Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas penyertaanNya, kelompok kami mampu menyelesaikan Makalah Kanker Payudara ini
dengan baik.
Dalam

makalah

ini

akan

dibahas

tentang

epidemiologi

kanker

payudara , factor resiko pada kanker payudara serta cara pencegahan


penyakit tidak menular terkusunya penyakit kanker payudara
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengasuh mata
kuliah

Epidemiologi

Penyakit

Tidak

Menular

yang

telah

memberikan

kesempatan dan arahan bagi penulis untuk membuat makalah ini guna
mengembangkan

ilmu

pengetahuan

dan

ketrampilan

penulis

yang

diharapkan bisa berguna bagi masa depan nantinya dan juga bagi semua
pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini dengan
menyumbangkan pendapat, saran dan kritik, kiranya selalu diberkati oleh
Tuhan.
Akhirnya, saran dan kritik sangat diharapkan demi pengembangan
makalah ini dan makalah-makalah yang lain kedepannya.

Ambon, Mei 2016


Kelompok 4

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
2.1 Rumusan Masalah

Bab II Pembahasan
2.1 Gambaran Epidemiologi Kanker Payudara
2.2 Pengertian kanker Payudara
2.3Factor resiko Kanker Payudara
2.4Cara pencegahan Kanker Payudara

Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I Pendahuluan
1.1

Latarbelakang

Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 setelah


penyakit kardiovaskular. Diperkirakan 7,5 juta orang meninggal akibat
kanker, dan lebih dari 70% kematian terjadi di negara miskin dan
berkembang (WHO dan World Bank,2005). Jenis kanker tertinggi pada
perempuan di dunia adalah kanker payudara (38 per 100.000 perempuan)
dan kanker leher rahim (16 per 100.000 perempuan) (Globocan/IARC 2012).
Kanker payudara sering ditemukan diseluruh dunia dengan insidens relatif
tinggi dan cenderung meningkat yaitu 20% dari seluruh keganasan dan 99%
terjadi pada perempuan,sedangkan pada laki-laki hanya 1%, sehingga
kanker payudara masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang
utama pada perempuan. Pada pria, usia rata-rata untuk terdiagnosis kanker
payudara adalah 60 tahun dan sebagian besar kanker payudara pada lakilaki terdiagnosis pada tahap lanjut, kemungkinan karena laki-laki tidak
terlalu menyadari tentang benjolan payudara dibandingkan wanita.
Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini
menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak
ditemui pada wanita.Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker
payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat.
Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis
kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya. Belum ada
data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari
rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking
pertama diantara kanker lainnya pada wanita.
Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita
akibat kanker Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal
karena penyakit ini sedangkan di Eropa lebih dari 165,000.Setelah menjalani
perawatan, sekitar 50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir
dan hanya bertahan hidup 18 30 bulan.

Di Indonesia, prevalensi kanker adalah sebesar 1,4 per 1.000 penduduk


(Riskesdas 2013), serta merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) dari
seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi insidens kanker
payudara di Indonesia sebesar 40 per 100.000 perempuan dan kanker leher
rahim 17 per 100.000 perempuan (Globocan/IARC 2012).Angka ini meningkat
dari tahun 2002, dengan insidens kanker payudara 26 per 100.000
perempuan

dan

kanker

leher

rahim

16

per

100.000

perempuan

(Globocan/IARC 2012). Jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap di


rumah sakit seluruh Indonesia tahun 2010 adalah kanker payudara (28,7%),
disusul kanker leher rahim (12,8%). Estimasi tahun 1985, hanya 5%
perempuan di negara sedang berkembang yang mendapat pelayanan
penapisan, dibandingkan dengan 40% perempuan di negara maju (PATH,
2000).

