Anda di halaman 1dari 14

ONE RIVER ONE PLANNING ONE

MANAGEMENT

dibatasi

oleh

pembatas

topografi

(topography divide) yang menangkap,


menampung dan mengalirkan air hujan ke

ABSTRAK

suatu titik patusan (outlet) menuju ke laut


Salah satu sumber daya air adalah sungai,
oleh

karena

manajemen

itu,
yang

pengelolaan

diperlukan
baik

sungai

suatu

terhadap
sehingga

pemanfaatannya bisa optimal. Program


yang

dicanangkan

oleh

pemerintah

dirumuskan dalam satu istilah oneriver, one management, one integrated


plan kemudian ditetapkan wilayah

atau danau. Pengerian DAS sebagaimana


definisi ini sebenaranya telah secara luas
diterima sebagai satuan (unit) pengelolaan
sumberdaya alam yang ada di dalam DAS.
Istilah

one

river,

one

plan,

management

yang

mengindikasikan

pentingnya

one

populer
DAS

dikelola sebagai suatu kesatuan utuh


ekosistem sumberdaya alam.

wilayah sungai dengan luasan yang


pengembangan

Secara garis besar sumberdaya

pengelolaan sumber daya airnya secara

suatu DAS dapat dikelompokkan menjadi

menyeluruh dan terpadu. Sebagaimana

sumberdaya

telah kita ketahui, di Indonesia dan juga di

manusia,

negara-negara

berkembang

sumberdaya sosial (institusi) yang masing-

masalah tanah dan tata ruang menjadi sangat

masing saling pengaruh-mempengaruhi.

memungkinkan

yang

sedang

penting, oleh karena tanah pada hakekatnya


adalah lokasi di mana penduduk dapat
melakukan

kegiatan

sosial

ekonomi.

Sementara itu tata ruang pada hakekatnya


adalah

wujud

struktural

dan

pola

alam

alami,

sumberdaya

Pengelolaan

DAS

pengelolaan

sumberdaya
buatan,

dalam

sumberdaya

dan

kerangka
tersebut

bertujuan untuk mengoptimalkan fungsifungsi sumberdaya yang berada dalam

pemanfaatan ruang untuk kegiatan tersebut,

kawasan DAS

yang baik secara langsung maupun tidak

salah satu fungsi dengan mengabaikan

langsung akan mempengaruhi pemanfaatan

fungsi

sumberdaya alam termasuk sumberdaya air

definisi tersebut dipandang sebagai satuan

pada lokasi atau ruang geografis yang disebut

sistem hidrologi, sehingga interaksi antar

wilayah sungai.

komponen sumberdaya tersebut di suatu

PENDAHULUAN

DAS

lainnya.

dapat

bukan memaksimalkan
DAS

sesuai

digambarkan

dengan

melalui

siklus/pergerakan air di DAS tersebut.


Daerah aliran sungai (DAS) yang
diartikan sebagai bentang lahan yang

Perubahan suatu komponen sumberdaya


dapat

dikaji

dampaknya

terhadap

komponen sumberdaya lainnya dengan

dan temporal (waktu). Perubahan salah

melihat

tersebut

satu salah satu bagian dari bio-region akan

terhadap komponen proses pergerakan air

mempengaruhi bagian lainnya, sehingga

dan keseluruhan siklus/pergerakan air.

dampak dari perubahan bagian bio-region

Salah

dijadikan

tidak hanya akan dirasakan oleh kawasan

sebagai parameter untuk mengetahui baik

itu sendiri (on site) namun juga di luar

atau tidaknya adalah debit sungai.

kawasan

dampak

satu

perubahan

indikator

yang

(off

site).

Sebagai

contoh

rusaknya hutan di bagian hulu akan


Debit sungai (kuantitas, kualitas,
kontinuitas

dan

ketersediaanya)

merupakan indikator dari baik-buruknya


pengelolaan

suatu

pergerakan

air

DAS.

dan penurunan kualitas

air di bagian

hilirnya.

