Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH

SEMINAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA


PELAPORAN PEMERIKSAAN KINERJA

Oleh:
Fajar Setianto (8)
Fatahar Rizky (10)
Nugroho Budi S (18)
Andhika Novianto M (25)
Kelas 9B

PKN STAN
2016

A. Pendahuluan
Rangkaian

akhir

dalam

pemeriksaan

kinerja

adalah

tahapan

peloporan. Tahap pelaporan merupakan tahap yang paling penting dari


siklus pemeriksaan kinerja, laporan pemeriksaan kinerja harus dapat
memberikan nilai tambah bagi stakeholder, oleh karenanya laporan
pemeriksaan kinerja harus disusun sebaik mungkin. Untuk menghasilkan
laporan yang bermutu maka dalam menyusun laporan audit harus
mengacu kepada standar pelaporan, laporan audit harus dikomunikasikan
dengan semua tingkat pada organisasi auditee untuk menghindari adanya
salah

tafsir

atau

salah

pengertian

antara

auditor

dan

auditee,

memudahkan implementasi tindak lanjut dan memungkinkan hasil audit


digunakan sebagai alat pengendalian sosial. Dengan demikian pesan
dalam laporan pemeriksaan kinerja harus dapat dimengerti secara jelas
dan mudah oleh para pengguna.
B. Tujuan Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Laporan hasil pemeriksaan secara umum berfungsi untuk:
Mengkomunikasikan

hasil

pemeriksaan

kepada

pihak

yang

berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang


berlaku;
Membuat hasil pemeriksaan terhindar dari kesalahpahaman;
Membuat hasil pemeriksaan sebagai bahan untuk melakukan
tindakan perbaikan oleh instansi terkait;
Memudahkan pemantauan tindak lanjut

untuk

menentukan

pengaruh tindakan perbaikan yang semestinya telah dilakukan.


Terkait dengan pelaksanaan pemeriksaan kinerja, Pelaporan Hasi
Pemeriksaan

kinerja

adalah

menyediakan

informasi,

rekomendasi,

penilaian yang independen bagi para pengguna laporan mengenai


pelaksanaan kegiatan entitas yang diaudit, apakah telah diselenggarakan
secara ekonomis, efisien dan efektif. Dengan laporan pemeriksaan kinerja
ini diharapkan terjadi perubahan yang positif dalam pelaksanaan entitas
yang diaudit.
2

C. Karakteristik Laporan yang Baik


Sebuah laporan harus dapat diandalkan dan pesan yang terkandung
dalam laporan dapat dipahami oleh pengguna secara mudah. Salah satu
cara sederhana yang umum digunakan adalah dengan membatasi
pencantuman masalah-masalah teknis yag mendetail, menggunakan
narasi yang singkat dan jelas yang didukung dengan grafik, tabel,
diagram, serta membuat simpulan yang lugas dan jelas.
Laporan audit yang andal terdiri atas sasaran dan ruang lingkup audit,
metodologi temuan audit, simpulan dan rekomendasi. Laporan audit juga
harus menjelaskan apabila ada pembatasan ruang lingkup audit. Dengan
demikian maksud laporan akan mudah dipahami dan ditafsirkan oleh
pembaca. Karakteristik laporan audit kinerja yang baik menurut SPKN
adalah sebagai berikut
1. Tepat Waktu
Laporan hasil Pemeriksaan harus tepat waktu agar informasi yang
dimuat bermanfaat secara maksimal. Untuk menghasilkan laporan
yang tepat waktu, auditor harus merencanakan pelaksanaan audit
dan penerbitan laporan tersebut
2. Lengkap
Kelengkapan dalam laporan berarti bahwa hubungan antara tujuan,
kriteria, temuan, dan simpuan secara jelas diungkkapkanm apabila
auditor memberikan rekomendasi, harus ada hubungan yang jelas
antara analisis simpulan dan rekomendasi.
3. Akurat
Fakta dan angka yang menyertai pernyataan harus didukung oleh
bukti

pemeriksaan

yang

cukup.

Akurasi

dibutuhkan

untuk

meyakinkan pembaca bahwa laporan yang disajikan layak dan


dapat dipercaya. Ketidakakuratan pada salah satu bagian laporan
akan menyebabkan keraguan terhadap seluruh isi laporan. Dengan
kata lain, ketidakakuratan suatu laporan akan merusak kredibilitas
3

