Anda di halaman 1dari 36

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PERPIPAAN DAN ACCECORIES

BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIK
I. PEKERJAAN PENGADAAN PERPIPAAN DAN ACCESSORIES
Pasal 1
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama-sama dengan gambargambar, yang keduanya secara bersama menguraikan pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan
material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi yang diperlukan menurut
Dokumen Kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan
menjalankan peralatan dan material tersebut yaitu spesifikasi untuk pekerjaan yang
harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus diterapkan baik pada bagian
dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan
dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
2. Jenis Pekerjaan
a. Pengadaan dan Pemasangan Pipa serta Accessories
Pipa 100 mm PVC, tipe Pipa Air Limbah sepanjang 1389 m
Pipa 150 mm PVC, tipe Pipa Air Limbah sepanjang 428 meter.
Pipa 200 mm PVC, tipe Pipa Air Limbah sepanjang 472 meter
b. Pembuatan House Inlet sebanyak 137 buah dan Lubang Inspeksi/ Inspection
Chamber tipe I sebanyak 19 unit tipe II sebanyak 26 unit beserta perlengkapannya
3. Tempat Pekerjaan
Pekerjaan ini bertempat/berlokasi di Dsn Paduresan dan Imogiri, Desa Imogiri,
Kecamatan Imogiri, Kab. Bantul.
Pasal 2
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
a. Yang dibutuhkan adalah suatu sistem jaringan air bersih perpipaan yang dalam hal
ini tidak terpisahkan dari kebutuhan barang / material pendukungnya antara lain : pipapipa, fitting, gate valve dan material lainnya, dimana akan disediakan dan diantarkan
sesuai perjanjian kontrak;
b. Istilah Kontraktor dianggap sama ( sinonim ) dengan Penyedia Barang / Jasa;
c. Pipa-pipa, fitting dan barang/material dan accessories yang ditawarkan diutamakan
produksi dalam Negeri ;
d. Barang-barang tersebut harus dalam keadaan baik dan 100% (seratus persen)
baru;
e. Harus ada penjelasan Spesifikasi Teknis mengenai barang yang ditawarkan secara
lengkap seperti Jenis, Class, Tebal, bahan, kemampuan kerja dan lain-lain;

f. Harus disebutkan merk dan atau pabrik yang membuatnya pada setiap
barang/material yang ditawarkan dan bisa terbaca dengan jelas;
g. Harus dilampirkan brosur yang lengkap dari barang yang ditawarkan, brosur harus
asli berhuruf latin, dapat dibaca dan dimengerti dengan mudah (bila diperlukan
kontraktor harus bisa menjelaskan);
h. Barang yang ditawarkan seperti : pipa, fitting dan gate valve harus dilengkapi
dengan Surat Dukungan Pabrik (POA) Asli ; Adapun POA dapat diterbitkan oleh
Distributor Utama/Agen Utama atau Distributor Cabang/Agen Cabang dari satu produk
merk tertentu yang dikuatkan oleh suatu surat penunjukkan deagenan / distributor dari
pabrik negara asal / agen utama.
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Umum
Kontraktor harus melaksanakan seluruh pekerjaan persiapan seperti yang tercantum
di bawah ini agar pekerjaan pokok bila terselesaikan dengan baik, dimana seluruh
pekerjaan persiapan tersebut sudah termasuk di dalam penawaran.
Kontraktor harus menyediakan los kerja dan gudang bahan dengan luas secukupnya
agar bisa merakit dan menyimpan bahan dengan aman dan terlindung.
Kontraktor harus menyediakan keet, yang dilengkapi dengan:
a. 1 (satu) set meja tamu.
b. 2 (dua) set meja tulis biro.
c. 1 (satu) buah papan tulis (white board uk, 90 x 120 cm) untuk keperluan rapat
lapangan.
d. 1 (satu) buah almari arsip (filling cabinet)
e. Sarana penerangan dan sanitasi.
f. Kontraktor harus menyediakan bahan termasuk perlengkapan :
Buku Direksi
Buku Tamu
Buku Catatan Penerimaan Barang (bahan)
Buku Catatan Jumlah Tenaga setiap hari
Buku Catatan Keadaan Cuaca
Kalender tahun pelaksanaan pekerjaan dan Kotak P3K
Meja Kursi tulis
g. Membuat Time Schedule / Tata Kala (Curve S) yang disyahkan oleh Konsultan.
h. Menyediakan RKS dan Gambar Perencanaan, untuk pedoman pelaksanaan.
i. Mengasuransikan tenaga kerja dalam Jamsostek.
j. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengukuran, pematokan serta
pembersihan pada jalur pipa yang akan digali untuk pemasangan pipa.
k. Pembuatan papan nama proyek 1 (satu) buah dengan ukuran dan tulisan seperti
pada gambar.
l. Kontraktor harus menyediakan dan memasang rambu-rambu lalu lintas di lokasilokasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan sebagai tanda bagi pemakai jalan agar
berhati-hati.
m. Semua buku-buku harus diparaf / tanda tangan oleh penyedia barang/jasa, setelah

kegiatan selesai diserahkan kepada Direksi Pekerjaan beserta perlengkapan lainnya


kecuali meja kursi dan papan tulis milik Kontraktor.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengukuran, pematokan serta
pembersihan pada jalur pipa yang akan digali untuk pemasangan pipa.
Pembuatan papan nama proyek 1 (satu) buah dengan ukuran dan tulisan seperti pada
gambar.
Kontraktor harus menyediakan dan memasang rambu-rambu lalu lintas di lokasi-lokasi
pekerjaan yang sedang dilaksanakan sebagai tanda bagi pemakai jalan agar berhatihati.
Pasal 4
PENGADAAN PIPA PVC DAN FITTING
A. Pipa Polyvinil Chloride (PVC), untuk pipa air limbah
a. Spesifikasi Material ;
Nominal Diameter : 100 mm, menggunakan sambungan SC (Solven Cement)
Bahan : PVC, standard D
Standard : JIS (Japan Industrial Standard)
Tekanan Kerja : (5 kg / cm2)
Nominal Diameter : 150 mm, menggunakan sambungan SC (Solven Cement)
Bahan : PVC, standard D
Standard : JIS (Japan Industrial Standard)
Tekanan Kerja : (5 kg / cm2)
Nominal Diameter : 200 mm, menggunakan sambungan SC (Solven Cement)
Bahan : PVC, standard AW
Standard : JIS (Japan Industrial Standard)
Tekanan Kerja : (10 kg / cm2)
Ukuran Nominal
(Inch) OD
(mm) Ketebalan dinding (mm) KET
4 114 2.0 Tipe D
6 165 3,0 Tipe D
8 216 4.2 Tipe D
8 216 8,3 Tipe AW
b. Panjang efektif setiap pipa yang dipesankan harus 4 (empat) meter ;
c. Pada ujung setiap pipa harus jelas kelihatan merk dan class pipa;
d. Ketebalan sesuai standard yang dipesan;
1. Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standard SNI 06-0135-1987 dan bila tidak
disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka system sambungan
menggunakan system socket.
Semua Fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 10 kg/cm2/10 bar sesuai dengan
tekanan pipa yang akan dipasang accessories.
Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat

process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karakteristik dan
kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.
2. Pengujian Quality Assurance (Jaminan Kualitas)
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili
unit yang disuplai sesuai kontrak. Direksi Pekerjaan harus diijinkan untuk mengunjungi
tempat pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut.
o Pengujian Tekanan Hidrostatis
Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi standar
SNI 06-0084-2002, Standard ISO 4422
Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian hidrostatis pada
tekanan paling sedikit 1.0 MPa (10 kg/cm2) tergantung class pipa yang diminta untuk
paling sedikit 60 detik. Setiap pipa atau fitting yang bocor, menggelembung atau pecah
tidak dapat diterima.
o Pengujian Lain
Pengujian lainnya seperti flattering test,toksisitas,tekanan terus-menerus dan lain-lain
harus dilakukan sesuai dengan standard yang berlaku.
3. Penandaan (Marking)
Masing-masing pipa PVC, Fitting dan accessories harus mempunyai tanda pabrik
pembuat, tahun pembuatan, diameter nominal (ND) dan kelas pipa (AW) atau (D) dan
kata PVC pada badan pipa, pada setiap sisi bend diberi tanda derajat sudutnya.
4. Penyerahan
Jika tidak ditentukan lain Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan bagi pihak pemberi
dokumen-dokumen sebagai berikut :
a. Suatu catatan aktul tentang pengujian dan inspeksi yang diminta oleh pihak pembeli
yang hasilnya sesuai dengan standard yang diterima.
b. Gambar pipa dan sambungan secara rinci (Asbuilt Drawing)
c. Hasil test kekerasan dan daya rentang
d. Hasil test hidrostatik
e. Laporan pengujian material gasket karet.
B. Pipa Galvanized Iron
1. Pipa Galvanized Iron (GIP)
a. Spesifikasi Material;
Nominal Diameter : 20 mm, menggunakan sambungan Socket
Bahan : GI Medium ISO
Standard : ISO 2002
Tekanan Kerja : 50 kgf / cm2
Ukuran Nominal OD
(mm) Ketebalan Dinding
mm inch
inchi (20 mm) 26.4 2.00 0.07874
b. Panjang efektif setiap pipa yang dipesankan harus 6 (enam) meter;
c. Pada ujung setiap pipa harus jelas kelihatan merk dan class pipa;
d. Ketebalan sesuai standard yang dipesan.

2. Bend, Tee dan Reducer


a. Bahan : GI, carbon steel, steel (yang dapat dilas)
b. Tekanan Kerja : Lebih besar atau sama dengan 14 kg/cm2
3. Perlengkapan / Peralatan
a. Toleransi
Toleransi yang diijinkan akan ditunjukkan pada shop drawing dan harus diikuti secara
teliti. Pekerjaan yang bermutu tinggi pada akhirnya harus mengikuti cara perusahaan
yang sangat modern pada jenis peralatan yang dimasukkan dalam persyaratan
perjanjian. Seharusnya pertimbangan diberikan sehubungan dengan ketetapan yang
ada untuk menjamin bekerjanya alat-alat secara layak.
b. Lapisan Pelindung
Semua peralatan harus dilengkapi dengan lapisan pelindung yang baik mutunya dari
pihak yang mempunyai nama baik, kecuali kalau sudah ditentukan.
c. Plat Nama
Plat nama peralatan pada pengepakan harus dipasang sesuai peralatan itu pada
tempat yang mudah dilihat dan diambil.
4. Pengepakan dan Pengiriman Barang / Pipa
a. Pada waktu pengiriman, ujung-ujung pipa harus dibungkus untuk menjaga agar
ujung-ujung tersebut tidak rusak;
b. Waktu menyusun pipa-pipa (PVC dan GI) harus diberi alas/bantalan balok kayu
dibawahnya;
c. Setiap pipa harus disimpan dan disususn rapih, dikelompokkan menurut jenis dan
ukurannya dengan maksimum tinggi tumpukkan 2 (dua) meter, agar memudahkan cara
penghitungannya. Sedangkan untuk accessories harus dipak di dalam peti dan diberi
tanda sesuai dengan jenis dan ukurannya;
d. Penyusunan / penumpukkan barang digudang harus dilaksanakan dengan tenaga /
mekanik yang memadai;
e. Barang-barang yang ukuran kecil dikirim dengan menggunakan
pelindung/bungkus/kotak yang kuat.
f. Demikian spesifikasi dibuat agar dapat diperhatikan, dan merupakan satu kesatuan
yang tak terpisahkan dari dokumen pelelangan.
II.

