Anda di halaman 1dari 2

Penggunaan Terapi Sulih Hormon & Efek Yang Ditimbulkannya

Dimulai dengan pubertas dan berikut tiga atau empat dasawarsa, tubuh wanita mengalami
siklus hormonal teratur, Hal ini memungkinkan wanita dapat hamil dan melahirkan anak.
Estrogen dan hormon lainnya, progesterone, dikeluarkan oleh ovarium selama ovulasi, sebulan
proses di mana telur dilepaskan dari ovarium dan dipersiapkan untuk fertilization dengan
sperma. Estrogen memiliki peranan dalam hal ini sementara progesterone mempengaruhi lapisan
permukaan jaringan vagina dan rahim, membuat kondisi yang banyak baik bagi ovum untuk
dibuahi. Jika kehamilan tidak terjadi, bagian dari endometrium (bahan pelapis uterus) akan
meluruh melalui vagina selama haid. Sebagai tambahan terhadap peranan dalam reproduksi,
estrogen beredar di aliran darah, mempengaruhi bagian-bagian lain dari tubuh, termasuk otak,
pembuluh darah, tulang, dan sel-sel lemak.
Pada menopause, yang dialami oleh wanita pada usia 40-an atau awal 50-an, secara
berangsur-angsur ovarie berhenti menghasilkan estrogen, menyebabkan penurunan tingkat
estrogen di dalam darah. Setelah lewat beberapa tahun, estrogen ini tidak lagi diproduksi yang
menyebabkan berbagai, perubahan dalam organ tubuh termasuk vagina, rahim, kandung kemih,
saluran kemih, payudara, tulang, hati, pembuluh darah, dan otak.
Permasalahannya sekarang adalah untuk menentukan apakah HRT harus diberikan secara
rutin atau berkala pada wanita menopause berisiko terhadap osteoporosis dan kardiovaskuler.
Sudah terbukti bahwa estrogen dapat mencegah osteoporosis pada menopause. Sebenarnya
proses osteoporosis mulai berlangsung beberapa tahun sebelum menopause, ketika kadar
estrogen dalam darah mulai berkurang yaitu umur 40-50 tahun yang ditandai dengan gangguan
haid. Dari hasil penelitian diketahui 10% kandungan mineral pada tulang wanita tersebut telah
menurun disbanding wanita yang haidnya masih teratur, dengan demikian dianjurkan supaya
HRT sudah dimulai 4-5 tahun sebelum menopause, bila gangguan jangka panjang seperti
osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler hendak dicegah. Terapi ini harus berlangsung
bertahun-tahun yaitu 10-15 tahun sesudah menopause bahkan ada yang mengajnurkan seumur
hidup, karena dapat disangsikan daya cegah estrogen akan menghilangkan bila substitusinya
dihentikan dan proses pengeroposan tulang yang akan dilanjutkan.
Adapun strategi yang dilakukan sebagai berikut.

1. Terapi selama 2-3 tahun untuk menghilangkan gejala akut, sesudah itu dihentikan. Bila
gejala kembali kambuh terapi diulang dan diteruskan sampai tidak berulang lagi di bawah
pengawasan dokter.
2. Terapi jangka panjang paling sedikit selama 5 tahun mungkin sampai 10-15 tahun
ditujukan untuk mencegah gejala menahun menopause seperti osteoporosis dan penyakit
jantung koroner.
3. Untuk menghindari timbul kembali symptom yang akut, penghentian terapi dilakukan
secara bertahap yaitu dengan menurunkan dosisnya.

Kontra indikasi HRT :


Mutlak : tromboemoloisme (thrombosis), anemia sel sabit, penyakit serebro, hipertensi berat, uji
fungsi hati setelah hepatitis abnormal, gangguan enzim.
Relatif : penyakit kardiovaskuler, DM, penyakit ginjal, TBC, kanker payudara, fibroadenasis,
caendometrium, migraine dan epilepsy.
Efek samping umum HRT :
Mual, sakit kepala, perdarahan, depresi, perubahan emosi, nyeri tekanan pada payudara, perut
kembung, siklus menstruasi yang berkepanjangan, kegagalan untuk mengurangi gejala-gejala.
Efek samping HRT (estrogen) adalah kanker payudara, kanker endometrium, tromboplebitis,
perdarahan bercak.

Anda mungkin juga menyukai