DOSEN PEMBIMBING
Nurhasanah, S.Pd.,M.Pd
Disusun oleh
Hamzah Syam Saputra Baedu ( 2014 57 029 )
Billy Alexa Bellvian ( 2015 57 034 )
Muhammad Adrian Haris ( 2015 57 040 )
Nathalia Angeline Panjaitan ( 2015 57 041 )
Palamina Mambraku ( 2015 57 007 )
Raynold Imanuel Loblar ( 2015 57 015 )
Zainab ( 2015 57 010 )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2016
KATA PENGANTAR
Ucapan puji syukur senantiasa penulis haturkan kepada Tuhan Yang Esa, sebab karena
pertolonganNya lah penulis dapat merampungkan makalah ini.
Makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah geometri
yakni ibu Nurhasanah,S.Pd.,M.Pd yang kami hormati.
Isi dari makalah ini membahas tentang penalaran deduktif dalam geometri. Penalaran
deduktif dalam geometri berisikan materi materi seperti pembuktian, postulat, penalaran
deduktif, menentukan hipotesis, dan yang terakhir adalah menentukan teorema.
Tiada gading yang tak retak, begitupun juga dengan isi dari makalah ini. Oleh
karenannya, segala kritik dan saran yang membangun selalu penulis nantikan demi
kesempurnakan isi dari makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
DaftarIsi. ii
BAB 1 PENDAHULUAN . 1
1.1 Latar belakang .......1
1.2 Rumusan masalah ..1
1.3 Tujuan 1
BAB II ISI 2
2.1 Penalaran deduktif..2
2.1.1 Penalaran deduktif sebagai bukti....2
2.1.2 Pengamatan, pengukuran, dan percobaan bukanlah bukti.....3
2.2 Postulat dan Teorema4
2.2.1 Postulat Geometri4
2.2.2 Teorema geometri6
2.3 Menentukan hipotesis dan kesimpulan .7
2.3.1 Bentuk pernyataan : Bentuk Subjek predikat dan bentuk Jika
maka......7
2.3.2 Kebalikan Pernyataan..7
2.4 Pembuktian Teorema.8
BAB III PENUTUP...9
3.1 Kesimpulan..9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
ISI
2.1 Penalaran deduktif
2.1.1 Penalaran deduktif sebagai bukti.
Penalaran deduktif memungkinkan kita untuk memeperoleh kebenaran atau
menerima kesimpulan yang benar dari pernyataan yang benar atau diterima sebagai suatu
kebenaran. Terdapat tiga langkah pembuktian sebagai berikut
1. Membuat sebuah pernyataan umum yang menunjuk keseluruhan golongan , seperti
misalnya : Semua anjing memliki empat kaki.
2. Membuat sebuah pernyataan khusus mengenai satu atau beberapa bagian yang
terdapat dalam pernyataan umum, misalnya : bulldog adalah anjing.
3. Membuat kesimpulan yang logis saat pernyataan umum di aplikasikan pada
pernyataan khusus, misalnya : semua bulldog berkaki empat.
Penalaran deduktif disebut penalaran silogisme karena tiga langkah pembuktian
diatas disebut sebagai silogisme. Dalam sebuah silogisme, pernyataan umum disebut
sebagai premis mayor dan pernyataan khusus disebut sebagai premis minor dan
deduksi adalah kesimpulan.
Jadi,jika pernyataan diatas dibuat silogisme, maka :
1. Premis Mayor : Semua anjing berkaki empat
2. Premis Minor : Semua bulldog adalah anjing
3. Kesimpulan : Semua bulldog berkaki empat.
Penggunaan lingkaran dibawah membantu kita dalam merepresentasikan setiap
himpunan atau kelas akan membantu kita dalam memahami hubungan hubungan yang
ada dalam penalaran deduktif.
1. Karena premis mayor atau pernyataan umum menyatakan bahwa semua anjing
berkaki empat, lingkaran yang merepresentasikan anjing harus berada didalam
lingkaran untuk hewan berkaki empat.
2. Karena premis minor atau pernyataan khusus menyatakan bahwa semua bulldog
adalah anjing, maka lingkaran yang merepresentasikan bulldog harus berada
didalam lingkaran untuk anjing.
3. Kesimpulannya jelas. Karena lingkaran bulldog harus berada didalam lingkaran
hewan berkaki empat, maka satu-satunya kesimpulan yang mungkin adalah
semua bulldog adalah hewan berkaki empat.
2.1.2
Pengamatan,
Pengukuran,
dan
percobaan
bukan
merupakan
pembuktian.
Pengamatan tidak dapat memberikan bukti. Terdapat beberapa kasus orang yang
memiliki gangguan penglihatan dapat menyebabkan apa yang diamati menjadi sesat.
Pengukuran tidak dapat memberikan bukti. Alasannya ialah pengukuran
digunakan hanya terbatas angka angka yang terlibat. Kesimpulan yang bisa diberikan
tidaklah tepat tapi hanya perkiraan saja, tergantung dari tingkat ketepatan alat ukur dan
keahlian si pengamat. Dalam pengukuran terdapat yang namanya ketidakpastian dan semua
alat ukur juga hanya memiliki tingkat ketelitian tertentu. Misalnya dalam mengukur
diameter kelereng dengan menggunakan jangka sorong, hasil pengukuran yang didapat
tidak 100% akurat melainkan memiliki nilai ketidakpastian.
