Anda di halaman 1dari 106

1

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

BAB I
MESIN BUBUT
1.1 Prinsip Kerja
Prinsip mekanisme gerakan pada mesin bubut adalah merubah energilistrik
menjadi gerakan putar pada motor listrik kemudian ditransmisikan ke mekanisme
gerak mesin bubut. Lebih jelasnya dapat dilihat (Gambar) yang menunjukkan
transmisi gerakan / line of power pada mesin bubut.

Gambar 1.1 Line of power pada mesin bubut


Sumber : Modul praktikum proses manufaktur I tahun 2015
Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam, yaitu :
1. Main Drive
Gerakan utama pada mesin bubut putaran motor listrik berupa putaran
motor listrik yang ditransmisikan melalui belt menuju gear box. Di dalam gear
box terdapat roda gigi yang berfungsi untuk mengatur transmisi putaran spindel,
sehingga menghasilkan putaran pada chuck.
2. Feed Drive
Yaitu gerakan pemakanan pahat pada benda kerja.

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

1.2 Bagian Bagian Mesin Bubut

Gambar 1.2 General data main assemblies


Sumber : Modul praktikum manufaktur I 2015
1. Bed Way
Bed Way adalah penopang sebagai tempat relay bertumpu.
2. Head Stok
Head Stok merupakan tempat dimana gear box dan quick change gear
box dipasang.
3. Quick Change Gear Box / Feed Box
Quick Change Gear Box atau juga sering disebut dengan Feed Box
berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran dari Gear Box serta
mengatur kecepatannya sebelum diteruskan ke mekanisme pemakanan /
Apron.Gear Box dan Quick Change Gear Box terletak pada Head Stok.
4. Carriage Box
Carriage Box merupakan meja penggerak pahat dan terletak di atas
apron.
5. Electrical Box
Electrical Box merupakan tempat rangkaian sistem elektronik lathe
mahine.

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

6. Chuck Protecting Cover


Chuck Protecting Cover merupakan penutup chuck yang berfungsi
sebagai pelindung pengguna dari serpihan geram.
7. Splash Guard
Splash Guard merupakan pelindung dan pembatas agar geram tidak
terlempar kemana mana.
8. Lower Carriage
Lower Carriage merupakan penopang dati top carriage.
9. Top Carriage
Top Carriage merupakan penopang dari tool holder.
10. Cooling
Cooling berfungsi sebagai saluran cairan pendingin
11. Working Light
Lampu yang berfungsi sebagai penerang saat pengguna bekerja.
12. Tail Stock
Tailstock terletak berhadapan dengan spindel. Berfungsi untuk menahan
ujung benda kerja saat pembubutan dan juga dapat digunakan untuk memegang
tool pada saat pengerjaan drilling, reaming dan tapping.
13. Lead Screw
Poros berulir yang berfungsi untuk menggerakan carriage box saat
melakukan penguliran.
14. Feed Rod
Poros yang berfungsi untuk menggerakan carriage saat melakukan
pembubutan.
15. Switch Rod
Bagian mesin yang berfungsi untuk merubah putaran dari feed rod.
16. Tool Holder
Bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang pahat.
17. Quadrant
Susunan pulley yang mentansmisikan putran antara gear box dan quick
change gear box.
18. Oil Tray
Tempat geram dan pengalir coolant menuju reservoir.
LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

19. Steady Rest


Alat bantu untuk menopang benda kerja yang kedudukannya tetap.
20. Foot Stand
Penopang dari seluruh rangkaian mesin bubut.
21. Thread Indicator
Indikator putaran flywheel.
22. Foot Breake
Pedal injak yang berfungsi untuk menghentikan mesin dengan memutus
arus listrik.
1.3 Macam - Macam Mesin Bubut
Menurut prinsip kerjanya :
1

Mesin Bubut Ringan


Mesin bubut ini diletakkan diatas meja dan mudah dipindahkan sesuai
dengan kebutuhan.Benda kerjanya berdimensi kecil.Jenis ini umumnya
digunakan untuk membuat benda-benda kecil dan biasanya dipergunakan untuk
industri rumah tangga.

Gambar 1.3 Mesin Bubut Ringan


Sumber :Hoiri Efendi (2015)
2

Mesin Bubut Standar


Dikatakan sebagai mesin bubut standar karena telah dilengkapi berbagai
kelengkapan tambahan seperti keran pendingin, lampu kerja, bak penampung
geram dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan darurat.

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Gambar 1.4 Mesin Bubut Standar


Sumber :Laboratorium Proses Manufaktur I Universitas Brawijaya
3

Mesin Bubut Sedang


Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan
peralatan khusus.Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang
lebih banyak variasinya dan lebih teliti.

Gambar 1.5 Mesin Bubut Sedang


Sumber :Laboratorium Proses Manufaktur I Universitas Brawijaya
4

Mesin Bubut Sabuk


Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa
sehingga memutar roda gigi yang digerakkan sabuk atau puli pada poros spindel.
Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir.
Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi
pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi
sayatan yang berbentuk ulir.

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Gambar 1.6 Mesin Bubut Sabuk


Sumber :Hoiri Efendi (2015)
5

Mesin Bubut Facing Lathe


Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda kerja
berbentuk piringan yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan
cakar-cakar yang dapat di setting pada sebuah plat penyeting yang besar, tidak
terdapat kepala lepas.

Gambar 1.7 Mesin Bubut Facing Lathe


Sumber : Hoiri Efendi (2015)
6

Mesin Bubut Turret


Mesin bubut turret mempunyai cirri khusus terutama menyesuaikan
terhadap produksi.Keterampilan pekerja dibuat pada mesin ini sehingga
memungkinkan bagi operator yang tidak berpengalaman untuk memproduksi
kembali suku cadang yang identik. Kebalikannya, pembubut mesin memerlukan
operator yang sangat terampil dan mengambil waktu yang lebih lama untuk
memproduksi kembali beberapa suku cadang yang dimensinya sama.

Gambar 1.8 Mesin Bubut Turret


Sumber : Hoiri Efendi (2015)

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

1.4 Fungsi Mesin Bubut


Fungsi utama mesin bubut yaitu memegang dan memutar benda kerja untuk
melakukan opersi permesinan.Adapun fungsi lainnya adalah untuk menghasilkan
benda-benda putar, membuat ulir, pengelasan, membuat tirus, meratakan permukaan
benda putar.

Membuat Ulir

Gambar 1.9 Proses Membuat Ulir


Sumber :Abdul Malik (2015)

Pengelasan

Gambar 1.10 Proses Pengelasan


Sumber : Abdul Malik (2015)

Membuat Tirus

Gambar 1.11 Proses Membuat Tirus


Sumber : Kamil Toha (2015)

Membuat Tepi

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Gambar 1.12 Membuat Tepi


Sumber : Kamil Toha (2015)

Membuat silindris

Gambar 1.13 Pembuatan Silindris


Sumber : Kamil Toha (2015)

Drilling

Gambar 1.14 Proses Drilling


Sumber : Kamil Toha (2015)

Boring

Gambar 1.15 Proses Boring


Sumber : Kamil Toha (2015)

1.5 Pahat Bubut


Pahat bubut adalah alat yang digunakan untuk memakan benda kerja, dibawah
ini adalah jenis-jenis bahan pahat mulai dari yang paling lunak tetapi ulet
sampai yang paling keras tetapi getas yaitu :

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

1. Baja karbon (high Carbon Steel; Carbon Tool Steels; CTS


Karbon Baja dengan kandungan karbon yang relatif tinggi (0,7% - 1,4% C)
tanpa unsur lain dengan prosentasi unsur lain yang rendah (2% Mn, W, Cr) mampu
mempunyai kekerasan permukaan yang cukup tinggi. Baja karbon ini bisa digunakan
untuk kecepatan potong rendah (sekitar VC 10 m/min) karena sifat martensit yang
melunak pada temperatur sekitar 250C.Pahat jenis ini hanya dapat digunakan untuk
memotong logam yang lunak ataupun kayu. Karena harganya yang relatif murah
maka sering digunakan untuk tap (untuk membuat ulir)

Gambar 1.16 Baja carbon


Sumber :Ari Antika (2015)
2. PahatHSS (High Speed Steels; Tool Steels)
High speed steel (HSS) adalah perkakas yang tahan terhadap kecepatan
kerja yang tinggi dan temperatur yang tinggi juga dengan sifat tahan softening,
tahan abrasi, dan tahan breaking. HSS merupakan peralatan yang berasal dari
baja dengan unsur karbon yang tinggi.Pahat HSS ini digunakan untuk mengasah
atau memotong benda kerja. Beberapa unsur yang membentuk HSS antara lain
Tungsten/wolfram (W), Chromium (Cr), Vanadium (V), Molydenum (Mo), dan
Cobalt (Co). Kekerasan permukaan HSS dapat ditingkatkan dengan melakukan
pelapisan. Material pelapis yang digunakan antara lain : tungsten karbida,
titanium karbida, dan titanium nitride, dengan ketebalan pelapisan 5~8 m.
Pahat jenis ini mampu mempertahankan kekerasan pada suhu moderat dan
digunakan secara luas untuk mata bor, pahat bubut, dan tap. Selain itu harganya
juga relatif murah

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

10

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Gambar 1.17 Pahat HSS


Sumber : Ari Antika (2015)

3. Paduan cor nonferro (cast nonferrous alloys; cast carbides)


Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara HSS dan Karbida
(Cemented Carbide) dan digunakan dalam hal khusus diantara pilihan dimana
karbida

terlalu

rapuh

dan

HSS

mempunyai hot

hardness dan wear

resistance yang terlalu rendah. Jenis material ini dibentuk secara tuang menjadi
bentuk-bentuk yang tidak terlampau sulit misalnya tool bit (sisipan) yang
kemudian diasah menurut geometri yang dibutuhkan.Paduan nonferro terdiri dari
4 macam eleman utama adalah sebagai berikut :1. Cobalt : sebagai pelarut bagi
elemen elemen lain2. Krom(Cr) : (10% s.d 35% berat) yang membentuk
karbida.3.Wolfram

(W)

(10%

s.d

25%

berat)

sebagai

pembentuk

karbida4.Karbon : 3% C menghasilkan jenis yang keras dan tahan aus

Gambar 1.18 Paduan cor nonferro


Sumber : Ari Antika (2015)
4. Karbida (cemented carbides; hardmetals)

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

11

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Pahat ini dibuat dari campuran antara karbida dan kobalt.Karbida


mendapatkan kekerasan mereka dari biji-bijian tungsten dan ketangguhan mereka
dari ikatan ketat yang
tersebut.Kekerasannya

dihasilkan

sekitar

90

oleh

aksi penyemenan dari logam

HRC.Ketahanan

aus

dan

ketangguhan

(resistensi shock) dari karbida dapat diubah dengan memvariasikan jumlah


kekerasan kobalt.Pahat jenis ini lebih unggul dibandingkan dengan pahat HSS,
karena pahat ini memiliki ketangguhan dan ketahanan terhadap abrasi serta
keausan.Selain itu, resistensi terhadap deformasi termal/perubahan bentuk karena
panas, juga cukup baik.Oleh karena itu, harga pahat jenis ini juga relatif mahal.

Gambar 1.19 Karbida


Sumber : Ari Antika (2015)
5. Keramik (ceramics)
Keramik adalah material paduan metalik dan non metalik.Proses
pembuatannya melalui powder processing. Keramik secara luas mencakup karbida,
nitrida, borida, oksida, silikon, dan karbon. Keramik mempunyai sifat yang relatif
rapuh.Beberapa contoh jenis keramik sebagai perkakas potong adalah :1. Keramik
oksida atau oksida aluminium (Al2O3) murni atau ditambah 30% titanium (TiC)
untuk menaikkan kekuatannonadhesif.Disertai dengan penambahan serat halus
(whisker) dari SiC dimaksudkan untuk mengurangi kegetasan disertai dengan
penambahan zirkonia (ZrO2) untuk menaikan jumlah retak mikro yang
tidak terorientasi guna menghamabat pertumbuhan retak yang cukup besar dan
memiliki sifat yang sangat keras dan tahan panas.
6. CBN (cubic boron nitrides), dan
CBN termasuk jenis keramik.Dibuat dengan penekanan panas (HIP,
60kbar, 1500C) sehingga bentuk grafit putih nitrida boron dengan strukrur atom
heksagonal berubah menjadi struktur kubik.Pahat sisipan CBN dapat di buat
dengan menyinter serbuk nitrida boron tanpa atau dengan material
pengikat Al2O3, TiN, atau Co.CBN memiliki kekerasan yang sangat tinggi

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

12

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

dibandingkan pahat

sebelumnya.Pahat

ini

bisa

digunakan

untuk

permesinan berbagai jenis baja pada keadaan dikeraskan, besi tuang, HSS, atau
karbida.CBN memiliki afinitas yang sangat kecil terhadap baja dan tahan
terhadap perubahan reaksi kimia sampai dengan kecepatan potong yang sangat
tinggi. Saat ini, pahat CBN sangat mahal sehingga pemakaiannya sangat terbatas

Gambar 1.20 CBN


Sumber : Ari Antika (2015)
7. Intan (sintered diamonds & natural diamond)
Merupakan pahat potong yang sangat keras yang merupakan hasil
proses sintering serbuk intan tiruan dengan pengikat Co (5%-10%). Hot
hardness sangat tinggi dan tahan terhadap deformasi plastis. Sifat ini ditentukan
oleh besar butir intan serta prosentase dan komposisi material pengikat. Karena
intan pada temperatur tinggi akan berubah menjadi grafit dan mudah terdifusi
dengan atom besi, maka pahat intan tidak dapat di gunakan untuk memotong
bahan

yang

mengadung

precision & mirror

finish

besi

(ferros).

cutting

bagi

Cocok

untuk

benda

ultra

kerja

high

nonferro

(Al Alloys,Cu Alloys, plastics, rubber).

Gambar 1.21 Intan


Sumber : Ari Antika (2015)

Macam-macam pahat bubut.


1. Pisau bubut rata kanan

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

13

Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80 dan sudut-sudut bebas
lainnya sebagaimana gambar,dan pembubutan uini dimulai dari kiri ke kanan
mendekati cekam bubut.

Gambar 1.22 Pisau bubut rata kanan


Sumber : Ari Antika (2015)

2. Pisau bubut rata kiri


Sudut baji rata kiri sebesar 55, dan biasanya digunakan unutk pembubutan
yang dimulai dari kiri ke kanan mendekati kepala lepas.

Gambar 1.23 Pisau bubut rata kiri


Sumber : Ari Antika (2015)
3. Pisau bubut muka
Pahat bubut muka memiliki sudut baji 55, pahat ini bisa digunakan baik
dari kanan maupun kiri benda kerja.