2.1
Rumusan Masalah
Gambaran Epidemiology Kanker Payudara
Pengertian Kanker Payudara
Factor risiko Kanker Payudara
Cara pencegahan Kanker Payudara

BAB II Pembahasan

2.1

Gambaran Epidemiology Penyakit Kanker Payudara

Pada Gambar 2 terdapat data yang dikutip dari Global Cancer Facts and
Figures 3rd Edition (2015) mengenai perbandingan survival rates (%)
beberapa jenis kanker di Indonesia (sampel Jakarta) dengan beberapa
negara asia pada pada penderita di atas umur 15 tahun pada tahun 20052009. Banyaknya perusahaan dan pengonsumsi rokok di Indonesia membuat
penderita baru kanker paru-paru berpotensi untuk meningkat setiap
tahunnya. Tingkat kelangsungan hidup hanya 12% untuk penderita kanker
paru-paru di Indonesia. Berada dibawah Korea Selatan dan China dengan
19% dan 18%.
Sementara itu survival rates untuk kanker payudara di Indonesia juga
lebih rendah dibandingkan Turki, China, dan Korea Selatan. Tingkat
kelangsungan hidup kanker serviks berada pada tingkat menengah yaitu
65%, dibawah Korea Selatan yaitu 77%. Indonesia juga berada pada tingkat
rendah untuk survival rates kanker prostat yang hanya 44%. Jauh dibawah
Korea Selatan, China, dan Turki yang berkisar antara 60-80%. Walaupun data
tersebut hanya data dengan sampel Jakarta, namun dapat menjadi
gambaran umum karena tingkat prevalensi Jakarta masuk 5 besar seIndonesia (Global Cancer Facts and Figures 3rd Edition).

Insiden suspek kanker payudara dan kanker serviks berdasarkan siagnosa


poliklinik deteksi dini RSK Dharmais Tahun 2010-2014

Sumber: Poliklinik Deteksi Dini Kanker Rumah Sakit Kanker Dharmais

Dari Insiden kasus di atas kanker serviks dan payudara masih berada pada
urutan pertama dan kedua jenis penyakit kanker terbanyak yang ditemukan
di Poliklinik Deteksi Dini Kanker RSK Dharmais, sesuai dengan jumlah angka
kunjungan terbanyak yang menggunakan fasilitas pemeriksaan tahun 2011.
2.2

Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara dalam bahasa medis di sebut Carcinoma mamae adalah


salah satu penyakit yang sangat ditakuti oleh kaum wanita setelah kanker
serviks,kanker payudara adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya,sehingga terjadi pertumbuhan
yang tidak normal cepat yang tidak terkendali yang terjadi pada jaringan
payudara.kanker

payudara

pada

umumnya

menyerang

kaum

wanita,meskipun

sebenarnya

tidak

menutup

kemungkinan

juga

bias

menyerang kaum laki-laki,walaupun kemungkinan itu sanagat kecil sekali


yaitu 1:1000,kanker payudara ini salah satu jenis kanker yang juga menjadi
penyebab kematian terbesar kaum wanita di dunia,termasuk di Indonesia.
Kanker payudara juga sekelompok sel yang tidak normal pada payudara
yang terus tumbuh berlipat ganda.Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan di payudara.Kanker payudara merupakan salah satu bentuk
pertumbuhan sel atau pada payudara.Dalam tubuh terdapat berjuta-juta sel.
Salah satunya, sel abnormal atau sel metaplasia, yaitu sel yang dapat
berubah-ubah tetapi masih dalam batas normal. Akan tetapi, jika sel
metaplasia ini dipengaruhi faktor lain maka akan menjadi sel displasia. Yaitu
sel yang berubah menjadi tidak normal dan terbatas dalam lapisan epitel
(lapisan yang menutupi permukaan yang terbuka dan membentuk kelenjarkelenjar). Dimana pada suatu saat sel-sel ini akan berkembang menjadi
kanker karena berbagai faktor yang mempengaruhi dalam kurun waktu 1015 tahun. (Kasdu.D.2005)

2.3

Factor Risiko Kanker Payudara

Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara


masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan
mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:
a) Gender. Ini adalah faktor risiko terbesar gejala kanker payudara. Pria
dapat terkena kanker payudara, tapi itu 100 kali lebih sering terjadi
pada wanita dibandingkan pria, terutama karena jaringan payudara
perempuan

jauh

lebih

terkena

hormon

seperti

estrogen

yang

mengembangkan pertumbuhan sel abnormal.


