tumbuh beberapa tahun sebelum menstruasi yang didorong oleh estrogen, prolaktin, dan hormon
lainnya.
Setelah ovulasi dan menstruasi pertama, tubuh mulai memproduksi progesteron. Bersama dengan
estrogen dan hormon lainnya, progesteron membantu melanjutkan pertumbuhan dan
perkembangan payudara.
Saat terjadi kekurangan progesteron, seorang wanita berpotensi mengalami hambatan
perkembangan saluran air susu dan kelainan perkembangan bentuk payudara.
D. Progesteron Selama Konsepsi
Infertilitas atau sulit hamil adalah akibat lain dari defisiensi progesteron. Progesteron memberi
sinyal pada payudara dan rahim untuk mempersiapkan konsepsi.
Payudara kemudian akan membesar untuk memproduksi lebih banyak air susu. Progesteron juga
akan merangsang lapisan rahim menjadi lebih tebal dan leher rahim untuk mengeluarkan lendir
lebih banyak.
Progesteron juga akan memberi tahu sistem kekebalan tubuh untuk menyesuaikan diri sehingga
memungkinkan tubuh menerima sel telur yang dibuahi.
Jika konsepsi tidak terjadi, level progesteron akan menurun dan memicu dimulainya siklus
menstruasi.
Tubuh seorang wanita dengan kadar progesteron rendah tidak akan mengalami perubahan untuk
mempersiapkan pembuahan sehingga sulit untuk hamil.
E. Progesteron Selama Kehamilan
Selama kehamilan, progesteron membuat uterus menebal dan menstabilkan posisi janin.
Progesteron juga terus merangsang pertumbuhan jaringan payudara untuk memproduksi air susu.
Hormon ini berperan pula memperkuat dinding panggul dan mendorong produksi lendir yang
menyumbat leher rahim untuk mencegah masuknya infeksi. Semua hal ini akan melindungi
janin.
Seorang wanita yang kekurangan progesteron menjadi lebih berpotensi mengalami keguguran.
Level progesteron yang rendah juga membuat seorang wanita yang berhasil melahirkan akan
kesulitan memberikan ASI secara efektif.
2. Kontrasepsi Hormonal
A. Definisi Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone.
Keuntungan kontrasepsi hormonal sangat luas disamping mencegah terjadinya kehamilan,
menurut sebuah buletin yang dikeluarkan olehAmerican College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) dan diterbitkan dalam Obstetrics & Gynecology edisi Januari 2010.
Kami sudah mengenal selama bertahun-tahun bahwa kontrasepsi hormonal memiliki
keuntungan kesehatan diluar mencegah kehamilan, kata penulis Robert L. Reid, MD, dari
Kingston, Ontario, Kanada sebagai penulis utama, dalam suatu rilis berita.
Selama tahun-tahun reproduksi, lebih dari 80% wanita di Amerika Serikat menggunakan
beberapa bentuk kontrasepsi hormonal, seperti kontrasepsi oral atau pil, patch, single-rod
progestin dan implan lainnya, suntikan, cincin vagina, dan intrauterine device (IUD). Selain
untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, kontrasepsi hormonal digunakan untuk
mengobati gangguan menstruasi termasuk dismenore dan menoragiadengan efektif.
Laporan menunjukkan, sampai 90% wanita muda dismenore, yang merupakan penyebab utama
absen sekolah dan bekerja. Jika tidak diobati, menoragia dapat menyebabkan anemia. Sekitar
tiga perempat wanita dengan dismenore menanggapi dengan positif kombinasi pengibatan
dengan kontrasepsi oral, dan cincin vagina mungkin sama efektifnya.
Kontrasepsi hormonal dapat diberikan secara oral dalam bentuk pil atau injeksi. Pil kontrasepsi
mengandung kombinasi antara estrogen dan progesteron. Sedangkan sediaan injeksi hanya
mengandung progesteron saja. Estrogen menghambat ovulasi dengan menekan hipotalamus
dalam menskresi FSH releasing factor, LH releasing factor, dan selanjutnya mengurangi skresi
FSH dan LH. Progesteron menghambat pergerakan sperma dengan meningkatkan kekentalan
muskus pada servik, memperlambat transpor ovum, menghambat aktivasi enzim penghidrolisa
sperma yang diperlukan untuk fertilisasi, menghambat aktivasi enzim penghidrolisa sperma yang
diperlukan untuk fertilisasi, menghambat inflamasi, dan ovulasi melalui pengurangan skresi FSH
dan LH.