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

14

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Gambar 1.24 Pisau bubut muka


Sumber : Ari Antika (2015)
4. Pisau bubut ulir
Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan
dibuat, sudut puncak 55 adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan
untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60.

Gambar 1.25 Pisau bubut ulir


Sumber : Ari Antika (2015)

5. Pahat Alur.
Pahat alur digunakan untuk membuat alur sejajar, mata potong pahat lebih
lebar dan lebih tebal dari badannya agar pahat tidak terjepit pada waktu
dipergunakan.

Gambar 1.26 Pahat alur


LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

15

Sumber : Ari Antika (2015)


6. Pahat Dam.
Pahat dam adalah jenis pahat yang digunakan untuk memutus bahan yang
akan dipotong yang sebelumnya telah dibor atau dilubangi
.

Gambar 1.27 Pahat dam


Sumber : Ari Antika (2015)

7. Pahat Alur Minyak.


Pahat alur minyak adalah jenis pahat untuk membuat lubang saluran
minyak/pelumas pada bantalan-bantalan poros, metal-metal, bos-bos, dan
sebagainya.

Gambar 1.28 Pahat alur minyak


Sumber : Ari Antika (2015)

8. Pahat Kuku.
Pahat kuku adalah jenis pahat yang dipergunakan untuk memperbaiki
kesalahan waktu pemakanan pertama mengebor (titik pusat pengeboran meleset).

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

16

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Gambar 1.29 Pahat kuku


Sumber : Ari Antika (2015)

9. Pahat Diamon.
Pahat diamon adalah jenis pahat yang dipergunakan untuk membuat alur
yang berbentuk V pada logam, menghaluskan sudut-sudut bagian dalam serta
menyikukan sudut-sudut alur bagian dalam.

Gambar 1.30 Pahat diamon


Sumber : Ari Antika (2015)
1.6 Macam macam Chuck
Chuck adalah pencekam benda kerja pada saat proses permesinan. Macam
macam chuckyaitu :
1

Chuck Rahang Dua


Chuck ini dapat digunakan dengan soft jaw (biasanya paduan alumunium)
yang dapat dimesin untuk memyesuaikan diri dengan benda kerja tertentu.

Gambar 1.31 Chuck Rahang Dua


Sumber :Affandi Yusuf (2015)

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

17

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Chuck Rahang Tiga


Jenis chuck ini biasanya digunakan untuk benda kerja berbentuk silinder.
Ketiga rahang chuck akan membuka dan menutup secara bersamaan. Prinsip
kerja chuck rahang tiga rahangnya bergerak secara bersamaan.

Gambar 1.32 Chuck Rahang Tiga


Sumber :Affandi Yusuf (2015)
3

Chuck Rahang Empat


Chuck rahang empat digunakan untuk membubut eksentrik, membubut
benda yang bentuknya tidak teratur dan membubut benda yang berbentuk segi
empat. Rahang chuck ini tidak bergerak serentak, melainkan sendiri-sendiri atau
independent.Prinsip kerja rahang tidak bergerak secara bersamaan.

Gambar 1.33 Chuck Rahang Empat


Sumber :Affandi Yusuf (2015)
4

Chuck Rahang Enam


Chuck ini digunakan untuk tujuan khusus dan juga untuk menyangga
material yang rapuh.

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

18

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Gambar 1.34 Chuck Rahang Enam


Sumber :Affandi Yusuf (2015)
1.7 Jenis jenis chips
a). Sheared chip

Gambar 1.35 Sheared chip


Sumber :: Ir. ganda samosir, M.sc
Bidang geser nya terlihat dengan nyata.Geram ini terjadi

saat

mengerjakan logam yang keras, namun sedikit liat (ductile) dibandingkan


dengan besi tuang, bronze (perunggu).
b). Continous chip

Gambar 1.36 Continous chip


Sumber : : Ir. ganda samosir, M.sc
Bentuk geram nya panjang dan liat. Geram ini terjadi saat mengerjakan
logam yang liat / ulet, seperti low carbon steel, copper, aluminium, dengan
feed kecil dan kecepatan potong nya yang besar.

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

19

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

c).Discontinous chip (segmental chip)

Gambar 1.37 Discontinous chip (segmental chip)


Sumber : : Ir. ganda samosir, M.sc
Bentuk geram nya ter putus-putus.Geram ini terjadi saat mengerjakan
logam-logam yang rapuh (brittle), seperti: besi tuang, bronze, dll.
1.8 Steady Rest dan Follow Rest
1. Steady rest
Digunakan untuk membantu memegang benda yang panjang yang akan
mendapat pengerjaan dibagian ujungnya. Dipasang pada bed mesin dengan
dikunci mur baut. Bagian yang memegang benda kerja dibuat dengan bronze
atau kuningan sehimgga tidak banyak merusak benda kerja.

Gambar 1.38 Steady rest


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I universitas Brawijaya

2. Follow rest
Digunakan untuk membantu memegang benda kerja dengan diameter
relatif kecil dan relatif panjang. Dipasang pada eretan melintang/cross slide
sehingga ikut bergerak sepanjang bed mesin..

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

20

Gambar 1.39 Follow rest


Sumber :Ari Antika (2015)
1.9 Dead Center dan Life Center
Dead Center adalah ujung alat yang menahan benda kerja seperti lathe
center, revolving (live) center, reamers dan drills. Dead center tidak berputar bebas,
tetapi diam. Digunakan untuk menopang benda kerja dengan menekan pada pusat
bagian tengahnya.Saat digunakan pada posisi yang tepat, dead centerakan
menimbulkan gesekan antara benda kerja dan pusat bagian tengahnya (titik pusat),
sesuai perputaran pada benda kerjanya.Lubrikasi sangat diperlukan untuk
mencegahnya gesekan.

Gambar 1.40 Dead Center


Sumber : Ari Antika (2015)
Life Center adalah ujung tailstock yang menahan benda kerja.Berbeda
dengan dead center, life center dapat berputar bebas.Digunakan untuk menahan
benda kerja dengan menekan pada pusat bagian tengahnya.

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

21

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

Gambar 1.41 Life Center


Sumber : Ari Antika (2015)

1.10 Center Drill


Bor senter (center drill) digunakan untuk membuat lubang senter diujung
benda kerja sebagai tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannya
disesuaikan dengan kebutuhan yaitu sekitar 1/3 2/3 dari panjang bagian yang
tirus pada bor senter tersebut. Pembuatan lubang senter pada benda kerja
diperlukan apabila memiliki ukuran yang relatif panjang atau untuk mengawali
pekerjaan pengeboran.

Gambar 1.42 Center Drill


Sumber : Ari Antika (2015)
1.11 Las Gesek
Pengelasan gesek / friction welding merupakan pengelasan tanpa
menggunakan kawat

las / elektroda

sehingga

bisa

dipastikan bahwa

sambungan yang diperoleh antara kedua material yang dilas adalah sambungan
yang

homogen. Selain itu

penyambungan poros dengan proses ini dapat

meminimalisir bergesernya sumbu dari material yang dilas. Dalam proses


LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

22

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

pengelasan gesek/friction welding, kecepatan putaran merupakan variabel


yang sensitif dan dalam hal ini dapat divariasikan jika waktu dan temperatur
pemanasan serta tekanan dikontrol dengan baik. Secara umum, kecepatan
putaran yang lebih tinggi dapat digunakan untuk mengelas bahan peka panas
seperti baja. Baja karbon merupakan salah satu jenis logam yang paling
banyak

digunakan diberbagai

bidang

teknik

terutama

untuk keperluan

industri seperti konstruksi bangunan, konstruksi pesawat terbang, pembuatan


alat-alat perkakas, dan lain-lain. Banyaknya pemakaian jenis logam ini tidak
terlepas dari sifat-sifat yang dimilikinya diantaranya adalah mudah diperoleh
di pasaran, mudah dibentuk/diproses atau mempunyai sifat permesinan yang
baik dan harganya relatif murah.
Pengelasan gesek mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan
proses pengelasan lainnya, diantaranya: tidak memerlukan fluks/selaput las,
bahan pengisi/elektroda ataupun gas dalam proses pengelasannya, tidak ada
percikan api las ataupun asap yang dihasilkan, tidak ada pencairan sehingga
tidak ada cacat solidifikasi yang terjadi (misalnya gas porositas, segregasi atau
inklusi

terak),

(dissimilar)

dapat

menyambung

dua

buah

logam

yang berbeda

sehingga dapat mengurangi biaya bahan baku dalam aplikasi

pengelasan logam yang berbeda dan sebagainya.


Meskipun mempunyai banyak keuntungan pengelasan gesek juga
mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya tidak dapat menyambung dengan
baik bahan atau material yang berbentuk kotak atau persegi, biaya investasi
mesin yang mahal serta penggunaannya untuk keperluan tertentu saja. Pada
gambar dibawah yang menunjukkan langkah-langkah dasar dalam proses
pengelasan gesekan.

Gambar 1.43 Las Gesek


Sumber: Siddiq (2015)
Keterangan Gambar:

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

TUGAS PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR I

a
b

23

Satu benda kerja diputar dan benda lain dalam keadaan diam.
Kedua benda kerja saling disentuhkan permukaannya dan gaya aksial diberikan
untuk memulai proses pengelasan.

Rotasi benda kerja dihentikan dan proses pengelasan selesai.

LABORATORIUM PROSES
MANUFAKTUR 1

LATHE MACHINE

24

BAB II
POWER HACK SAW
2.1

Prinsip Kerja Power Hacksaw


Gerakan putar dari motor listrik dirubah menjadi gerakan lurus bolak-balik
oleh mekanisme yang serupa dengan mesin sekrap. Gerakan bolak-balik
diteruskan pada frame yang menjepit blade (pemotong). Karena pada frame
terdapat pemberat, maka pada langkah bolak-balik terjadi perubahan posisi titik
berat frame yang mengakibatkan penekanan pada benda kerja. Untuk menjaga
posisi setelah pemakanan, maka frame ditahan oleh sebuah mekanisme hidrolis.
Posisi frame akan terus turun ke bawah sampai panjang minimum dari lengan
hidrolis tercapai.

2.2

Bagian-bagian Power Hack saw

Gambar 2.1 Bagian-Bagian Power Hacksaw


Sumber: Modul Praktikum Proses Manufaktur 1

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR


1

POWER HACK
SAW

25
3

11
12

Gambar 2.2 Bagian-Bagian Power Hacksaw


Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur 1
Keterangan gambar:
1 Base
Merupakan dasar dari komponen mesin.
2 Frame
Berfungsi untuk memegang blade saat memotong.
3 Blade
Merupakan pemotong benda kerja dan dapat diganti sesuai keperluan.
4 Speed Change Switch
Digunakan untuk mengatur kecepatan gerak pemotongan.
5 Pressure Release Button
Digunakan untuk mengurangi tekanan pada mekanisme hidrolis, sehingga
frame dapat terangkat.
6 Hydraulic Mechanism
Digunakan untuk menjaga kedudukan frame sesaat setelah perubahan
kedudukan pemotongan.
7 Vise
Digunakan untuk menjepit benda kerja. Vise dapat diputar jika diinginkan
pemotongan menyudut.
8 Vise Adjusting Handle
Merupakan handle untuk mengatur pencengkeraman vise.
9 Coolant Hose
Digunakan untuk mengeluarkan pendingin dari penampungnya.
10 Coolant Pump
Merupakan pompa yang digunakan untuk memberi tekanan pada coolant,
sehingga dapat mencapai kedudukan benda kerja yang lebih tinggi.
11 Main Switch
Main Switch adalah skalar utama yang digunakan untuk menghidupkan/
mematikan mesin.
12 Ruler
Digunakan untuk mengukur panjang benda kerja yang akan dipotong.
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR
1

POWER HACK
SAW

26

2.3

Fungsi Power Hack saw


Power Hack Saw digunakan untuk memotong logam seperti baja.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR


1

POWER HACK
SAW

27

BAB III
MESIN SEKRAP
3.1 Prinsip Kerja mesin sekrap

Crank wheel

Rocker arm
Connecting road

Gambar 3.1 Prinsip kerja mesin sekrap


Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Universitas Brawijaya
Prinsip kerja mesin sekrap adalah gerakan untuk menjalankan proses
pemotongan berupa gerakan bolak-balik pahat yang berasal dari gerakan rocker
arm. Sebuah motor listrik memberikan gerakan putar melalui gear drive menuju
roda gigi penggerak (crank wheel). Pada crank wheel dipasang pivot/pasak yang
letaknya dapat diatur dengan pusat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur
panjang pendeknya blok engkol yang dihubungkan ke rocker arm. Dengan
demikian gerakan putaran dari crank wheelakan menyebabkan rocker arm ikut
bergerak (berayun). Ayunan rocker arm ini menyebabkan ram yang memegang
pahat bergerak maju mundur. Prinsip kerja mesin sekrap adalah mengubah
gerakan rotasi menjadi translasi.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

SHAPING
MACHINE

28
3.2 Bagian bagian MesinSekrap

4
11

10

5
12
13

Gambar 3.2 Mesin sekrap


Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Universitas Brawijaya
Keterangan:
1. Support/eretan tegak
2. Pelat pemegang pahat
3. Tool post/ penjepit pahat
4. Ragum
5. Meja
6. Tuas kedudukan langkah
7. Lengan
8. Rangka

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

SHAPING
MACHINE

29
9. Tombol On-Off
10. Pengatur jarak langkah
11. Eksentrik penggerak
12. Eretan meja arah
13. Eretan meja arah tegak
3.3 Macam-macam Mesin Sekrap
1. Mesin Sekrap Datar atau Horizontal (Shaper)
Mesin jenis ini umum dipakai untuk produksi dan pekerjaan serbaguna
terdiri atas rangka dasar dan rangka yang mendukung lengan horizontal.Benda
kerja didukung pada rel silang sehingga memungkinkan benda kerja untuk
digerakkan ke arah menyilang atau vertikal dengan tangan atau penggerak
daya.Pada mesin ini pahat melakukan gerakan bolak-balik, sedangkan benda
kerja melakukan gerakan ingsutan.Panjang langkah maksimum sampai 1.000
mm, cocok untuk benda pendek dan tidak terlalu berat.

Gambar 3.3 Mesin Sekrap Datar atau Horizontal


Sumber: Galih Prasetyo (2015)
2. Mesin Sekrap Vertikal (Slotter)
Mesin sekrap jenis ini digunakan untuk pemotongan dalam, menyerut dan
bersudut

serta

untuk

pengerjaan

permukaan-permukaan

yang

sukar

dijangkau.Selain itu mesin ini juga bisa digunakan untuk operasi yang
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

SHAPING
MACHINE

30
memerlukan pemotongan vertikal.Gerakan pahat dari mesin ini naik turun secara
vertikal, sedangkan benda kerja bisa bergeser ke arah memanjang dan melintang.
Mesin jenis ini juga dilengkapi dengan meja putar, sehingga dengan mesin ini
bisa dilakukan pengerjaan pembagian bidang yang sama besar.

