Anda di halaman 1dari 7

Topik : Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

Tanggal (kasus)

: 27 April 2015

Presenter

: dr. Dira Wahyuni Siregar

Pendamping

: dr. Ratna Meryati Yap, dr. Lobianna Nadeak

Tempat presentasi : Ruang Komite Medis RSUD HAMS


Objektif presentasi
Keilmuan
Diagnostik

Keterampilan
Manajemen

Neonatus

Bayi

Penyegaran

Tinjauan pustaka

Masalah

Istimewa

Anak

Remaja

Dewasa

Lansia

Bumil

Deskripsi :Laki-laki, 30 tahun, demam, sejak 4 hari ini, demam dirasakan terus-menerus dan tidak turun dengan
obat penurun panas. Mual (+), muntah (+) frekuensi 3 kali, isi apa yang dimakan dan diminum. Nyeri kepala (+),
nyeri belakang bola mata (+), nyeri sendi (+), nyeri ulu hati (+). Mimisan (-), gusi berdarah (-), BAB berwarna
hitam (-). BAK (+) normal. Status presens: Sens : CM, TD: 100/70 mmHg, HR: 68x/i, RR: 32 x/i, T : 38,6C.
Pemeriksaan fisik : dalam batas normal, Rumple Leed test (+)
Tujuan : Menegakkan diagnosis dan memberikan penanganan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
Bahan bahasan :

Tinjauan Pustaka

Cara membahas:

Diskusi

Riset
Presentasi dan diskusi

Kasus
Email

Audit
Pos

Data pasien :
Nama

RS:

Nama : Tn. P
RSUD

Nomor Registrasi: -

HAMS Telp : (0623) 41785

Terdaftar sejak : -

KISARAN
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis / gambaran klinis:
DHF/Keadaan umum : Sedang, demam, nyeri kepala, nyeri belakang bola mata dan nyeri sendi
2. Riwayat pengobatan :
3. Riwayat kesehatan / penyakit :
4. Riwayat Keluarga: 5. Riwayat Pekerjaan : Wiraswasta
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (Rumah, Lingkungan,Pekerjaan) : 7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus) : -

8. Lain-lain : Sens : CM
Tekanan darah : 100 / 70 mmHg
HR
: 68 x / i

RR
T

: 32x / i
: 38,6 C

Hasil pemeriksaan fisik:


Kepala : mata : Konjungtiva palpebra inferior : pucat (-), ikterik (-), isokor, D: 3 mm
Leher
: TVJ R2 cm H20, Struma (-), Pembesaran kelenjar (-)
Thorax : I : simetris
P : SF kesan ka = ki
P : sonor di kedua paru
A: SP : vesikular, ST : Abdomen: I : Simetris
P : Soepel, H/L : ttb
P : Timpani
A : Peristaltik (+) N
Ekstremitas
: Oedem ekstremitas (-), Rumple Leed test (+)
Anjuran : Darah lengkap, Urin rutin, Hapusan darah tepi, Widal test
Pengobatan :
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj Ranitidine 1 amp/8 jam
- Inj. Novalgin 1 amp/8 jam
- Domperidon tab 3x1
- DIET : MB
Follow Up (28 April 2015)
S: Demam turun, lemas
O: Status Presens : Sens: CM, Tekanan darah : 90/60 mmHg, HR : 92 x / i, RR : 20 x / i, T : 36,6 C
Pemeriksaan fisik: Thorax : I : simetris, P : SF kesan ka = ki, P : sonor di kedua paru, A: SP : vesikular, ST : Abdomen: I : Simetris, P : Soepel, H/L : ttb, P : Timpani, A : Peristaltik (+) N
A: DHF

P:
-

IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Inj Ranitidine 1 amp/8 jam
Inj. Novalgin 1 amp/8 jam
Domperidon tab 3x1

Follow Up (29 April 2015)


S: nafsu makan berkurang, lemas
O: Status Presens : Sens: CM, Tekanan darah : 90/60 mmHg, HR : 84 x / i, RR : 20 x / i, T : 36,7 C
Pemeriksaan fisik: Thorax

: I : simetris, P : SF kesan ka = ki, P : sonor di kedua paru, A: SP : vesikular, ST : -