Sistem
jelas

Masalah pengelolaan sumberdaya

menggambarkan hubungan sebab-akibat

alam menjadi isu yang semakin serius

hulu-hilir. Daerah hulu dari segi letak

untuk dicermati sejak diberlakukannya

daerah dalam suatu DAS dan yang

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999

dipersepsikan

luas

Tentang Pemerintahan Daerah. Dua sisi

merupakan daerah paling atas sedangkan

pandangan publik mengemuka sehubungan

daerah hilir adalah daerah paling bawah

dengan isu tersebut. Pandangan pesimistis

dari suatu DAS. Daerah hulu umumnya

cenderung mengkhawatirkan akan makin

dicirikan oleh topografi bergunung, curah

merosotnya kelestarian sumberdaya alam

hujan tinggi dan kondisi sosial ekonomi

(SDA) dan lingkungan yang ada, karena

masyarakat

SDA

oleh

nampak

menimbulkan banjir, erosi, sedimentasi,

masyarakat

lokalnya

kurang

maju.

dikuras

untuk

daerah

mendapatkan

Semakin ke arah hilir cenderung makin

pendapatan

sebesar-besarnya.

landai, hujan makin kurang dan kondisi

Adapun pandangan yang optimistis merasa

sosial ekonomi lebih baik.

yakin bahwa otonomi akan meningkatkan


fungsi dan jasa SDA lebih dekat kepada

Wilayah DAS sebagai kesatuan


bio-region harus dipahami secara holistik
dan komprehensif oleh penyelenggara
daerah otonom. Prinsip dasar dari DAS
sebagai

bio-region

adalah

adanya

keterkaitan berbagai komponen dalam


DAS secara spasial (ruang), fungsional,

publik, sehingga kesejahteraan masyarakat


lebih meningkat.

A. PERATURAN BBWS

b. penyusunan rencana dan pelaksanaan


pengelolaan kawasan lindung sumber air

BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN
TIPOLOGI

meliputi konservasi sumber daya air,

(1) Balai Wilayah Sungai adalah unit


pelaksana teknis di bidang konservasi
sumber daya air,
sumber

daya

air,

pendayagunaan sumber daya air dan


pengendalian daya
rusak air pada wilayah sungai, yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
(2) Balai Wilayah Sungai dipimpin oleh
seorang Kepala.
Balai Wilayah Sungai mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan sumber daya
yang

pelaksanaan

meliputi
konstruksi,

perencanaan,
operasi

dan

pemeliharaan dalam rangka konsevasi


sumber daya air, pendayagunaan sumber
daya air dan pengendalian daya rusak air
pada wilayah sungai.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2, Balai Wilayah
Sungai menyelenggarakan fungsi :
penyusunan

pola

dan

rencana

pengelolaan sumber daya air pada wilayah


sungai;

sumber daya air, pendayagunaan sumber


daya air dan pengendalian daya rusak air
pada
wilayah sungai;
d. penyiapan rekomendasi teknis dalam
pemberian

ijin

atas

penyediaan,

peruntukan,
penggunaan dan pengusahaan sumber daya
air pada wilayah sungai;
e. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan
f. pengelolaan sistem hidrologi;
g. melaksanakan penyelenggaraan data dan
informasi sumber daya air;
h. melaksanakan fasilitasi kegiatan Tim
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
pada
wilayah sungai;
i.

melaksanakan

pemberdayaan

masyarakat dalam pengelolaan sumber

Pasal 3

a.

pengembangan

sumber daya air pada wilayah sungai;

Pasal 2

air

wilayah sungai;
c. pengelolaan sumber daya air yang

Pasal 1

pengembangan

pada

daya air;
j.

melaksanakan

Wilayah Sungai.

ketatausahaan

Balai

B. PERATURAN BBWS

air lainnya, irigasi, air tanah, air baku,


rawa, tambak dan pantai.

TUPOKSI BALAI BESAR WILAYAH


SUNGAI CITARUM

FUNGSI BALAI BESAR WILAYAH


SUNGAI CITARUM

BERDASARKAN

PERATURAN

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN


PERUMAHAN

RAKYAT REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 34/PRT/M/2015

1. Dalam melaksanakan tugas, Balai


Besar Wilayah Sungai Citarum
menyelenggarakan fungsi :

TENTANG ORGANISASI DAN TATA


KERJAUNIT

PELAKSANA

TEKNIS

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

2. penyusunan

pola

dan

rencana

pengelolaan sumber daya air pada


wilayah sungai;

DAN PERUMAHAN RAKYAT


Contohnya Balai Besar Sungai Citarum :

3. penyusunan rencana dan program,


studi kelayakan dan perencanaan

Balai Besar Wilayah Sungai Citarum

teknis/desain/pengembangan

berada di bawah dan bertanggung jawab

sumber daya air;

kepada Direktur Jenderal Sumber Daya


Air. Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
dipimpin oleh seorang Kepala Balai Besar

4. persiapan, penyusunan rencana dan


dokumen pengadaan barang dan
jasa;

Wilayah Sungai Citarum.