PEKERJAAN PEMASANGAN PERPIPAAN DAN ACCESSORIES


Pasal 5
PEKERJAAN TANAH

1. Umum
a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan tanah yang diperlukan untuk pemasangan
pipa, valve chamber, pekerjaan crossing dan pekerjaan lainnya seperti yang
disyaratkan dan tertera di dalam gambar.
b. Kontraktor harus menjaga dan berhati-hati menggunakan peralatan konstruksi berat
di lokasi pekerjaan di daerah permukiman agar tidak mengganggu linkungan sekitarnya

(menimbulkan kerusakan lingkungan).


2. Galian
a. Umum
Kecuali bila ditentukan lain, maka galian sudah termasuk penyingkiran bahan (galian)
apapun sifatnya yang dijumpai, rintangan yang bersifat bagaimanapun yang akan
mengganggu pelaksanaan dan penyelesaian yang sebagaimana mestinya.
Pembuangan bahan ( galian ) tersebut mengikuti garis ketinggian tertera dalam gambar
atau yang diperintahkan. Bila tidak ditentukan lain, seluruh lapangan pekerjaan harus
dikupas (dibersihkan) dari tumbuh-tumbuhan dan puing-puing, benda tersebut harus
disingkirkan sebelum galian atau pengukuran dilakukan. Kontraktor harus menyediakan
tempat dan turap yang diperlukan pada sisa-sisa galian, serta semua pemompaan,
penggalian atau tindakan lain yang telah disetujui untuk memindahkan atau
mengeluarkan air, termasuk member perhatian terhadap air hujan dan air bangunan
yang masuk lokasi pekerjaan hingga terhindar kerusakan pekerjaan dan sekitarnya.
Pekerjaan galian yang sedang berlangsung dimana tenaga kerja melakukan kegiatan,
maka kontraktor harus melindungi tenaga kerja tersebut dengan sarana dan alat
apapun yang disetujui.
Lubang galian maupun lubang-lubang lain tidak diperkenankan dalam keadaan terbuka
lebih dari 3 x 24 jam, sehingga mengganggu kelancaran dan berbahaya bagi lalu lintas
dan pejalan kaki. Semua lubang-lubang harus diberi pelindung yang kuat dan diberi
tanda peringatan.
b. Galian di Bawah Bangunan
Kecuali ditentukan lain untuk bangunan khusus atau diperintahkan oleh, galian harus
dilaksanakan sampai pada peil yang ditentukan, atau lapisan tanah keras. Bila
diperintahkan daerah di bawah bangunan harus digali lebih dalam, maka kelebihan
galian atau urugan kembali karena akibatnya akan dibayar dengan harga satuan
penawar bila harga penawar tersebut telah ditentukan, kalau tidak, pembayaran akan
dilakukan sesuai dengan nilai yang disepakati.
c. Galian di Bawah Daerah Pengerasan
Apabila dalam melakukan galian di bawah pengerasan jalan, maka kontraktor harus
membongkar lapisan pengeras tersebut sampai ketebalan pengeras yang ada.
d. Galian di Dekat Pepohonan
Kecuali ada pepohonan yang harus dibuang sesuai yang tertera pada gambar, semua
pohon harus dilindungi dan tidak rusak selama pelaksanaan pekerjaan dan tidak ada
pohon yang ditebang tanpa ijin tertulis. Pepohonan yang terganggu harus ditunjang
selama pelaksanaan sesuai petunjuk.

e. Galian Berbatu
Galian berbatu termasuk pengangkutan dan pembuangan adalah sebagai berikut :
1. Semua batu-batuan berukuran isi 0.25 m3 atau lebih.
2. Batu-batuan harus digali 15 cm melebihi ukuran luar pipa atau sambungannya, ruang
antara kemudian diisi kembali dengan pasir.
f. Memperendah Muka Air Tanah
Bilamana pada lokasi galian dipadati muka air tanah yang tinggi, serta mengakibatkan
terganggunya dalam pelaksanaan galian serta pemasangan, maka kontraktor harus
merendahkan muka air tanah tersebut dengan cara memompa air yang ada sampai
kering dimana kedalaman galian bias tercapai dan pemasangan pipa bias terlaksana
dengan baik, kontraktor harus membuang air pompa tersebut ke tempat yang aman,
yang sekitarnya tidak mengganggu pekerjaan dan lingkungan sekitarnya.
3. Urugan Pasir
a. Urugan di bawah pipa
Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau sesuai gambar
rencana, sebelumnya pipa-pipa dipasang di dalamnya. Dasar pasir ini harus dipadatkan
dengan pemadat dan dibasahi serta harus mempunyai permukaan yang rata. Setiapa
dasar pasir setiap ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin berkedudukan
pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan oleh sambungan-sambungannya.
Setelaha pipa dipasang dalam parit, harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus mulai
dari dasar sampai atas pipa. Bahan urugan pasir dan kerikil halus ini disebarkan merata
kesetiap penjuru ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan
dipadatkan dalam keadaan basah.
b. Urugan di atas pipa
Dari bagian atas pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10 cm di atas
pipa, galian harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus dan dipadatkan
dalamkeadaan basah secara merata. Pemborong harus bekerja dengan hati-hati dalam
penempatan timbunan ini, untuk menghindarkan terjadinya kerusakan atau pergeseran.
Cara atau metoda penimbuanan kembali harus dilakukan lapisan demi lapisan,
dipadatkan disekeliling dan diatas pipa-pipa seperti tertera pada gambar rencana
dengan cara tidak merusak pipa. Pemadatan pada sisi-sisi harus dilakukan saling
berganti pada kedua sisi. Lapisan 5 cm pertama diatas pipa harus dipadatkan hanya
pada sisi-sisi pipa saja. Hanya peralatan yang digerakan oleh tangan yang boleh
digunakan. Semua kerusakan pada pipa-pipa dan alat-alat penyambung harus
diperbaiki Pemborong dengan biaya sendiri.
Dari kedalaman 10 cm di atas pipa hingga ke permukaan, galian harus ditimbun dengan
tangan atau metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat pemadat,
untuk mencegah menurunnya permukaan, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter di atas permukaan tanah

untuk memberi peluang pengendapan, Direksi/Tenaga Ahli dapat memerintahkan


Pemborong, untuk menambah timbunan pada bagian atas parit, di mana terjadi
kesurutan di bawah permukaan tanah yang bersangkutan.
4. Urugan Kembali
a. Umum
Urugan kembali tidak boleh langsung dejatuhkan di atas setiap struktur atau pipa.
Bahan yang dipakai untuk urugan kembali, adalah bahan tanah, bebas dari rumput
akar, semak-semak, bahan organic dan tumbuhan lainnya atau batu-batuan yang
memiliki diameter lebih dari 15 cm. Bahan urugan setebal 15 cm dari s etiap struktur
atau pipa harus bebas dari batu-batuan, pecahan gumpalan tanah yang berukuran
maksimum lebih besar dari 7,5 cm. Urugan kembali tidak diletakkan di sekitar atau
diatas sesuatu sstruktur sampai beton mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan
beban yang menekan. Urugan kembali di sekeliling bangunan penahan air harus
diletakkan sampai bangunan itu telah penuh dengan air ketika urugan kembali tanpa
seijin pengawas.
b. Urugan Kembali Sekeliling Bangunan, di Bawah Struktur dan di Bawah Daerah
Pengerasan
Kecuali ditentukan lain untuk bangunan khusus atau diperintahkan oleh, urugan kembali
sekeliling bangunan, dibawah struktur dan dibawah daerah pengerasan harus
ditebarkan secara horizontal tidak lebih 15 cm tebalnya sebelum dipadatkan, dan
pemadatannya dilakukan dengan cara pemadatan gerak tenaga tangan. Urugan
kembali harus dipasang rata lapis demi lapis, dibasahi dan dipadatkan secara mekanis.
c. Pemeriksaan Galian Urugan
Galian dan Urugan harus di periksa dan di setujui, sebelum memulai tahapan bangunan
berikutnya. Bahan urugan harus juga disetujui.

Pasal 6
KONSTRUKSI- KONSTRUKSI PENGAMAN
1. Umum
Konstruksi- konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan pekerjaan sipil,
yang secara umum meliputi pekerjaan pondasi/thrust block, persyaratan bahan dan
pelaksanaan harus sesuai dengan gambar-gambar rencana dan spesifikasi teknis untuk
pekerjaan sipil. Secara umum spesifikasi bahan-bahan konstruksi dalam pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :
a. Semen
Semua elemen yang digunakan harus semen Portland biasa dengan mutu terbaik.

