Anda di halaman 1dari 22

1. C.

PRINSIP TEORI
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau
bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan
pada zat gas.
Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu
demensi), pemuaian
luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan pada
zat cair dan zat
gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat gas biasanya diambil
nilai koofisien
muai volumenya sama dengan 1/273.
Masalah pemuaian zat dapat kita lihat dapat kehidupan sehari-hari, misalnya
retaknya gelas tebal
ketika diisi air mendidih. Ini karena sisi dalam gelas memuai lebih dahulu
daripada sisi luarnya.
Beberapa cara untuk mengatasi masalah-masalah yang disebabkan oleh
pemuaian zat adalah: (1)
ukuran bingkai kaca lebih besar daripada ukuran kaca, (2) sambungan antara
dua batang rel
diberi celah, (3) salah satu ujung jembatan yang memuai diberi celah, (4)
sambungan antara dua
lintasan jalan beton diberi celah, (5) kawat telepon atau kawat listrik dibiarkan
kendor pada hari
panas agar tidak putus ketika menyusut pada hari dingin.
Manfaat pemuaian zat dalam kehidupan sehari-hari antara lain: (1) termometer
zat cair (raksa
dan alkohol), (2) termometer gas, (3) pengelingan pelat logam, (4) pemasangan
roda pada ban
baja lokomotif atau pemasangan bingkai besi pada roda sado/pedati.
Keping bimetal adalah dua keping logam yang berbeda koefisien muai panjang
dikeling menjadi

satu. Jika dipanaskan, keping melengkung ke arah yang koefisien muainya lebih
kecil dan jika
didinginkan, keping melengkung ke arah logam yang koefisien muainya lebih
besar. Sifat
pelengkungan keping bimetal yang peka terhadap perubahan suhu dimanfaatkan
pada saklar
termal, termostat bimetal, dan lampu rem mobil
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena
menerima kalor.
Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan
nilai panjang
benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda
yang hanya
mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang
awal benda,
koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu
benda sendiri
dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan
panjang benda
setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah
Pemuaian terjadi ketika zat dipanaskan (menerima kalor), partikel-partikel zat
bergetar lebih
cepat sehingga saling menjauh dan benda memuai. Sebaliknya, ketika zat
didinginkan (melepas
kalor) partikel-partikel zat bergetar lebih lemah sehingga saling mendekati dan
benda menyusut.
Muai panjang berbagai zat padat diselidiki dengan alat Musschenbrock. Dengan
alat ini
ditemukan bahwa muai panjang zat padat bergantung pada tiga faktor:
1. panjang awal (lo) : makin besar panjang awal, maka makin besar muai
panjang

2. kenaikan suhu (DT): makin besar kenaikan suhu, maka makin besar muai
panjang
3. jenis bahan.
Bila ingin menentukan panjang akhir setelah pemanasan maka digunakan
persamaan sebagai
berikut :
Yang perlu diperhatikan adalah didala rumus tersebut banyak sekali
menggunakan lambang
sehingga menyulitkan dalam menghapal. Disarankan untuk sering menggunakan
rumus tersebut
dalam mengerjakan soal dan tidak perlu dihapal.
Padaumumnya ukuran suatu benda akan berubah apabila suhunya berubah.
Pada benda-benda
berbentuk batang, perubahan ukuran panjang akibat perubahan suhu adalah
sangatlah nyata,
sedangkan penambahan ukuran luas penampang dapat diabaikan karenena
kecilnya. Perubahan
panjang akibat perubahan suhu dapat dirumuskan sebagai berikut :
L = . Lo. T
= T/ Lo . 1/ T
(Saras dan Zamasky,1981)
Koefisien muai panajang suatu benda adalah perbandingan antara pertambahan
panjang terhadap
panjang awal benda persatuan kenaikan suhu . Jika suatu benda padat
dipanaskan maka benda
tersebut akan memuai kesegala arah,denagn kata lain ukuran panjang
bertambahnya ukuran
panjang suatu benda karena menerima kalor.alat untuk membandingkan muai
panjang dari
berbagai logam adalah maschen brock.ketika tiga batang logam yang berbeda
jenis
(tembaga,almunium,besi) dan sama panjang walaupun panjang dari ketiga
logam sama dengan
mengalami kenaikan suhu yang sama.tetapi pertambahan panjangnya berbeda.