Kedua hormon tersebut diperlukan untuk pematangan folikel gravida dalam ovarium, karena
hambatan tersebut menyebabkan ovulasi terhambat yang mengakibatkan pembuahan tidak dapat
terjadi. Selain itu, estrogen dan progesteron juga akan menyebabkan perubahan endometrium
sehingga terjadi perubahan lendir serviks dan motilitas tuba falofi yang mengganggu pergerakan
sperma.
B. Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat
hormonal, yaitu:
Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli,
kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.
Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit
kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
C. Macam Macam Kontrasepsi Hormonal
Alat kontrasepsi modern yaitu bisa berupa Pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntik,
implant (susuk), Tubektomi dan Vasektomi.
Alat kontrasepsi hormonal yang paling banhyak di jumpai di masyarakat yaitu ,suntik, pil
kombinasi, IUD dan susuk(implant).
1. Kontrasepsi Suntikan
Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot progesteron, tidak terjadi
haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang
yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat.
1) Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.
2) Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.
3) Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate testosteron.
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan (Hartanto H.2004)
a. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk
terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari hipotalamus.
b. Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.
c. Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari hasil
konsepsi.
Keuntungan dan Kerugian
1) Keuntungan ( Hartanto.H,2004 )
a. Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan
pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.
b. DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
c. Tingkat efektifitasnya tinggi
d. Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
e. Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
f. Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
g. Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik ulang,
sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain.
h. Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu memberitahukan
kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.
i. Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan estrogen, antara lain
mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya bekuan darah disamping estrogen
juga dapat menekan produksi ASI.
2) Kerugian ( Hartanto,2004).
a. Perdarahan yang tidak menentu
b. Terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
c. Berat badan yang bertambah
d. Sakit kepala
e. Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
f. Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.
g. Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.
h. Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
i. Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
j. Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
Saat Pemberian Yang Tepat ( Wiknjosastro,2001)
a. Pasca persalinan
1) Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum dan sebelum
berkumpul dengan suami.
2) Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b. Pasca Abortus
1) Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2) Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c. Interval
1) Hari kelima menstruasi
2) Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
Cara Penggunaan ( Saifuddin AB,2003).
Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12 minggu dengan
kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu minggu.
Efek Samping dan Penanggulangannya ( Hartanto,H.2004)
Efek samping ( Hartanto,H.2004)
1) Gangguan Haid :
a. Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi suntikan
kecuali pada pemakaian cyclofem.
b. Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan
kontrasepsi suntikan.
menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil konsepsi.
Efek samping Implant
Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang paling sering
ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap pemakaian, seperti
pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama sekali.
Keadaan ini biasanya terjadi 3 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek
samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering,
jerawat, payudara tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan.
Keuntungan Implant.
a. Efektifitas tinggi setelah dipasang
b. Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun
c. Tidak mengandung estrogen
d. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan
e. Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga terhindar dari
dosis awal yang tinggi
f. Dapat mencegah terjadinya anemia
Kerugian Implant
a. Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih
b. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant
c. Lebih mahal
d. Sering timbul perubahan pola haid
e. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
4. IUD
IUD ditempatkan setinggi mungkin dalam rongga rahim waktu pemasangan yang paling baik
adalah 40 hari setelah persalinan.
Cara Kerja
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat
sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
Keuntungan Kontrasepsi IUD
a. Sangat efektif. 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam
125 170 kehamilan)
b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
e. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
h. Dapat digunakan sampai manopouse
i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
j. Membantu mencegah kehamilan ekktopik
Kelemahan Kontrasepsi IUD
Efek samping umum terjadi:
a. perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid
lebih sakit
b. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,
perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia,
perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat
memicu infertilitas
f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR
g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya
menghilang dalam 1 2 hari
h. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas
i. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang
segera setelah melahirkan)
j. Tidakmencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan
normal
k. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.