Gambar 3.4 Mesin sekrap vertikal (slotter)


Sumber: Galih Prasetyo (2015)
3. Mesin Planner
Digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang panjang dan besar
(berat).Benda kerja dipasang pada eretan yang melakukan gerak bolak-balik,
sedangkan pahat membuat gerakan ingsutan dan gerak penyetelan.Lebar benda
ditentukan oleh jarak antartiang mesin.Panjang langkah mesin jenis ini ada yang
mencapai 200 sampai 1.000 mm.

Gambar 3.5 Mesin Planner


Sumber: Galih Prasetyo (2015)

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

SHAPING
MACHINE

31
3.4 Fungsi Mesin Sekrap
Mesin sekrap adalah mesin yang relatif sederhana.Biasanya digunakan
dalam ruang alat atau untuk mengerjakan benda kerja yang jumlahnya satu atau dua
buah untuk prototype (benda contoh). Pahat yang digunakan sama dengan pahat
bubut. Proses sekrap tidak terlalu memerlukan perhatian/ konsentrasi bagi
operatornya ketika melakukan penyayatan. Mesin sekrap yang sering digunakan
adalah mesin sekrap horizontal.Selain itu, ada mesin sekrap vertikal yang biasanya
dinamakan mesin slotting/slotter. Proses sekrap ada dua macam yaitu proses sekrap
(shaper) dan planner. Proses sekrap dilakukan untuk benda kerja yang relatif kecil,
sedang proses planner untuk benda kerja yang besar.
3.5 Macam-macam pahat sekrap
Menurut bentuknya yaitu:
a

Pahat Sekrap Kasar Lurus


Pahat sekrap kasar lurrus adalah pahat yang digunakan untuk menyayat benda
kerja secara garis lurus dengan ujung mata pahat.

Gambar 3.6 Pahat sekrap kasar lurus


Sumber :Faried Pradhana (2014)
b

Pahat Sekrap Kasar Lengkung


Pahat sekrap kasar lengkung tidak terlalu jauh berbeda dengan pahat sekrap
kasar lurus.Krena pahat kasar lengkung juga digunakan unutk menyayat
benda kerja yang datar, yang berbeda hanya unujng pahatnya yang
melengkung.

Gambar 3.7 Pahat sekrap kasar lengkung


Sumber : Faried Pradhana (2015)
c

Pahat Sekrap Datar

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

SHAPING
MACHINE

32
Pahat sekrap datar memiliki ujung pahat yang sudutnya 180. Artinya mata
pahatnya berbentuk datar, sehinggga pada saat menyerut benda kerja,
hasilnya akan datar sesuai garis sumbu.

Gambar 3.8 Pahat sekrap datar


Sumber :Faried Pradhana (2015)
d

Pahat Sekrap Runcing

Gambar 3.9 Pahat sekrap runcing


Sumber :Faried Pradhana(2015)

Pahat Sekrap Sisi

Gambar 3.10 Pahat sekrap sisi


Sumber : Faried Pradhana (2015)

Pahat Sekrap Sisi Kasar


Pahat sekrap sisi kasar biasanya digunakan untuk mengetam benda kerja
secara vertikal dengan model dan posisi pahat tegak lurus pada benda kerja.

Gambar 3.11 Pahat sekrap sisi kasar


Sumber : Faried Pradhana(2014)

Pahat Sekrap Sisi Datar

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

SHAPING
MACHINE

33
Pahat sekrap sisi datar memiliki mata pahat yang sudutnya 180. Pahat ini
digunakan untuk mengetam tegak

Gambar 3.12 Pahat sekrap sisi datar


Sumber : Faried Pradhana (2015)
h

Pahat Sekrap Profil


Pahat sekrap profil hampir sama dengan pahat alur, yang berbeda hanyalah
profil yang dihasilkan lebih berbentuk. Pahat ini digunakan untuk membuat
profil pada benda kerja.

Gambar 3.13 Pahat sekrap profil


Sumber : Faried Pradhana (2015)
i.) Pahat Sekrap Masuk Ke Dalam atau Pahat Sekrap Masuk Ke Luar Lurus

Gambar 3.14 Pahat Sekrap Masuk Ke Dalam atau Pahat Sekrap Masuk Ke Luar Lurus
Sumber : Faried Pradhana (2015)
J.) Pahat Sekrap Masuk Ke Dalam atau Pahat Sekrap Masuk Ke Luar Diteruskan

Gambar 3.15 Pahat Sekrap Masuk Ke Dalam atau Pahat Sekrap Masuk Ke Luar
Sumber : Faried Pradhana (2015)

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

SHAPING
MACHINE

34

BAB IV
MESIN BOR
4.1 Prinsip Kerja Mesin Bor
Mesin Bor mempunyai prinsip kerja yang sama dengan mesinmesin lainnya,
yaitu:
1. Main Drive
Motor listrik biasa dipakai sebagai penggerak utama pada mesin bor.Putaran pada
motor listrik di transmisikan melalui porosnya ke mekanisme pengatur putaran mesin
berupa pasangan puli bertingkat yang dihubungkan dengan Vee Belt. Dari puli
bertingkat,putaran diteruskan ke spindle mesin.Pada spindle terdapat tool post
sebagai pemegang mata bornya.
2.

Feed Drive
Feed drive merupakan gerakan pemakanan mata bor pada benda kerja. Gerakan ini
dilakukan secara manual pada mesin-mesin bor yang sederhana dengan cara
memutar drilling lever sehingga mata bor bergerak ke arah benda kerja.

4.2 Bagian-bagian Mesin Bor

3
1

Gambar 4.1 Mesin Bor


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT - UB

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

DRILL MACHINE

35
1. Base
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base terletak
paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut. Pemasangannya harus kuat
karena akan mempengaruhi keakuratan pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.
2. Column (tiang)
Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian yang
digunakan untuk proses pengeboran. Kolom berbentuk silinder yang mempunyai alur
atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja.
3. Table (meja)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor. Meja
kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi ketinggian pekerjaan
yang berbeda atau bisa berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu poros pada
ujung yang melekat pada tiang (column). Untuk meja yang berbentuk lingkaran bisa
diputar 360

dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu dilengkapi

pengunci (tableclamp) untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan yang
dibutuhkan. Untukmenjepit benda kerja agar diam menggunakan ragum yang
diletakkan di atas meja.
4. Drill (mata bor)
Suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang paling
sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang baik, penyaluran
serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup, sudut-sudut
sayat yang menguntungkan dan bidang potong dapat diasah tanpa mengubah
diameter bor. Bidangbidang potong bor spiral tidak radial tetapi digeser sehingga
membentuk garis-garis singgung pada lingkaran kecil yang merupakan hati bor.
5. Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang /
mencekam mata bor.
6. Spindle head
Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor dengan
sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk proses pemakananya.

7. Handle
Untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda kerja
( memakankan).

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

DRILL MACHINE

36
8. Kelistrikan
Penggerak utama dari mesin bor adalah motor listrik, untuk kelengkapanya
mulai dari kabel power dan kabel penghubung ,fuse / sekring, lampu indikator,
saklar on/off dan saklar pengatur kecepatan.
1.3 Macam-macam Mesin Bor
1. Mesin bor meja
Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja. Mesin ini
digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan diameter kecil (terbatas
sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip kerja mesin bor meja adalah putaran motor
listrik diteruskan ke poros mesin sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar
yang sekaligus sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun dengan
bantuan roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan saat
pengeboran.

Gambar 4.2 Mesin Bor Meja


Sumber : Pranowo (2015)
2. Mesin bor tangan (pistol)
Mesin bor tangan adalah mesin bor yang pengoperasiannya dengan
menggunakan tangan dan bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan biasanya
digunakan untuk melubangi kayu, tembok maupun pelat logam. Khusus Mesin bor
ini selain digunakan untuk membuat lubang juga bisa digunakan untuk
mengencangkan baut maupun melepas baut karena dilengkapi 2 putaran yaitu kanan
dan kiri. Mesin bor ini tersedia dalam berbagai ukuran, bentuk, kapasitas dan juga
fungsinya masing- masing

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

DRILL MACHINE

37

Gambar 4.3 Mesin Bor Tangan


Sumber : Pranowo (2015)
3. Mesin bor radial
Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda-benda kerja yang
besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada lantai, sedangkan meja mesin
telah terpasang secara permanen pada landasan atau alas mesin. Pada mesin ini
benda kerja tidak bergerak. Untuk mencapai proses pengeboran terhadap benda
kerja, poros utama yang digeser kekanan dan kekiri serta dapat digerakkan naik
turun melalui perputaran batang berulir.

Gambar 4.4 Mesin Bor Radial


Sumber : Pranowo (2015)
4. Mesin bor tegak
Digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan ukuran yang lebih besar,
dimana proses pemakanan dari mata bor dapat dikendalikan secara otomatis naik
turun. Pada proses pengeboran, poros utamanya digerakkan naik turun sesuai
o

kebutuhan. Meja dapat diputar 360 , mejanya diikat bersama sumbu berulir pada
batang mesin, sehingga mejanya dapat digerakkan naik turun dengan menggerakkan
engkol.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

DRILL MACHINE

38

Gambar 4.5 Mesin Bor Tegak


Sumber : Pranowo (2015)
5. Mesin bor koordinat
Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin bor yang
lainnya. Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan posisi pengeboran. Mesin
bor koordinat digunakan untuk membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik
pusat dan diameter lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian
yang tinggi. Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi tersebut digunakan
meja kombinasi yang dapat diatur dalam arah memanjang dan arah melintang
dengan bantuan sistem optik. Ketelitian dan ketepatan ukuran dengan sisitem optik
dapat diatur sampai mencapai toleransi 0,001 mm.

Gambar 4.6 Mesin Bor Koordinat


Sumber : Pranowo (2015)
6. Mesin bor lantai
Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai. Mesin bor lantai
disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor lantai ini adalah mesin bor yang
mejanya disangga dengan batang pendukung. Mesin bor jenis ini biasanya dirancang
untuk pengeboran benda-benda kerja yang besar dan berat.
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

DRILL MACHINE

39

Gambar 4.7 Mesin Bor Lantai


Sumber : Pranowo (2015)
7. Mesin bor berporos (mesin bor gang)
Mesin bor ini mempunyai lebih dari satu spindel, biasanya sebuah meja
dengan empat spindel. Mesin ini digunakan untuk melakukan beberapa operasi
sekaligus, sehingga lebih cepat.untuk produksi masal terdapat 20 atau lebih spindel
dengan sebuah kepala penggerak. Ardian Widyatmoko (2010),

Gambar 4.8 Mesin Bor Berporos


Sumber : Pranowo (2015)
4.4 Fungsi Mesin Bor
1. Drilling
Proses yang digunakan untuk membuat suatu lubang pada benda kerja
yangsolid.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

DRILL MACHINE

40

Gambar 4.9 Drilling


Sumber : Riasty (2015)
2.

Reaming
Reaming adalahcara akurat pengepasan dan finishing lubang yang sudah ada
sebelumnya

Gambar 4.10 Reaming


Sumber : Riasty (2015)
3. Boring
Proses memperluas sebuah lubang yang sudah ada dengan satu titik
pahat.Boring lebih disukai karena kita dapat memperbaiki ukuran lubang, atau
keselarasandan dapat menghasilkan lubang yang halus.

Gambar 4.11 Boring


Sumber : Riasty (2015)
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

DRILL MACHINE

41
4. Counter boring
Operasi ini menggunakan pilot untuk membimbing tindakan pemotongan.
Digunakan untuk proses pembesaran ujung lubang yang telah dibuat dengan
kedalaman tertentu, untuk mengakomodasi kepala baut.

Gambar 4.12 Counter Boring


Sumber : Riasty (2015)
5. Countersink (bor benam)
Khusus pembesaran miring berbentuk kerucut pada akhir lubang untuk
mengakomodasi sekrup versink. Kerucut sudut 60, 82, 90, 100, 110, 120

Gambar 4.13 Countersink


Sumber : Riasty (2015)
6. Tapping
Tapping adalah proses dimana membentuk ulir dalam. Hal ini dilakukan baik
oleh tangan atau oleh mesin.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

DRILL MACHINE

42

Gambar 4.14 Tapping


Sumber : Riasty (2015)
4.5 Macam-macam Mata Bor

Gambar 4.15 Macam-macam Mata Bor


Sumber : Yulia Darmala Sakti (2015)
1. Mata bor spiral
Digunakan untuk pembuatan lubang yang diameternya sama dengan diameter
mata bor.
2. Mata bor pemotong lurus
Digunakan untuk material yang lunak seperti kuningan, tembaga, perun ggu
3. Mata bor untuk lubang yang dalam (deep hole drill)
Digunakan untuk membuat lubang yang relatif dalam.

4. Mata bor skop (spade drill).


LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

DRILL MACHINE

43
Digunakan untuk material yang keras tetapi rapuh. Mata potong dapat
diganti-ganti.
5. Mata bor satelit
Digunakan untuk membuat lubang pada material yang telah dikeraskan. Mata
bornya mempunyai bentuk segitiga dan terbuat dari baja campuran yang tahan panas.
Yulia Darmala Sakti (2010)
4.6 Jig & Fixture
a. Jig
Jigdidefinisikan sebagai peralatan khusus yang memegang, menyangga
atau ditempatkan pada komponen yang akan dimesin. Alat ini adalah alat bantu
produksi yang dibuat sehingga ia tidak hanya menempatkan dan memegang
benda kerja tetapi juga mengarahkan alat potong ketika operasi berjalan. Jig
biasanya dilengkapi dengan bushing baja keras untuk mengarahkan mata
gurdi/bor (drill) atau perkakas potong lainnya. Pada dasarnya, jig yang kecil
tidak dibaut/dipasang pada meja kempa gurdi (drill press table). Namun untuk
diameter penggurdian diatas 0,25 inchi, jig biasanya perlu dipasang dengan
kencang pada meja.