(http://aryanto.blog.uns.ac.id/2009/09/12/pemuaian-panjang/)
Peristiwa yang mengikuti penambahan temperatur pada bahan adalah
perubahan ukuran dan
keadaanya.keadaan temperatur akan mengakibatkan terjadinya penambahan
jarak rata-rata atom
bahan. Hal ini mengakibatkan terjadinya pemuaian (ekspensi) pada seluruh
padatan tersebut.
Perubahan pada dimensi linier disebut sebagai muai linier, jika penambahan
temperatur T
adalah penambahan panjang T, untuk penambahan temperatur yang kecil,
maka pertambahan
panjang pada tempertur (lt) akan sebanding dengan perubahan temperatur
dengan panjang muai.
(L
o
).
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh suhu atau
bertambahnya
ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian pun terjadi pada 3
peristiwa zait yaitu
pemuaian padat, pemuaian zat cair dan pemuaian zat gas .(Francis, 1994)
Jika temperature benda naik maka biasanya benda tersebut memuai. Bias
diamati untuk sebuah
batang panjang yang panjangnya L pada temperature T . Jika temperature
berubah dengan T,
perubahan L sebanding dengan T dan panjang mula-mula
L => L= L*T . Dengan adalah koefisien muai linear. Besaran ini merupakan
rasio fraksi
perubahan panjang terhadap perubahan temperature. = L/L. ( Trippler. 1998)
t
Ketika sebuah bahan mengalami pemanasan, volumenya selalu meningkat dan
setiap dimensi
meningkat bersamaan. Pada tingkat mikroskopis kita dapat menentukan sebuah
ketepatan

hubungan antara hubungan panjang pada objek dengan perubahan suhu,


penambahan pada
ukuran dapat dipahami pada istilah peningkatan energy kinetic akibat setiap
molekul bertubrukan
sangat kuat dengan molekul disebelahnya. Molekul- molekul berhasil mendorong
satu sama lain
sampai terpisah dan mengembangkan bahan.( joseph. 1978)
Suatu zat padat atau zat cair mengalami perubahan volume apabila suhunya
berubah sebesar dt,
karena skala derajat Kelvin dan skala derajat Celsius merupaka selang suhu yang
sama harganya.
Lambang koefisien muai panjang adalah . koefisien muaipanjang (linear)
besarnya diukur
dengan memakai iner vero meter optic (zears zemansky, 1982)
Koefisien muai panjang biasannya dihitung berdasarkan persamaan empiris
antara rapat masa
dan suhu pada tekanan konstan. Jika metode ini tidak memungkinnkan
digunakan metode optic
yang melibatkan factor interferensi cahaya. Koefisien muai panjang tidak bebas
pengaruh
perubahan dari tekanan teta[I perubahan jelas terlihat akibat perubahan suhu.
(zemansky,1999).
Perubahan dalam zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu
dimensi ) pemuaian
panjang luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk 3 dimensi). Untuk zat
biasanya
ditambahi nilai konstan dan nilai volumenya= 1/273 . (grafith, 2001)
Pengertian Pemuaian
Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau
bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.
Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian pada zat padat, pada zat cair, dan
pada zat gas.

