Anda di halaman 1dari 10

Pengertian Kurikulum

Pengertian kurikulum menurut definisi Kerr, J.F (1968) adalah semua pembelajaran
yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun berkelompok, baik disekolah
maupun diluar sekolah. Pengertian kurikulum menurut definisi Inlow (1966), mengemukakan
pendapatnya bahwa pengertian kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang khusus
oleh pihak sekolah guna membimbing murid untuk memperoleh hasil dari pembelajaran yang
sudah ditentukan. Menurut definisi Neagley dan Evans (1967), pengertian kurikulum adalah
semua pengalaman yang telah dirancang oleh pihak sekolah. Menurut pendapat Beauchamp
(1968), pengertian kurikulum adalah dokumen tertulis yang kandungannya berisi mata
pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik dengan melalui berbagai mata pelajaran,
pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian kurikulum
menurut definisi Good V.Carter (1973), mengemukakan pendapatnya bahwa pengertian
kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pembelajaran yang sistematik. Menurut
UU No. 20 Tahun 2003, pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pengertian kurikulum menurut definisi Murray Print yang mengemukakan pendapatnya
bahwa pengertian kurikulum adalah sebuah ruang pembelajaran yang terencana, yang
diberikan secara langsung kepada siswa oleh sebuah lembaga pendidikan dan pengalaman
yang dapat dinikmati oleh semua siswa pada saat kurikulum diterapkan.
Dari Pengertian Kurikulum secara umum dan pengertian kurikulum menurut
definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa dari penjelasan diatas tentang pengertian
kurikulum sangatlah fundamental yang menggambarkan fungsi kurikulum yang
sesungguhnya dalam sebuah proses pendidikan. Dalam perkembangannya, sejarah indonesia
mengenai kurikulum telah berganti-ganti antara lain sebagai berikut.

Tahun 1947- Leer Plan (Rencana Pelajaran)

Tahun 1952 - Rencana Pelajaran Terurai

Tahun 1964 - Renthjana Pendidikan

Tahun 1968 - Kurikulum 1968

Tahun 1975 - Kurikulum 1975

Tahun 1984 - Kurikulum 1984

Tahun 1994 - dan Kurikulum 1999 - Kurikulum 1994 dan Sublemen Kurikulum 1999

Tahun 2004- Kurikulum Berbasis Kompetensi

Tahun 2006- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


1

Tahun 2013- Kurikulum 2013.

Fungsi Kurikulum
Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki berbagai macam fungsi dalam
pendidikan yang sangat berperan dalam kegunannya. Fungsi Kurikulum adalah sebagai
berikut...

Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function) : Kurikulum berfungsi


sebagai penyesuain adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
yang terjadi dilingkungannya karna lingkungan bersifat dinamis artinya dapat
berubah-ubah.

Fungsi Integrasi (the integrating function) : Kurikulum berfungsi sebagai


penyesuain mengandung makna bahwa kurikulum merupakan alat pendidikan yang
mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utut yang dapat dibutuhkan dan
berintegrasi di masyarakat.

Fungsi Diferensiasi (the diferentiating function) : Kurikulum berfungsi sebagai


diferensiansi adalah sebagai alat yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan
disetiap siswa yang harus dihargai dan dilayani.

Fungsi Persiapan (the propaeduetic function) : Kurikulum berfungsi sebagai


persiapan yang mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan mampu
mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya dan juga dapat mempersiapkan diri dapat
hidup dalam masyarakat, jika tidak melanjukan pendidikan.

Fungsi Pemilihan (the selective function) : Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan


adalah memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan program belajar
yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Fungsi Diagnostik (the diagnostic function) : Kurikulum sebagai


diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu
mengarahkan dan memahami potensi siswa serta kelemahan dalam dirinya. Jika telah
memahami potensi dan mengetahui kelemahannya, maka diharapkan siswa dapat
mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.

Komponen Kurikulum
Kurikulum mempunyai 4 unsur komponen yang membentuk/penyusun kurikulum. 4
Unsur komponen kurikulum adalah sebagai berikut.
a. Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu sistem pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan
karna berhasil atau tidaknya sistem pembelajaran diukur dari banyaknya tujuan-tujuan yang
tercapai. Tujuan pendidikan menurut permendiknas No. 22 Tahun 2007 pada tingkat satuan
pendidikan dasar dan menengah adalah sebagai berikut..
2

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,


kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan hidup mandiri serta mengikuti
pendidikan selanjutnya.

Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,


kepribadian, akhlak mulia dan keterampilan hidup mandiri serta mengikuti pendidikan
selanjutnya

Tujuan pendidikan menengah kejurusan adalah meningkatkan kecerdasan,


pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia dan keterampilan hidup mandiri serta
mengikuti pendidikan selanjutnya sesuai kejurusan

Tujuan pendidikan institusional adalah tujuan pendidikan yang dikembangkan di


kurikuler dalam setiap mata pelajaran disekolah.
b. Komponen Isi (Bahan Pengajar)

Kurikulum dalam komponen isi adalah suatu yang diberikan kepada anak didik untuk
bahan belajar mengajar guna mencapai tujuan. Kurikulum memiliki kriteria yang membantu
perencanaan pada kurikulum. Kriteria kurikulum adalah sebagai berikut.

Sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa

Mencerminkan kenyataan sosial

Mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji

Menunjang tercapainya tujuan pendidikan


c. Komponen Strategi

Kurikulum sebagai komponen strategi yang merujuk pada pendekatan dan metode
serta peralatan dalam proses belajar mengajar. Strategi dalam pembelajaran tergambar dari
cara yang ditempuh dalam pembelajaran, mengadakan penilaian, pelaksanaan bimbingan dan
mengatur kegiatan baik umum maupun yang sifatnya khusus. Strategi Pelaksanaan adalah
pengajaran, penilaian, bimbingan, dan penyeluhan kegiatan sekolah. Tercapainya tujuan, ini
diperlukan pelaksanaan yang baik dalam menghantarkan peserta didik ke tujuan tersebut yang
merupakan tolak ukur dari program pembelajaran (kurikulum).
d. Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi dalam kurikulum adalah memeriksa tingkat ketercapaian tujuan
suatu kurikulum dalam proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki peranan penting
dalam memberikan keputusan dari hasil evaluasi guna dalam pengembangan model
kurikulum sehingga mampu mengetahui tingkat keberhasilan suatu siswa dalam mencapai
tujuannya.
3

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)


Menurut BSNP (2006: 5) "Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan".
Menurut Mulyasa (2006: 20-21), "KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan
kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah
dan satuan pendidikan.
Pengertian / definisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah
kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan
KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana
yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22
Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang
dikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan
sekolah itu sendiri. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Salah satu perubahan yang menonjol pada KTSP dibanding dengan kurikulum
sebelumnya adalah KTSP bersifat desentralistik. Artinya, segala tata aturan yang dicantumkan
dalam kurikulum, yang sebelumnya dirancang dan ditetapkan oleh pemerintah pusat, dalam
KTSP sebagian tata aturan dalam kurikulum diserahkan untuk dikembangkan dan diputuskan
oleh pihak di daerah atau sekolah. Meski terdapat kebebasan untuk melakukan pengembangan
pada tingkat satuan pendidikan, namun pengembangan kurikulum harus mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). Ketetapan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23
tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan
KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran,
dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang memuat:

kerangka dasar dan struktur kurikulum,


4

beban belajar,

kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan


pendidikan, dan

kalender pendidikan.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau
kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang
telah disepakati. Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh
kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain,
pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi
dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain
melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari
perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP
maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi
lingkungan dan kebutuhan masyarakat. (Sumber : id.wikipedia.org)
Sedangkan menurut Muhammad Joko Susilo, 2006: 11 Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah. KTSP ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten yang
cerdas dalam mengembangkan identitas budaya dan bangsanya. Kurikulum ini dapat
memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar, mengembangkan
integritas sosial serta membudayakan karakter nasional. Juga untuk memudahkan guru dalam
menyajikan pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip-prinsip belajar sepanjang hayat
yang mengacu pada empat pilar UNESCO .
Aspek-aspek inovatif yang terkandung dalam KTSP di antaranya diterapkannya
pendidikan kecakapan hidup; dikembangkannya keunggulan lokal sesuai karakteristik,
kebutuhan, dan tuntutan setempat; kurikulum berbasis sekolah, dalam pengertian meskipun
kerangka dasar dan struktur kurikulum dikembangkan secara sentralistik, tetapi
pengembangan perencanaan pembelajaran (silabus & RPP) dan kegiatan belajar mengajar
dikembangkan secara desentralistik; dan disertakannya peran serta masyarakat.
Tujuan KTSP Secara umum
Tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan
pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan
mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1.Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemnadirian dan inisiatif sekolah dalam
mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