Gambar 4.16 Jig


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur 1 Fakultas Teknik Jurusan Mesin
Universitas Brawijaya
b. Fixture
Fixture adalah peralatan produksi yang menempatkan, memegang dan
menyangga benda kerja secara kuat sehingga pekerjaan pemesinan yang
diperlukan bisa dilakukan. Blok ukur atau feeler gauge digunakan pada fixture
untuk referensi/setelan alat potong ke benda kerja. Fixture harus dipasang tetap
ke meja mesin dimana benda kerja diletakkan

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

DRILL MACHINE

44

Gambar 4.17 Fixture


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT - UB

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

DRILL MACHINE

45

BAB V
MESIN LAS
5.1

Pengertian Pengelasan
Berdasarkan definisi DIN (Deutche Industrie Normen) las adalah penyambungan

logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.Dari definisi tersebut
dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa
batang logam dengan menggunakan energi panas.
Las menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), " adalah penyambungan
besi dengan cara membakar.
Sedangkan menurut maman suratman (2001:1) mengatakan tentang pengertian
mengelas yaitu salah satu cara menyambung dua bagian logam secara permanen denaga
menggunakan tenaga panas.
Sedangkan Sriwidartho, Las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat
dengan dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan definisi las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau
cair ". Dengan kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam
dengan menggunakan energi panas. Dalam proses penyambungan ini adakalanya
disertai dengan tekanan dan material tambahan (fillermaterial).
5.2 Klasifikasi Las

Gambar 5.1 : Klasifikasi Las


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2015)
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

46
a. Las busur listrik

Gambar 5.2 Mesin Las busur Listrik


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT - UB
1) SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
Las busur nyala listrik terlindung adalah pengelasan dengan
mempergunakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Las ini
yang paling lazim dipakai dimana-mana untuk hampir semua keperluan
pengelasan. Untuk mencegah oksidasi (reaksi dengan zat asam O2), bahan
penambah las (elektroda) dilindungi dengan selapis zat pelindung (fluls atau
slag) yang sewaktu pengelasan ikut mencair. Tetapi berhubung berat jenisnya
lebih ringan dari bahan metal yang dicairkan, maka cairan fluks mengapung
diatas cairan metal tersebut, sekaligus mengisolasi metal tersebut untuk
beroksidasi dengan udara luar, dan sewaktu mendingin/membeku, fluks tersebut
juga ikut membeku dan tetap melindungi metal dari reaksi oksidasi.
2) SAW (Submerged Arc Welding)
Las busur terbenam adalah pengelasan dengan busur nyala listrik. Untuk
mencegah oksidasi cairan metal dan metal tambahan digunakan butir-butir fluks
atau slag, sehingga busur nyala terpendam didalam kurungan butir-butir
tersebut.
3) ESW (Electroslag Welding)
Pengelasan busur terhenti sejenis dengan SAW, namun bedanya busur
nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan proses pencairan fluks berjalan terus
dan menjadi bahan pengantar arus listrik (konduktif), sehingga elektroda
terhubungkan dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut.
4) Stud Welding

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

47
Las baut pendasi berguna untuk menyambung bagian suatu konstruksi baja
dengan bagian yang terdapat di dalam beton (baut angker, shear connecter, dll).
5) ERW (Electric Resistant Weld)
Las tahanan listrik dengan tahanan yang besar panas yang dihasilkan oleh
listrik menjadi sedemikian tingginya sehingga mencairkan logam yang akan di
las.
6) EBW (Electron Beam Welding, electron bombardment)
Las pemboman elektron adalah suatu pengelasan yang pencairan
disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan elektron yang
dikonsentrasikan/dimampatkan dan diarahkan pada benda yang dilas.
b. Las berdasarkan panas dari kombinasi busur nyala listrik dan gas kekal
(Inert)
1. GMAW (Gas Metal Arc Welding)
Nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala listrik. Sebagai pelindung
oksidasi dipakai gas pelindung yang berupa gas kekal (inert) atau CO 2. Bahan
penambah dan gas pelindung berasal dari satu moncong pistol las MIG.
2. GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas)
Pengelasan dengan memakai busur nyala yang dihasilkan oleh elektroda
tetap terbuat dari tungsten.
3. PAW (Plasma Arc Welding)
Sejenis GTAW hanya saja bahan gas pelindungnya berbeda, yakni campuran
antara argon, nitrogen (zat lemas) dan hidrogen (zat air) yang lazim disebut
plasma.
4. EGW (Electro Gas Welding)
Jenis las MIG yang otomatis dan hanya dipakai untuk posisi pengelasan
vertikal.
c. Las berdasarkan panas dari pembakaran campuran gas
1. OAW (Oxy Acetylene Welding)
sejenis las gas yang lazim disebut las karbit atau las autogen. Panas didapat
dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2) dengan zat asam(O2)
d. Las berdasarkan ledakan dan reaksi eksotermis
1. EXW (Explosion weld atau CAD weld)
Las yang sumber panasnya didapat dengan meledakan obat mesiu yang
dipasang dalam suatu mold/cetakan pada bagian yang disambung sehingga
terjadi pencairan bahan pada bagian tersebut dan mengisi cetakan yang tersedia
2. TW (Termit Welding)
Las yang mempergunakan proses reaksi kimia eksotermis yang
menghasilkan suhu yang sangat tinggi untuk melebur metal yang di las.
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

48

5.3 Las SMAW


5.3.1 Prinsip Kerja Las SMAW
SMAW adalah proses las busur manual dimana panas las dihasilkan oleh busur
listrik yang terbentuk diantara elektroda berpelindung flux dengan benda kerja.
Elektroda SMAW terdiri dari 2 bagian yaitu bagian inti yang terbuat dari baja yang
berfungsi sebagai bahan pengisi (filler) dan bahan pembungkus yang disebut fluks.
Fungsi fluks adalah : sebagai sumber terak untuk melindungi logam cair dari udara
sekitarnya, menjaga busur listrik agar tetap stabil, sebagai deoksidator, menghasilkan
gas pelindung, mengurangi percikan api dan uap pada pengelasan, dan sebagai sumber
dari unsur paduan.

Gambar 5.3 Skema Las SMAW


Sumber : Adrian (2012)

5.3.2

Bagian Bagian Utama Las SMAW


Bagian Utama Pada Mesin

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

49

Gambar 5.4 Mesin Las SMAW Fronius FROWIG 205


Sumber :Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
Keterangan :
1. Current Regulator
2. Tang Elektroda
3. Elektroda
4. Welding Masks
5. Tang Massa
1.

Elektroda
Elektroda yang dipergunakan pad alas busur mempunyai perbedaan
komposisi selaput maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput.
Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi,
semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 sampai 7 mm
dengan panjang antara 350 sampai 450 mm

Gambar 5.5 Elektroda


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT - UB
2.

Welding Mask
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

50
fungsi dari helm ini untuk melindungi mata pengguna dan daerah sekitar
wajah maupun kepala.Jadi salah satu pelengkapan welding ini harus di pakai saat
melakukan pengelasan. Untuk welding safety helmet di desaint 2 bentuk untuk
daerah wajah saja dan full face yang melindungi seluruh kepala

Gambar 5.6 Welding Mask


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT - UB
3.

Tang Massa
Ini adalah alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Terbuat
dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Klem masa dilengkapi
dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik. Tempat
yang dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya).

Gambar 5.7 Tang Massa


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT - UB
4.

Pemegang Elektroda
Ujung yang berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda.
Ini terdiri dari mulut penjepit dan pemegang yang dibungkus oleh bahan penyekat
(biasanya dari embonit).

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

51

Gambar 5.8 Pemegang Elektroda


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT - UB
5.

Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus
dengan karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu :
a.Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las dengan
elektroda.
b. Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.
c. Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan
lisrtik dengan pesawat las.

Gambar 5.9 Kabel Las


Sumber : Leonardo(2015)
5.4 Las MIG
5.4.1 Prinsip Kerja Las MIG
Panas dari proses pengelasan ini dihasilkan oleh busur las yang terbentuk
diantara elektroda kawat (wire electrode) dengan benda kerja. Selama proses las
MIG (GMAW), elektroda akan meleleh kemudian akan menjadi deposit logam
las (weld beads). Gas pelindung digunakan untuk mencegah terjadinya oksidasi
dan melindungi hasil las selama masa pembekuan (solidification).

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

52

Gambar 5.10 Rangkaian mesin las MIG


Sumber : M.Machfud. MA (2015)

5.4.2 Bagian Bagian Utama Mesin Las MIG


1. Mesin Las
Mesin las

MIG merupakan mesin las

DC, umumnya berkemampuan

sampai 250 ampere. Dilengkapi dengan sistem kontrol, penggulung kawat gas
pelindung, sistem pendingin dan rangkaian lain. Sumber tenaga untuk Las MIG (
metalinertgas) merupakan mesin las bertegangan konstan. Tenaga yang
dikeluarkan dapat berubah-ubah sendiri sesuai dengan panjang busur. Panjang
busur adalah jarak antara ujung elektroda kebenda kerja. Panjang busur ini bisa
distel. Bila busur berubah menjadi lebih pendek dari setelan semula, maka arus
bertambah dan kecepatan kawat berkurang. Sehingga panjang busur kembali
semula. Sebaliknya bila busur berubah menjadi lebih panjang, arus berkurang,
kecepatan kawat elektroda bertambah. Dengan sistem otomatis seperti ini, yaitu
mesin yang mengatur sendiri, maka panjang busur akan konstan dan hasil
pengelasan akan tetap baik.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

53

Gambar 5.11 Mesin Las MIG


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
2. Unit Pengontrolan Kawat Elektroda (Wire Feeder)
Alat pengontrol kawat elektroda (wire

feederunit)

adalah

alat/

perlengkapan utama pada pengelasan dengan MIG (metal inert gas). Alat ini
biasanya tidak menyatu dengan mesin las, tapi merupakan bagian yang terpisah
dan ditempatkan berdekatan dengan pengelasan. Fungsinya adalah sebagai
berikut :
a. Menempatkan rol kawat elektroda
b. Menempatkan kabel las (termasuk welding gun dan nozzle) dan sistem
saluran gas pelindung.
c. Mengatur pemakaian kawat elektroda.
d. Mempermudah proses/penanganan pengelasan dimana wire feeder
tersebut dapat di pindah-pindah sesuai kebutuhan.

Gambar 5.12 Wire feeder unit MIG


Sumber : Ahmad Budi Santusa (2007)
3. Kabel las dan kabel control
Pada mesin las terdapat kabel primer (primary powercable) dan kabel
sekunder atau kabel las (weldingcable). Kabel primer ialah kabel yang
menghubungkan antara sumber tenaga dengan mesin las. Jumlah kawatinti pada
kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa mesin las ditambah satu kawat
sebagai hubungan pentanahan dari mesin las. Kabel sekunder ialah kabel-kabel
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

54
yang dipakai untuk keperluan mengelas, terdiri dari kabel yang dihubungkan
dengantanglas dan benda kerja serta kabel- kabel control.
Inti Penggunaan kabel pada mesin las hendaknya disesuaikan dengan
kapasitas arus maksimum dari pada mesin las. Makin kecil diameter kabe latau
makin panjang ukuran kabel, maka tahanan / hambatan kabel akan naik ,
sebaliknya makin besar diameter kabel dan makin pendek maka hambatan akan
rendah. Pada ujung kabel las biasanya dipasang sepatu kabeluntuk pengikatan
kabel pada terminal mesin las dan pada penjepit elektroda maupun pada penjepit
masa.
4. Regulator gas pelindung
Fungsi utama dari regulator adalah untuk mengatur pemakaian gas.
Untuk pemakaian gas pelindung dalam waktu yang relatif lama, terutama gas CO2
diperlukan pemanas (heater-vaporizer) yang dipasang antara silinder gas dan
regulator. Hal ini diperlukan agar gas pelindung tersebut tidak membeku yang
berakibat terganggunya aliran gas.

Gambar 5.13 Regulator gas


Sumber : Ahmad Budi Santusa (2007)
5. Pipa kontak
Pipa pengarah elektroda biasa juga disebut pipa kontak. Pipa kontak
terbuat dari tembaga,dan berfungsi untuk membawa arus listrik ke elektroda yang
bergerak dan mengarahkan elektroda tersebut kedaerah kerja pengelasan. Torch
dihubungkan dengan sumber listrik pada mesin las dengan menggunakan kabel.
Karena elektroda harus dapat bergerak dengan bebas dan melakukan kontak
listrik dengan baik, maka besarnya diameter lubang dari pipa kontak sangat
berpengaruh.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

55

Gambar 5.14 Pipa kontak


Sumber : Ahmad Budi Santusa (2007)
6. Welding gun
Welding gun berfungsi untuk mengarahkan elektroda ke daerah yang
ingin di las.

Gambar 5.15 Welding gun las MIG


Sumber : Ahmad Budi Santusa (2007)
7. Nozzle gas pelindung
Nozzle gas pelindung akan mengarahkan jaket gas pelindung kepada
daerah las. Nozzle yang besar digunakan untuk proses pengelasan dengan arus
listrik yang tinggi. Nozzle yang lebih kecil digunakan untuk pengelasan
dengan arus listrik yang lebih kecil.

Gambar 5.16 Nozzle gas pelindung


Sumber : Ahmad Budi Santusa (2007)
5.5 Las Titik
5.5.1 Prinsip Kerja Las Titik
Las titik adalah pengelasan memakai metode resistansi listrik dimana pelat
lembaran dijepit dengan dua elektroda. Ketika arus dialirkan maka terjadi sambungan
las pada posisi jepitan. Siklus pengelasan titik dimulai ketika elektroda menekan pelat
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

56
dimana arus belum dialirkan.Waktu proses ini disebut waktu tekan. Setelah itu arus
dialirkan ke elektroda sehingga timbul panas pada pelat di posisi elektroda sehingga
terbentuk sambungan las.Waktu proses ini disebut waktu las.
Setelah itu arus dihentikan namun tekanan tetap ada dan proses ini disebut
waktu tenggang. Kemudian logam dibiarkan mendingin sampai sambungan menjadi
kuat dan tekanan dihilangkan dan pelat siap dipindahkan untuk selanjutnya proses
pengelasan dimulai lagi untuk titik yang baru.

Gambar 5.17 Diagram las titik


Sumber : Priyo Baliyono (2012)

5.5.2

Bagian bagian Utama Las Titik

Gambar 5.18 Bagian Utama Mesin Las Titik Krisbow Spot Welder
Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
Keterangan :
1.

Main regulator
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

57

2.

Regulator utama di dalamnya terdapat control utama, coling water port,dll.


Electrode Arm
Untuk memegang electrode.

3.

Electrode
Elektroda adalah bagian mesin las titik yang di gunakan untuk mengelas plat yang
ketebalan maksimal plat adalah 2 mm. Elektroda ini terbuat dari kuningan. Pada
ujung elektroda kita menggunakan logam tembaga, karena tembaga sebagai
penghantar arus listrik yang baik. Kuningan yaitu terbuat dari paduan logam
tembaga dan logam sengdengan kadar tembaga antara 60-96 % berat.

4.

Foot Pedal
Untuk melakukan eksekusi pengelasan.