Yang Boleh Menggunakan
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 5 hari senggama
k. Perokok
l. Gemuk ataupun kurus
m. Yang Tidak Diperkenankan Menggunakan
n. Sedang hamil
o. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
p. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
q. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik
r. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi
kavum uteri
s. Penyakit trofoblas yang ganas
t. Diketahui menderita TBC pelvik
u. Kanker alat genital
v. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
D. Contoh Sediaan Kontrasepsi Hormonal
Estrogen Progestin Jumlah Pil
MONO FASIK
EES 20 g
EES 30 g
EES 50 g
Desogestrel 150 g
Gestodem 75 g
Desogestrel 150 g
Levonogestrel 150 g
Linestrenol 2,5 mg
Linestrenol 1 mg
28
28
28
28
21
28
TRIFASIK
EES 30 g
EES 40 g
EES 30 g
EES 30 g
EES 40 g
EES 30 g
Levonogestrel 50 g
Levonogestrel 75 g
Levonogestrel 125 g
Noretindron asetat 1 mg
Noretindron asetat 1 mg
Noretindron asetat 1 mg
6
5
10
6
5
10
PIL MINI Noretindron asetat 0,35 mg
Noretindron asetat 0,35 mg 28
28
INJEKSI MPA 50 mg/ml & 150 mg/ml
Keterangan : g = mikrogram
EES = Etinil Estradiol
MPA = Mesroksi Progesteron Asetat
E. Tanda Tanda Bahaya atau Potensial Bahaya Pada Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
Tanda-Tanda Kemungkinan Penyebab
1. Nyeri lambung hebat
2. Nyeri dada hebat
3. Sakit kepala hebat
4. Pandangan kabur,flashing setelah kena sinar, dan kebutaan
5. Nyeri kaki hebat (betid & paha) 1. Sakit pd kandung kemih, adenoma hepatik,pembekuan
darah,dan pankreatis
2. Pembekuan darah pd paru-paru dan infark jantung
3. Stroke,migren,hipertensi
4. Stroke,hipertensi,masalah pembuluh darah temporer
5. Terjadinya pembekuan darah pada hepar
F. Contoh Kasus
1. Seorang pasien ingin mengetahui cara untuk mencegah kehamilan namun pasien tersebut
memiliki penyakit genetik atau gangguan kesehatan yang dapat mengakibatkan terjadinya
kehamilan yang tidak aman, maka metode yang sesuai untuk pilihan pasien tersebut adalah
dengan menjalani sterilisasi melalui cara tuba, yaitu mengikat/ memotong tuba fallopi atau
pasien tersebut dapat juga menggunakan metode selain sterilisasi yaitu dengan menggunakan alat
kontrasepsi dalam rahim (spiral KB/IUD). Cara ini memiliki efektifitas 95-98% tetapi
membutuhkan tindakan pemasangan yang benar/tepat dan dapat menyebabkan iritasi.
2. Ada seorang ibu yang memutuskan untuk hamil kembali,dan bertanya alat kontrasepsi apa
yang sesuai untuknya agar cepat kembali subur dan bisa hamil ?
Solusinya dengan menggunakan pil Kb, karena Salah satu keuntungan dari pil KB adalah cepat
mengembalikan kesuburan. Setelah berhenti mengkonsumsi pil KB, hanya membutuhkan waktu
2 minggu sebelum kembali berevolusi. Haid akan mulai sekurang-kurangnya 4-6 minggu stelah
konsumsi pil KB yang terakhir.
BAB III
KESIMPULAN
Progesteron adalah hormon steroid yang berperan dalam siklus menstruasi wanita, mendukung
proses kehamilan, dan embriogenesis. Progesteron tergolong kelompok hormon progestogen, dan
merupakan hormon progestogen yang banyak terdapat secara alami. Progesteron ini mempunyai
efek terhadap sistem reproduksi, saraf, maupun sistem lainnya.