TUGAS BALAI BESAR WILAYAH

5. pelaksanaan pengadaan barang dan


jasa serta penetapan pemenang

SUNGAI CITARUM

selaku Unit Layanan Pengadaan


Balai

Besar

Wilayah

Sungai

(ULP);

Citarum mempunyai tugas melaksanakan


pengelolaan sumber daya air di wilayah
sungai

yang

pelaksanaan

meliputi
konstruksi,

perencanaan,
operasi

dan

pemeliharaan dalam rangka konservasi dan


pendayagunaan sumber daya air dan
pengendalian daya rusak air pada sungai
danau, waduk, bendungan dan tampungan

6. pengendalian
konstruksi

dan

pengawasan
pelaksanaan

pembangunan sumber daya air;


7. penyusunan

rencana

dan

pelaksanaan pengelolaan kawasan


lindung sumber air pada wilayah
sungai;

8. pengelolaan sumber daya air yang


meliputi

konservasi

17. pelaksanaan penyusunan laporan

dan

akuntansi keuangan dan akuntansi

pendayagunaan sumber daya air

barang milik negara selaku Unit

sertapengendalian daya rusak air

Akuntansi Wilayah;

pada wilayah sungai;


18. pelaksanaan
9. pengelolaan sistem hidrologi;

pemungutan,

penerimaan dan penggunaan biaya


jasa pengelolaan sumber daya air

10. pengelolaansistem

informasi

sumber daya air;


11. pelaksanaan

peraturan
operasi

dan

pemeliharaan sumber daya air pada


wilayah sungai;
12. pelaksanaan

bimbingan

teknis

menjadi kewenangan provinsi dan


kabupaten/kota;

dalam

rekomendasi

pemberian

penyediaan,

perundang-undangan;

dan
19. pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga balai serta koordinasi

pengelolaan sumber daya air yang

13. penyiapan

(BJPSDA) sesuai dengan ketentuan

ijin

teknis
atas

peruntukan,

penggunaan dan
14. pengusahaan sumber daya air pada
wilayah sungai;
15. fasilitasi kegiatan Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air pada
wilayah sungai;
16. pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan sumber daya air;

dengan instansi terkait.

segala sesuatu perubahan yang terjadi di


DAS akan berakibat pada alur sungai.
Areal DAS meliputi seluruh alur sungai
ditambah areal dimana stiap hujan yang
jatuh di areal tersebut mengalir ke sungai
yang bersangkutan. Alur sempadan sungai
didefinisikan sebagai alur pinggir kanan
dan kiri sungai yang terdiri dari bantaran
bajir, bantara longsor, bantaran ekologi,
serta bantaran keamanan.
C. PERBEDAAN DAS DAN

D. PENGELOLAAN WILAYAH

WILAYAH SUNGAI

SUNGAI

"Daerah aliran sungai adalah suatu


wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak
sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang
berasal dari curah hujan ke danau atau ke
laut secara alami, yang batas di darat
merupakan pemisah topografis dan batas
di laut sampai dengan daerah perairan
yang

masih

terpengaruh

aktivitas

daratan." (UU no. 7 tahun 2004 tentang


Sumberdaya Air)

Waskito

Pandu

menyampaikan

bahwa implementasi manajemen sumber


daya air dalam lembaga wilayah sungai
sangat kompleks dan melibatkan semua
pihak. Sehingga diperlukan dukungan dan
sistem institusi yang terstruktur. Institusi
tersebut

akan

menangani

manajemen

sumber daya air dalam wilayah sungai


yang disebut balai wilayah sungai (RBO).
Lebih lanjut dikatakannya, saat ini terdapat
tiga tipe pengelolaan wilayah sungai yang
dikategorikan berdasarkan batas wilayah

Menurut Undang-Undang Nomor 7

operasi.