2.Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam mengembangankan


kurikulum melalui pengembalian keputusan bersama.
3.Meningkatkan kompetesi yang sehat antar satuan pendidikan yang akan dicapai.
Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru dalam
pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang digulirkan sewasa ini.
Oleh karena itu, KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikn, terutama
berkaitan dengan tujuh hal sebagi berikut.
1.Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya
sehingga dia dapat menoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan
lembaganya.
2.Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang
akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3.Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi
kebutuhan seklah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya.
4.Keterlibatan semua warga seklah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat, serta lebih efesien dan efektif bilamana
dikontrol oleh masyarakat sekitar.
5.Sekolah daapt bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada
pemerintah, orangtua peserta didik, dam masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan
berupaya semaksimalkam mungkin unutk melaksanakna dan mencapai sasaran KTSP.
6.Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua
peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.
7.Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang
berubah dengan cepat, serta mengakomodasikannya dalam KTSP.
.

Mulyasa (2007:179-180) terdapat 4 karakteristik KTSP adalah sebagai berikut:

1. Pemberian otonomi luas Kepada sekolah dan satuan Pendidikan


KTSP mernberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung
jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan
pendidikan juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat.

2. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang tinggi


Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulurn didukung oleh partisipasi masyarakat dan orang tua
peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung
sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan
merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
6

3. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional


Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-orang
yang memiliki kemampuan dan integrity profesional. Kepala sekolah adalah manajer
pendidikan profesional yang bekerjasama dengan komite sekolah untuk mengelola segala
kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan.
Guru-guru yang direkrut oleh sekolah merupakan pendidik profesional dalam bidangnya
masing-masing, sehingga mereka bekerja berdasarkan pola kinerja profesional yang
disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran
peserta didik.
Dalam proses pengambilan keputusan, kepala sekolah mengimplementasikan proses "bottomup" secara demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadap keputusan
yang diambil beserta pelaksanaanya.
4. Tim kerja yang Kompak dan Transparan
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh
kinerja tim yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan.
Dengan demikian, keberhasilan KTSP merupakan hasil sinergi (synergistic effect) dari
kolaborasi tim yang kompak dan transparan.
Cara Penyusunan KTSP atau Prosedurnya
KTSP mengikuti prosedur yang logis, dan sistematis. Prosedur ini perlu diikuti bukan saja
deskripsi tugas tiap komponen terkait menjadi jelas, tetapi juga agar setiap madrasah yang
tidak terlibat langsung dalam tim pengembangan memahami arah perencanaan yang
ditetapkan. Dengan demikian perlu ditentukan Tim Pengembang Kurikulum Madrasah
(TPKM), pengerja analisis konteks, pengkaji delapan standar pendidikan , penyusun draf
dokumen, dan dokumen akhir, penghitung Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata
pelajaran, perevisi, dan pensosialisasi KTSP.

KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013 sering disebut juga dengan kurikulum berbasis karakter. Kurikulum
ini merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum 2013 sendiri merupakan sebuah kurikulum yang
mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, dimana siswa dituntut
untuk paham atas materi, aktif dalam proses berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan
santun dan sikap disiplin yang tinggi. Kurikulum ini secara resmi menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang sudah diterapkan sejak 2006 lalu. bukan hanya itu,
Kurikulum ini pun mempunyai kelemahan dan keunggulan.
Dalam Kurikulum 2013 tersebut, mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta
didik pada satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau pun jenjang pendidikan. Sementara
7