Bilamana diminta pada setiap pengiriman semen ke pekerjaan pemborong harus


menyerahkan sertifikat pengujian, yang mrnyatakan semen tersebut memenuhi syaratsyarat yang bersangkutan. Semen harus di simpan dengan cara yang mencegah
kelembapan atau pencemaran oleh bahan- bahan lain.krikil atau batu pecahan harus di
dapat dari tempat yang telah di setujui dan harus keras dari lapisan- lapisan dan debu.
b. Pasir dan Kerikil/ Batu Pecah
Pasir dan kerikil atau batu pecah harus di angkut, ditangani dan di timbun sedemikian
rupa, sehingga yang berukuran nominal terpisah dari yang berukuran lain, dan tidak
tercampur dengan benda- benda lain.
Krikil dan batu pecah harus didapat dari sumber yang telah di setujui dan harus keras,
tahan lama, bersih serta bebas dari lapisan yang menempel dari debu.
c. Beton
Kecuali kalau ada ketentuan lain, maka beton harus mempunyai perbandingan
campuran 1:2:3. Perbandingan 1:2:3 hanya merupakan patokan saja dan tergantung
pada krikil dan pecahan batu yang digunakan diubah- ubah.
Untuk mendapatkann mutu campuran yang baik, dapat dipadatkan dengan baik tanpa
penggunaan air terlalu banyak.
Untuk pencampuran semen harus digunakan air yang bersih. Beton harus dibeton dan
dipadatkan tidak kurang dari 30 menit setelah di campur dan dibiarkan dalam keadaan
basah dan terlindung dari sinar matahari selama tidakkurang dari 7 hari.
d. Cetakan dan Penyempurnaan
Cetakan untuk cor beton harus dibuat yang rapid an diperkuat untuk mencukupi
pengecoran beton seperti tertera pada gambar.
Semua sambungsan- sambungan harus rapat untuk menjamin tidak terdapat kebocoran
beton basah pada cetakan. Cetakan tidak boleh debongkar selama 24 jam setelah
pengecoran. Permukaan beton hang horizontal dan terlihat harus diratakan sampai
halus dengan sendok baja, setelah pengerasan pertama dilakukan.
e. Baja
Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar- gambar dan harus
bersih dan bebas dari debu.
f. Bata Putih
Bata putih yang bermutu harus digunakan harus mendapat persetujuan. Bilamana
diminta, pengeboran harus menyediakan contoh- contoh.
Bata putih harus dipasang rapid an sambungan-sambungan harus sama rata dengan
permukaan.adukan untuk bata merah terdiri atas 1 bagian semen 4 bagian pasir.
2. Blok Bantalan Penahan ( Thrust Block )
Semua peralatan penyambungan pipa seperti tee, bend dan alat- alat bantu lainnya
harus tersedia lengkap dengan blok bantalan penahan dari beton untuk mencegah
pergeseran dari pada peralatan- peralatan penyambungan.
Ukuran- ukuran balik beton untuk setiap susunan dapat dilihan dari gambar rencana.

Ujung- ujung pipa yang buntu harus ditutup dengan penutup- penutup yang di sekrup
atau yang di las pada pipa- pipa dan harus dilengkapi dengan blok- blok bantalan beton
bertulang seperti tertera dalam dalam gambar rencana.
Komposisi beton yang harus digunakan adalah 1:2:3 ( beton jenis BI sebagai minimum)
atau ditentukan lain oleh dansesuai dengan gambar- gambar rencana.beton tersebut
harus ditempatkan diantara tanah dan fitting alat bantu yang harus di angker. Beton
harus dipasang sedemikian sehingga pipa dan alat bantu mudah di jangkau untuk
perbaikan, kecuali jika ditetapkan lain oleh tenaga ahli.
Urugan tidak boleh diberikan dibelakang blok bantalan tekanan untuk mengisi lebih
pada galian. Bila diperlukan beton tambahan untuk mengisi kelebihan galian, tidak akan
diberikan pembayaran tambahan.
3. Tiang Penyangga
Apabila diperlukan tiang- tiang penyangga untuk perlintasan pipa, jembatan pipa atau
pipa yang dipasang diatas tanah dan sebagainya, maka harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar-gambar rencana atau dan dengan petunjuk atau tenaga ahli.
4. Ruang Katup
Ruang katup ( Surface valve box dan valve chamber ) harus dibangun dengan bahan
dan jenis konstruksi seperti pad gambar- gambar rencana. Ruang katub tidak boleh
mengeluarkan/ meneruskan tekanan dari atas terhadap katup dan harus terletak di
tengah dan di lampaui bagian mur dari katup dengan tutup bak yang sesuaidengan
permukan jalan/ tanah setempat atau pada permukaan lainnya sesuai dengan
pengarahan dari tenaga ahli. Kotak luar harus ditempatkan diatas plat beton bertulang
yang dituang langsung ditempat sesuai gambar rencana. Kotak- kotak luar akan
diserahkan kepada pemborong dalam keadaan biasa.
Setelah cetakan diambil maka sisa dalam dan sisa atas dari besi tulang disikat dengan
sikat kawat dan dicat dengan terbatu bara atau cat yang sejenis, yang di setujui oleh
tenaga ahli. Kkotak luar harus dipasang sedemikian rupa, sehingga setiap tegengan
yang dapat diteruskan ke katup. Hindra-hindra harus dipasang benar-benar tegak lurus
dengan saluran pembuangan dari katup api menjuruske jalan hidran disetel pada
sebuah tegel/plat semen yang dipancangkan dengan cara dituangkan + 20 liter beton
(beton tipis) diatas tegel beton itu.
5. Kontruksi Pengamanan Khusus
Dalam pemasangan pipa bila terdapat atau diperlukan kontruksi penguat khusus yang
belumtercantung dalam spesifikasi ini, maka pemborong harus meminta petunjuk/
tenaga ahli atau akan diatur tersendiri dalam spesifikasi teknis khusus.
Sebelum pemasangan terhadapmasesoris pipa/ peralatan lainnya ( katup, Fire hydrant,
dll)
Kontraktor harus mendapat persetujuan dari tenaga ahli mengenai penempatan
posisinya terhadap keselamatan lalulintas pejalan kaki maupun kendaraan.

Pasal 7
PEKERJAAN PEMIPAAN
1. Umum
a. Uraian pekerjaan
Perkerjaan yang dimaksud disini adalah pemasangan jaringan pipa bermacam- macam
ukuran dan bahannya termasuk pemasangan katup ( valves ), benda khusus ( specials
), benda sambungan ( fittings) meteran air dan benda- benda lainnya, dipasang atau
dibangun sesuai dengan gambar dan persyaratan disini. Peralatan bangunan untuk
galian tanah, penggurugan kembali, pengujian serta bahan- bahan untuk pembangunan
bak katub blok bantalan, bak meteran air yang tidak disediakan oleh pemberi tugas
menyelesaikan pekerjaan pemasangan seperti tertera pada gambar dan persyaratan ini
harus diselesaikan oleh kontraktor.
b. Kontraktor menyediakan bahan/ peralatan
Kontraktor bertanggung jawab untuk menentukan dan menyediakan peralatan serta
bahan tambahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan pemasangan sesuai persyaratan ini
dan tertera dalam gambar ini. Akhirnya ia harus mempertimbangkan gqambar dan
daftar peralatan/ bahan , pemberitugas penetapan bahan- bahan tersebut untuk
diadakan, dibangun dan di pasang membentuk susunan yang lengkap. Kontraktor
bertanggung jawab atas pengangkutan dan penanganan bahan/ peralatan dari tempat
penampungan.
2. Pemasangan Pipa
a. Umum
Bila tidak ditentukan lain kontraktor harus memasang semua pipa, benda khusus,
sambungan, penutup, katub, penyangga baut, mur, paking, bahan penyambungan dan
perlengkapan lainnya sesuai dengan gambar dan persyaratan ini guna menghasilkan
pemasangan yang mudah dilakukan serta menyeluruh. Pada waktu pekerjaan
pemasangan pipa terhenti, maka semua lubang pipa dan ujung pipa harus ditutup
rapat- rapat guna menghindari dimasuki oleh binatang atau benda- benda asing. Bila
terjadi kerusakan pada pipa benda sambungan valve atau perlengkapan lainnya selama
penanganan, cepat- cepat kerusakan tersebut ditunjukkan kepada Direksi. Direksi akan
menerangkan cara perbaikannya atau menolak sama sekali bahan yang rusak tersebut.
b. Pemasangan pipa diatas muka tanah ( dengan penyangga )
Bila detail penyangga pipa tergambar, maka penyangga itu harus dilaksanakan dan
terpaksa seperti yang ditunjukkan sedemikian rupa sehingga penyangga pipa yang
Nampak ( tidak didalam tanah ) harus lengkap dan betul, sekalipun perlengkapan
penyangga ada atau tidak tergambar secara khusus. Harus dipasang pula dimana
ditentukan balok bantalan dan penyambungan yang memakai pengekang. Bahan
penyangga tersebut dari beton bertulang yang bagian atasnya disisipkan baut untuk

klaim pipa, ukuran dari penyangga sesuai dengan gambar atau ditentukan lain oleh
Direksi.
c. Pemasangan Pipa Dalam Tanah
Lubang galian harus dalam keadaan kering bila pipa akan dipasang. Pipa harus
dipasang sesuai kedalaman yang tertera dalam gambar dan disambung-sambung
membentuk alur garis yang rata. Begitu pipa akan dipasang pada kedudukannya untuk
sambungan, bantalan pipa harus diperiksa kembali kekuatannya dan peralatannya.
Dasar galian termasuk penurapan mempunyai lebar minimal sama dengan diameter
luar pipa ditambah 30 cm dan maksimum sama dengan dengan diameter luar pipa
ditambah 60 cm, kecuali ditentukan lain dengan yang tertera digambar atau
diperintahkan Direksi. Panjang galian pada setiap tempat maksimum 200 meter atau
sepanjang yang diperlukan untuk menyambung sejumlah pipa yang bisa dilaksanakan
dalam sehari,. Pada akhir setiap hari kerja semua pipa yang baru terpasang harus
diurug kembali minimal 0,15 meter dari bagian atas pipa kecuali pada sambungan, sisa
urugan harus diurug lagi pada hari berikutnya, kecuali bagian sambungan atau setelah
selesai pengujian tekanan.Pelatan, perkakas dan kemudahan yang memadai, yang
memuaskan direksi harus diadakan dan digunakan oleh kontraktor agar aman dan tepat
melaksanakan pekerjaan. Semua pipa, benda sambungan dan valve diturunkan ke
lubang galian harus hati-hati, satu-persatu dengan cara diderek, dengan tali atau
dengan perkakas/alat yang memadai sedemikian rupa sehingga dapat menghindari
kerusakan bahan pipa dan accesoris lainnya. Dalam keadaan apapun tidak boleh pipa
dijatuhkan atau ditumpuk di dlam lubang galian.
d. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa yang akan dimasukkan ke dalam sambungan cabang (tee) atau
katup., harus dilakukan dengan cara yang rapi dan mahir tanpa merusak pipa dan
kelurusannya, serta ujungnya rata bersudut siku-siku terhadap sambungan pipa.
e. Keadaan Pemasangan Pipa Yang Tidak Mengizinkan
Lubang parit pipa diperiksa oleh Direks, baru dimulai pemasangan pipa setelah ada izin
dari Direksi dan tidak boleh ada pipa dipasang bila menurut pendapat Direksi keadaan
parit tidak mengizinkan.
3. Penyambungan Pipa
a. Sambungan push-on-joint
Istilah bell end atau socket pada pipa PVC yang digunakan di sini harus dianggap
sebagai ujung-ujung dari pipa push on joint.
Jika pipa diletakkan pada sudut 10 derajat atau lebih besar, pemasangan harus dimulai
pada bagian atas dan harus mendahului bagian atas dengan ujung bell dari pipa yang
bersudut.