5.5.2 Kontrol Utama

Gambar 5.19 Kontrol Mesin Las Titik Krisbow Spot welder


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT-UB (2015)
Keterangan :
1. Welding current regulation switch.
Untuk mengatur arus pengelasan.
2. Welding time regulation switch.
Untuk mengatur waktu pengelasan.
3. Work/ Detect changer.
Untuk memilih kondisi pengelasan atau stand by.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

58
4. Carbon-steel/ Stainles-steel changer.
Untuk memilih material yang akan di las.
5. Change over switch.
Untuk memilih tegangan input.

5.6 Elektrode dan Fluks


Elektrode juga ikut menentukan kekuatan dari hasil lasan, karena itu jenis
elektroda harus dipilih sesuai dengan jenis material logam induk, karena elektroda ini
akan mencair dan menyatu dengan logam induk. Elektroda terdiri dari kawat logam
sebagai penghantar arus listrik kebusur dan sekaligus sebagai bahan pengisi (filler).
Kawat ini terbungkus dengan bahan fluks. Biasanya dipakai arus listrik yang tinggi (10500 A) dan tegangan yang rendah (10-50 V). Elektroda yang digunakan pada proses las
busur listrik adalah elektroda yang terbungkus oleh fluks, dan mempunyai komposisi
logam inti yang berbeda-beda. Standarisasi elektroda untuk standart AWS didasarkan
pada jenis fluks, posisi pengelasan dan arus las, seperti tabel di bawah.
Tabel 5.1 Standarisasi elektroda untuk standar AWS didasarkan pada jenis fluks,
posisi pengelasan dan arus las Fluks

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

59
Sumber : Slide presentasi materi kuliah proses manufaktur 1 oleh bapak Sugiharto
S.T.,M.T. 2011
Fluks merupakan bahan kedua setelah elektrode yang digunakan dalam
pengelasan. Fungsi fluks yaitu :
a. Fluks memfasilitasi penyalaan busur dan meningkatkan intensitas dan
stabilitas busur
b. Fluks menimbulkan gas untuk melindungi busur, fluks akan terurai dan
menimbulkan gas CO2,CO,H, dan sebagainya yang mengelilingi busur.
Hal ini menjaga bentuk butiran logamdan cairan teroksidasi atau nitrasi
yang disebabkan oleh kontak dengan atmosfer.
c. Slag / terak melindungi logam las dan membantu pembentukan rigi,
selama pengelasan, fluks mencair menjadi terak yang melindungi cairan
dan rigi las dengan cara menutupinya.
d. Fluks menghaluskan kembali logam las dengan deoksidasi, bila
pengelasan dilaksanakan pada udara terbuka, logam las tidak bisa
terhindar dari oksidasi walau penimbul gas dan pembentuk terak
digunakan.
e. Fluks perlu ditambahi elemen campuran kelogam deposit, elemen
campuran yang tepat yang ditambahkan dari fluks untuk endapan
logam akan meningkatkan ketahanan terhadap korosi, panas dan abrasi.
f. Serbuk besi dalam fluks meningkatkan laju pengendapan dan efisiensi
pengoperasian.
g. Fungsi isolasi, fluks memberikan isolasi listrik yang baik.
Fluks terdiri dari biji alam, serbuk dan oksida perekat,karbonat,silikat, zat
organik dan berbagai zat bubuk lainnya kecuali untuk logam, dicampurkan pada
perbandingan yang spesifik. Campuran ini ditempelkan/ disalutkan ke kawat inti
dengan menggunakan air kaca sebagai perekat dan dikeringkan.
Tabel 5.2 Komponen utama fluks dan fungsinya

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

60

Sumber : Adithya Rahman (2013)


5.7Posisi Pengelasan
1. Posisi Dibawah Tangan
Dari berbagai posisi pengelasan , posisi bawah tanganlah yang paling
mudah untuk dilakukan. Oleh sebab itu untuk menyelasaikan setiap pekerjaan
pengelasan sedapat mungkin diusahakan pada posisi dibawah tangan.

Gambar 5.20 Posisi Dibawah Tangan


Sumber: Sri Widharto (2003)
2. Posisi mendatar / horizontal
Posisi horizontal kedudukan benda dibuat tegak dan arah pengelasan
mengikuti garis horizontal. Posisi elektroda dimiringkan kira-kira 50 10 okebawah,
untuk menahan lelehan logam cair, dan 20o kearah lintasan las (sudut jalan
elektroda 70o). Panjang busur nyala dibuat lebih pendek kalau dibandingkan dengan
panjang busur nyala pada posisi pengelasan dibawah tangan.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

61

Gambar 5.21 Posisi Mendatar/Horizontal


Sumber: Sri Widharto (2003)
3. Posisi Vertikal
Pada pengelasan vertikal, benda kerja dalam posisi tegak dan arah
pengelasan dapat dilakukan keatas/ naik atau kebawah/ turun. Arah pengelasan
yang dilakukan tergantung kepada jenis elektroda yang dipakai. Elektroda yang
berbusur lemah dilakukan pengelasan keatas, elektroda yang berbusur keras
dilakukan pengelasan kebawah.

Gambar 5.22 Posisi Vertikal


Sumber: Sri Widharto (2003)

4. Posisi Diatas Kepala


Posisi pengelasan diatas kepala, bila benda kerja berada pada daerah sudut
45 terhadap garis vertikal, dan juru las berada dibawahnya. Pengelasan posisi
diatas kepala, sudut jalan elektroda berkisar antara 75 85 tegak lurus terhadap
kedua benda kerja. Busur nyala dibuat sependek mungkin agar pengaliran cairan
logam dapat ditahan.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

62

Gambar 5.23 Posisi diatas kepala


Sumber: Sri Widharto (2003)
5. Posisi Datar (1G)
Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan
setengah bulan Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua
sisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi datar (1G)
didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diaplikasikan pada material pipa
dengan jalan pipa diputar.
6. Posisi Horisontal (2G)
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada
posisi tegak dan pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa. posisi
sudut electrode pengelasan pipa 2G yaitu 90 Panjang gerakan elektrode antara 1-2
kali diameter elektrode. Bila terlalu panjang dapat mengakibatkan kurang baiknya
mutu las. Panjang busur diusahakan sependek mungkin yaitu kali diameter
elektrode las. Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan
diusahakan dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi
cacat. Gerakan seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya.
7. Posisi Vertical (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini
dilaksanakan pada plate dan elektrode vertikal.
8. Posisi Horizontal Pipa (5G)
Pada pengelasan posisi 5G dibagi menjadi 2, yaitu :
Pengelasan naik
Biasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding tebal karena
membutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya lebih
rendah dibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga panas masukan
tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun.Posisi
pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horizontal tetap dan pengelasan
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

63
dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka
diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2. Mulai
pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan kemudian
dilanjutkan dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3. Gerakan
elektrode untuk posisi root pass (las akar) adalah berbentuk segitiga teratur
dengan jarak busur kali diameter elektrode.

Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta
gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan
lebih cepat dan lebih ekonomis.

Gambar 5.24 Macam macam posisi pengelasan


Sumber : Sugiharto S.T., M.T. (2011)
5.8 Cacat Hasil Las
A. Undercut atau Pengerukan
Penyebab cacat undercut adalah :

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

64
a. Arus yang terlalu tinggi
b. Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi
c. Posisi elektroda saat pengelasan yang tidak tepat
d. Ayunan elektroda saat pengelasan tidak teratur

Gambar 5.25 Cacat Undercut


Sumber : Welder (2015)
Cara menanggulangi cacat undercut adalah sebagai berikut :
a. Menyetel arus yang tepat
b. Mengurangi kecepatan mengelas
c. Mempertahankan panjang busur nyala yang tepat.
d. Mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur
B. Porositas
Penyebab porositas adalah sebagai berikut:
a.Nyala busur terlalu panjang
b.Arus terlalu rendah
c.Kecepatan las terlalu tinggi
d.Kandungan belerang terlalu tinggi
e.Kondisi pada saat penatau berminyak.
f.Terjadi pendinginan las yang cepat
g.Terciptanya gas hydrogen akibat panas las.

Gambar 5.26 Porositas


Sumber :Welder (2015)
Cara mengatasi adalah :
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

65
a. Memperpendek nyala busur
b. Arus disesuaikan dengan prosedur yang ditentukan
c. Menggunakan baja dengan kandungan belerang rendah
d. Mengurangi kelembabpan dengan cara memberikan pre-heat
e. Meningkatkan kebersihan material dengan cara digerinda terlebih dahulu
f. Hindari pendinginan terlalu cepat
C. Pengerutan Benda Kerja
Penyabab pengerutan benda kerja adalah sebagai berikut:
a. Pemanasan yang berlebihan
b. Take welding yang kurang kuat

Gambar 5.27 Pengerutan Benda Kerja


Sumber : Welder (2015)
Cara mengatasinya adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi arus yang terlalu besar
b. Memperkuat take welding
D. Incluisi Slag
Penyebab terjadinya inclusi slag adalah sebagai berikut:
a. Kecepatan gerak electrode yang tidak tepat
b. Sudut elektroda yang kurang tepat
c. Sudut bevel kekecilan
d. Ampere las terlalu kecil
e. Busur las terlalu jauh
Cara mengatasinya adalah sebagai berikut:
a. Naikan kecepatan sehingga slag tidak mengalir keakar las
b. Usahakan sudut yang tepat pada arah las
c. Perbaiki sudut bevel atau gunakan kawat kecil
d. Perbesar ampere las
e. Sesuaikan jarak busur las pada materil ( 1x Diameter Kawat )
E. Over Spatter (percikan las yang terlalu banyak)
Penyebab over spatter adalah sebagai berikut:
a. Arus terlalu besar

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

66
b. Busur las terlalu jauh
c. Electrode menyerap uap

Gambar 5.28 Over Spatter


Sumber :Welder(2015)
Cara mengatasi adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
F.

Turunkan arus
Sesuaikan panjang busur (1x diameter elektroda)
Keringkan kembali elektroda atau pergunakan yang sudah di oven
Retak manik
Penyebab retak manik adalah sebagai berikut:
a. Penahan terlalu kuat
b. Electrode menyerap uap
c. Terlalu banyak unsur paduan dalam logam induk
d. Pendinginan terlalu cepat
e. Terlalu banyak belerang dalam logam induk
f. Terdapat oksigen dan hydrogen
g. Terdapat pasir atau debu pada daerah logam
Cara mengatasi adalah sebagai berikut:
a. Ganti urutan pengelasan
b. Keringkan kembali elektroda
c. Pemanasan awal harus dilakukan dan gunakan low hydrogen
d. Panaskan mula dilakukan dan gunakan low hydrogen
e. Pakai elektroda low Hydrogen

G. Penetrasiatau Penembusan Kurang Sempurna


Penyebab penetrasi kurang sempurna yaitu :
a. Kecepatan las terlalu tinggi
b. Panas busur tidak mencairkan logam
c. Jarak gap terlalu rapat
d. Elektroda yang terlalu tinggi
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

67
e. Sudut elektroda salah

Gambar 5.29 Penetrasi atau Penembusan Kurang Sempurna


Sumber :Welder (2015)
Keterangan:
Gambar ke 1 Penembusan yang berlebihan.
Gambar ke 2 Cacat penetrasi kurang sempurna .
Gambar ke 3 Cacat penembusan yang kurang
Cara mengatasinya :
a.
b.
c.
H.

Memperbaiki sudut elektroda


Jarak gap harus tepat
Kecepatan las sesuai dengan prosedur yang ditentukan.
Incomplete Fusion
Penyebab terjadinya :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Posisi pengelasan yang salah.


Sudut elektroda yang salah
Panas yang diterima terlalu kecil
Welding gap terlalu kecil
Permukaan kampuh kotor
Kecepatan pengelasan terlalu tinggi

Gambar 5.30 Incomplete Fusion


Sumber : Welder (2015)
Cara mengatasinya
a. Memperbaiki posisi pengelasan
b. Memperbaiki sudut elektrode
c. Panas yang diterima harus sesuai prosedur
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

68
d. Welding gap harus cukup
e. Permukaan kampuh harus benar-benar bersih
f. Kecepatan pengelasan harus sesuai prosedur
I. Retak Dingin pada Bahan Las (cold cracking)
Penyebab retak diningin pada bahan las :
a.
b.
c.
d.
e.

Pendinginan yang terlalu cepat


Panas yang diterima terlalu rendah
Kecepatan las terlalu tinggi
Ampere yang digunakan terlalu rendah
Tidak adanya pre-heat
Cara mengatasinya:

a. Hindari pendinginan terlalu cepat


b.Panas yang diterima disesuaikan dengan prosedur yang sudah ditentukan
c. Sesuaikan ampere denganprosedur
d. Sesuaikankecepatanlas
e. Sesuaikan ampere denganprosedur
f. Melakukan per heat
J. Hot Cracking (Retak Panas)
Yaitu retakan yang biasanya timbul pada saat cairan las mulai membeku
karenaluas penampang yang terlalu kecil dibandingkan dengan besar benda kerja
yang

akan

dilas,

sehingga

terjadi

pendinginan.Cara

mengatasi

dengan

menggunakan elektroda las low hidrogen yang mempunyai sifat tegang yang relatif
tinggi.

Gambar 5.31 Hot Cracking


Sumber :Welder (2015)
5.9 Kampuh Pengelasan
Sebelum mengelas, perlu dipersiapkan bagian yang akan dilas agar diperoleh
sambungan yang baik dan kuat.
Bentuk kampuh disesuaikan dengan:
- tebal benda kerja
- posisi pengelasan
- bahan yang dilas

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

69
- kekuatan yang diinginkan
Macam-macam bentuk kampuh:
1. kampuh tepi
2. kampuh I
3. kampuh T
4. kampuh V
5. kampuh K
6. kampuh X
7. kampuh U
8. dan sebagainya
5.10 Tipe Sambungan Las
Sambungan las diklasifikasikan menurut konstruksi lasnya seperti butt joint, Tjoint, corner joint, split joint, lap joint, edge joint dan flange joint.
a. Sambungan Buntu (Butt joint)
Butt joint terdiri dari dua bagian logam yang disusun sejajar. Pada
pengelasan baja, sambungan dengan penetrasi penuh di celah sambungan disebut
juga butt joint walaupun posisi dua logam tidak sejajar pada bidang yang sama.

Gambar 5.32 Sambungan buntu (ButtJoint)


Sumber : Lukas Okta Prasetyawanto (2015)
b. Sambungan T atau T-joint
Sambungan T atau T-joint
disambung membentuk

huruf

terdiri

dari

dua

bagian

yang

T. Penambahan sambungan lain pada T joint

sehingga membentuk palang disebut cruciform joint. Sambungan ini dapat


menggunakan pengelasan fillet weld, grove weld, plug weld, seam weld.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

70

Gambar 5.33 Sambungan T


Sumber : Lukas Okta Prasetyawanto (2015)
c. Sambungan Sudut (Corner joint )
Sambungan sudut atau Corner joint terdiri dari dua bagian yang
sambungannya membentuk huruf L dan pengelasan dilakukan pada

pinggir

sudutnya. Sambungan ini digunakan untuk membuat konstruksi kotak. Sambungan


ini dapat menggunakan tipe pengelasan fillet weld, groove weld, plug weld, seam
weld.

