) dalam Nursalam (2003) menyatakan bahwa
hipotesis adalah suatu asumsi pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih
variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian.
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis
dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis
merupakan kristalisasi dari kesimpulan teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka.
Secara statistik hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang
akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.
Hipotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan, karena hipotesis akan bisa
memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan data, analisa dan interpretasi data.
Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam
penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan
hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian.
Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan

hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk
menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak
menggunakan hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang
berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau
mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang
menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan,
dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel
adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.
a) Syarat Hipotesis
1. Relevance, artinya harus relevan dengan fakta yang akan diteliti.
2. Testability, artinya memungkinkan untuk melakukan observasi dan bisa
diukur.
3. Compatibility, artinya hipotesis yang baru harus konsisten dengan
hipotesis di lapangan yang sama dan telah teruji kebenarannya.
4. Predictive, artinya mengandung daya ramal tentang apa yang akan terjadi.
5. Simplicity, artinya dinyatakan secara sederhana.
b) Tipe Hipotesis
1. Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang digunakan untuk pengukuran
statistic dan interpretasi hasil statistic. Contoh : Perbedaan Sikap Anak
Usia Sekolah di Pedesaan dan Perkotaan Tentang Permainan Tradisional.
Maka Ho : tidak ada perbedaan sikap anak usia sekolah di pedesaan dan
perkotaan tentang permainan tradisional.
2. Hipotesis alternatif (Ha/H1) adalah hipotesis penelitian. Hipotesis ini
menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antar dua
variabel atau lebih. Misalnya : Ada perbedaan sikap anak usia di pedesaan
dan perkotaan tentang permainan tradisional.
c) Alasan pentingnya hipotesis
1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat
dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang

akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan
melalui teori mengenai konflik.
2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar
atau di falsifikasi.
3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan
karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya,
hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya
dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.
d) Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:
1. Untuk menguji teori,
2. Mendorong munculnya teori,
3. Menerangkan fenomena sosial,
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.
e) Tahap-tahap pembentukan hipotesis pada umumnya sebagai berikut:
1. Penentuan masalah.
2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).
3. Pengumpulan fakta.
4. Formulasi hipotesis.
5. Pengujian hipotesis
6. Aplikasi/penerapan.
f) Kriteria Perumusan Hipotesis

1. Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian


2. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji
secara empiris
3. Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih
kuat dibandingkan dengan hipotesis yang disusun oleh teori yang lain.
g) Jenis Hipotesis
1. Hipotesis Deskriptif
Pengertian Hipotesis Deskriptif adalah dugaan terhadap nilai satu variabel
dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.
Hipotesis deskriptif ini merupakan salah satu dari macam macam hipotesis
2. Hipotesis Komparatif
Pengertian Hipotesis Komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan
nilai dua sampel atau lebih. Hipotesis komparatif merupakan salah satu
dari macam macam hipotesis. Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa
macam, yaitu :
a. Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua
sampel (k sampel).
b. Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k
sampel).
3. Hipotesis Asosiatif
Pengertian Hipotesis Asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara
dua variabel atau lebih. Hipotesis asosiatif merupakan salah satu dari
macam macam hipotesis.

c. Bab III Metode Penelitian


Metode penelitian memuat : jenis penelitian, populasi dan sample penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, hubungan variabel dan definisi operasional, instrumen
penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, metode analisis data dan keterbatasan.
1)

Jenis-Jenis Penelitian
a) Penelitian Murni
Penelitian ini untuk memahami permasalahan secara lebih mendalam atau
untuk mengembangkan teori yang sudah ada.
b) Penelitian Terapan
Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang digunakan
untuk memecahkan masalah.

2)

Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian terdapat suatu model atau metode penelitian yang

digunakan yaitu metode Kualitatif dan Kuantitatif. Metode Kualitatif dan


Kuantitatif merupakan metode penelitian yang secara definisi maupun
pelaksanaannya bertolak belakang. Pengertian dan perbedaan dari ke dua metode
tersebut yaitu:
a) Metode Penelitian Kualitatif
Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara
mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk
penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik
analisis mendalam (in-depth analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus
perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu
akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini
bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu
masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan
hipotesis penelitian kualitatif.

b) Metode Penelitian Kuantitatif


Adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara
obyektif terhadap fenomena social. Untuk dapat melakukan pengukuran,
setiap fenomena social di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah,
variabel dan indicator. Setiap variabel yang di tentukan di ukur dengan
memberikan simbolsimbol angka yang berbeda beda sesuai dengan
kategori informasi yang berkaitan dengan variabel tersebut. Dengan
menggunakan simbol simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara
kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu
kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati
metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan
generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam
suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada
suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode
perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika
induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran
terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering
disebut sample dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam
penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut
data. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke
tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu.
Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan
fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
3)

Tempat dan Waktu Penelitian


Merupakan tempat dan waktu penelitian tersebut dilaksanakan.