Akhiran spigot dari pipa harus dimasukkan ke dalam socket dengan berhati-hati agar
tidak terjadi persentuhan dengan tanah. Sambungan harus diselesaikan dengan
menekan bagian akhiran yang dasar ke dasar socket, dengan alat coupling pusher atau
peralatan lain yang disetujui Direktur.
Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung spigot, harus dibersihkan dari minyak,
pasir dan benda-benda asing lainnya. Jika dipakai gelang karet untuk sambungan,
maka gelang karet yang melingkar harus dipasang dan dimasukkan ke dalam gasket
pada bell socket.
Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan bagian dalam dari
gasket ataupada akhiran dari pipa atau keduanya. Minyak gelang harus beasal dari
persediaan yang diberikan pabrik dan disetujui oleh Direksi/Tenaga Ahli. Tidak
diperkenankan mempergunakan bahan yang tidak disetujui.
Pada waktu peletekan pipa dalam galian, letak ujung spigot on joint untuk
membentuk belahan berjari-jari panjang, maka jumlah defleksi harus dengan
persyaratan Direksi/ Tenaga Ahli dan petunjuk-petunjuk dari pabrik harus diikuti. Adalah
penting untuk membuat sambungan pipa pada lintasan yang lurus dan defleksi dibuat
setelah sambungan selesaikan.
b. Sambungan solven cement (lem)
Jika dipakai sambungan dengan solven cement, maka bagian yang akan disambung
harus dibersihkan dari debu, kotoran dan air. Oleskan solvent cement dengan sikat
yang tipis sampai merata pada ujung pipa sedala socket atau bagian dalam dari fitting
yang akan disambung, sesuai dengan yang diinstruksikan oleh pabrik pipa yang
bersangkutan.
Solvent cemen, pelumas dan serat nenas yang diperlukan untuk penyambungan
perpipaan harus disediakan oleh Pemborong dengan bahan yang disetujui oleh
Direksi/Tenaga Ahli. Biaya untuk keperluan ini sudah termasuk dalam harga penawaran
Pemborong.
4. Pemasangan Katup dan Benda Sambungan
a. Persyaratan Umum
Katup, sambungan, sumbatan dan tutup dipasang dan dijadikan satu dengan pipa
dengan cara yang disyaratkan diatas, membersihkan, memasang dan menyambung
pipa. Kontraktor harus mengadakan semua komponen yang diperlukan dalam
pembuatan ruang katup dan jalan masuk untuk memeriksa katup. Guna menutupi
katup, dibuatkab katup dari besi cor, seperti tertera dalam gambar.
b. Letakan Katup Dijalan harus disetujui Direksi
c. Permukaan Bak Katup dan Ruang Katup
Permukaan bak katup tidak akan merasakan sentakan atau tegangan ke katup dan mur

putar katup harus di tengah-tengah dan tegak lurus vertikal. Tutup bak katup harus
sama rata dengan permukaan pengerasan yang telah jadi atau dengan ketinggian lain
menurut petunjuk Direksi.
d. Ruang Katup Harus dibuat seperti yang tertera dalam gambar
Mur katup harus dapat mudah dicapai waktu digunakan (operasi) melalui lubang
masuk (manhole), yang harus terpasang rat atau dengan ketinggian lain yang
ditentukan Direksi.
e. Saluran Pipa Induk
Jaringan saluran pipa air bersih tidak boleh bergabung dengan saluran air kotor.,
tersembul di aliran sungai atau terpasang dengan cara lain sehingga kemungkinan
tersedot masuk ke dalam jaringan distribusi air bersih.
f. Thrust Block Beton
Thrust Block Beton diadakan dibelakang benda bengkok dan cabang, dibawah katup
yang letaknya sesuai dengan gambar. Campuran beton dengan satu bagian semen,
tiga bagian pasir dan lima bagian kerikil dengan kekuatan tekan hari 28 tidak kurang
dari 140 kg/cm. Thrust block beton berukuran sekecil-kecilnya seperti yang ditunjukkan
pada dalam gambar.
g. Peletakan Thrust Lock beton diantara tanah
Thrust block beton diletakkan diantara tanah yang kokoh kemudian sambungan
dipaangkan.
Beton cor sedemikian rupa sehingga pipa dan sambungan mudah dicapai untuk
perbaiakn, kecuali diperinth oleh Direksi. Urungan kembali tidak diperkenankan mengisi
kelebihan galian di belakang jangkar bantalan. Bila ada tambahan beton,yang
diperlukan karena kelebihan galian tersebut,tidak ada perhitungan tambahan
pembayaran.
h. Sambungan Penahan Tegangan
Clamp sadle, tali ikatan atau jepitan dari logam yang mempunyai kekuatan yang cukup
guan menghindari tegangan, harus disediakan kontraktor, dan harus dipasang sesuai
dengan gambar atau perintah Direksi. Setalah pemasangan semua bagian-bagian itu
dilapisi cat dasar atau lapisan pelindung.
5. Urugan Kembali
Urugan kembali tidak boleh dijatuhkan diatas bangunan atau pipa. Bahan yang dipakai
untuk urugan kembali, adalah bahan pilihan, bebas dari rumput, semak-semak dan
tumbuhan lain-lainnya, atau batu-batuan yang mempunyai ukuran lebih dari 15 cm,
bahan yang diurugkan setebal 15 cm dari bangunan atau ppa harus bebas dari batu-

batuan, pecahan, gumpalan tanah yang berukuran maksimum lebih besar dari 8 cm.
a. Urugan Kembali Lubang Parit Pipa
(1) Lubang parit pipa harus diurug kembali dengan bahan pilihan atau yang
didatangkan. Ataupun dengan bahan bahan yang digali di daerah pipa, seperti yang
tertera dalam gambar. Bila tanah yang di gali tersebut tidak cukup baik menurut
pendapat Direksi Bahn beli (borrow) yang disetujui Direksi yang harus dipakai. Bahn
belian yang diperintahkan Direksi akan dibayar terpisah dengan harga satuan
penawaran bila ditentukan. Bila tidak, perhitungan biaya sesuai denga harga
pertimbangan bersama. Bahan tersebut harus dipadatkan sembilan puluh persen (90%)
dari kepadatan maksimum bila parit itu akan terletak di bawah bangunan dan depan
delapanpuluh lima porsen (85%) dari kepadatan maksimum di tempat lain. Pemadatan
dihasilkan dengan cara dipadatkan, atau menggunakan air yang berlebihan dan dimana
diperlukan penggetar beton antara pipadan sisi parit.
(2) Tidak boleh kurang dari empat (4) jam sesudah bagian pertama urugan kembali
diletakkan seperti yang disyratkan diatas, mengurug sisa lubang parit, kecuali pada
sambungan-sambungan atau mengikuti tata cara pengujian. Sisa lubang parit
diisidengan bahan urugan pilihan dari hasil galian serta diletakkan berlapis-lapis secara
horizontal. Setiap lapisan harus dibasahi, dipadatkan, digenangi air, digiling atau
pemadatan secara lain, sampai sembilan puluh porsen (90%) dari kepadatan
maksimum bila parit galian akan dibawah bagunan dan delapan puluh lima porsen
(85%) dari kepadatan maksimum ditempat lain. Apabila bahan urugan kembali berpasir
atau berbutir-butir alamiah dan lubang parit tidak akan di bawah bangunan, serta
pembuatan tidak berlapis-lapis, maka secara menggenangi atau mengguyur.
Melakukan dengan cara terakhir ini harus disetujui oleh instansi yang berwenang akan
jalan raya atau jalan umum. Bila cara menggenangidan mengguyur air diperbolehkan,
sisa urugan kembali dipasang berlapis-lapis tidak lebih dari 30 cm. Setiap lapisan
digenangi, diguyur dan ditusuk-tusuk hingga betul-betul bahan itu jatuh secara
menyeluruh sebelum dipasang lapisan berikutnya. Sebelum penggenangan dan
pengguyuran tersebut, pipa harus terisi air agar tidak terapung naik.
b. Uji Kepadatan
Apabila urugan kembali disyaratkan untuk dipadatakan sampai kepadatan yang telah
ditentukan, pengujian sesuai dilakukan oleh pemberi tugas beserta tanggungan biaya,
menggunakan peraturan pengujian yang ditentukan dalam cara pengujian hubungan
antara basah dan kepadatan tanah dengan menggunakan martil 10-lb dan dijatuhkan
setinggi 16 inch ( ASTM D 1557) dengan menggunakan 3 lapisan berganti-ganti.
Pengujian kepadatan dilapangan sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan dalam
cara pengujian kepadatan tanah ditempat dengan cara konus pasir (ASTM D
1556).

Pasal 8
PENGUJIAN TEKANAN HIDROSTATIS PERPIPAAN

1. Tujuan
Pengujian tekanan hidrostatis dilakukan dengan tujuan untuk menyakinkan/menjamin
bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam keadaan baik, kuat dan tidak
bocor dan blok-blok penahan (permanen) sanggup menahan tekanan sesuai rencana.
2. Ketentuan Pengujian Pipa
a. Panjang Bagian pengujian
Panjang bagian pipa yang akan diuji tidak boleh lebih dari 500 m. Tekanan pada titik
tertinggi tidak boleh kurang dari 0,8 kali tekanan pada titik terendah.
b. Persiapan untuk Pengujian
Blok Bantalan Penahan
Pengujian pipa bisa dimulai jika bok-blok bantalan penahan (permanen) telah dipasang
( sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam gambar standar dan mutu beton
telah memenuhi syarat yang ditetapkan ( sudah berumur lebih dari 7 hari 7 hari ). Blok
penahan sementara untuk penutup ujung-ujung pipa yang diuji harus sesuai dengan
gambar standar.
Pengurugan Galian Sebelum Pengujian
Perpipaan yang akan diuji harus sudah ditimbun seluruhnya.
Pengisian Air
Bagian pipa yang akan diuji harus diisi dengan air, dengan kecepatan
pengisianmaksimum 200 meter / jam dan dijamin bahwa udara dalam pipa keluar.
Air diisi dititik terendah dari bagian pipa yang akan diuji.
Penti udara harus dalam keadaan terbuka penuh selam pengisian air sampai udara
betul-betul habis. Air yang digunakan untuk mengisi pipa dan pengujian tekanan harus
berasal dari sumber yang telah disetujui dan memenuhi syarat kualitas air bersih. Biaya
Pengadaan air adalah tanggung jawab pemborong.

c. Perlengkapan Untuk Pengujian

Kontraktor harus menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan untuk pengujian.