suatu laporan. Untuk memperoleh standar yang tinggi terhada


keakuratan data/laporan, diperlukan sistem yang efektif atas
penjaminan mutu (quality assurance).
4. Objektif
Semua aspek permasalahan harus disajikan dengan cara yang tidak
bias dan seimbang dalam isi dan nada. Penjelasan atau pendapat
yang berbeda dari pihak auditee juga harus dicantumkan dalam
laporan untuk membuat laporan tersebut adil dan objektif. Laporan
yang adil juga harus menyatakan tentang kinerja yang diuji,
manajemen yang efektif, dan contoh-contoh kinerja auditee yang
baik, serta kelemahan dalam pengendalian internal dan contohnya.
5. Meyakinkan
Agar meyakinkan, laporan harus menjawab tujuan pemeriksaan
serta menyajikan temuan, simpulan, dan rekomendasi yang logis.
Laporan

yang

meyakinkan

dapat

membantu

pejabat

yang

bertanggung jawab untuk memusatkan perhatiannya pada hal yang


membutuhkan perhatian dan dapat membantu untuk melakukan
perbaikan sesuai rekomendasi
6. Jelas
Laporan harus mudah dibaca dan dipahami. Untuk itu laporan harus
ditulis dengan bahasa yang jelas dan sederhana
7. Ringkas
Laporan harus ringkas, yaitu tidak lebih panjang dari yang
diperlukan untuk menyampaikan dan mendukung pesan. Laporan
yanng terlalu rinci dapat menurunkan mutu laporan bahkan dapat
mengaburkan pesan yang ingin disampaikan dan mengurai minat
pembaca
D. Tahapan Pelaporan Pemeriksaan Kinerja
Secara umum tahapan pelaporan Pemeriksaan kinerja dibagi
menjadi tiga tahapan besar yaitu
1. Penyusunan konsep Laporan Hasil Pemeriksaan

2. Perolehan

Tanggapan

atau

Komentar atas Konsep Laporan


Hasil

Pemeriksaan

termasuk

Rekomendasi dan Simpulan


3. Penyusunan
Laporan
Hasil
Pemeriksaan

Final

Pendistribusian
penyampaian

dan
atau

laporan

hasil

pemeriksaan
Adapun

langkah-langkah

dalam

pembuatan

Konsep

Hasil

Pemeriksaan (KHP) hingga menjadi HP diuraikan pada Gambar 1 di


bawah ini. Bagan Penyusunan LHP menunjukkan beberapa prosedur
yang harus ditempuh dalam penyusunan suatu Hasil Pemeriksaan.

Gambar 3. Bagan
Penyusunan LHP

Gambar 1 flowchart penyusunan LHP

Berikut penjelasan atas bagan di atas.


1. Penyusunan konsep LHP

Pelaksanaan penyusunan konsep LHP dilakukan berdasarkan


dokumen Temuan Pemeriksaan dan Program Pemeriksaan khususnya
Tujuan Pemeriksaan. Konsep LHP harus dapat menjawab tujuan
pemeriksaan yang ada pada Program Pemeriksaan. Konsep LHP yang
disusun oleh pemeriksa terdiri dari Laporan Hasil Pemeriksaan,
Rekomendasi, dan Simpulan Pemeriksaan.
Input yang diperlukan dalam penyusunan Konsep Laporan Hasil
Pemeriksaan (KLHP) adalah Temuan Pemeriksaan dari kegiatan pada
tahap sebelumnya. Terkait dengan hal tersebut, yang penting
diperhatikan adanya perbedaan waktu antara penyampaian TP
dengan penyampaian Hasil Pemeriksaan (HP). Dengan adanya
perbedaan waktu tersebut, maka dapat dimungkinkan bahwa temuan
yang sudah disampaikan dalam Temuan Pemeriksaan dapat saja
tidak disajikan dalam LHP jika manajemen entitas yang diperiksa
dapat

memberikan

bukti

yang

kemudian

dapat

diyakini

oleh

pemeriksa.
a. Struktur Laporan
Supaya laporan mudah dimengerti maka sebaiknya urutan
dan struktur laporan tersebut harus logis. Gaya penulisan dan
jumlah halaman laporan sangat bergantung pada situasi dan
kondisi entitas yang diaudit. Meskipun demikian, struktur dan isi
laporan minimal harus mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Judul
Laporan hasil audit diawali dengan judul yang sesuai. Pastikan
bahwa subjek yang dibahas dalam laporan tercermin dengan
jelas dalam judul
2. Ringkasan
Bedakan dengan jelas antara temuan dan rekomendasi.
Termasuk

juga

simpulan

secara

keseluruhan,

dilengkapi

dengan inti temuan dan rekomendasi. Ringkasan menyajikan


laporan pemeriksaan kinerja secara singkat serta menunjukan
hubungan yang jelas antara tujuan dan hasil audit
3. Pendahuluan