Yaitu

tipe

hidrologi,

tipe

Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air,

administratif dan tipe koordinasi. Balai

wilayah sungai merupakan gabungan dari

wilayah sungai tipe hidrologi adalah balai

beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS).

pengelolaan

Sedangkan sistem alur sungai (gabungan

berdasarkan batasan operasional hidrologi.

antara

alur

Tipe tersebut sering sekali melampaui

sempadan sungai) merupakan sistem river

batas batas administratif yang ada. Tipe

basin yang membagi DAS menjadi sub-

administratif ialah balai wilayah sungai

DAS yang lebih kecil. Oleh karenanya

dengan wilayah operasi mengikuti batas

alur

badan

sungai

dan

wilayah

sungai

yang

administratif, sehingga pengelolaan daerah

pemerintah

wilayah

fragmen.

semua pihak yang berkepentingan dengan

adalah

mengutamakan kepentingan dan peran

sungai

Sedangkan

tipe

kombinasi

antara

menjadi
koordinasi
tipe

hidrologi

dan

pengelola

wilayah

sungai

menjalankan salah satu fungsi pengelolaan


sumber daya air misalnya pasokan air dan
irigasi.

Namun

beberapa

pengelola

wilayah sungai sudah mulai menuju ke


arah pengelolaan sumber daya air terpadu.
Sementara itu, pengelolaan sumber daya

Pengembangan dan pengelolaan


sistem irigasi yang dilaksanakan oleh
badan

program,

perencanaan,

pelaksanaan,

pengoperasian

pemeliharaan

agar

pengelolaan

sumber

hingga

diperoleh

badan

sosial,

diselenggarakan

atau
dengan

memperhatikan kepentingan masyarakat di


sekitarnya dan mendorong peran serta
masyarakat petani.
(1) Petani pemakai air wajib
membentuk perkumpulan petani pemakai
air secara demokratis pada setiap daerah
layanan/petak tersier atau desa.

air

yang

(2) Perkumpulan petani pemakai

Diharapkan

dari

air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

workshop tersebut mendapatkan output

dapat membentuk gabungan perkumpulan

rumusan strategi, kebijakan dan program

petani

dalam pemilihan pola tatakelola organisasi

layanan/blok sekunder, gabungan beberapa

pengelola wilayah sungai yang sesuai.

blok sekunder, atau satu daerah irigasi.

berkesinambungan.

daya

siklus

usaha,

perseorangan

air merupakan rangkaian kegiatan meliputi


penyusunan

melibatkan

serta masyarakat petani.

administratif.
Beberapa

kabupaten/kota

E. Pengelolaan Sistem dan


Pengembangan Irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan,

pemakai

air

pada

daerah

(3) Gabungan perkumpulan petani


pemakai air sebagaimana dimaksud pada
ayat

(2)

dapat

membentuk

induk

pengaturan, dan pembuangan air irigasi

perkumpulan petani pemakai air pada

untuk menunjang pertanian yang jenisnya

daerah layanan/blok primer, gabungan

meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa,

beberapa blok primer, atau satu daerah

irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan

irigasi.

irigasi tambak.
Pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi yang dilaksanakan oleh
Pemerintah, pemerintah provinsi, atau

dan

bisa juga

dibuat

dengan

cara

membendung air buangan atau air laut.


Evaluasi dan pemilihan sumber air yang
layak harus berdasar dari ketentuan berikut
:

1. Kualitas dan kuantitas air yang


diperlukan
F. Manfaat Air baku
Sumber
peranan

yang

air

baku

sangat

2. Kondisi iklim

memegang

penting

dalam

industri air minum. Air baku atau raw


water merupakan awal dari suatu proses

3. Tingkat

kesulitan

pada

pembangunan intake
4. Tingkat keselamatan operator

dalam penyediaan dan pengolahan air


bersih. Sekarang apa yang disebut dengan

5. Ketersediaan

air baku. Berdasar SNI 6773:2008 tentang

operasional

Spesifikasi unit paket Instalasi pengolahan

untuk IPA

biaya
dan

minimum
pemeliharaan

air dan SNI 6774:2008 tentang Tata cara


perencanaan

unit

paket

instalasi

pengolahan air pada bagian Istilah dan


Definisi yang disebut dengan Air Baku
adalah:

6. Kemungkinan

sumber air pada masa yang akan


datang
7. Kemungkinan untuk memperbesar
intake

Air

terkontaminasinya

yang

berasal

dari

sumber

air

pemukaan, cekungan air tanah dan atau air


hujan yang
memenuhi ketentuan baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum
Sumber air baku bisa berasal dari
sungai, danau, sumur air dalam, mata air

datang

pada

masa

yang

akan

P = 9,8 H.Q.hT hT = efisiensi turbin (%)


c. Daya Generator
P = 9,8.H.Q.hT.hG hG = Efisiensi
generator (%)