Gambar 5.34 Sambungan Sudut (Corner joint)


Sumber : Lukas Okta Prasetyawanto (2015)
d. Lap joint dan joggled lap joint
Sambungan tumpang atau lap joint terdiri dari dua bagian ditumpuk pada
bidang sejajar, kemudian dilas pada kedua ujung masing-masing. Lap joint dimana
tiap sisi bagian yang disambung terletak pada bidang yang sama disebut joggled
lap joint. Sambungan tumpang ini dapat menggunakan tipe pengelasan fillet
weld, groove weld, plug weld, seam weld.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

71

(a)
(b)
Gambar 5.35 Sambungan (a) Lap joint dan (b) joggled lap joint
Sumber : Lukas Okta Prasetyawanto (2015)
e. Sambungan Sisi (Edge joint)
Sambungan sisi terdiri dari lebih dari dua bagian yang dilas, bagian
pinggir sambungan dilas dengan ketebalan yang tipis. Sambungan ini dapat
menggunakan tipe las groove weld, flare groove weld, seam weld, edge weld.

Gambar 5.36 Sambungan Sisi (Edge joint)


Sumber : Lukas Okta Prasetyawanto (2015)
f. Sambungan Splice (Spliced joint)
Spliced joint adalah sambungan, di mana dua bagian disusun sejajar dan
bagian lain ditambahkan diatasnya kemudian dilakukan pengelasan. Jenis
sambungan

Ini

terdiri dari

double-spliced

joint dan

single-spliced

joint.

Singlespliced joint memiliki eksentrisitas pada sambungan sehingga bersifat lentur.


Sambungan ini dapat menggunakan tipe pengelasan butt weld, groove weld, plug
weld, seam weld.

Gambar 5.37 Sambungan Splice


LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

72
Sumber : Lukas Okta Prasetyawanto (2015)
g. Sambungan Flange (Flange joint)
Flange joint terdiri dari dua bagian, setidaknya salah satunya memiliki
bentuk tepi bengkok. Hal ini diaplikasikan pada pembuatan atap yang terbuat dari
stainless steel atau paduan titanium dan tangki penyimpanan LNG. Sambungan ini
dapat menggunakan tipe pengelasan filled weld, flare weld, edge weld.

Gambar 5.38 Sambungan Flange


Sumber : Lukas Okta Prasetyawanto (2015)
5.11 Daerah Hasil Pengelasan
Daerah yang terpenting dari suatu sambungan las adalah daerah pengaruh panas,
yaitu daerah yang bersebelahan dengan daerah lasan, sehingga pemanasan pada saat
pengelasan dapat menimbulkan perubahan metalurgi didaerah tersebut. Daerah-daerah
sambungan pada las dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 5.39 Pembagian daerah lasan


Sumber : Kou, S. 2003: 254
Daerah lasan terdiri dari 3 daerah, yaitu :
a.
Logam induk (base metal)
Adalah logam dasar yang tidak terpengaruh, dimana panas atau suhu pengelasan
tidak menyebabkan perubahan struktur dan sifat dari logam tersebut.
b.

Logam lasan (weld metal)


Adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan, logam tersebut mencair dan
kemudian membeku.
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

73
c. Daerah Pengaruh Panas (Head Affected Zone/HAZ)
Adalah logam dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama proses
pengelasan mengalami siklus termal pemanasan dan pendinginan yang cepat.
Pada proses pengelasan akan muncul permasalahan pada weld pool yang akan
mempengaruhi kehomogenan weld pool itu sendiri yang nantinya akan menjadi salah
satu faktor terjadinya korosi. Homogenitas pada kolam las dapat dipengaruhi oleh
konveksi, konveksi ini akan menyebabkan sirkulasi pada logam cair sehingga terjadi
pencampuran pada kolam las. Faktor-faktor yang mempengaruhi homogenitas dari
kolam las antara lain:
1.

Pemisahan (Segregation)
Terdapat tiga jenis pemisahan di dalam logam lasan, yaitu pisahan makro,
pemisahan gelombang, dan pemisahan mikro. Pemisahan makro adalah perubahan
komponen secara perlahan-lahan yang terjadi mulai dari sekitar garis lebur menuju
ke garis sumbu las, sedangkan pemisahan gelombang adalah perubahan komponen
karena pembekuan yang terputus yang terjadi pada proses terbentuknya gelombang
manik las. Kemudian pemisahan mikro adalah perubahan komponen yang terjadi
dalam satu pilar atau dalam bagian dari satu pilar.

2.

Gas porosity dan inklusi


Pada proses pengelasan terjadi reaksi antara logam las cair, logam induk dan
udara sekelilingnya. Hal ini terjadi karena kebanyakan logam pada kondisi panas
sangat reaktif. Interaksi antara gas dan logam saat pengelasan berlangsung dengan
cara melarutkan gas kedalam logam las cair atau terjadi reaksi kimia membentuk
senyawa.
Interaksi ini antara lain:
b. Gas larut dalam logam cair dan tetap berada kedalam logam membentuk larutan
padat.
c. Gas larut ke dalam logam cair melebihi batas kelarutannya sehingga
menghasilkan lubang-lubang halus pada logam las.
d. Gas bersenyawa dengan unsur logam membentuk inklusi, misal Al2O3, MnO,
SiO2.
Porositas dan inklusi yang terbentuk dapat mempercepat terjadinya korosi dari
logam las.

3.

Unmixed Zone

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

74
Unmixed zone pada weld pool terbentuk pada daerah fusion boundary (batas
las) yang dikelilingi partially melted zone Logam cair di daerah ini cenderung diam
akibat gesekan dengan daerah solid.Unmixed zone merupakan daerah yang rentan
terhadap kegagalan mekanik terutama serangan korosi karena komposisi pada
daerah unmixed berbeda dengan daerah yang lainnya pada weld pool yang
mengalami sirkulasi. Daerah ini tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat dikurang.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

WELDING
MACHINE

75

BAB VI
MESIN MILLING
6.1 Prinsip Kerja Mesin Milling
1. Main Drive
Fungsi utama dari main drive adalah untuk menggerakkan spindle yang terletak
pada arbor.Putaran dari motor listrik

diteruskan ke speed gearbox dan

diteruskan ke spindle melalui mekanisme belt. Putaran spindle akan


menggerakkan arbor dan memutar milling cutter .
2. Feed Drive
Gerakan ini adalah gerakan pemakanan benda kerja terhadap milling cutter.
Dengan memutar

Table Transverse Handwheel untuk menggerakkan table

kearah longitudinal, maka benda kerja akan terpotong oleh milling cutter.
6.2 Bagian-bagian Mesin Milling
Pada dasarnya mesin milling mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
5
7

2
1
4

Gambar 6.1 Bagian Utama Mesin Milling Horisontal


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT - UB
1. Base
Base adalah bagian yang menahan seluruh mesin,didalamnya terdapat bagian
penting mesin seperti speed gear box dan sistem pelumas.
2. Saddle
Saddle terletak antara knee dan table . Saddle berfungsi untuk menggerakkan
benda kerja pada table secara transversal.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

76
3. Table
Table terletak diatas saddle,dan mempunyai fungsi sebagai tempat benda
kerja.Table dapat digerakkan kerarah longitudinal.
4. Knee
Knee atau lutut adalah tempat kedudukan saddle,dan knee dapat digerakkan
kearah vertikal (naik/ turun) dengan diatur oleh poros berulir yang
menopangnya.
5. Over arm
Merupakan penopang ujung poros frais yang secara umum ditemukan pada
mesin milling horizontal. Bagian ini menentukan penyetelan posisi arbor pada
maksimum panjang arbor tersebut dan meng-klemnya pada posisi yang
diinginkan.Overarm terletak diatas base secara horisontal.
6. Spindle
Spindle menyediakan tenaga bagi putaran pisau frais dengan menyalurkannya ke
arbor. Spindle merupakan poros utama mesin milling.
7. Arbor
Arbor adalah tempat kedudukan pahat / pisau frais.
8. Index dividing head
Merupakan alat yang digunakan untuk memutar / membagi benda kerja
melalui besar sudut tertentu,sehingga menghasilkan pemotongan dengan jarak
yang sama.
9. Gear box
Gear boxmerupakan sistem transmisi yang berfungsi untuk mengatur kecepatan
putar pahat.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

77
6.3 Macam-macam Mesin Milling
a. Berdasarkan posisi cutting tool
1. Vertical milling machine EMCO F3

Gambar 6.2 Vertical Milling Machine EMCO F3


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT - UB
Spesifikasi
Type

: Emco F3

Produksi

: Maier & Co - Austria

Motor

Power

: 1,1/1,4 Kw

Speed

: 1400/2800 rpm

Spindle speed (rpm) : 80 -160 245 360 490 - 720 1100 2200
3. Universal milling machine X6328B

Gambar 6.3 Universal Milling Machine X6328B


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT - UB
Spesifikasi
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

78
Type

: X6328B

Max. drilling diameter

: 28 mm

Max. automatic drilling diameter

: 10 mm(cast iron)

Max. vertical milling diameter

: 20 mm

Spindle speed rangerpm

: 80 5440(V) /38-1310(H)

Table dimensions

: 1120 x 260 mm

Table travel

: 600 x 270 mm

Main motor

: 3 HP

Overall dimensions

: 1710 X 1480 X 2100 mm

4.

Mesin Milling Horizontal

Gambar 6.4 Mesin Milling Horizontal


Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT - UB
Spesifikasi

Type

: X5012

Produksi

: Jiangsu - China

Working table area

: 125 x 500 mm

Spindle speeds range

: 120-1830 rpm

Main motor power

: 1.5 kW

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

79
b. Mesin Milling Khusus
1. Mesin Milling Copy
Merupakan mesin milling yang digunakan untuk mengerjakan bentukan
yang rumit. Maka dibuat master / mal yang dipakai sebagai referensi untuk
membuat bentukan yang sama

Gambar 6.5 Mesin Milling Copy


Sumber : Imam Permana (2015)
2. Mesin Milling Hobbing
Merupakan mesin milling yang digunakan untuk membuat roda gigi /
gear dan sejenisnya ( sprocket dll ). Alat potong yang digunakan juga spesifik,
yaitu membentuk profil roda gigi ( Evolvente ) dengan ukuran yang presisi.

Gambar 6.6 Mesin Milling Hobbing


Sumber : Imam Permana (2015)
3. Mesin Milling Gravier
Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan
dengan ukuran yang dapat diatur sesuai keinginan dengan skala tertentu.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

80

Gambar 6.7 Mesin Milling Gravier


Sumber : Imam Permana (2015)
4. Mesin Milling Planner
Merupakan mesin yang digunakan untuk memotong permukkan ( face
cutting ) dengan benda kerja yang besar dan berat.

Gambar 6.8 Mesin Milling Planner


Sumber : Imam Permana (2015)
5. Mesin Milling CNC
Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja
dengan bentukan bentukan yang lebih komplek. Merupakan pengganti mesin
milling copy dan gravier. Semua control menggunakan sistem electronic yang
komplek ( rumit ). Dibutuhkan operator yang ahli dalam menjalankan mesin ini.
Harga mesin CNC ini sangat mahal.

Gambar 6.9 Mesin Milling CNC


Sumber : Imam Permana (2015)
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

81
6.4 Jenis-jenis Pemotongan pada Mesin Milling
1. Climb milling
Climb milling adalah proses pengerjaan benda dengan menggunakan mesin
milling, dimana arah mata pahat dari pahat milling mengarah masuk/ke dalam
bendakerja. Benda yang dikerjakan dengan metode ini cenderung memiliki hasil yang
lebih halus daripada dengan metode konvensional. Pengerjaan benda dengan metode ini
juga menyebabkan ketebalan benda gaya yang dialami pahat ketika mengenai benda
kerja menjadi berkurang sehingga umur pahat menjadi lebih panjang. Tapi metode ini
hanya bisa digunakan pada mesin milling yang kokoh atau sedang dalam kondisi baik.

Kelebihan climb milling:


a.

Hasil permukaan lebih halus

b.

Dapat untuk mengerjakan benda-benda yang tipis

c.

Umur Cutter akan lebih awet


Kekurangan climb milling:
a. Pemakanan lebih lama daripada conventional milling

Gambar 6.10 Climb Milling


Sumber :Imam Permana (2015)
2. Conventional milling
Conventional milling adalah proses pengerjaan benda kerja denganmenggunakan
mesin miling, dimana arah mata pahat dari pahat milling mengarah keluar benda kerja.
Benda yang dikerjakan dengan metode ini cenderung memiliki permukaan yang kurang
baik, tidak halus, karena chip yang dihasilkan oleh mata pahat pertama terdorong
mengarah ke depan sehingga berpotensi mengganggu jalannya mata pahat itu sendiri.
Selain itu dibutuhkan gaya yang lebih besar juga ketimbang metode climb milling. Tapi

kelebihan metode ini bisa digunakan di hampir semua jenis mesin milling.
Kelebihan conventional milling:
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

82
a. Pemakanan lebih cepat daripada climb milling
b. Bisa dipakai untuk semua jenis
mesin Kekurangan conventional
milling:
a. Hasil permukaan kurang baik
b. Umur cutter kurang lama

Gambar 6.11 Conventional Milling


Sumber: Imam Permana (2015)
3. Neutral milling
Yang dimaksud pemotongan netral adalah, pemotongan yang terjadi apabila
lebar benda kerja yang disayat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran diameter
cutter pada waktu pengefraisan menggunakan face mill atau ujung shell end mill.

Gambar 6.12 Neutral Milling


Sumber: US Army Correspondence Course Program (1988: 34)
6.5 Fungsi Mesin Milling
Mesin miling berfungsi untuk membuat roda gigi, membuat alur, memotong,
meratakan, dan membuat lubang pada benda kerja. Tergantung milling cutter yang
digunakan. Karena miling cutter memiliki fungsinya masing-masing.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

83

6.6 Macam-macam Milling Cutter


Alat potong mesin milling memilikii banyak sekali jenis dan bentuknya, baik
pada mesin milling vertikal maupun horizontal. Pemilihan pisau berdasarkan pada
bentuk benda kerja serta mudah atau kompleksnya benda kerja yang dibuat. Adapun
jenis-jenis pisau frais, antara lain :
1. Pisau mantel (helical milling cutter), pisau jenis ini dipakai pada mesin frais
horisontal. Biasanya digunakan untuk pemakanan permukaan kasar (roughing) dan

lebar.