untuk mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik, dipilih sesuai dengan pilihan dari
mereka. Kedua kelompok mata pelajaran bersangkutan (wajib dan pilihan) terutamanya
dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan tingkat menengah yakni SMA dan SMK.
Sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis dari peserta didik usia 7 15
tahun, maka mata pelajaran pilihan yang ada belum diberikan untuk peserta didik tingkat SD
dan SMP.
Beberapa aspek yang terkandung dalam kurikulum 2013 tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Pengetahuan
Untuk aspek pengetahuan pada kurikulum 2013, masih serupa dengan aspek di
kurikulum yang sebelumnya, yakni masih pada penekanan pada tingkat pemahaman siswa
dalam hal pelajaran. Nilai dari aspek pengetahuan bisa diperoleh juga dari Ulangan Harian,
Ujian Tengah/Akhir Semester, dan Ujian Kenaikan Kelas. Pada kurikulum 2013 tersebut,
pengetahuan bukanlah aspek utama seperti pada kurikulum-kurikulum yang dilaksanakan
sebelumnya.
2. Keterampilan
Keterampilan merupakan aspek baru yang dimasukkan dalam kurikulum di Indonesia.
Keterampilan merupakan upaya penekanan pada bidang skill atau kemampuan. Misalnya
adalah kemampuan untuk mengemukakan opini pendapat, berdiksusi/bermusyawarah,
membuat berkas laporan, serta melakukan presentasi. Aspek keterampilan sendiri merupakan
salah satu aspek yang cukup penting karena jika hanya dengan pengetahuan, maka siswa tidak
akan dapat menyalurkan pengetahuan yang dimiliki sehingga hanya menjadi teori semata.
3. Sikap
Aspek sikap tersebut merupakan aspek tersulit untuk dilakukan penilaian. Sikap
meliputi perangai sopan santun, adab dalam belajar, sosial, absensi,dan agama. Kesulitan
penilaian dalam aspek ini banyak disebabkan karena guru tidak setiap saat mampu mengawasi
siswa-siswinya. Sehingga penilaian yang dilakukan tidak begitu efektif.
Sementara untuk buku Laporan Belajar atau Rapor pada Kurikulum 2013 tersebut
ditulis berdasarkan pada Interval serta dihapuskannya sistem ranking yang sebelumnya ada
pada kurikulum. Hal ini dilakukan untuk meredam persaingan antar peserta didik. Upaya
penilaian pada Rapor di kurikulum 2013 tersebut dibagi ke dalam 3 kolom yaitu
Pengetahuan, Keterampilan, danjuga Sikap. Setiap kolom nilai tersebut (Pengetahuan dan
Keterampilan) dibagi lagi menjadi 2bagia kolom yaitu kolom angka dan juga kolom huruf,
dimana setiap kolom diisi menggunakan system nilai interval.
Tujuan dan Karakteristik Kurikulum 2013:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
8

3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam


berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut
dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi
dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Dengan 7 karakteristik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kurikulum
2013 ini adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.
Perbedaan Kurikulum 2013 Dengan KTSP
Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sedangkan
implementasinya telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di sekolah-sekolah tertentu
atau masih terbatas. Dulu dan sekarang, kita sudah mengenal dengan yang namanya KTSP
atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mulai diberlakukan sejak tahun ajaran
2007/2008. Perbedaan paling mendasar antara Kurikulum 2013 dengan KTSP yaitu, dalam
KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun
dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan
pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan
pendidikan yang bersangkutan.
Namun dibalik perbedaan yang ada, sebenarnya juga terdapat kesamaan esensi antara
Kurikulum 2013 dengan KTSP. Misalnya tentang pendekatan ilmiah (Scientific Approach)
yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan
bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan
Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah
kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah
yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan
kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam
pembelajaran di kelas.
Berikut ini adalah perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP
No Kurikulum 2013

KTSP
9

1.

3
4

7
8
9
10

SKL (Standar Kompetensi Lulusan)


ditentukan terlebih dahulu, melalui Standar Isi ditentukan terlebih dahulu
Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006.
itu baru ditentukan Standar Isi, yang Setelah itu ditentukan SKL (Standar
bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, Kompetensi
Lulusan)
melalui
yang dituangkan dalam Permendikbud No Permendiknas No 23 Tahun 2006
67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013
Aspek
kompetensi
lulusan
ada
keseimbangan soft skills dan hard skills
lebih menekankan pada aspek pengetahuan
yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas
kelas I-VI
I-III
Jumlah jam pelajaran per minggu lebih Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan
banyak dan jumlah mata pelajaran lebih jumlah mata pelajaran lebih banyak
sedikit dibanding KTSP
dibanding Kurikulum 2013
Proses pembelajaran setiap tema di
jenjang SD dan semua mata pelajaran di
jenjang
SMP/SMA/SMK
dilakukan
dengan pendekatan ilmiah (saintific Standar proses dalam pembelajaran terdiri
approach), yaitu standar proses dalam dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
pembelajaran terdiri dari Mengamati,
Menanya,
Mengolah,
Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
TIK
(Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi)
bukan
sebagai
mata
TIK sebagai mata pelajaran
pelajaran, melainkan sebagai media
pembelajaran
Standar penilaian menggunakan penilaian
otentik,
yaitu
mengukur
semua Penilaiannya lebih dominan pada aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X
Penjurusan mulai kelas XI
untuk jenjang SMA/MA
BK lebih menekankan mengembangkan BK lebih pada menyelesaikan masalah
potensi siswa
siswa

10

Anda mungkin juga menyukai