Harus diperhatikan beberapa faktor dalam pemakaian semua jenis obat yang bersifat hormonal,
yaitu:
Kontraindikasi mutlak: (sama sekali tidak boleh diberikan):kehamilan, gejala thromboemboli,
kelainan pembuluh darah otak, gangguan fungsi hati atau tumor dalam rahim.
Kontraindikasi relatif (boleh diberikan dengan pengawasan intensif oleh dokter): penyakit
kencing manis (DM), hipertensi, pendarahan vagina berat, penyakit ginjal dan jantung.
Alat kontrasepsi modern yaitu bisa berupa Pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntik,
implant (susuk), Tubektomi dan Vasektomi.
Alat kontrasepsi hormonal yang paling banhyak di jumpai di masyarakat yaitu ,suntik, pil
KONTRASEPSI ORAL
1. PENDAHULUAN
Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual dengan menghambat
sperma mencapai ovum matang(metode yang mencegah ovulasi) atau dengan mencegah ovum
yang dibuahi tertanam pada endometrium (mekanisme yang menyebabkan lingkungan uterus
yang tak cocok). Kegagalan metode (perfect-use failure) adalah kegagalan inheren penggunaan
yang baik kontrasepsinya. Kegagalan pengguna (typical use failure) kegagalan yang berkaitan
dengan kemampuan pengguna mengikuti petunjuk secara baik dan konsisten.
2. PENGERTIAN
Kontrasepsi oral mengandung kombinasi estrogen dan progesteron sintetik atau hanya
progestin.
- estrogen menekan folicel stimulating hormon (FSH) dan mencegah perkembangan
folikel dominan .estrogen juga menstabilisasi bagian dasar endometrium dan memperkuat kerja
progestin
- progestin menekan peningkatan liutenizing hormon(LH) sehingga mencegah evaluasi
progestin juga menyebabkan penebalan mucus leher rahim dan atrofi endometrium
3. PEMBAGIAN OBAT-OBATAN
- Medroksiprogesteron asetat
- Linestrenol
- Desogestrel
- Levonorgestrel
- Etonogestrel
- Gastoden
- Drospirenon
4. MEKANISME KERJA
Menghambat sperma mencapai ovum matang(metode yang mencegah ovulasi) atau
dengan mencegah ovum yang dibuahi tertanam pada endometrium (mekanisme yang
menyebabkan lingkungan uterus yang tak cocok).
Ada beberapa mekanisme kontrasepsi preparat hormonal dengan penggunaan estrogen
dan progestin terus menerus terjadi penghambatan sekresi GnRh dan gonadotropin sedemikian
rupa hingga tidak terjadi perkembangan folikel dan tidak terjadi ovulasi: progestin akan
menyebabkan bertambah kental mucus serviks sehingga penetrasi sperma terhambat:terjadi
gangguan keseimbangan hormonal dan hambatan progesterone,menyebabkan hambatan
nidasi,gangguan pergerakan tuba.
kontrasepsi
HIPOGLISEMIK
METILDOPA
INHIBITOR
TRANSKRIPTASE
BALIK NONNUKLEOSIDA
FENITOIN
PIOGLITAZON
Mungkin
menurunkan efek
hipoglisemik
Mungkin
menurunkan efek
antihipertensi
terutama KO dosis
besar
Penurunan efek
kontrasepsi
Penurunan efek
kontrasepsi mungkin
meningkat efek
fenitoin
Penurunan efek
kontrasepsi
INHIBITOR
PROTEASE
Penurunan efek
kontrasepsi
RIFAMPICIN
Penurunan efek
kontrasepsi
SULFONAMIDA
Penurunan efek
kontrasepsi
TETRASIKLIN
Penurunan efek
kontrasepsi
TROLEANDOMICIN
Sakit kuning
(Additive)
Peningkatan kadar
serum dan mungkin
peningkatan efek
samping estrogen
pada konsumsi
vitamin C 1 g atau
lebih
VITAMIN C
metode kontrasepsi
lain
Periksa tekanan
darah
Periksa tekanan
darah
Menggunakan
metode kontrasepsi
lain
Menggunakan
metode kontrasepsi
lain,periksa kadar
fenitoin
Menggunakan
metode kontrasepsi
lain
Menggunakan
metode kontrasepsi
lain
Menggunakan
metode kontrasepsi
lain
Menggunakan
metode kontrasepsi
lain
Menggunakan
metode kontrasepsi
lain
Hindari penggunaan
serempak
Hindari vitamin C
dosis tinggi
b.
c.
d.
e.
f.
g.