Perlengkapan harus berada dalam kondisi yang baik. Pompa yang digunakan harus
dapat menghasilkan tekanan yang diinginkan. Tangki penampung air harus mempunyai
ukuran/bentuk yang dapat mengukur volume penambahan air yang disyaratkan dalam
pengujian. Tangki harus mempunyai ketelitian pengukuran volume air sebesar 0,5
liter. Alat pengukuran tekanan yang dikalibrasi, harusdipasang pada titik terendah dari
bagian pipa yang diuji dengan ketelitian pembacaan 0,5 bar.
d. Urutan Pengujian
1) Pengujian Awal
Setelah diisi air, bagian pipa yang dilapisi semen harus didiamkan paling sedikit 24 jam,
dengan tekanan statis sebesar tekanan kerjanya. Selam 6 jam terakhir dari periode
awal tadi, tekanan harus dinaikkan sesuai tekanan pengujian. Jika terjadi penurunan
volume air atau tidak pengujian awal hannya didasarkan pada pengukuran
penambahan volume.
Sedangkan untuk pipa yang lain didasarkan pada pengukuran penambahan volume air
sesuai dengan toleransi penurunan tekanan yang diinginkan. Pemborong harus
menemukan dan membongkar kebocoran yang diakibatkan volume air sesuai dengan
toleransi penurunan tekanan yang diinginkan. Pemborong harus menemukan dan
membongkar kebocoran yang diakibatkan volume air sesuai dengan toleransi
penurunan tekanan yang diinginkan. Pemborong harus menemukan dan membongkar
kebocoran yang diakibatkan pelaksanaan pengujian awal. Jika ada pergeseran
perpindahan dan kebocoran pipa harus dilakukan pengujian ulang.
2) Pengujian Tekanan
Besarnya tekanan pengujian, lama pengujian dan toleransi penurunan tekanan
ditentukan sesuai Tabel 1 yang tercantum pada gambar standar.
Hasil pengujian pipa tidak akan diterima, jika penurunan volume dari setiap bagian pipa
yang diuji lebih besar dari toleransi yang ditentukan ( dihitung dengan satuan liter per
100 m panajang pipa ) sesuai dengan ketentuan yang dijelaskan pada Bab
sebelumnya. Formulir standar ( Berita Acara Pengujian Pipa ) harus digunakan untuk
mencatat hasil pengujian.
e. Peringatan
Tidak diijinkan bekerja di dalam area / bagian pengujian, selama berlangsungnya
pengujian pipa.
f. Dasar Perhitungan Penambahan Volume
Pipa Baja dan PVC
Perhitungan penambahan volume air untuk jenis pipa baja dan PVC didasarkan pada :

q = 0,54 * 10 -4 *L * d * ( 1 e(-h/4) ) * P
Dimana :
q = Volume air ( liter )
L = Panjang bagian Pengujian ( m )
d = Internal Diameter ( mm )
h = Lam Pengujian ( jam )
P = Tekanan Uji ( bar )
0,54 * 10 -4 = Asumsi Konstanta, yang diambil berdasarkan ;
- Daya Resap Air dari Materi Pipa
- Panjang Pipa Rata-rat
- Metode Penyambungan
- Metode Pengurugan
g. Penyelesaian Pengujian
Setelah Berita Acara Pangujian Pipa dtandatangani bahwa diterima dengan berhasil,
kontraktor masih harus bertanggung jawab untuk setiap tahapan pemasangan pipa
hingga seluruh sistem perpipaan selesai. Untuk itu perlu pengujian terakhir sebagai
penyelesaian pekerjaan kontraktor agar dapat dioperasikan perpipaan secara berurutan
meliputi :
Uji Aliran Statis : Secara bertahap tanpa ada penurunan dan
tanda adanya kebocoran selam 1 jam
Uji Aliran Dinamis : Secara keseluruhan perpipaan tanpa adanya
tanda-tanda kebocoran selama 24 jam.
Pengaturan peralatan operasi pada katup-katup dan instalasi sambungan pelayanan.
Masing-masing pengujian diatas diterima bila behasil dengan baik dengan ditanda
tanganinya Berita Acara Pengujian Pengoperasian Jaringan Perpipaan
BERITA ACARA PENGUJIAN PIPA
Lokasi Pengetesan : ..................................................................
Pemborong : ..................................................................
Nomor : ..................................................................
Tanggal : ..................................................................
1. DATA PIPA
- Jenis Pipa : ............................................................................
- Diameter Pipa : ............................................................................ mm
- Class Pipa : ............................................................................

- Tipe Sambungan : ............................................................................


- Cement Lining Ada/Tidak Ada *)
- Lokasi Pipa : ............................................................................m
2. DATA PENGETESAN
- Elevasi Titik Pipa yang paling rendah : ........................................m
- Elevasi Titik Pipa yang paling Atas : ........................................m
- Elevasi Monoter : ........................................m
- Lama Pengetesan Awal : ........................................Jam
- Lam Pngetesan Utama : ........................................Jam
- Tekanan Test : ........................................ Bar
- Toleransi Penurunan Tekanan : ........................................ Bar
- Toleransi Penurunan Volume Air : ........................................ Ltr/100m2
3. HASIL TES UTAMA
TEST WAKTU TEKANAN PENURUNAN VOLUME AIR (LITER)
HARI JAM
Awal Test
Akhir Test
Lama Pengetesan Jam
4. CATATAN :
5. HASIL TEST :
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disetujui bersama untuk dipergunakan seperlunya.
PIHAK KE II

District Engineer PIHAK KE I

Pelaksana

BERITA ACARA UJI PENGOPERASIAN


JARINGAN PERPIPAAN
LOKASI : TANGGAL :
JENIS PENGUJIAN : ALIRAN STATIS/DINAMIS
JALUR PENGUJIAN : SELURUH SISTEM : TRANSMISI/DISTRIBUSI

CARA OPERASI : GRAVITASI/PEMOMPAAN


1. DATA PIPA
NO JENIS/ND KELAS PANJANG FUNGSI PIPA
1.
2. 3. 4. 5.
Total Pengujian Operasi :
2. DATA PENGUJIAN
Elevasi Muka Air Produksi/Sumber ( Tekanan Pompa = Nol a ) : .............. m
Lama Pengujian : ............................. Jam
NO JALUR UJI COBA NOMOR ELEVASI (M) MANO/AIR JARAK (M) TEKANAN
PENGAMATAN (MKA) JUMLAH SL KETERANGAN PENGAMATAN
1.
2.
3. 4. 5.
3. CATATAN DAN REKOMENDASI
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disetujui bersama :

( ....................) ( .........................) ( ................. ) ( .............. )

Mengetahui

( ....................... )

( .................. )

h. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembayaran


Jumlah yang akan dibayar, akan diperhitungkan berdasarkan item-item pekerjaan yang
terdapat di dalam Daftar Kuantitas Harga. Pada prinsipnya perhitungan pengukuran
volume pekerjaan tidak terlepas dari kuantitas pekerjaan maupun kuantitas pekerjaan

tersebut, dengan mengacu kepada Syarat Kontrak. Satuan yang akan dipakai sebagai
dasar pengukuran pekerjaan adalah :
1. M1 = Meter lari, adalah jumlah panjang pekerjaan yang telah diselesaikan
2. M3 = Meter kubik, adalah adalah jumlah volume pekerjaan yang telah diselesaikan
3. Unit = Unit, adalah jumlah satuan pekerjaan yang terpasang/telah selesai sesuai
dengan RAB
4. LS = Lump Sum, jumlah satuan pekerjaan yang dipresentasikan sesuai dengan
tingkat/tahapan pekerjaan yang telah diselesaikan, sesuai denganitem yang terdapat di
dalam daftar kuantitas dan harga.

Semua pekerjaan yang dapat dikategorikan sebagai pekerjaan yang sudah dibayar,
akan diukur menurut ketentuan di atas. Dengan melihat lepada semua ketentuan
pembayaran dan aturan pelaksanaan teknis maupun administrasi seperti yang
diisyaratkan di dalam dokumen kontrak, makan pelaksanaan pengukuran hasil kerja
tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan petunjuk serta persetujuan/tenaga ahli.
Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa memperhitungkan cara
dimana material galian akan dibuang dan hanya akan dibayar menurut harga satuan
sesuai dengan mata pembiayaan yang ada di dalam daftar cuantitas harga. Harga
tersebut harus telah mencakup semua yang perlu dan hal-hal lain yang umum
dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

Pasal 9
MEMBONGKAR DAN MEMASANG KEMBALI PENGERASAN JALAN
1. Permukaan
Pelaksanaan jalan dirusak karena ada sangkut-pautnya dengan pelaksanaan pekerjaan
yang ditentukan dalam kontrak harus dipasang kembali dengan macam yang sama dan
lebih baik oleh kontraktor sesuai dengan persyaratan, peraturan dan pengaturan
terakhir dibawah pengawasan instansi yang berhak. Apabila jalar pengerasan kurang
dari satu meter sisanya antara lubang parit dengan selokan maka harus dibongkar
(semua) dan akan diganti dengan pengerasan pengganti yang baru. Pembongkaran
permukaan pengerasan tidak boleh kontraktor menggunakan peralatan yang akan
merusak pengerasan sampingnya. Pengerasan dari beton harus dipotong dengan
peralatan gergaji beton sedangkan pondasi yang dari beton sama dibawah permukaan
aspal beton (Asphalt Beton Mix) tidak perlu dipotong dengan gergaji. Permukaan aspal
beton harus dibongkar dan dibersihkan menurut garis lurus.

2. Jalan Setapak, batu Tepi, Selokan


Jalan setapak, batu tepi dan selokan yang dibuat dari beton diperlukan dibongkar untuk
melaksanakan pekerjaan menurut kontrak harus dibongkar sedekat mungkin dengan
tanda batas dan harus dipasang kembali dengan macam yang sama atau lebih baik
oleh kontraktor sesuai dengan persyaratan, peraturan dan pengaturan yang terakhir,
dibawah pengawasan instansi yang berhak.
3. Lapisan Permukaan Kembali Sementara
Begitu selesai pengukuran kembali sebagian jalur pipa didaerah pengerasan jalan,
lapisan permkaan kembali darurat dengan batu yang bergradasi minimal setebal 40 cm
harus ditebarkan diatas parit yang telah diurug kembali dan dipelihara oleh kontraktor
dengan biaya sendiri. Setelah selesai sebagian proyek menyeluruh, namun jalur pipa
belum diuji, permukaan sementara tersebut harus diganti dengan permukaan
permanen.