Pemuaian pada zat padat ada 3 jenis yaitu pemuaian panjang (untuk satu
demensi), pemuaian
luas (dua dimensi) dan pemuaian volume (untuk tiga dimensi). Sedangkan pada
zat cair dan zat
gas hanya terjadi pemuaian volume saja, khusus pada zat gas biasanya diambil
nilai koofisien
muai volumenya sama dengan 1/273.
Pemuaian panjang
adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada
pemuaian
panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang
benda tersebut.
Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya
mengalami pemuaian
panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang
awal benda,
koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu
benda sendiri
dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan.
Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan
panjang benda
setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah
Bila ingin menentukan panjang akhir setelah pemanasan maka digunakan
persamaan sebagai
berikut :
Yang perlu diperhatikan adalah didala rumus tersebut banyak sekali
menggunakan lambang
sehingga menyulitkan dalam menghapal. Disarankan untuk sering menggunakan
rumus tersebut
dalam mengerjakan soal dan tidak perlu dihapal

III. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
Satu set peralatan muai panjang (model Pasco TD-8558)
Termometer
Ketel air beserta pemanas (tungku)
Alat ukur (mistar dan jangka sorong)
VI. Prosedur Percobaan
Set peralatan muai panjang (model Pasco TD-8558) seperti pada gambar,
pastikan logam uji terjepit dengan kuat dan ukur panjang mula-mula l
o
. Letakkan
skala pertambahan panjang pada klem penyiku logam, pastikan skala
pertambahan
panjang dapat berputar dengan bebas dan tentukan titik nol pengukuran.
Hidupkan
l
o
T
l
kompor sehingga terjadi uap air panas, pastikan uap dapat mengalir dengan baik
di
dalam logam.
Amati pertambahan panjang l dari skala perambahan dan kenaikan suhu T
dari termometer. Lakukan pengamatan perubahan panjang pada setiap
penurunan
temperatur pada saat kompor dimatikan.
V. Buku Acuan
Haliday Resnick, Fisika Jilid I, Edisi Ketiga, Terjemahan Pantur Silaban, 1978,
Erlangga, Jakarta
VI. Hasil Pengamatan

a. Data awal
Logam :
Panjang Awal (l
o
):
Temperatur Ruang :
b. Data percobaan
No
T
naik
(
o
C)
l
naik
(cm)
T
turun
(
o
C)
l
turun
(cm)
T
rata-rata
(
o

C)
l
rata-rata
(cm)
1
2
3
.
.
.
18
19
20
c. Perhitungan.
Dengan menggunakan grafik hubungan l dan T, koefisien muai linier
dari masing-masing logam dapat ditentukan.
Tugas
Zat padat isotropik yang dipanaskan akan mengalami perubahan persen panjang
untuk semua garis dalam zat padat tersebuat secara merata. Untuk semua T
yang
terjadi maka l untuk panjang, lebar dan tebal akan sama.
Tugas 1: Turunkan persamaan koefisien muai luas dan koefisien muai volume
zat padat
Tugas 2 : Dengan mengukur dimensi logam (gunakan mistar dan jangka
sorong) tentukan koefisien muai luas dan koefisien muai volume
masing-masing logam uji.

PERCOBAAN 3 KOEFISIAN MUAI PANJANG


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Menentukan koefisien muai panjang suatu batang logam
1.2 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat banyak sekali hal-hal yang
terjadi berkaitan
dengan pemuaian dan pengerutan suatu benda. Misalnya pada suatu hari yang
panas, kawatkawat listrik atau kawat telepon yang bergantung pada tiangnya akan
bergantung kendur. Tetapi
sebaliknya pada hari yang dingin.
Rel kereta api dibangun dengan memberikan sedikit ruang pemisah diantara
sambungansambungan antar relnya sehingga rel tersebut tidak akan melengkung ketika
musim panas.
Pesawat supersonik Concorde akan bertambah panas selama melakukan
penerbangan kerena
adanya gesekan dengan udara, pesawat tersebut akan bertambah panjang 25
cm. Dan banyak hal
lainnya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita.