4)

Subyek Penelitian
Suharsimi Arikunto (1993:116) menyebutkan bahwa yang dimaksud

dengan subjek penelitian adalah suatu benda, hal atau orang tempat data variabel
penelitian melekat dan yang dipermasalahkan. Jadi subjek merupakan sesuatu
yang posisinya sangat penting, karena pada subjek itulah terdapat data tentang

variabel yang diteliti dan diamati oleh peneliti. Pengambilan subyek penelitian ini
menggunakan teknik populasi.
5)

Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam metode ilmiah.

Pengumpulan data menurut Sugiyono (2007: 193) dapat dilakukan dengan


berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara dalam upaya mengumpulkan
data. Sementara itu, Moh. Nazir (2005: 174) mengemukakan hal yang sama
mengenai pengumpulan data yaitu prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data tidak lain adalah suatu
proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian.
6)

Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 177) instrumen penelitian merupakan

alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan
menentukan kualitas data yang terkumpul. Instrumen yang digunakan peneliti
adalah skala daya lentur (resilience).
7)

Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

a) Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Semakin tinggi validitas maka instrumen
semakin valid atau sahih, semakin rendah validitas maka instrumen kurang
valid (Suharsimi Arikunto, 2002:144).
b) Uji Reliabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 154), reliabilitas adalah sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Sedangkan Syaifuddin Azwar
(2001:5) menyatakan bahwa reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang
reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya

memang sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap


akan sama.
8)

Teknik Analisis Data

Teknis analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam
proses penelitian, karena disinilah hasil penelitian akan tampak. Analisis data
mencakup seluruh kegiatan mengklasifikasikan, menganalisa, memaknai dan
menarik kesimpulan dari semua data yang terkumpul. Oleh karena itu perlu
menggunakan dasar pemikiran untuk menentukan pilihan-pilihan teknik analisis
data yang akan digunakan.
d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menguraikan gambaran umum unit observasi seperti data atau
variabel/konsep, penelitian, perusahaan, daerah, lokasi, proses, atau sejenisnya, serta
menguraikan analisis dan pembahasan hasil penelitian.
1)

Gambaran umum unit observasi


Untuk penelitian deskriptif dan komparatif, gambaran umum unit

observasi dapat memuat tentang sejarah dan kegiatan perusahaan yang diteliti.
Struktur organisasi dan uraian tugas dan tanggungjawab hanya dimuat bila ada
evaluasi yang terkait dengan permasalahan, bila tidak ada permasalahan yang
terkait dengan struktur organisasi dan uraian tugasnya maka tidak perlu
dipaparkan.
Untuk penelitian kuantitatif dan komparatif perlu diberikan gambaran
umum unit observasi berupa kelompok populasi misal sektor industri/perusahaan
dan sampel penelitian. Gambaran umum unit observasi ini dapat menggambarkan
data, variabel penelitian, perusahaan dan proses atau sejenisnya.
Untuk penelitian kualitatif yang merupakan analisis teks, bagian ini akan
memuat gambaran obyek/materi yang akan dianalisis (narasi teks, foto, audio, dan
sebagainya) dalam konteks yang lebih luas. Sementara untuk penelitian kualitatif
yang bersifat studi lapangan, gambaran umum lapangan dipaparkan secara lebih

detail dan menyeluruh. Hal ini didasari prinsip bahwa studi lapangan di dalam
penelitian kualitatif umumnya bersifat holistik. Sementara untuk penelitian
kualitatif yang bersifat studi teks, dan sebagainya, gambaran umum unit observasi
disesuaikan dengan kebutuhan analisis.
2)

Analisis dan Pembahasan


Bab ini menganalisis dan membahas fakta-fakta yang ada dalam entitas

yang menjadi unit observasi. Analisis harus dilakukan dengan menggunakan teori
yang telah dikemukakan di bab 2 beserta interpretasinya. Untuk menghasilkan
kesimpulan yang beralasan kuat.
e. Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini dikemukakan secara singkat kesimpulan, mencakup jawaban yang
dipoleh dari interpretasi data yang merupakan jawaban terhadap permasalahan
penelitian, nilai lebih dan kelemahan dari penelitian yang telah dilakukan. Saran yang
diberikan harus singkat, berangkat pada kelemahan baik proses dari penelitian yang
dilakukan maupun kelemahahan terkait temuan penelitian, dan merupakan
pemecahan masalah.

Anda mungkin juga menyukai