Jenis-jenis Turbin air


Turbin atau kincir adalah komponen utama
dalam proses pembangkitan tenaga listrik,
turbin berfungsi sebagai pemutar
generator.
a. Turbin Impuls : Adalah turbin yang
bekerja karena aliran air.
Contoh : turbin Pelton
G. PLTA (Pembanhkit Listrik
Tenaga Air)
Pembangkit Listrik tenaga Air
(PLTA) adalah suatu pembangkitan energi
listrik dengan mengubah energi potensial
air menjadi energi mekanik oleh turbin dan
diubah lagi menjadi energi listrik oleh
generator dengan memanfaatkan
ketinggian dan kecepatan aliran air.
Macam-macam daya listrik
a. Daya Teoritis
P = 9,8 H.Q
P= daya teoritis (kW)
H= tinggi jatuh air (m)
Q= Kecepatan/debit air (m/detik)
b. Daya turbin

b. Turbin Reaksi : adalah turbin yang


bekerja karena ketinggian jatuh air.
Contoh : turbin Prancis
Jenis-Jenis PLTA
1. Berdasarkan Tinggi Terjun PLTA
a. PLTA jenis terusan air (water way)
Adalah pusat listrik yang mempunyai
tempat ambil air (intake) di hulu sungai
dan mengalirkan air ke hilir melalui
terusan air dengankemiringan (gradient)
yang agak kecil.
Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara
memanfaatkan tinggi terjun dan
kemiringan sungai.
b. PLTA jenis DAM /bendungan
Adalah pembangkit listrik dengan
bendungan yang melintang disungai,
pembuatan bendungan ini dimaksudkan

untuk menaikkan permukaan air dibagian

Dibuat dengan cara membangun suatu

hulu sungai guna membangkitkan energi

waduk yang melintang sungai, sehingga

potensial yang lebih besar sebagai

terbentuk seperti danau buatan, atau dapat

pembangkit listrik.

dibuat dari danau asli sebagai penampung

c. PLTA jenis terusan dan DAM

air hujan sebagai cadangan untuk musim

(campuran)

kemarau.

Adalah pusat listrik yang menggunakan

d. PLTA Jenis Pompa (pumped storage)

gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi

adalah jenis PLTA yang memanfaatkan

energi potensial yang diperoleh dari

tenaga listrik yang berlebihan ketika

bendungan dan terusan.

musim hujan atau pada saat pemakaian


tenaga listrik berkurang saat tengah

2. PLTA Berdasarkan Aliran Sungai

malam, pada waktu ini sebgian turbin

a. PLTA jenis aliran sungai langsung (run

berfungsi sebagai pompa untuk memompa

of river)

air yang di hilir ke hulu, jadui pembangkit

Banyak dipakai dalam PLTA saluran

ini memanfaatkan kembali air yang

air/terusan, jenis ini membangkitkan listrik

dipakai saat beban puncak dan dipompa ke

dengan memanfaatkan aliran sungai itu

atas lagi saat beban puncak terlewati.

sendiri secara alamiah.


b. PLTA dengan kolam pengatur
(regulatoring pond)
Mengatur aliran sungai setiap hari atau
setiap minggu dengan menggunakan
kolam pengatur yang dibangun melintang
sungai dan membangkitkan listrik sesuai
dengan beban.
Disamping itu juga dibangun kolam
pengatur di hilir untuk dipakai pada waktu
beban puncak (peaking power plant)
dengan suatu waduk yang mempunyai
kapasitas besar yang akan mengatur
perubahan air pada waktu beban puncak
sehingga energi yang dihasilkan lebih
maksimal.
c. Pusat listrik jenis waduk (reservoir)

(NSPM)

berbasis

partisipasi

masyarakat.
3. Pendekatan peningkatan pelayanan
masyarakat dengan membangun
sistem informasi SDA didukung
kelembagaan dan sumber daya
manusia yang handal.
4. Penigkatan Peran dan optimalisasi
fungsi

TKPSDA

WS

(Tim

Koordinasi Pengelolaan Sumber


Daya Air Wilayah Sungai), Komisi
Irigasi, dan Dewan Sumber Daya
Air.
H. STRATEGI DAN KEBIJAKAN

5. Pelaksanaan

pola

kerjasama

operasional dengan :

SDA
Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air

o Dengan Lembaga Pengelola


SDA tingkat Pusat &

meliputi :

kab./kota : Balai Besar


1. Pendekatan
pengelolaan
berbasis

pengembangan
wilayah

penataan

dan

sungai

ruang

yang

sinergis antar sektor,antar daerah

Wilayah Sungai dan Dinas


PU,PSDA, Pengairan
Kabupaten/Kota se-Jawa
Tengah.

dan antar pemangku kepentingan


(pemerintah,masyarakat

dan

o Dengan Lembaga di sektor


lain : Dinas Kehutanan,

swasta).