b) Umur. Ini adalah salah satu faktor risiko terkuat terserang kanker
payudara. Sekitar 85% kasus terjadi pada wanita usia 50 tahun ke
atas, sedangkan 5% terjadi pada wanita di bawah usia 40.

c) Riwayat keluarga. Wanita yang memiliki dua atau lebih kerabat


tingkat pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan) yang
pernah

mengalami

kanker

payudara

atau

ovarium

memiliki

kemungkinan lebih besar dari 50% terkena kanker payudara. Salah


satu alasan utama untuk risiko ini merupakan mutasi diwariskan dalam
salah satu dari dua gen, BRCA1 dan BRCA2. Mutasi gen lain juga dapat
mewarisi kanker payudara, tetapi ini jarang dan tidak mempengaruhi
risiko kanker payudara
d) Gejala kanker payudara sebelumnya. Jika Anda sudah memiliki
kanker pada satu payudara, Anda memiliki risiko empat kali lipat
terkena kanker baru pada payudara yang lain atau bagian lain dari
payudara yang sama. (Ini tidak sama dengan kambuhnya kanker asli.)
e) Kepadatan payudara. Wanita dengan jaringan payudara padat,
seperti yang terlihat pada mammogram, memiliki risiko lebih tinggi
terkena kanker payudara daripada wanita yang payudaranya relatif
lebih lemak. Proporsi yang lebih besar dari jaringan payudara yang
padat pada mammogram, semakin tinggi risikonya.
f) Kondisi payudara jinak tertentu. Wanita yang pernah menjalani
biopsi yang menunjukkan suatu pertumbuhan berlebih dari sel-sel
(hiperplasia) pada duktus atau lobulus memiliki peningkatan risiko
penyakit kanker payudara, terutama jika sel-sel yang abnormal muncul
(suatu kondisi yang disebut hiperplasia atipikal).
g) Paparan radiasi. Wanita yang pernah terkena radiasi tinggi ke dada
sebagai bagian dari pengobatan untuk kanker lain (seperti penyakit
Hodgkin)

memiliki

peningkatan

risiko

terkena

kanker

payudara,

terutama jika mereka menjalani radiasi selama masa remaja.


h) Paparan estrogen. Semakin lama seorang wanita terkena estrogen,
semakin besar risiko terkena kanker payudara. Wanita yang mengalami
menstruasi lebih awal, sebelum usia 12, dan / atau mengalami
menopause terlambat (setelah usia 55) memiliki risiko sedikit lebih
tinggi terkena kanker payudara, kemungkinan karena peningkatan
paparan seumur hidup terhadap estrogen. Penggunaan kontrasepsi

oral saat ini sedikit meningkatkan risiko kanker payudara, tetapi


kembali normal setelah pil dihentikan. Dengan penggunaan terapi
hormon postmenopause dengan estrogen plus progestin meningkatkan
risiko kanker payudara.
i) Berat badan. Kelebihan berat badan atau obesitas telah dikaitkan
dengan

risiko

kanker

payudara,

terutama

bagi

wanita

setelah

menopause. Ini mungkin bahwa risiko meningkat pada wanita yang


mengalami kenaikan berat badan di masa dewasa tetapi tidak pada
mereka yang pernah mengalami kelebihanberat badan sejak kecil.
j) Alkohol. Wanita yang minum alkohol memiliki peningkatan risiko
kanker payudara, dibandingkan dengan wanita yang tidak minum, dan
resiko akan meningkat dengan jumlah minuman yang dikonsumsi.
k) Kanker lainnya. Wanita yang telah didiagnosa dengan kanker
ovarium, usus besar, endometrium atau lebih mungkin terkena kanker
payudara daripada wanita yang tidak memiliki kanker ini
2.4