Percobaan tidak dapat menyajikan bukti. Peluang kejadiannya ditentukan oleh
situasi saat dilakukannya eksperimen. Jadi bisa saja terdapat kecurangan dalam percoaan
tersebut yang menyebabkan kita tidak dapat menarik kesimpulan yang benar. Contoh
3
dalam kasus pelemparan dua dadu bila jumlah mata dadu yang muncul adalah 7 sebanyak
10 kali maka terdapat kemungkinan percobaan tersebut telah dicurangi.
Contoh Soal menggunakan lingkaran untuk menentukan hubungan antar grup.
1. Jika A merupakan bagian dari B dan B merupakan bagian dari C, Maka A ..
Jawab : A merupakan bagian dari C.
Postulat 4 :Satu dan hanya terdapat sebuah lingkaran yang dapat dibuat dengan sembarang
titik tertentu sebagai titik pusat dan suatu ruas garis tertentu sebagai jarijarinya.
Postulat 5 : Segala bentuk geometric dapat dipindahkan tanpa mengalami perubahan
ukuran maupun bentuk.
Postulat 6 : Suatu ruas garis mempunyai satu dan hanya satu titik tengah
Postulat 7 : Suatu sudut mempunyai satu dan hanya satu garis bagi.
Postulat 8 : Melalui sembarang titik pada suatu garis, satu dan hanya satu garis tegak lurus
dapat dibuat pada garis tersebut.
Postulat 9 : Melalui sembarang titik diluar suatu garis, satu dan hanya satu garis tegak lurus
dapat dibuat pada garis tersebut.
Contoh soal aplikasi postulat geometri.
Tentukan jenis postulat yang sesuai dengan gambar dibawah ini !
Jawab :
Untuk soal a menggunakan postulat 17 yang berbunyi Suatu sudut mempunyai satu dan
hanya satu garis bagi.
Untuk soal b menggunakan postulat 8 yang berbunyi Melalui sembarang titik pada suatu
garis, satu dan hanya satu garis tegak lurus dapat dibuat pada garis tersebut. .
Jawab :
dan AC
muerpum
( a ) . Sejak AB
arlks,sagniarka
S
B
em
.audsm
hrualsduta
6
AD
dan BC
CD
, a dan b adalahsikusiku . makaa b . Semua sudut sikusiku adalah
( b ) Sejak BA
.
Hipotesis
Kesimpulan
Logam
yang
memuai
Bentuk Jika Maka :
Memuai
Kesimpulan adalah maka :
Maka logam akan memuai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa teorema merupakan pengembangan dari sebuah
postulat, oleh karena itu kita yang belum tahu dari postulat mana teorema itu dikembangkan
maka kita perlu untuk membuktikannya. Berikut ini adalah prosedur pembuktian teorema dengan
penalaran deduktif:
Teorema dibagi menjadi dua bagian yaitu hipotesisnya (apa yang diketahui) dan kesimpulannya
(yang akan dibuktikan).
Buat sebuah diagram. Tanda-tanda pada diagram tersebut memakai simbol-simbol yang bisa
mempermudah pembuktian.
Nyatakan apa yang diketahui dan apa yang akan dibuktikan.
Buatlah rencana yang akan digunakan dalam pembuktian
Di sebelah kiri tulislah pernyataan sesuai dengan nomor tahap yang berurutan. Pernyataan
terakhir harus berupa pernyataan yang akan dibuktikan.
Di sebelah kanan, berikan alasan untuk setiap pernyataan. Alasan yang bisa diterima dalam
pembuktian teorema adalah fakta-fakta, definisi, postulat, teorema asumsi (teorema yang
dianggap benar, dan teorema yang sudah dibuktikan sebelumnya) yang sudah diketahui (Rich,
2004: 25)
Berikut ini adalah contoh dari pembuktian teorema:
Tahap 1:
Tahap 2:
Tahap 3:
Tahap4:
Buktikan:
Semua sudut siku-siku berukuran sama
Diketahui:
A dan B adalah sk.
Untuk Pembuktian: mA = mB
Rencana: Karena setiap sudut sama dengan 90, sudut-sudut tersebut
berukuran sama, dengan menggunakan postulat bilangan-bilangan yang
sama dengan suatu bilangan yang sama adalah sama satu sama lain".
Tahap 5 dan 6
Pernyataan
1. A dan B adalah sk
2. mA dan mB masing-masing 90
3. mA = mB
Alasan
1. Diketahui.
2. m(sk) = 90
3. Bilangan-bilangan = suat bilangan
yang sama = satu sama lain
BAB III
8
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang khusus berdasarkan fakta fakta yang bersifat umum.
Penalaran deduktif dalam geometri menggunakan postulat sebagai landasan
untuk menciptakan teorema teorema tentang geometri.
DAFTAR PUSTAKA
Kohn,Ed.2003.Seri keterampilan geometry. Bandung : Pakar Raya
Rich, Barnett & Christopher Thomas.1963.GEOMETRY. New York : The
MC Graw Hill Companies.
9
10