Oleh karena itu, percobaan kali ini mengenai Muai Panjang Zat Padat, untuk
dapat
memberikan suatu pengetahuan lebih mengenai hal tersebut, dan dapat kita
terapakan dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB II
DASAR TEORI
Pada umumnya, ukuran suatu benda akan berubah apabila suhunya berubah.
Pada benda-benda
yang berbentuk batang, perubahan ukuran panjang akibat perubahan suhu
adalah sangat nyata,
sedangkan perubahan ukuran luas dapat diabaikan karena kecilnya.
Perubahan panajng akibat perubahan suhu dapat dirumuskan sebagai berikut :
L = . Lo. T ..(1)
Persamaan tersebut dapat diubah menjadi dimana L/Lo adalah perubahan
relative dari panjang
dan T adalah perubaha suhu. Dengan demikian koefisien muai panjang ( )
suatu zat
didefinisikan sebagai perubahan relative dari panjang zat itu perdrajat
perubahan suhu (Tim
Penyusun, 2007).
Efek-efek yang lazim dari perubahan temperatur (suhu) adalah suatu perubahan
ukuran bahan.
Bils te,epratur dinaikan maka jarak rata-rata diantara atom-atom akan
bertambah yang
mengakibatkan suatu ekspansi dari seluruh benda padat tersebut. Perubahan
dari setiap dimensi
linier tersebut, seperti panjang , lebar, atau tebalnya dinamakan ekspansi linier.
Koefisien ekspansi linier mempunyai nilai yang berbeda-beda untuk bahan-bahan
yang berbeda.
Tegasnya boleh dikatakan bahwa kooegisien ekspansi linier atau koefisien muai
panjang
tergantung pada temperatur referensi yang dipilih unutk menentukan panjang
awal. Akan tetapi

variasinya biasanya dapat diabaikan dibandingkan terhadap ketelitian dengan


nama pengukuran
(Tepler, 1998).
Salah satu sifat zat pada umumnya adalah akan mengalami perubahan dimensi
(panjang, luas dan
volume) bila dikenai panas, seandainya benda tersebut berwujud batang atau
kabel maka yang
banyak menarik perahatian adalah perubahan panjangnya. Untuk itu
didefinisikan suatu besaran
yang disebut koefisien muai panjang ( ) suattu perubahan fraksional panjang
L/Lo dibagi
perubahan suhu. Bila L = Lt Lo
Maka, Lt = Lo ( 1 + . T ) (2)
Bila umumnya berharga sangat kecil, sehingga 2 dapat diabaikan, maka :
L2 = L1 ( 1 + ( T2 T1 ) ......(3)
Persamaan diatas menyatakan bahwa panjang batang pada suatu kondisi dapat
dinyatakan dalam
panjang batang disetiap kondisi lain asal suhu kedua kondisi itu diketahui (Tim
Pnusun, 2003).
Semua logam memuai pada fraksi yang sama dari volume semula. Kehilangan
logam seperti
timah seola-olah mengetahui bahwa ia akan cepat melebar, sehingga ia memuai
dengan cepat
sesuai dengan kenaikan temperatur. Sedangkan platina dengan titik lebur tinggi
memperlambat
kelajuan pemuaiannya.
Koefisien volume dapat dihitung dalam bentuk koefisien linier (lurus) sebagai
berikut, misalnya
sebuah benda padat berbentuk paralepedium tegak yang panjang isinya L1, L2,
dan L3. Maka
volumenya ialah :
V = L1. L2. L3 (4)
dV = L1. L2. dL1 + L1.L3 dL2 + L1. L2 dL3 (5)

dt dt dt dt
Ini kita bagi dengan Ll, L2, L3, maka :
1. dV = 1. dL1 + 1 dL2 + 1 dL3 ..(6)
V dt L1 dt L2 dt L3 dt
(Sears&Zemansky, 1969)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Fungsi
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
a. Satu set Expansiion Apparatus
Berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan logam besi dan kuningan yang akan
digunakan
dalam percobaan.
b. Termometer Digital
Berfungsi untuk mengukur suhu (temperatur) zat yang digunakan dalam
percobaan.
c. Selang Karet
Berfungsi untuk menghubungkan steam generator denngan batang logam dan
menyalurkan air
yang keluar dari steam generator ke batang logam.
d. Cawan Petri
Berfungsi untuk menampung air yang keluar dari lubang yang ada pada batang
logam pada saat
air mendidih.
e. Dial Gauge
Berfungsi untuk mengukur perubahan relatif panjang suatu logam.
f. Steam Generator
Berfungsi untuk menampung air yang akan dididihkan atau sebagai tempat
untuk memanaskan
air.