III. PEKERJAAN BANGUNAN SIPIL

Pasal 10
PEKERJAAN BETON

1. Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agragat halus, agregat kasar dan air,
dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah
semen yang terdapat di dalamnya minimum sesuai dengan persyaratan dalam
spesifikasi.
Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta
memiliki kekuatan dan sifat-sifat lai sebagaimana disyaratakan.
Perbandingan antara agregat halus dengan agregat kasar tergantung dari gradasi
bahannya, tetapi jumlah agragat halus harus selalu minimum dengan ketentuan bahwa
bila dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi
ruang-ruang/rongga-rongga diantara agragat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk
finishing.
Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai
dalam adukan harus minimum sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan
dan konsisitensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.
Semua bahan pengujian dan lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini menikuti
British Standart yang telah diterapkan dengantujuan menetapkan suatu standart yang
dapat diterima.

Standard lokal atau standar lainnya dapat juga diterapkan asal sudah disetujui oleh
Direksi sebagai setara.
2. Bahan Bangunan Secara Umum
Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan
Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (NI-3), British Standard yang relevan
atau yang setara.
Kontraktor harus menyediakan contoh dari semua bahan yang akan dipakai untuk
pekerjaan beton untuk memperoleh persetujuan dari direksi dan tidak boleh memesan
bahan-bahan tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk
pemakaian tiap bahan.
Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan,
pengiriman-pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuaiannya dengan contoh
tersebut, tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap contoh yang
sudan disetujui, tanpa persetujuan dari direksi.
Semua bahan yang ditolak oleh direksi harus segera disingkirkan dari lapangan atas
biaya.

3. Semen
Semen harus berupa Semen Portland ( PC ) biasa yang sesuai dengan Pedoman
Pekerjaan Beton sebagaimana dinyatakan dalam PPB/SKSNI T15-1991-03 atau British
Standard No. 12: 1958 untuk kelas I Z475. Semua semen harus berasal dari pabrikan
yang sudah disetujui oleh Direksi. Bilamana dikehendaki, harus memberikan pada
direksi, satu copy sertifikat pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen
yang dikirim sudah diuji dan dianalisa serta dalam segala hal sesuai dengan standar.
Semua semen harus diangkut dan disimpan dalamtempat yang tidak tembus air serta
dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian.
Direksi berhak untuk menolak semen yang terbukti tidak memuaskan, sekalipun sudah
terdapat sertifikat dari pabrikan.
Kontraktor harus menyediakan dan memberikan gudang-gudang di tempat yang sesuai
untuk penyimpanan dan menangani semen.
Gudang-gudang tersebut harus benar-benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air
dan berkapasitas cukup serta berlantai minimum harus 30 cm diatas tanah atau diatas
air yang mungkin tergenang di lantai.
Ketika diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal
atau bahan penutup lain yang tidak tembus air.
Semen harus segera mungkin digunakan setelah dikirim tiap semen yang menurut
pendapat direksi sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dari udara
atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan atas biaya. Semensemen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah. Semen-semen

harus disimpan menurut pangiriman sedemikian sehingga yang dikirim lebih dahulu
dapat dipakai.
4. Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBB/SKSNI T15-1991-03, Bagian 2
atau B.S. No. 852 : 1965.
Agregat kasar adalah agregat yang bertahap pada saringan 5 mm dan agregat halus
adalah agregat yang lolos saringan 5 mm.
Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 38 mm-5
mm. Sebelum pembetonan dimulai, sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat
harus diserahkan kepada direksi untuk disetujui. Dari tiap jumlah tersebut harus
mengambil dua contoh yang representatif dan mengadakan analisa gradasi serta
pengujian lain sebagaimana diperintahkan oleh direksi. Semuanya harus sesuai dengan
British Standard No. 812 : 1968 atau yang setara.
Bila agragat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, harus mengusahakan agar
seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber yang disetujui untuk
menjaga agar mutu dan gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan.
5. Air
Air sebagai bahan campuran beton harus bersih, bebas dari unsur-unsur atau kotoran
yang dapat mempengaruhi daya pengikatan semen.
Direksi dapat meminta agar dilakukan pengujian kimia setiap saat dan biaya pengujian
ini dibebankan pada Kontraktor.
6. Penolakan Beton
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar
yang ditetapkan, maka direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton
darimana kubus-kubus tersebut diambil.
Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang
permukaan akhirnya tidak baik. Dalam hal ini kontraktor harus menyingkirkan beton
yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Direksi sehingga
hasilnya menurut penilaian direksi sudah memuaskan.
7. Pengukuran Beton
Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air yang
boleh diukur menurut volume. Agregat halus dan kasar diukur secara terpisah dengan
alat perimbangan yang disetujui , yang memenuhi ketepatan + 1 %. Pengukuran
volume dapat diijinkan asal disetujui oleh Direksi. Peralatan yang dipakai untuk
menimbang semua bahan dan mengukur air yang ditambahkan serta metoda
penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh direksi sebelum beton di cor.

8. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecoran.
Pengadukan harus memakai mixer yang digerakkan dengan daya yang tidak kontinyu
serta mempunyai kapasitas minimum 1 m3.
Jenisnya harus disetujui oleh direksi dan dijalankan dengan kecepatan sebagaimana
dianjurkan oleh pabrikan.
Pengaturan, pengangkutan, pengukuran dan pengadukan bahan beton harus mendapat
persetujuan dari direksi bila mungkin, harus diatur sedemikian sehingga seluruh operasi
dapat dilihat dari suatu titik dan diawasi serta dicek oleh seorang pengawas.
Pengadukan beton dengan tangan tidak diijinkan, kecuali jika sudan disetujui oleh
direksi untuk mutu beton kelas III.
Pengadukan harus sedemikian sehingga bahan beton tersebar merata ke seluruh
massa, tiap partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat yang
homogen tanpa adanya air yang berlebihan.
9. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dimulai sebelum direksi memeriksa
dan menyetujui bekisting, penulangan, anker-anker, plastik konus dan lain-lain dimana
beton akan dicorkan.
Pengadukan beton (mixer) harus dikeluarkan dalamsatu operasi menerus dan beton
harus diangkut tanpa terjadi seagregasi komponen-komponennya.
Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerogak
dorong. Metoda pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat
persetujuan dari Direksi dan harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan untuk
maksud tersebut. Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut dan mencor beton harus
dibersihkan dan dicuci setiap hari setelah selesai bekerja dan bilamana pengecoran
dihentikan selama lebih dari 30 menit. Semua beton yang diaduk dilapangan harus
ditempatkan pada posisi akhirnya dan dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah
ditambahkan dalam mixer.
Pada umumnya beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1.50 m,
tetapi jika bagian pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat
tinggi, maka harus dijaga agar aliran beton tidak terputus-putus. Seluruh operasi ini
harus mendapat persetujuan dari direksi. Beton harus ditempatkan selapis demi selapis
dengan tebal tiap lapis tidak lebih dari 60 cm dan dipadatkan sebagaimana diuraikan di
bawah tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya. Pengecoran suatu unit atau
bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi menerus atau hingga
mencapai sinar yang ditentuka. Beton dan penualangan yang menonjol tidak boleh
diganggu dengan cara apapun sampai sekurangnya empat puluh delapanjam sesudah
beton dicor, kecuali jika diperoleh ijin tertulis dari direksi.
Semua beton garus dicorkan pada siang hari, pengecoran bagian manapun tidak boleh
dimulai jika tidak dapat diselesaikan dalam siang hari, kecuali jika tertulis dari direksi

untuk pengerjaan melam hari. Ijin demikian tidak akan diberikan jika tidak menyediakan
sistem penerangan yang memeadai yang disetujui oleh Direksi. Harus membuat
catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi pengecoran beton pada tiap
bagian pekerjaan. Catatan ini harus tersedia untuk diperiksa oleh direksi setiap saat.
10. Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang
dioperasikan oleh tenaga ahli, berpengalaman dan terlatih. Hasil pekerjaan beton harus
berupa masa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi dan sarang lebah (honey
comg), memperlihatkan permukaan yang rata ketika bekisting dibuka dan mempunyai
kepadatan yang mendekati kepadatan kubu uji.
Vibrator harus bertipe rotary out of balance ( berputar diluar kesinambungan ) dengan
frekwensi tidak kuran dari 8.000 putaran per menit dan mampu menghasilkan
percepatan sebesar 69 pada beton yang disentuhnya.
Harus diperhatikanagar semua bagian beton terkena vibrasi tanpa timbul segregasi
agregat akibat vibrasi yang berlebihan. Vibrator tidak boleh langsung mengenai
penulangan terutama jika penulangan menerus pada beton yang sudah mulai
mengeras. Jumlah vibrator yang dipakai dalam satu pengecoran harus sesuai dengan
laju pengecoran.
Juga harus menyediakan sekurang-kurangnya satu vibrator cadangan untuk dipakai
bila terjadi kerusakan.
11. Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah, kecuali jika
ditetapkan lain maka harus dibuat lantai kerja setebal 10 cm minimum, kelas III, diatas
tanah/urugan sebelum tulangan beton yan ditempatkan.
12. Spesi Semen (Cement Mortar )
Spesi harus terdiri dri satu bagian semen berbanding sejumlah bagian agregat halus
yang sudah ditetapkan dan ditambah dari air bersih sedemikian sehingga dihasilkan
campuran akhir yang konsistensi plastisnya disetujui oleh direksi. Spesi harus diaduk
pada suatu landasan kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluah dan setiap
spesi yang sudah mulai mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit
tidak boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh
diolah lagi untuk dipakai.
13. Perlindungan dan Pengeringan Beton
Semua permukaan yang terbuka harus dilindungi dari matahari dan semua beton harus
dijaga agar tetap lembab dengan cara dibasahi selama tujuh hari sekurang-kurangnya
setelah pengecoran. Perlindungan diberikan dengan cara menutupi dengan pasir basah
sekurang-kurangnya setebal 5 cm, atau dengan kantong-kantong goni basah.