Balai Pengelolaan Daerah


2. Pendekatan

pembangunan

Aliran Sungai

prasarana SDA yang berkelanjutan

(BPDAS),Badan

dengan berpedoman pada Norma

Lingkungan Hidup dan

Standar

Badan Meteorologi dan

Pedoman

dan

Manual

Geofisika (BMKG).

o Dengan Pemerintah

o Peningkatan Upaya

Kabupaten/Kota.

Perlindungan dan
Pelestarian Sumber Air;

o Masyarakat melalui P3A


o Peningkatan Upaya

(Perhimpunan Petani
Pengguna Air), GP3A,

Pengawetan Air;

IP3A dan Petani


o Peningkatan Upaya
o Dunia Pendidikan

Pengelolaan Kualitas Air


dan Pengendalian

Kebijakan

Pengelolaan

SDA Provinsi

Pencemaran Air.

merupakan kebijakan Pengelolaan SDA


sebagai arahan strategis dalam pengelolaan

3. Kebijakan pendayagunaan SDA

SDA di Provinsi Jawa Tengah, terdiri dari :

untuk keadilan dan kesejahteraan


masyarakat, meliputi :

1. Kebijakan umum, meliputi :


o Peningkatan upaya
o Peningkatan koordinasi dan

penatagunaan SDA;

keterpaduan pengelolaan
o Peningkatan upaya

SDA;

penyediaan air;
o Pengembangan ilmu
o Peningkatan upaya efisiensi

pengetahuan dan teknologi


serta budaya terkait air;

penggunaan SDA;

o Peningkatan pembiayaan

o Peningkatan upaya

pengelolaan SDA;

pengembangan SDA;

o peningkatan pengawasan

o Pengendalian pengusahaan

dan penegakan hukum.


2. Kebijakan peningkatan konservasi
SDA

secara

meliputi :

terus

menerus,

SDA.
4. Kebijakan pengendalian daya rusak
air

dan

meliputi :

pengurangan

dampak,

o Peningkatan upaya
pencegahan;
o Peningkatan upaya
penanggulangan;
o Peningkatan
upayapemulihan.

KESIMPULAN

5. Kebijakan peningkatan peran serta

Sumber daya alam merupakan

masyarakat dan dunia usaha dalam

kekayaan alam yang sangat melimpah dan

pengelolaan SDA, meliputi :

dapat dikelola oleh berbagai pihak baik itu

o Perencanaan pengelolaan
SDA;
o Pelaksanaan pengelolaan
SDA;

pihak swasta maupun pihak yang berstatus


negeri sekalipun bahkan bisa juga puhak
peseorangan namun biasanya itu illegal.
Oleh

karena

itu

kita

harus

bisa

mengoptimalkan sumber daya alam dan


tentunya tetap memperdulikan kelestarian

o Pengawasan pengelolaan
SDA;

lingkungan, demi menjaga kelestarian


sumber daya alam agar bisa diwariskan
untuk anak cucu kita kelak di masa yang

o Kebijakan pengembangan
jaringan Sistem Informasi
Sumber Daya Air (SISDA)
dalam pengelolaan SDA
terpadu, meliputi : peningkatan kelembagaan
dan sumber daya manusia; pengembangan jejaring
sistem informasi SDA; pengembangan teknologi
informasi

akan datang.
Sumber daya alam juga merupakan
penghasilan paling tinggi diantara mata
pencaharian yang lainnya. Oleh sebab itu
mata pencaharian yang mengandalkan
eksploitasi dari sumber daya alam menjadi
popular dan diidamkan oleh banyak
kalangan

karena

selalu

mendapatkan

penghasilan yang cukup bahkan sangat


tinggi. Akan

tetapi

kebanyakan

dari

mereka tidak memperdulikan dampak


yang ditimbulkan akibat dari eksploitasi
yang telah meraka lakukan. Akibatnya,

keseimbangan
terganggu,
akibat

ekosistem

banyak

dampak

korban
yang

menjadi

jawab. Ekploitasi itu seharusnya diiringi

berjatuhan

dengan pembaharuan yang dapat menutupi

ditimbulkan

dampak yang ditimbulkan oleh eksploitasi

pengeksploitasian yang tidak bertanggung

tersebut.

Anda mungkin juga menyukai