3.2 Prosedur Percobaan


1. Mengisi steam generator dengan air hingga kurang lebih 3/4nya.
2. Merendam pipa besi dalam air dan mengukur suhunya sebagai suhu awal.
3. Merangakai peralatan dan mengatur penunnjuk dial gauge supaya
menunjukkan angka nol.
4. Menghubungkan steam generator dengan listrik dan menuggu sampai
mendidih.
5. Memperhatikan jarum penunjuk dial gauge dan mencatat sebagai L bila
sudah maksimum.
6. Mengulangi percobaan namun dengan menggunakan kuningan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Tabel 1. Hasil Percobaan Muai Panjang Terhadap Besi
No. T (C) L(mm)
1.
2.
3.
4.
5. 32
40
60
80
99,4 0
21.10-2
56.10-2
78.10-2
81.10-2
To = 32 C

Lo = 640 mm
Tabel. 2 Hasil Percobaan Muai Panjang Terhadap Kuningan.
No. T (C) L (mm)
1.
2.
3.
4.
5. 31,5
40
60
80
99,3 0
7,5.10-2
27.10-2
42,5.10-2
48,5.10-2
To = 31,5 C
Lo = 640 mm
4.2 Pembahasan
Suatu benda akan berubah ukurannya jika suhunya juga berubah. Dan hal ini
terbukti dalam
percobaan yang telah dilakukan, dimana logam besi dan kuningan mengalami
perubahan panjang
jika terjadi kenaikan suhu. Dan dari percobaan inilah kita dapat menentukan
koefisien muai
panjang dari logam besi dan kuningan tersebut.
Pada percobaan ini logam besi dan kuningan mengalami pertambahan panjang
yang berbeda
karena pemanasan, yaitu pada kuningan petambahan panjang lebih besar dari
pada besi. hal ini

diduga kerena kunigan memiliki densitas yang lebih kecil dari pada besidan
merupakan
penghantar panas yagn baik dibandingkan besi.
Perbedaan perubahan panjang dan suhu pada msing-masing logam
menyebabkan hasil yang
diperoleh untuk koefisien muai panjang juga berbeda-beda.. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
besar kecilnya koefisien muai panjang yaitu temperatur / suhu, kemampuan
masing-masing
logam untuk memuai, dan tingkat kepekaan jenis benda dalam menghantarkan
panas.
Dari percobaan yang dilakukan ddapatkan nilai sebesar 1,1643.10-5 pada besi
dalam 5 kali
percobaan sedangkan pada kuningan seesar 1.9054. 10-5 dalam 5 kali
percobaan. Nilai
( koefisien muai panjang ) dari hasil perhitungan lebih kecil dari pada nilai
menurut dasar
teori.
Kesalahan relative rata-rata pada besi yaitu sebesar 68,1652 % sedangkan
kesalahan relative pada
kunigan sebesar 60,4376 %. Kesalahan relative didapat dengan cara y
persamaan dikurang y data
dan dikalikan 100 %.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kenaikan suhu menyebabkan ukuran dari suatu logam bertambah panjang.
2. Pertambahan pajang pada kuningan lebih besar dari pada besi.
3. Besar muai panjang pada logam besi yaitu 1,1643. 10-5 K-1
4. Kesalahan relatif pada logam besi sebesar 68,1625 %
5. Besar muai panjang pada logam kuningan yaitu 1,9054. 10-5 K-1
6. Kesalahan relatif pada logam kuningan sebesar 60,437 %