Gambar 6.13 Cutter Mantel


Sumber :Imam Permana (2015)
2. Pisau alur (slot milling cutter), berfungsi untuk mebuat alur pada bidang
permukaan benda kerja.

Gambar 6.14 Pisau Alur


Sumber :Imam Permana (2015)
3. Pisau frais gigi (gear cutter), ini digunakan untuk membuat roda gigi sesuai
jenis dan jumlah gigi yang diinginkan.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

84

Gambar 6.15 Gear Cutter


Sumber :Imam Permana (2015)
4. Pisau frais radius cekung (convex cutter), pisau jenis ini digunakan untuk
membuatbenda kerja yang bentuknya memiliki radius dalam (cekung).

Gambar 6.16 Cutter Radius Cekung


Sumber :Imam Permana (2015)
5. Pisau frais radius cembung (concave cutter), pisau jenis ini digunakan untuk
membuat benda kerja yang bentuknya memiliki radius luar (cembung).

Gambar 6.17 Cutter Radius Cembung


Sumber :Imam Permana (2015)
6. Pisau frais alur T (T slot cutter), pisau jenis ini hanya digunakan untuk untuk
membuat alur berbentuk T seperti halnya pada m

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

85

Gambar 6.18 Cutter Alur T


Sumber :Imam Permana (2015)
7. Pisau jari (end mill cutter), ukuran pisau jenis ini sangat bervariasi mulai ukuran
kecil sampai ukuran besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pada
bidang datar atau pasak dan jenis pisau ini pada umumnya dipasang pada posisi
tegak (mesin frais vertikal), namun pada kondisi tertentu dapat juga dipasang
posisi horizontal yaitu langsung dipasang pada spindel mesin frais.

Gambar 6.19 Cutter Endmill


sumber :Imam Permana (2015)
8. Pisau frais muka dan sisi (shell endmill cutter), jenis pisau ini
memilki mata sayat dimuka dan disisi, dapat digunakan untuk
mengefrais bidang rata dan bertingkat. Gambar 4.24 menunjukkan
pisau frais muka dan sisi.

Gambar 6.20 Shell Endmill Cutter


Sumber :Imam Permana (2015)
9. Pisau frais pengasaran (heavy duty endmill cutter), pisau jenis ini mempunyai
satu ciri khas yang berbeda dengan cutter yang lain. Pada sisinya berbentuk alur
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

86
helik yang dapat digunakan untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter,
sehingga cutter ini mampu melakukan penyayatan yang cukup besar

Gambar 6.21 Pisau Pengasaran


Sumber :Imam Permana (2015)
10. Pisau frais gergaji (slitting saw), pisau frais jenis ini digunakan untuk memotong
atau membelah benda kerja. Selain itu juga dapat digunakan untuk membuat
alur yang memilki ukuran lebar kecil.

Gambar 6.22 Pisau Frais Gergaji


Sumber :Imam Permana (2015)
6.7 Index Dividing Head
Index dividing head adalah alat yang gunanya untuk membagi sudut dari
bendayang difrais sehingga menghasilkan pembagian yang sama.

Chuck

Stopper Pin
Index Crank

Index Plate
Gambar 6.23 Index Dividing Head
Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin FT - UB
Alat ini sangat penting khususnya di waktu membuat segi yang sama sisi pada
suatu batang bulat, misalnya segi 4, 6, 8 dan seterusnya atau diwaktu membuat gigi-gigi

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

87
untuk roda gigi. Di dalam alat ini terdapat roda gigi cacing yang bergigi 40 atau 60.
Yang digunakan dalam praktikum ini adalah yang bergigi 60. Roda gigi ini diputar oleh
poros yang berulur cacing. Perbandingan putaran antara poros dan roda gigi tersebut
adalah 60:1, sehingga apabila poros diputar 60 kali, maka roda gigi akan berputar 1
kali. Karena roda gigi ini terpasang pada poros utama yang berhubungan langsung
dengan benda kerja, maka jumlah putaran roda gigi tersebut sama dengan jumlah
putaran benda kerja. Dengan demikian, jika poros berulir cacing berputar 1 kali, maka
benda kerja akan berputar 1/60 putaran
Pada poros berulir cacing ini dipasang piring pembagi yang berlubang-lubang kecil
dalam jumlah banyak. Tetapi kedudukan lubang-lubang itu beraturan menurut garis

lingkaran. Pada tiap-tiap garis lingkaran ditandai dengan angka-angka, misalnya 15, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 23 dan seterusnya; angka-angka ini menunjukkan jumlah lubang
pada garis lingkaran tersebut.

Gambar 6.24 Mekanisme dan bagian-bagian Index Dividing Head


Sumber: Sarjono Wiganda (1978 : 124)
Selain piring pembagi, pada ujung ini dipasang pula suatu batang pemutar dan
sepasang kaki jangka. Pada batang pemutar ini dipasang punca yang berpegas. Ujung
punca akan masuk pada lubang yang terdapat pada piring pembagi jika kedudukannya
tepat. Batang pemutar ini dapat diatur kedudukannya sehingga ujung punca akan masuk
pada lubang yang terdapat pada garis lingkaran yang dikehendaki. Sedangkan kaki
jangka gunanya untuk menentukan sudut dan kedudukan puncak.

Pembagian Langsung
Pembagian yang digunakan untuk pembuatan segi banyak yang dapat
dibagi dengan jumlah lubang pada piring pembagi tetap.Pada spindle dimana
alat pencekam benda kerja terpasang (chuck, collet) terdapat sebuah piring
pembagi yang memiliki jumlah lubang tertentu (misal : 24).

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

88
Contoh: Pembuatan kepala baut segi enam, maka dilakukan 6 kali pemotongan.
1

Pemotongan
Agar benda kerja tidak bergerak, maka spindle dikunci dengan memasukkan
pin pengunci ke dalam salah satu lubang pada piring pembagi 24 lubang,
misalnya pada lubang bernomor 7.

Benda kerja diputar dengan memutar engkol pemutar (setelah pin pengunci
dibebaskan) ke kanan atau ke kiri, sampai pin pengunci dapat dimasukkan
lagi ke dalam lubang bernomor 11 atau 3

Demikian seterusnya sampai pemotongan yang ke-enam

Pembagian Tidak Langsung


Pembagian ini dipakai apabila segi yang akan dibuat tidak dapat
dikerjakan dengan menggunakan pembagian langsung, tetapi jumlah segi yang
dapat dikerjakan masih terbatas pada jumlah lubang pada piring pembagi (yang
dapat ditukar-tukar).Misal pembuatan segi : 9, 27, 58, 165, 312 dsb.
Didalam housing kepala pembagi ada transmisi poros roda cacing
dengan ratio i = 40:1. Poros cacing terhubung dengan engkol pemutar,
sedangkan roda cacing terhubung dengan benda kerja, sehingga benda kerja
berputar

kali,

bila

engkoldiputar

40kali.

Gambar 6.25 Mekanisme Pembagian Tidak Langsung


Sumber: Imam Permana (2015)
Rumus utama untuk pembagian tidak langsung adalah :
nk = 40/z
nk = Putaran engkol
Z = Jumlah segi yang dikerjakan
Contoh : membuat segi 8 dan segi 17
1

Untuk segi 8 :
nk = 40/8 = 5

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

89
Maka untuk pembuatan segi 8, engkol diputar 5 x
2

Untuk segi 17 :

Harus sesuai dengan jumlah lubang pada piringan yang tersedia

Lubang 34 terdapat pada piring pembagi yang tersedia. Karena angka 17


tidak terdapat pada jumlah lubang piringan, maka pecahan harus kita kalikan
sampai ditemukan angka yang sesuai dengan lubang pada piringan, sehingga
untuk pembuatan segi 17, engkol diputar 2x, ditambah 12 lubang pada piringan
34

Pembagian Differential
Bilamana segi yang akan kita buat tidak dapat dikerjakan dengan
menggunakan pembagian langsung maupun tidak langsung, maka diperlukan
pembagian differential untuk proses tersebut.
Prinsip pembagian differential adalah pada saat engkol diputar maka
piringan pembagi juga akan ikut di putar dengan proses sebagai berikut :

Gambar 6.26 Mekanisme Pembagian Differential


Sumber: Imam Permana (2015)
1

Bila engkol diputar maka poros cacing, roda cacing serta benda kerja akan ikut
berputar, demikian pula dengan rangkaian roda gigi ganti A-B-C-D, karena roda

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

90
gigi A satu poros dengan roda gigi cacing dan benda kerja.
2

Sedangkan roda gigi D yang berputar karena pergerakan dari roda gigi A, akan
menggerakkan helical gear dan otomatis akan memutar piringan pembagi,
karena satu poros.

6.8 Table Rotary


Rotary table digunakan untuk membagi segi-segi beraturan misalnya kepala
baut.Disamping itu juga dapat digunakan untuk membagi jarak-jarak lubang yang
berpusat pada satu titik.

Gambar 6.27 Table Rotary


Sumber: Imam Permana (2015)
6.9 Friction Stir Welding
Las gesek dengan sumber panas berasal dari gesekan antara benda kerja dan pahat.
Metode las gesek yang memanfaatkan gesekan antara benda kerja dengan pahat seperti
ditunjukkan pada gambar 4.32. Umumnya proses ini digunakan untuk penyambungan pelat
namun dapat juga digunakan untuk menyambung material berbahan polimer. Kedua pelat
yang akan disambung dicekam berimpit, kemudian pahat berputar dan menekan di atas
himpitan tersebut sehingga akan terjadi gesekan dan menimbulkan panas yang akan
melunakkan sambungan pelat sehingga pelat tersebut menyatu tanpa melelehkan pelat.

Friction stir welding juga merupakan metode pengelasan yang sangat efisien
danaman karena tanpa memerlukan biaya logam pengisi. Di samping itu, kualitas hasil
pengelasan friction stir welding memiliki permukaan yang lebih halus. Metode
pengelasan ini juga ramah terhdap lingkungan karena tidak ada uap atau percikan dan
tidak ada silauan busur nyala pada fusion.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

91

Gambar 6.28 Friction Stir Welding


Sumber: Imam Permana (2015)

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MILLING
MACHINE

92

BAB VII
MESIN PRESS
7.1 Prinsip Kerja Mesin Press
Adanya gerakan langkah turun karena langkah tekan dari fluida hidrolik
terhadap Piston yang diteruskan terhadap batang piston maka pencetak penekanan
turun akan melakukan pengepressan. Sementara itu bahan yang akan dipress
terlebih dahulu berada di dalam cetakan bawah untuk menerima penekanan dari
pencetak penekan. Setelah itu apabila proses penekanan terhadap benda kerja
selesai, maka pencetak penekan bergerak kembali naik dari posisi semula.
7.2 Bagian Bagian Mesin Press
3

1
4

5
6

Gambar 7.1 Mesin Press Manual Nagasaki Jack


Sumber : Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT UB

Keterangan :
1. Tuas penekan
Digunakan dalam proses penekanan dengan menggerakkan secara vertikal
bolak-balik .

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

HYDRAULIC PRESS
MACHINE

93
2. Indikator tekanan
Menunjukkan besarnya penekanan pada benda kerja.
3. Kran pengatur katup tekanan
Untuk mengatur posisi katup pada sistem hidrolik mesin sehingga tekanan dapat
diberikan pada benda kerja ataupun dilepas setelah proses penekanan selesai
dilakukan.
4. Lengan penekan
5. Roda pengatur lengan penekan
Digunakan untuk mengatur panjang lengan penekan yang dibutuhkan.
6. Table
7.3 Fungsi Mesin Press
Mesin press digunakan untuk pengepresan pada proses pengerjaan dingin
dan beberapa proses pengerjaan panas. Mesin press cocok digunakan untuk
produksi benda dari logam tipis yang tidak membutuhkan ketepatan tinggi.
7.4 Macam Macam Mesin Press
1. Press Brake Machine
Press brake machine diaktifkan dengan menekan saklar. Menekan rem
yang baik yaitu secara mekanis atau tenaga hidrolik, dan digunakan untuk
menekuk dan membentuk lembaran logam.
2. Rolling Press Machine
Rolling press machine adalah mesin yang menggunakan satu setrol untuk
membentuk logam. Lembaran logam ditempatkan di antara dua setrol untuk
membantuk membentuk logam. Proses ini dapat terulang untuk membuat logam
tipis atau lebih luas.
3. Forging Press Machine
Forging press machine digunakan untuk membuat bahan berat seperti
pesawat, kereta api, dan bahan kecil.
4. Punch Press Machine Punch press machine
menerapkan tekanan pada selembar logam. Bahan tersebut kemudian
dipotong dan dibentuk. Logam yang dipotongakan jatuh ke dalam nampan
bawah mesin, yang kemudian keluar. Punch press machine dapat dijalankan
dengan komputer.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

HYDRAULIC PRESS
MACHINE

94

BAB VIII
MESIN ROLL
8.1 Prinsip Kerja Mesin Roll
Prinsip kerja mesin roll sangatlah sederhana yaitu benda kerja berupa pelat
atau logam berdiameter kecil dijepit diantara upper roll dan lower roll dan diputar
sehingga mencapai ukuran diameter yang diinginkan.
8.2 Bagian-bagian Mesin Roll

2
5

4
6
1

Gambar 8.1 Mesin roll


Sumber : Modul Praktikum Proses Manufaktur 1
Keterangan :
1. Lengan pemutar
Untuk memutar roll secara manual.
2. Upper roll
Roll yang mempunyai kedudukan tetap.
3. Rear roll
Untuk mengatur radius benda dengan mengubah posisi.
4. Lower roll
Untuk menyesuaikan dengan ketebalan benda kerja.
5. Roda pengunci
Untuk mengatur dan mengunci kedudukan lower roll sehingga benda kerja terjepit
dengan erat.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

ROLL MACHINE

95
6. Roda pengatur diameter
Untuk mengatur diameter lingkaran hasil dengan merubah posisi rear roll
8.3 Fungsi Mesin Roll
Mesin roll mempunyai fungsi yang spesifik, yaitu untuk membentuk
batangan logam dengan diameter kecil ataupun pelat logam menjadi bentuk
lingkaran atau lengkungan dengan diameter tertentu.
8.4 Macam-Macam Mesin Roll
Mesin Roll terdapat dalam berbagai macam bentuk. Diantaranya adalah:
a. Mesin roll dua tingkat
Mesin roll ini mempunyai diameter 0,6-1,4 meter. Roll ini dapat
bekerja secara bolak balik ataupun searah.
Keuntungan dari mesin rol ini adalah dapat mereduksi luas
penampang dalam berbagai ukuran da, dapat diatur kemampuannya
sesuaai dengan ukuran batangan. Kelemahan dari roll ini adalah ukuran
panjang batangan terbatas
b. Mesin roll tiga tingkat
Keuntungannya adalah biaya operasional murah dan mempunyai
keluasan tinggi dibanding mesin roll bolak balik.Kelemahannya
diperlukan mekanisme elevasi dan terdapat sedikit kesulitan dalam
mengatasi kecepatan roll
c. Mesin roll cluster
Menggunakan empat roll pendukung dengan dua roll yang
langsung berhubungan dengan benda kerja, dimana diameternya lebih
kecil dibanding mesin roll tiga tingkat
d. Mesin roll tandem
Roll ini menggunakan pasang roll, sehingga dapat dioperasikaan
secara kontinu sampai dicapai ketebalan produk yang diinginkan.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