DAFTAR PUSTAKA
-
LENY (091501099)
MAGGIE (091501162)
HERMAWATY (081501070)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
1. PENDAHULUAN
Kontrasepsi memiliki peranan dalam setiap fase reproduksi, yaitu untuk menunda
kehamilan atau menjarangkan kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara,
dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu
variable yang mempengaruhi fertilitas. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu
cara yang dapat dilakukan antara lain penggunaan kontrasepsi oral (pil KB).
Pil KB adalah obat pencegah kehamilan yang diminum secara oral yang berisi
hormon steroid (estrogen dan progestin) dalam bentuk pil atau tablet. Pil ini
diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegahan
kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.
Pada awal tahun 1930-an para peneliti mengumpulkan cukup banyak
informasi mengenai siklus haid dalam hubungannya dengan waktu senggama yang
mungkin sekali menghasilkan konsepsi. Tahun 1934 Comer dan Beard menemukan
dan mengisolasi struktur progesteron. Tahun 1937 Makepeace menemukan bahwa
progesterone mempunyai daya menghambat evolusi pada kelinci. Walaupun
demikian, barulah pada pertengahan tahun 1950-an setelah Pincus, Chang, dan
Rock menemukan bahwa pemberian progesterone peroral pada hari ke 5 sampai ke
25 daur haid dapat menghambat ovulasi, hormon steroid ini dipakai untuk
keperluan kontrasepsi. Percobaan pertama pemakaian.kontrasepsi oral dengan
oretinodrel dan mestranol di Puerto Rico pada tahun 1956 membuktikan daya guna
yang sangat tinggi sebagai kontrasepsi. Sejak saat itu
3. JENIS-JENIS
a. Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif.
b. Bifasik pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
c. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (EIP) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
perempuan
masih
ingin
5. MEKANISME KERJA
Mekanisme pil kontrasepsi adalah meniru proses-proses alamiah. Pil kontrasepsi
akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh ovarium. Pil
kontrasepsi akan menekan ovarium selama siklus haid yang normal, sehingga juga
menekan releasing-factors di otak dan akhirnya menekan ovulasi.
Sebelum mengetahui mekanisme dari pil kontrasepsi kita perlu mengetahui terlebih
dahulu siklus reproduksi wanita. Siklus repoduksi wanita memerlukan kira-kira 28
hari untuk menyiapkan dan melepaskan ovum pada
pertengahan siklu , mempersiapkan lingkungan uterus dan bila tidak terjadi
konsepsi, maka terjadi peluruhan dinding endometrium menyebabkan terjadinya
perdarahan yang dikenal dengan menstruasi (haid).
Hormon yang mengatur siklus haid adalah estrogen dan progesteron. Kadar kedua
hormon ini di kontrol oleh Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang bersal dari
hipotalamus, untuk mengirimkan isyarat-isyarat ke kelenjar hipofisis, kemudian
kelenjar hipofisis terangsang untuk mengeluarkan Follicle Stimulating Hormon (FSH)
dan Lutenizing Hormon (LH). FSH merangsang pembentukkan folikel primer di
dalam ovarium yang mengelilngi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer
akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang yang disebut dengan
folikel de Graaf. Folikel de Graaf yang matang melepaskan hormon estrogen,
adanya hormon estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel
penyusun dinding endometrium. Peningkatan konsentrasi estrogen selama
pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lendir yang
bersifat basa yang berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih
mendukung lingkungan hidup sperma.
Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi
umpan balik negatif ke hipofisis untuk menurunkan konsentrasi dari FSH dan
menyebabkan hipofisis melepaskan LH. LH merangsang pelepasan oosit sekunder
dari folikel de Graaf pada saat inilah di sebut ovulasi.