5.2 Saran
Penyusun menyarankan agar percobaan ini dijalankan dengan teliti dan tepat
dalam melihat
temperatur digital dan dial gauge yang terus berputar.
DAFTAR PUSTAKA
Lafferti, Peter. 1993. Penuntun Ilmu Pengetahuan Pembakaran dan Peleburan. adi
Prasetya.
Semarang.
Sears & Zemansky. 1969. Fisika Untuk Universitas. Binacipta. Bandung.
Tepller. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.
Tim Penyusun. 2003. Fisika I. FMIPA. ITS. Surabaya.
Tim Penyusun. 2007. Penuntun Praktikum Fisika Dasar. Universitas Lambung
Mangkurat.
Banjarbaru.
Perhitungan
Tabel. 3 Hasil Perhitungan Untuk Logam Besi
No. T(C) L (mm) X = T y =
x2 xy
1. 31,5 640 31,5 0 992,5 0
2. 40 640,075 40 1,17187.10-4 1600 4,6875.10-3
3. 60 640,27 60 4,21875.10-4 3600 2,93125.10-2
4. 80 640,425 80 6,64062.10-4 6400 5,312496.10-2
5. 99,3 640,485 99,3 7,57812.10-4 9860,49 7,5250731.10-2
310,8 3201,255 310,8 1,960936.10-3 22452,74 1,58376.10-1
x. y - n xy
==
( x )2 - n ( x2 )
310,8 . 1,960936. 10-3 - 5 ( 1,58376. 10-1 )
= ( 310,8 )2 - 5 ( 22452,74 )

- 0,182421091
= - 15667,06
= 1, 1643. 10-5
y x 1,960936. 10-3 - 1,1643. 10-5 ( 310,8 )
b==
n5
1,960936. 10-3 - 0,003618644
=
5
- 0,001657708
=
5
= 0,00033154
Tabel.4 Hasil Perhitungan Kesalahan Relatif Pada Besi
No.
T ( C )
Y data
Y persamaan
y = x - b kesalahan relatif (%)
1.
2.
3.
4.
5. 31,5
40
60
80
99,3 0

1,17187. 10-4
4,21875. 10-4
6,64062. 10-4
7,57812. 10-4 0,000698294
0,00079726
0,00103012
0,00126298
0,001487689 100
85,30
59,046
47,42
49,06
310,8 1,960936. 10-3 0,005276343 340,826
= 68,1652 %
Tabel. 5 Hasil Perhitugan Muai Panjang Untuk Logam Kuningan
No. T (C ) L (mm) x = T
x 2 xy
1.
2.
3.
4.
5. 32
40
60
80
99,4 640
640,21
640,56

640,78
640,81 32
40
60
80
99,4 0
3,28125. 10-4
8,75. 10-4
1,21875. 10-3
1,265625. 10-3 1024
1600
3600
6400
9880,36 0
0,013125
0,0525
0,0975
0,1258
311,4 3202,36 311,4 0,0036875 22504,36 0,288925
x. y - n xy 311,4 . 0,0036875 - 5. 0,288925
==
(x)2 - n (x2) ( 311,4 )2 - 5 ( 22504,36 )
- 0,296375
=
- 0,1555184
= 1,9054. 10-5
y - a x 0,0036875 - 1,9054. 10-5 . 311,4
b==

n5
0,0036875 - 0,0059334,5
=
5
- 0,002245915
=5
= 0,000449183
Tabel. 6 Hasil Perhitungan Kesalahan Relatif pada Logam Kuningan
No. T (C) Y data
Y pers
kesalahan realtif (%)
1.
2.
3.
4.
5. 32
40
60
80
99,4 0
3,28125. 10-4
8,75. 10-4
1,21875.10-3
1,265625.10-3 0,001058911
0,001211343
0,001592423
0,001973503
0,00234315 100

72,912
45,05
38.24
45,986
311,4 0,0036875 0,00817933 302,188
= 60,44376 %
Download

Anda mungkin juga menyukai