Permukaan-permukaan yang baru saja dicor harus dilindungi dari hujan maupun dari
pengaruh-pangaruh lain yang dapat merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi
pengerasan. Harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesai tidak diberi beban
yang intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan.
Setiap kerusakan yang timbul akibat pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan
berlebih harus diperbaiki oleh biaya sendiri hingga memuaskan direksi.
14. Pekerjaan Permukaan Beton Dengan Sendok Semen (Trowelling)
Bilamana dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat,
permukaan yang dihasilkan harus datar dengan hasil akhir yang rata tetapi bertekstur
kasar sebelum pengerasan pertama mulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi
dengan sendok dimana perlu untuk menutup retakan-retakan dan mencegah timbulnya
lelehan yang berlebihan pada permukaan beton baru yang terbuka.
15. Siar-Siar Konstruksi
Semua siar konstruksi dalam beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siarsiar tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang ditunjang dengan baik,
dibor guna melewati penulangan.
Bila pekerjaan pengecoran ditunda sampai beton yang sudah dicor mulai mengeras,
maka dianggap terdapat siar konstruksi. Jika diperlukan siar konstruksi ditempat yang
lain dari pada yangtelah disetujui, karena terjadi kerusakan alat atau alasan lain yang
tak terduga, harus disediakan penopang tegak lurus pada garis tegangan-tegangan
utama, tetapi jika lokasinya dekat tumpuan suatu pelat atau balok, atau ditempat lain
yang dianggap tidak menguntungkan Direksi, maka beton yang sudah dicor harus
dipecah kembali dan disingkirkan sehingga dicapai suatu lokasi yang cocok untuk siar
konstruksi sebagaiamana disetujui direksi.
Pengecoran beton dilaksanakan menerus dari satu siar ke siar berikutnya, tanpa
memperhatikan jam-jam istirahan dan makan.
Siar-siar konstruksi pada permukaan-permukaan yang terbuka harus sungguh-sungguh
horizontal atau vertikal dan jika diperlukan dipasang juga beading di dalam dinding
bekisting pada permukaan terbuka untuk menjamin penampilan siar yang memuaskan
sebelum menempatkan beton baru pada beton yang sudah mengeras, permukaan siar
beton yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing atau
serpihan-serpihan. Jika beton kurang dari 3 hari umurnya, permukaan tersebut harus
disiapkan dengan penyikatan seluruhnya, tetapi jika umumnya sudah lebih dari 3 hari
atau sudah terlalu keras, permukaan tersebut harus dicetak secara ringan atau diembus
dengan pasir (sandblasted) untuk memperlihatkan agregat. Setelah permukaan
tersebut dibersihkan dan disetujui oleh direksi bekisting akan diperiksa dan
dikencangkan.
16. Siar Kontraksi ( Penyusutan )

Siar-siar kontraksi harus dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau


spesifikasi. Jenis seal, bila ada harus diserahkan untuk disetujui oleh tenaga
ahli/direksi.
17. Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat hingga dinilai sesuai oleh direksi. Harus
menyerahkan rancangannya untuk disetujui, dalam jangka waktu yang cukup sebelum
pekerjaan dimulai. Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok kecil dan
harus yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika
beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras.
Bekisting dari kayu dan triplex 3 mm harus dibuat dari kayu yang sudah diolah dengan
baik. Semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.
Agar beton tidak menempel pada bekisting bagian permukaan dalam bekisting diberi
selapis minyak yang jenisnya sudah disetujui sebelum beton dicorkan. Minyak pelumas
baik yang sudah atau belum dipakai tidak boleh dipakai untuk maksud ini. Harus
diperhatikan agar besi tulangan tidak terkena bahan pelapis semacam ini.
Pengikat baja untuk di dalam atu blok antara ( sapcer ) yang sudah disetujui boleh
dipakai. Bagian dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton
sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton. Setiap lubang
dalam permukaan beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara harus ditutup
dengan raih segera setelah bekisting dibuka dengan spesi semen yang campuran serta
konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus maka bekisting harus
dilapisi dengan triplek bermutu tinggi yang sudah disetujui Direksi. Pada umumnya
bekisting dari kayu lapis tidak boleh dipakai ulang lebih dari 3 kali. Sebelum memasang
kayu bekisting, Direksi akan memilih panil kayu lapis yang boleh dipakai ulang. Panil
kayu lapis yang ditolak oleh direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak
bertanggungjawab atas mutu permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas
bekisting.
Semua sudut kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur ( 1,5 cm ) kecuali jika
ditetapkan lain pada gambar.
Bekisting untuk kolom dan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu dan benda
lainnya dapat disingkirkan sebelum beton dicorkan. Beton di bagian mananpun tidak
boleh dicorkan sebelum bekistingnya diperiksa dan disetujui oleh direksi.
18. Pembukaan Bekisting
Permukaan bekisting harus dikerjakan sedemikian sehingga tidak timbul
kerusakanpada beton. Bekisting tidak boleh dibuka sebelum beton mencapai kekuatan
yang cukup untuk menahan tegangan-tegangan yang timbul akibat pembukaan dan jika
diperlukan harus membuktikannya sehingga dianggap baik oleh direksi. Jangka waktu
minimum antara pengecoran dan pamadatan beton dengan pengangkatan bekisting

adalah 3 hari, namun demikian hal ini tidak membebaskan dari kewajibannya untuk
menunda pengangkatan bekisting sampai beton mencapai kekuatan yang memadai.
Harus bertanggungjawab dan wajib memperbaiki semua kerusakan yang timbul akibat
pengangkatan bekisting yang terlalu dini, atas biaya sendiri.
Jika setelah pengangkatan bekisting ternyata terdapat sarang lebah pada beton atau
cacat lainnya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Perbaikan atau pengerjaan
apapun tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan dari Bekisting.
Setelah struktur selesai, semua bekisting harus dibongkar seluruhnya, namun demikian,
pembongkaran tidak boleh dilakukan tanpa adanya persetujuan dari Direksi.
19. Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu
atau zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan
dan beton. Jika diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat dan dibersihkan sebelum
dipakai. Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh
Direksi.
20. Bahan-bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, British
Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan sedang yang polos. Baja
tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII 0136-1984, British
Standard No. 4449:1969 atau yang setara untuk baja ulir bertegangan tinggi.
Tegangan leleh baja tulangan bertegangan tinggi harus minimum 40,4 kg/cm2.
Baja tulangan pabrik harus sesuai dengan bagian yang relevan pada British Standard
4483 : 1969 atau yang setara.
21. Penyimpangan
Baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas dari muka
tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan
karat.

22. Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan harus mempersiapkan daftar tekukan (bending schedule)
untuk disetujui Direksi.
Semua baja tulangan harus ditekuk secara tepat menurut bentuk dan dimensi yang
diperlihatkan dalam gambar yang sesuai dengan British Standard 4483 : 1969 atau
yang setara dipasang pada posisi yang tepat seperti diperlihatkan pada gambar
sehingga beton deking yang ditetapkandapat dipenuhi di semua tempat. Baja harus
ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan, tulangan
yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan gambar tidak

boleh dipakai.
Harus diperhatikan agar panjang keseluruhan dari tulangan yang mempunyai banyak
tekukan, tepat dan sesudah penekukan dan pemasangan batang baja tetap di tempat
tanpa timbul lengkungan atau puntiran.
Bila diperlukan suatu radius untuk tekuak atau lengkungan, maka dikerjakan dengan
sebuah per yang mempuyai diameter 4 kali besar batang yang ditekuk.
23. Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang diperlihatkan pada gambar
dan harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau
gantungan logam menurut kebutuhan, dan pada persilangan-persilangan diikat dengan
kawat baja yang dipilar dingin dengan diameter tidak kurang dari 16 mm, ujung kawat
harus diarahkan ke bagian tubuh utama beton. Baja tidak boleh ditumpu dengan
penahan logam yang menonjol sehingga permukaan beton, pada tumpuan kayu atau
kepingan-kepingan agregat kasar.
Bila pengatur jarak dari spesi pra cetak untuk mengatur tebal beton deking sekurangkurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang ditetapkan
untuk beton yang sedang dicor dan harus sekecil mungkin.
Blok-blok ini harus dikencangkan dengan kawat yang ditanam di dalamnya dan harus
dicelupkan dalam air sebelum dipakai.
Selama pengecoran berlangsung, seorang pemasang tulangan yang ahli harus berada
ditempat untuk mengecek, menyesuaikan dan memperbaiki tulangan.
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar
konstuksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran ditunda kecuali diperoleh
persetujuan dari Direksi.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang
sudah mengering sebagian yang munkin menempel dari pengecoran sebelumnya.
Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap bagian pekerjaan harus
disetujui oleh Direksi.
Pemberitahuan pada Direksi untuk melakukan pemeriksaan harus disampaikan dengan
tenggang waktu yang cukup.
Jarak minimum dari permukaan suatu barang termasuk sengkang ke permukaan beton
terdekat harus sesuai dengan gambar untuk tiap bagian pekerjaan.
24. Toleransi Untuk Beton yang Tidak Terbuka (Tidak Diekspos)
Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as blok/dinding/pelat harus tepat dalam
atas-batas toleransi 1 cm, tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan, Ukuran
bagian antara lain pada potongan-potongan balok/pelat harus tepat dengan toleransi
-0,3 cm sampai dengan +0,5 cm.
25. Toleransi Untuk Beton Dengan Muka Halus (Fair Face)
Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0,6 cm, posisi bagian struktur dan

maksimum 0,3 cm untuk ukuran bagian struktur.


Penggeseran papan bekisting pada sinar-sinar tidak boleh melebihi 0,1 cm dan
perbedaan garis sempadan (alignment) bagian struktur harus dalam batas 0,1 %
Akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.
26. Komponen-komponen Pracetak
Komponen-komponen dari beton pracetak harus dibentuk menurut gambar dan dibuat
dari beton K225. Permukaan-permukaan yang terbila harus licin dan rata. Tepi-tepi
dibulatkan dengan alat yang sesuai. Radius pembulatan yang dihasilkan harus 1 cm.
27. Pemasangan Kolom-Kolom Pracetak
Kolom-kolom pracetak harus dipasang sedemikian sehingga tidak timbul kerusakan
pada kolom. Sebelum mulai pemasangan kolom, level yang tepat harus ditentukan
dengan memakai blok-blok datar yang dicor pada pondasi, semuanya harus disetujui
oleh Direksi.
Posisi kolom yang tepat selama pengerasan spesi dijaga dengan penopang-penopang
yang didesain dengan baik dan dianker pada balok atau pelat pondasi.
Penopang-penopang ini dapat dilepaskan menurut persyaratan kekuatan bahan spesi,
tetapi tidak boleh kurang dari 7 hari setelah spesi diterapkan.
Direksi berhak untuk menolak kolom yang mengalami kerusakan.
28. Pemberian Lapis Permukaan
Lantai permukaan sebagaimana ditunjukkan pada gambar arsitektur harus merupakan
master cron non metallic floor hardener.
Pemberian lapisan harus mengikuti petunjuk dari pabrikan.
29. Kemiringan Pelat Lantai
Semua kemiringan pelat lantai sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus dihitung
dari tebal minimum pelat lantai yang diperlukan.
Bagian bawah dari pelat lantai yang miring harus horizontal.
Pasal 11
BESI TULANGAN
1. Umum
a. Bidang Lingkup
Mengadakan, membuat dan memasang semua pembesian tulangan yang tertera
digambarkan dan yang dijelaskan dalam persyaratan ini. Pekerjaannya mencakup
pemasangan semua kawat ikat, jepitan penunjang dan perlengkapan lainnya yang
dibutuhkan guna memenuhi ketentuan persyaratan ini dan akan menghasilkan
bangunan beton jadi, sesuai dengan teknik praktis yang terbaik.