pencegahan Kanker Payudara

Cara Mencegah Yang Beredar Di Masyarakat


1. Menghindari lingkungan yang terpapar bahan kimia
2. Menghindari menggunakan bra ketat
3. Mengkonsumsi makanan yang bergizi, serat dan buah buahan yang
kaya vitamin.
4. Menghindari penggunaan deodoran
5. Menghindari aborsi
6. Diet rendah lemak.
7. Menghindari bekerja pada malam hari.
Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu,
dan milestone.Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan
yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah

promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker


payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu
bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat
melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai
faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.Pencagahan primer ini
juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri)
yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko
terkena kanker payudara.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko
untuk terkena kanker payudara.Setiap wanita yang normal dan
memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker
payudara.Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi
dini.Beberapa

metode

deteksi

dini

terus

mengalami

perkembangan.Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi


90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terusmenerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah
satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining
dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa
pertimbangan antara lain :

Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan


cancer risk assessement survey.

Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan


mammografi setiap tahu.

Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai


mencapai usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara


lebih

sedikit

(Pemeriksaan

pada

wanita

Payudara

yang

Sendiri)

melakukan

dibandingkan

pemeriksaan
yang

tidak.

SADARI
Walaupun

sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila


dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara
dini menjadi 75%

3. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker
payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan
memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting
untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi
penyakit dan meneruskan pengobatan.Tindakan pengobatan dapat berupa
operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup
penderita.Bila

kanker

telah

jauh

bermetastasis,

dilakukan

tindakan

kemoterapi dengan sitostatika.Pada stadium tertentu, pengobatan yang


diberikan

hanya

berupa

pengobatan alternatif.

simptomatik

dan

dianjurkan

untuk

mencari

BAB III
3.1

Kesimpulan

Dari makalah di atas dapat di simpulkan bahwa kanker payudara adalah


salah satu penyakit paling tua pada manusia , menurut WHO sekitar 8-9%
akan mengalami kanker payudara, kanker payudara sebagian jenis kanker
yang paling banyak di temui pada wanita dan setiap tahun lebih dari 25.000
kasus baru kanker payudara terdiaknosis di Eropa.
Kanker payudara merupakan kanker nomor dua terbanyak yang di alami
wanita Indonesia setelah kankermulut Rahim (kanker serviks).
Tanda dan gejala kanker payudara adalah terdapatnya benjolan dan kulit
berubah warna,dan nyeri hilang timbul, dan pencegahan kanker payudara
terdiri dari pencegahan primer,sekunder,dan tersier.
3.2

Saran

Berdasarkan pembahasan di atas dalam makalah ini, kami sarankan


bahwa sebaiknya wanita Indonesia melakukan pencegahan dengan cara
pendeteksian dini agar mengurangi risiko terkena kanker payudara.

Peran kita sebagai sarjana kesehatan masyarakat yang professional


memberikan pengetahuan melalui penyuluhan dan pengenalan tentang
penyakit tidak menular yaitu terkususnya penyakit kanker payudara dan
tindakan atau cara pencegahan kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Kanker Payudara. (http://www.google.com/kankerpayudara.pdf)


diakses
tanggal 17 Oktober 2012.Makassar.

Anonim. 2011. Kanker Payudara.


(http://www.google.com/pharmaceuticals) diakses tanggal 17 Oktober
2012. Makassar.
Anonim.2012 Kanker Payudara.
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kanker_payudara) diakses 18 Oktober
2012. Makassar.
Manuaba Ida Ayu Chandranita, dkk. 2009. Memahami Kesehatan
Reproduksi
Wanita.Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Manuaba

Ida

Ayu

Chandranita, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan,

PenyakitKandungaan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi 2.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.


Prawirohardjo Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Edisi 2.PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

TUGAS
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR
(KANKER PAYUDARA)

KELOMPOK 4
NAMA ANGGOTA :
1. DONA SAHETAPPY
2. EVITA TOMASILA
3. GREVIANO BREEMER
4. LIEN TUANAKOTTA
5. RUSDIANA WULAN SARI
6. YUNITA RIUMASSA
FAK: KESEHATAN
PRODI: ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
AMBON
(2016)

Anda mungkin juga menyukai