Pada fase pasca ovulasi fiolikel de Graaf yang di tinggalkan oleh oosit sekunder
akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum akan
memproduksi estrogen dan progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen
dengan menebalkan dinding endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh
darah pada dinding endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada
vagina dan pertumbuhan kelenjar air susu pada payudara.Progesteron dan estrogen
juga berfungsi untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila
terjadi pembuahaan.
Pasca ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28, bila sekitar
hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus
albikan, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada
kondisi ini hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan kembali FSH dan selanjutnya LH
untuk fase menstruasi selanjutnya.
Dosis sedang:
- Agestin ED (Kalbe Farma) 21 tablet, tiap tablet menganclung Etinodiol diasetat 1
mg dan Mestranol 50 mcg, ditarnbah 7 tablet plasebo berwama cokelat
mengandung Fe fumarat 25 mg/tablet.
- Eugynon (Schering) 21 tablet, tiap tablet mengandung Norgestrel 0,5 mg dan Etinil
estradiol 50 mcg
- Eugynon ED (Schering) 21 tablet, tiap tablet mengandung Norgetrel 05 mg dan
Etinil estradiol 50 mcg, ditambah 7 tablet plasebo mengandung Laktosa 46,5
mg/tablet
- Lyndiol (Organon) 22 tablet, tiap tablet mengandung Linestrenol 2,5 mg dan
Etinilestradiol 50 mcg
- Microgynon 50 ED (Schering) 21 tablet, tiap tablet mengandung Norgestrel 125
mcg dan Etinilestradiol 50 mcg, ditambah 7 tablet plasebo mengandung Laktosa.
- Neogynon (Schering) 21 tablet, tiap tablet mengandung Norgestrel 0,25 mg dan
Etinilestradiol 50 mcg.
- Neogynon ED (Schering) 21 tablet, tiap tablet mengandung Norgestrel 0,25 mg
dan Etinil estradiol 50 mcg, ditambah 7 tablet plasebo mengandung Laktosa 46,5
mg.
- Nordiol 28 (Sunthi Sepuri Wyeth) 21 tablet, tiap tablet mengandung 1 Norgestrel
250 mcg dan Etinil estradiol 50 mcg, ditambah 7 tablet placebo
- Ovostat 28 (Organon) 22 tablet, tiap tablet mengandung Linestrenol 1 mg dan
Etinilestradiol 50 mcg, ditambah 6 tablet placebo
- Ovulen 50 Fe 28 (Searle) 21 tablet, tiap tablet mengandung Etinodiol diasetat 1
mg dan Etinil estradiol 50 mcg, ditambah 7 tablet plasebo mengandung Fe fumarat
75 mg/tablet.
Dosis tinggi:
- Ovulen Fe 28 (Searle) 21 tablet, tiap tablet mengandung Etinodiol diasetat 1 mg
dan Mestranol 100 mcg, ditambah 7 tablet placebo
Kombinasi tiga macam untuk satu siklus:
- Trinordiol (Wyeth-Ayerst/Sunthi Sepuri) 6 tablet berwarna cokelat, tiap tablet
mengandung 1 Norgestrel 50 mcg dan Etinil estradiol 30 mcg.
- 5 tablet berwarna putih, tiap tablet mengandung 1 Norgestrel 75 mcg dan Etinil
estradiol 40 mcg
- 10 tablet berwarna kuning, tiap tablet mengandung 1 Norgestrel 125 mcg dan
Etinil estradiol 30 mcg.
- 7 tablet plasebo Triquilar ED (Schering) 6 tablet, tiap tablet mengandung 1
Norgestrel 50 mcg dan Etinil estradiol 30 mcg.
- 5 tablet, tiap tablet mengandung 1 Norgestrel 75 mcg dan Etinil estradiol 40 mcg.
- 10 tablet, tiap tablet mengandung 1 Norgestrel 125 mcg dan Etinil estradiol 30
mcg,
7
tablet
plasebo
mengandung
Laktosa.
DAFTAR
PUSTAKA