Abdomen: I : Simetris, P : Soepel, H/L : ttb, P : Timpani, A : Peristaltik (+) N


A: DHF
P:
- IVFD RL 20 gtt / i
- Paracetamol tab 3x1
- B comp 3x1
Follow Up (29 April 2015)
S: nafsu makan berkurang
O: Status Presens : Sens: CM, Tekanan darah : 100/60 mmHg, HR : 86 x / i, RR : 20 x / i, T : 36,7 C
Pemeriksaan fisik: Thorax

: I : simetris, P : SF kesan ka = ki, P : sonor di kedua paru, A: SP : vesikular, ST : -

Abdomen: I : Simetris, P : Soepel, H/L : ttb, P : Timpani, A : Peristaltik (+) N


A: DHF
P:
- IVFD RL 20 gtt / i

- Paracetamol tab 3x1


- B comp 3x1
Follow Up (30 April 2015)
S: nafsu makan berkurang
O: Status Presens : Sens: CM, Tekanan darah : 100/60 mmHg, HR : 88 x / i, RR : 20 x / i, T : 36,8 C
Pemeriksaan fisik: Thorax

: I : simetris, P : SF kesan ka = ki, P : sonor di kedua paru, A: SP : vesikular, ST : -

Abdomen: I : Simetris, P : Soepel, H/L : ttb, P : Timpani, A : Peristaltik (+) N


A: DHF
P:
- IVFD RL 20 gtt / i
- Paracetamol tab 3x1
- B comp 3x1
Pemeriksaan Lab (17 Januari 2014)

Hb/Ht/Leukosit/trombosit : 11,7/35,6/7000/92.000

Follow Up (1 Mei 2015)


S: sakit kepala
O: Status Presens : Sens: CM, Tekanan darah : 90/60 mmHg, HR : 86 x / i, RR : 20 x / i, T : 36,6C
Pemeriksaan fisik: Toraks: I : simetris, P : SF kesan ka = ki, P : sonor di kedua paru, A: SP : vesikular, ST : Abdomen: I : Simetris, P : Soepel, H/L : ttb, P : Timpani, A : Peristaltik (+) N
A: DHF
P:
IVFD RL 20 gtt / i
Paracetamol tab 3x1
B comp 3x1

Pemeriksaan lab (30 April 2015)


Hb/Ht/Leukosit/trombosit : 11,7/35,9/8.000/93.000
Tgl 1 Mei 2015 os pulang atas permintaan sendiri

Daftar Pustaka :
1. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. FKUI. Jakarta:
2006. Hal 1731 1735
2. WHO. Dengue : Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. 2009. Hal 17
Hasil Pembelajaran :
1. Definisi DHF
2. Epidemiologi DHF
3. Etiologi DHF
4. Tanda dan gejala DHF
5. Diagnosis DHF
6. Pemeriksaan penunjang DHF
7. Penatalaksaan DHF
8. Pencegahan DHF

1. Subjektif : Pasien mengalami demam sejak 4 hari ini. Demam dirasakan terus menerus dan panas tidak
turun dengan obat penurun panas. Mual dan muntah dialami. Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala, nyeri
belakang bola mata, nyeri sendi dan nyeri ulu hati.
2. Objektif : Dari pemeriksaan fisik, dijumpai Rumple Leed test (+). Anjuran pemeriksaan darah dan urin
rutin.
3. Assesment: DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis

demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
diathesis hemoragik. Diagnosis DHF didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
berupa laboratorium dan pemeriksaan radiologis.
4. Plan:
Pengobatan: tujuan penanganan DHF adalah mengurangi simptom (terapi suportif dan pemberian cairan
yang adekuat) dan mencegah penularan penyakit.
Non farmakologis
- Pemasangan mosquito net
- Pemakaian repellent
Farmakologis
- Terapi cairan
- Terapi simptomatik
Pendidikan : Untuk membantu proses pemulihan pasien DHF, diharapkan keluarga pasien segera membawa
ke rumah sakit. Untuk mencegah terjangkitnya penyakit, sebaiknya keluarga mengeliminasi tempat
perkembangbiakan nyamuk dan mencegah gigitan nyamuk.
Konsultasi : Pasien akan dikonsultasikan ke dokter ahli penyakit dalam bila selama perawatan, timbul
komplikasi yang mengancam jiwa
Rujuk
: Perlunya rujukan terhadap pasien ini oleh karena perlunya terapi cairan segera untuk
mencegah morbiditas dan mortalitas.

Anda mungkin juga menyukai