ROLL MACHINE

96

BAB IX
MESIN PEMOTONG PLAT
9.1 Prinsip Kerja
Prinsip kerja mesin potong plat yaitu mula mula benda kerja yang berupa
lembaran plat harus diberi garis terlebih dahulu supaya pada saat pemotongan
dilakukan sangat mudah. Setelah dipasang dan ditempatkan pada posisi yang tepat
dibawah pisau pemotong injaklah injakan kaki dengan tekanan yang kuat
Dengan menginjak foot pedal, maka akan menghidupkan motor listrik yang
selanjutnya menggerakkan roda gigi. Pada roda gigi tersebut dipasang engkol
yang berayun untuk menggerakkan cutting blade naik turun pada waktu putaran
proses engkol.
9.2 Bagian Utama Mesin Potong Pelat
1

Gambar 9.1 Mesin Pemotong Plat


Sumber : Modul Praktikum Proses Manufaktur 1

Bagian-bagian:
1. Bage gage
Digunakan untuk mengukur panjang pemotongan
2. Foot pedal
Digunakan untuk proses eksekusi pemotongan atau menggerakkan pisau pemotong
3. Hold down Guard
Digunakan untuk menjepit benda kerja
4. Control panel
Sebagai kontrol utama mesin pemotong plat
Kontrol panel pada mesin mempunyai fungsi sebagai kontrol utama mesinpemotong
pelat. Layout kontrol panel dapat dijelaskan sebagai berikut :

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MESIN PEMOTONG
PLAT

97

Gambar 9.2 Control Panel pada Mesin Pemotong Pelat


Sumber : Modul Praktikum Proses Manufaktur 1
Keterangan :
1. Emergency Push Button
Berfungsi sebagai tombol darurat untuk mematikan mesin dengan cepat.
2. Cutting Mode Selector
Digunakan untuk memilih mode pemotongan (single/continous).
3. Pilot Lamp
Merupakan indikator power pada mesin.
4. Power Switch
Digunakan untuk menghidupkan mesin.
9.3 Fungsi Mesin Potong Plat
Mesin potong plat berfungsi sebagai alat untuk memotong lembaran plat
baja dengan arah melintang dengan ukuran panjang potongan yang dikehendaki.
Pemotongan dilakukan dengan dua buah mata pisau, dimana pisau yang satu
dalam keadaan diam dan yang lainnya bergerak dengan cara penekanan.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

MESIN PEMOTONG
PLAT

98

BAB X
ALAT BANTU
10.1

K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

A.

Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


K3 adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sikap kritis dari masyarakat dunia juga mendorong industri yang
beresiko ke pekerja untuk menerapkan suatu sistem pengelolaan yang aman bagi
pekerjanya sehingga dapat terhindar dari kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja
adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula kecelakaan yang
terjadi dalam perjalanan bernagkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang
ke rumah melalui jalan biasa atau yang wajar dilalui. Beberapa hal / faktor yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja adalah :
a.

Faktor Fisik
Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau
unsafety conditionmisalnya lantai licin, pencahayaan kurang, silau, dan
sebagainya.

b.

Faktor Manusia
Perilaku pekerja itu sendiri yang tidak memenuhi keselamatan,
misalnya karena kelengahan, mengantuk, kelelahan, dan sebagainya.
Menurut hasil penelitian yang ada, 85% dari kecelakaan yang terjadi
disebabkan oleh faktor manusia.
Tujuan dan sasaran manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 di

tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien, dan produktif.
Penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang baik
dapatmeningkatkan

efektifitas

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

dan

efisiensi

kinerja

karyawan

dan

ALAT BANTU

99
perusahaan.Pengelolaan yang efektif dan efisien dapat ditingkatkan melalui
pengawasan, pengendalian dengan audit manajemen, dan pengendalian
internnya.
B. Alat Pelindung
Alat pelindung adalah sebuah alat atau pengaman yang digunakan
ataudiperuntukkan bagi para pekerja untuk menunjang keselamatannya selama
bekerja. Ada beberapa alat pelindung yang digunakan bagi para pekerja sebagai
berikut :
1. Alat pelindung mata(kaca mata pengaman) dan muka
Fungsi kacamata pengaman adalah untuk melindungi mata dari :
1. Kemasukan debu atau partikel-partikel yang melayang diudara
2. Lemparan benda-benda kecil
3. Panas dan pancaran cahaya
4. Pancaran gas atau uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi mata
5. Benturan atau pukulan benda keras atau benda tajam
2. Pelindung pendengaran
Untuk melindungi alata pendengaran (telinga) akibat kebisingan, dan
melindungi telinga dari percikan api atau logam-logam yang panas.
3. Pelindung Pernapasan (respirator)
Alat pelindung pernapasan berfungsi memberikan perlindungan organ
pernapasan akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu, uap, gas,
asap, kabut, kekurangan oksigen, dan sebagainya.
4. Pelindung Tangan
Untuk melindungi tangan dan jari-jari tangan dari api, panas, dingin,
radiasi elektromagnetik, listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan, tergores,
terinfeksi. Alat pelindung tangan disebut dengan sarung tangan.
5. Helm
Helm berguna untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari
atas, contohnya apabila ada barang atau material konstruksi yang jatuh dari atas
yang memungkinkan mengenai bagian kepala, kepala masih dapat terlindungi
dengan adanya pemakaian helm sehingga kecelakaan dapat diminimalisir
dengan adanya peralatan keselamatan ini.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

ALAT BANTU

100
6. Pakaian kerja
Fungsi pakaian kerja adalah untuk melindungi badan atau bagian tubuh
manusia terhadap suatu kejadian yang dapat melukai badan. Pakaian

kerja

ditujukan khusus untuk pekerja proyek karena resiko pekerja proyek lebih besar
daripada pekerja kantoran, maka dari itu pakaian pekerja proyek dengan
kantoran sangat berbeda sekali.
7. Sepatu kerja
Sepatu kerja merupakan perlindungan yang khususnya ditujukan
terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi sangat dianjurkan untuk mengenakan
sepatu dengan sol yang tebal agar dapat berjalan bebas dipermukaan yang tidak
rata, licin, maupun yang terdapat pecahan benda tajam ataupun paku tanpa
terluka. Bagian muka sepatu juga harus tebal untuk melindungi jari-jari kaki
apabila tertimpa material
10.2

Ragum
Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja. Untuk membuka rahang ragum
dilakukan dengan cara memutar tangkai / tuas pemutar kearah kiri ( berlawanan arah
jarum

jam)

sehingga

batang

berulir

landasantidaktetappadarahangtersebut,

akan

demikian

menarik
pula

sebaliknya untukpekerjaanpengikatanbendakerjatangkaipemutar diputarkearahkanan


(searahjarum jam).
Untuk beberapa jenis pekerjaan tertentu, teknik pengaturan tinggi ragum yang
sesuai dapat dilakukan dengan aturan tersendiri.
Tinggi ragum harus disesuaikan dengan bentuk dari benda yang akan dikerjakan
dan dengan ketinggian orang yang menggunakan. Untuk pengikiran yang menggunakan
tenaga yang besar, ragum harus di pasang lebih rendah.
Untuk orang yang tinggi, biasanya ketinggian ragum diatur oleh alas yang rata,
sedangkan untuk orang yang pendek, tinggi yang sesuai dapat diatur oleh alas
kayu/jeruji di atas lantai. Untuk beberapa jenis pekerjaan tertentu, teknik pengaturan
tinggi ragum yang sesuai dapat dilakukan dengan aturan tersendiri.
Ragum berfungsiuntuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar,

artinya

penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Biasa digunakan untuk
menjepit benda kerja pada waktu pekerjaan mengikir, memahat dan yang lainnya.
Umumnya terbuat dari besi tuang atau baja tempa.
LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

ALAT BANTU

101
Berdasarkan kapasitasnya untuk mencekam dengan kuat atau memberikan
tekanan tetap, ragum dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam
produksi di bengkel-bengkel kecil dimana umumnya memerlukan penyesuaian
peralatan dan teknik/metode untuk pekerjaan-pekerjaan secara manual dengan tangan.
Operasi-operasi di bengkel besar akan memerlukan jig atau alat tekan yang dapat
digabung dengan ragum tertentu atau alat lain dari ragum biasa.
Benda kerja yang akan dikerjakan dengan mesin frais harus dijepit dengan kuat
agar posisinya tidak berubah waktu difrais. Berdasarkan gerakannya ragum dibagi
menjadi 3 jenis yaitu :
a) Ragum biasa
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan
biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja

Gambar 10.1 Ragum biasa


Sumber: Heru Catur Prasetiyo (2015)
b) Ragum berputar
Ragum inidigunakan untuk menjepit benda kerja yang harus membentuk sudut
terhadap spindle (poros putar ). Bentuk ragum ini sama dengan ragum biasa tetapi
pada bagaian bawahnya terdapat alas yang dapat diputar 360 derajat.

Gambar 10.2 Ragum berputar


Sumber: Laboratorium Proses Produksi I Teknik Mesin FT - UB

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

ALAT BANTU

102
c) Ragum universal
Ragum ini mempunyai dua sumbu perputaran, sehingga dapat diatur letaknya
secara datar dan tegak.

Gambar 10.3 Ragum universal


Sumber: Heru Catur Prasetiyo (2015)
10.3

Mata Gergaji
Terbuat dari rangka yang ukurannya tetap atau bisa diatur, bisa di pakai untuk
mata gergaji yang panjangnya sekitar 200 mm atau 300 mm, di tegangkan dengan mur
kupu-kupu. Pada kedua tipe rangka ini daun gergaji bisa di putar 90
sehinggapemotongan panjang bisa di laksanakan.
Daun gergaji besi ukurannya berkisar antara 14, 18, 24 dan 32 tiap 25 mm,
terdapat pada satu atau kedua sisinya dan terbuat dari baja tungsten rendah atau baja
potong cepat. Pengerjaan panas diperlukan untuk menghasilkan daun gergaji yang
fleksibel atau seluruhnya keras, yang fleksibel hanya di keraskan pada sisi potongnya
saja, sedangkan daun gergaji yang seluruhnya keras berarti keseluruhannya di keraskan.

Gambar 10.4 Gergaji Besi


Sumber: Heru Catur Prasetiyo (2015)

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

ALAT BANTU

103
10.4 Mur, Baut dan Sekrap
Mur adalah jenis pengikat dengan lubang berulir. Mur hamper selalu
digunakan berlawanan dengan baut untuk mengencangkan suatu komponen secara
bersama. Kombinasi keduanya dapat bekerja karena memiliki kombinasi thread
yang sesuai.

Gambar 10.5 Mur


Sumber: heru catur prasetiyo (2015)
Baut atau sekrup adalah suatu batang atau tabung dengan alur heliks pada
permukaannya. Penggunaan utamanya adalah sebagai pengikat (fastener) untuk
menahan dua obyek bersama, dan sebagai pesawat sederhana untuk mengubah torsi
(torque) menjadi gaya linear. Baut dapat juga didefinisikan sebagai bidang miring
yang membungkus suatu batang. Baut dan sekrap memiliki perbedaan. Perbadaan
itu dapat dilihat pada penampilan dan fungsinya.
Pada sisi penampilan, baut dan sekrup sangatlah bebeda. Baut memiliki
ujung yang tumpul sedangkan sekrup memiliki ujung yang lancip. Kemudian ulir
dari baut terlihat tidak sekasar ulir yang dimiliki skrup. Perbedaan lainnya juga bisa
diiliat dari kepala antara baut dan sekrup. Umumnya baut tidak menggunakan
obeng melainkan kunci untuk membuka atau merapatkannya, sedangkan sekrup
menggunakan obeng untuk membukanya. Pada sisi fungsi, baut biasanya
berpasangan dengan mur sedangkan sekrup tidak. Karena sekrup memiliki ujung
yang lancip, sehingga dapat langsung digunakan untuk menancapkan ke benda
kerja misal kayu.

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

ALAT BANTU

104

Gambar 10.6 Baut


Sumber: heru catur prasetiyo (2015)

Gambar 10.7 Baut Sekrup


Sumber: heru catur prasetiyo (2015)

10.5

Palu
Palu adalah alat bantu untuk memukul benda kerja yang aman, konstruksinya

terdiri dari kepala palu yang keras terbuat dari baja karbon (0.60-0.80%) dan dibentuk
seperti kubah maksudnya untuk menghindari terjadinya bekas yang tidak baik pada
benda kerja dan untuk menjamin bahwa tenaga pukulan palu benar- benar tersalurkan
melalui pusat dari muka palu dan tidak melaui pinggirannya yang akan mengakibatkan
terjadinya keretakan. Ukuran palu adalah beratnya yaitu antara 112 gr dan 900 gr.

Gambar 10.8 Palu


Sumber: Alva Teknik(2015)
10.6 Paku Keling

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

ALAT BANTU

105
Paku keling / rivet adalah salah satu metode penyambungan yang sederhana.
sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan, ketel, tangki,
kapal Dan pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungan dengan paku
keling ini juga sangat baik digunakan untuk penyambungan pelat-pelat alumnium.
Pengembangan Penggunaan rivet dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat
yang sukar dilas dan dipatri dengan ukuran yang relatif kecil. Setiap bentuk kepala
rivet ini mempunyai kegunaan tersendiri, masing masing jenis mempunyai
kekhususan dalam penggunaannya.

Gambar 10.9 Tap dan Snei


Sumber: Abu Sofyan (2015)
10.7 Tap dan Snei
Tap adalah alat untuk membuat ulir dalam (mur), tap biasanya terbuat dari HSS
yang dikeraskan.
Snei adalah alat untuk membuat ulir luar (baut). Snei juga terbuat sama dengan
seperti tap yaitu menggunakan HSS yang dikeraskan

Gambar 10.10 Tap dan Snei


LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

ALAT BANTU

106
Sumber: Abu Sofyan (2015)

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

ALAT BANTU

Anda mungkin juga menyukai