b. Gambar Kerja
Sebelum pembuatan besi tulangan, harus menyiapkan dan menyampaikan kepada
Direksi gambar kerja, diagram pembengkokan, daftar pemasangan. Persetujuan
terhadap gambar dagang terbatas untuk mengikuti secara umum gambar kontrak.
Harus bertanggungjawab akan ketelitian ukuran dan perincian, ukuran dan perincian
tersebut harus diteliti oleh direksi sewaktu pemasangan.
Persetujuan direksi terhadap gambar kerja tersebut tidak membebaskan dari
kesalahan-kesalahan salah satu macam di dalam gambar kerja.
c. Standart
Apabila peraturan lokal tidak memiliki persyaratan yang dapat digunakan, memperinci
dan menempatkan batangan tulangan harus sesuai dengan pedoman standart praktis.
(ACI Designation 318).
2. Bahan
Besi tulangan adalah besi beton polos atau berulir dengan tegangan 2400 kg/cm2 dan
harus sesuai dengan persyaratan PBI, 1971-NI-2 atau JIS-G-3112, Batangan Besi
Tulangan Beton atau standart International lainnya yang dapat diterima.
3. Pembuatan
Tualangan harus dibuat seteliti mungkin berukuran seperti yang ditunjukkan dalam
gambar. Diperhatikan secara khusus tidak menggunakan cincin ( Beugel) yang
berkelebihan ukurannya agar mendapatkan selimut beton (beton dekking)
Tulagan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yanga akan melukai
bahannya. Tulangnya yang dipanaskan untuk membengkokkan tidak diperbolehkan.
Pembengkokan dan penekukan harus secara dingin, kecuali ditentukan lain dalam
gambar atau diperintahkan; dibengkokkan melalui melingkari sebuah pen berdiameter
tidak kurang dari 6 x diameter batangnya, kecuali batangan yang 25 mm lebih,
bagaimanapun pen berdiameter yang tidak kurang dari 8 x diameter batangnya.
Batang untuk sengkang ( beugel ) dan pengikat harus dibengkokkan mengelilingi pen
yang berdiameter tidak kurang dari 2,5 kali tebal batang yang terkecil.
4. Pemasangan
Besi tulangan didudukkan secara tidak tepat sesuai dengan gambar, diperkokoh
dengan diikatan kawat beton atau jepitan yang cocok, setiap jarak tertentu, ditunjang
atau diberi anatara dengan bantalan beton atau logam atau dengan gantungan dari
logam. Jepitan atau ganjalan dari logam tidak boleh terpasang berhubungan dengan
scuan. Kawat ikat diharuskan ditekuk menghindari acuan agar menghasilkan selimut
beton yang disyaratkan.
a. Sambungan batang
Kecuali lain tertera ditentukan digambarkan, sambungan tulangan vertiakal dalam

kolom dan semua sambungan batangan yang lain harus ada lewatan minimal 64 x
diameter batangnya. Panjang lewatan bagi batang yang beda diameternya berdasarkan
diameter yang terbesar. Batang lewatan dapat dilas sesuai dengan persyaratan lokal.
b. Izin Direksi
Tidak diperbolehkan menutupi besi tulanagan dengan beton sebelum diperiksa oleh
Direksi jumlah dan letak tulangan dan diberi izin melanjutkan dengan pembetonan.
Sebelum Direksidiberi cukup waktu untuk memeriksanya.
5. Pelurusan
Besi tulangannya tidak boleh diluruskan dalam hal ini mencakup pekerjaan pembuatan
saluran air hujan, gorong-gorong dan lain-lain serta perbaikan kembali bangunan/pagar
yang terkena proyek.
Pasal 12
PEKERJAAN PEMASANGAN
1. Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila
ternyata ada kekurangan-kekurangan dalam gambar rencana tersebut, mak Pemborong
harus minta persetujuan Direksi untuk menetapkannya. Untuk dinding-dinding penahan
tanah atau bangunan-bangunan seperti pelengsengan batu dan sebagaimana harus
diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0 cm. Kecuali
dinyatakan lain dalam gambar rencana, makalubang-lubang tersebut harus ditempatkan
pada jarak yang merata, yakni berselang ,5 m dan diletakkan sedikit diatas peil
pembuangan air. Pekerjaan ini tidak di bayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari
pekerjaan tembok, atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi
tembok penahan tanah atau pelindung-pelindung erosi.
2. Standar
Semua pekerjaan pasangan harus memenuhi standar sebagai berikut :
a. Peraturan umum untuk Bahan Bangunan NI-3
b. Syarat-syarat untuk kapur Bahan Bangunan NI-7
c. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8
d. Peraturan Bata Merah Bangunan Indonesia NI-10
e. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah di bidang Perumahan
3. Bahan bahan
a. Semen Portland
Semen yang dipakai di sisni adalah dari jenis kualitas yang dipakai pada padapekerjaan
beton secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada peraturan Semen

Portland Indonesia NI-8


b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sbb :
a. Butir-butir pasir harus tajam, keras dan tidak dapat dihancurkan dengan tangan.
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
c. Warna larutan pada pengujian dengan 3% natrium hidroksida, akibat adanaya zat-zat
organik tidak boleh tua dari larutan normal.
d. Bagian yang hancur dari pengergajian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak
boleh lebih dari 10 %.
e. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari 6 %
alkali, dihitung sebagai Natrium Oksida pada pengujian tidak boleh menunjukkan sifat
reaktif terhadap alkali.
f. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengan adukan pembanding yaitu
dengan adukan semen dengan pasir normal tidak boleh kurang dari 65 % pada
pengujian selama 7 hari.
g. Pasir laut untuk adukan sama sekali tidak diiperbolehkan.
h. Butir-butir pasir harus apatb melalui ayakan yang berlubang 3 mm.
c. Batu Alam
Untuk pasangan batu alam dipakai batu kali dengan permukaan yang kasar dan ini
digunakan untuk pekerjaan pondasi/talud, dan juga bisa digunakan batu karang
ntuk keperluan ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Harus cukup keras, besih dan sesuai besarnya serta bentuknya


b. Batu bulat atau batu pecah tidak boleh m emperlihatkan tanda-tanda lapuk.
c. Batu karang harus sebagian besar berwarnaputih atau kuning muda dan tidak
hitam, biru atau kecoklatan-coklatan, tanpa garis-gais kelapukan, mempunyai
kepadatan dan warna puth yang merata.

Pengadukan dan pelaksanaan :


1. Adukan
Semua pasangan batu kali dilakukan dengan bagian PC (Portland Cement ) dan 4
bagian pasir ukuran isi untuk setiap campuan )
2. Pelaksanaan
Pondasi pasangan batu kali harus disusun dan dibangun menurut ukuran dan tinggi
seperti ditunjukkan dalam gambar.
d. Bata Merah
Batu merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran, dapat
digunakan produksi lokal dengan ukuran nominal 6 cm x 12 cm x 24 cm dan ukuran
diusahakan tidak jauh menyimpang. Batu merah yang dipakai harus berkualitas No.
berwarna merah tua merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah
minimum harus mempunyai daya tekan ultimate 30 kg/m2 . Blok-blok semen yang baru
dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan dirawat selama tidak kurang dari 10
hari dengan memakai karung basah.
1. Macam Adukan

a. Susunan
1 Bagian PC : 3 Bagian Pasir = Adukan pasangan kedap air
1 Bagian PC : 4 Bagian Pasir = Adukan pasangan tidak terkena air
b. Adukan
Adukan yang akan diaduk harus dengan adukan atau dengan tangan yang dapat
disetujui, ditempat yang bersih. Tidak ada adukan yang telah mulai mengeras dipakai
atau menghancurkan kembali untuk dipakai ulang.
2. Pelaksanaan
Dinding harus dipasang dan dibangun sesuai dengan ukuran, ketebalan dan ketinggian
seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Bila harus dipasang dengan ikatan anatara dengan sambungan yang diratakan seperti
lajunya pekerjaan dan tidak ada bagian yang dilaksanakan lebih dari 1 meter pada
suatu waktu.
e. Air
Untuk keperluan membuat adukan, air yang disyaratkan dan boleh dipakai seperti yang
dipakai untuk pekerjaan beton.
f. Lain-lain
Bahn-bahan lain yang dapat dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso,
keramik dan lain-lainnya harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi atau
seperti yang diisyaratkan pada saat rapat penjelasan.
4. Adukan
a. Mencampur
Adukan harus dicampur di temapt tertentuyang bersih dari kotoran, mempunyai alas
yang rata dan keras, tidak menyerap airyang sebelumnya harus ada persetujuan dari
Direksi. Kalau tidak ditentukan lain mencampur dan mengaduk boleh dilakukan dengan
tangan ( dengan memakai cangkul dan sebagainya ) sampai memperlihatakan warna
adukan merata.
b. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar atau
dalam uraian dan syarat-syarat ini.
5. Pasangan Batu Merah
a. Pemasangan
Penembokan harus dipilih dan dipasang dengan ukuranseperti pada gambar rencana
juga mengenai tinggi dan tebalnya sebelum pemasangnbatu merah harus dibasahi dulu
dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih baik anatara mortar dan batu merah.
Pasangan batu merah dan sebagainya harus disususn dan diberi jarak minimum 1 cm
antara batu merah yang satu dengan yang lain. Penembokan harus dilaksanakanpada
keadaan secar baik ataupun dengan perlindungan yang khusus dan tiap hari tidak
diperbolehkan melaksanakan pasangan dengan tinggi melebihi m.

b. Mengorek
Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya perekat antar mortar
plesteran dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.
c. Pelindungan dan Perawatan
Pada saat pemasangan tembok berlangsung dan terbukaterhadap cuaca maka harus
dilindungi terhadap hujan dengan menutupinya bagian atas dari tembok tersebut
dengan bahan pelapispelindung yang disetujui. Tembok tersebut harus dibasahi atau
dijaga dengan air untuk minimum 7 hari setelah pemasangan.
Yogyakarta, .................................2011

Anda mungkin juga menyukai