Menjelaskan penjelasan mengenai latar belakang pemeriksaan


dan program pemeriksaan serta aktivitas atau area yang akan
diuji atau direview, mengidentifikasi auditor

yang yang

menjadi penanggung jawab audit, menjelaskan standar audit


yang digunakan sebagai dasar pemeriksaan
4. Tujuan dan Lingkup Audit
Laporan harus dengan jelas menyatakan tujuan dan ruang
lingkup audit
5. Waktu Pelaporan
Laporan harus menunjukan

peroode

waktu

audit

yang

ditetapkan dan juga harus meyakinkan pembaca bahwa


permaalahan

yang

diangkat

seudah

sesuai

dengan

permasalahan yang sedang dihadapi baik itu jangka pendek


maupun jangka panjang.
6. Kriteria Audit
Laporan harus menjelaskan dasar pengukuran kinerja dan
sumber-sumber kriteria kriteria yang digunakan harus logis,
dapat dicapai, dan relevan dengan tujuan audit
7. Metodologi
Laporan harus memberikan penjelasan yang jelas tentang
teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis data.
8. Temuan
Menyajikan
temuan

secara

berurutan

dan

logis,

mencantumkan kriteria yang digunakan. Temuan dimuat


secara lengkap yang berisi jumlah perhitungan dan informasi
terkini.

Penyajian

temuan

juga

harus

relevan,

dengan

menggunakan bahasa yang tidak terlalu melebih-lebihkan


kekurangan dan menyajikan temuan dalam bahasa yang
netral sehingga fakta sebenarnya dapat terlihat
9. Simpulan dan rekomendasi
Rekomendasi dan simpulan ditujukan bagi auditee untuk
mengoreksi beberapa permasalahan, auditor harus mampu
meyakinkan bahwa permasalahan yang dirumuskan dalam
laporan bersumber langsung dari temuan audit dan bukan
berasal dari subjektivitas atau kesan mencari-cari kesalahan
10.
Daftar istilah
8

Istilah teknis dan singkatan harus dibuat minimum dan harus


dibuatkan daftar istilah pada akhir pelaoran
b. Cakupan Laporan
SPKN

PSP

05

mensyaratkan

bahwa

suatu

laporan

hasil

pemeriksaan kinerja harus mencakup hal-hal di bawah ini:


1. Pernyataan

bahwa

pemeriksaan

Standar Pemeriksaan
Pemeriksa
dalam
menjalankan

dilakukan
tugas

sesuai

dengan

pemeriksaannya

diwajibkan untuk mengikuti standar pemeriksaan yang ada.


Dalam pelaksanaan pemeriksaan keuangan negara, pemeriksa
BPK dan/atau yang bekerja untuk dan atas nama BPK berpegang
pada SPKN.
2. Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan
Suatu laporan hasil pemerikaan harus memuat tujuan, lingkup,
dan metodologi pemeriksaan. Pemeriksa harus menjelaskan
alasan mengapa suatu entitas diperiksa, apa yang diharapkan
tercapai dari pelaksanaan pemeriksaan, apa yang diperiksa, dan
bagaimana cara pemeriksaan dilakukan.
3. Hasil pemeriksaan berupa temuan pemeriksaan, simpulan, dan
rekomendasi
a) Temuan pemeriksaan
Salah satu bagian pokok
pemeriksaan

yang

dari

merupakan

LHP

merupakan

potret

temuan

kenyataan

yang

ditemukan pemeriksa dalam melaksanakan suatu pemeriksaan


kinerja. Apabila dijumpai temuan positif, maka temuan positif
tersebut dapat disajikan sebelum mengungkapkan temuan
negatif. Temuan positif dapat disajikan pada bagian Ringkasan
Eksekutif

dan

atau

sebagai

pengantar

pada

bab

hasil

pemeriksaan di LHP.
b) Simpulan pemeriksaan

Selain itu, LHP juga harus memuat suatu simpulan pemeriksaan


dan

rekomendasi

yang

diberikan

oleh

Badan

Pemeriksa

Keuangan terhadap hasil pemeriksaan, dengan tujuan untuk


memperbaiki kinerja entitas yang diperiksa. Simpulan hasil
pemeriksaan harus dapat menjawab tujuan pemeriksaan yang
telah

ditetapkan

sebelumnya.

Penarikan

simpulan

dapat

dilakukan dengan metode kuantitatif ataupun kualitatif. Apabila


pemeriksa

menggunakan

metode

kuantitatif

(pembobotan)

dalam penarikan simpulan pemeriksaan, maka asumsi yang


digunakan

harus

pemeriksaan.
pertimbangan

dijelaskan

Metode
profesional

pada

kualitatif
pemeriksa

bagian

metodologi

dilakukan

berdasarkan

dengan

menggunakan

nan farmasi tidak ada; (ii) Standar Pelayanan Minimal (SPM) rumah sakit belum disusun; (iii) SPI p
seluruh data yang telah diperoleh.
c) Rekomendasi

10

PemPemeriksa

harus

menyampaikan

rekomendasi

kepada

entitas untuk memperbaiki kinerja atas bidang yang bermasalah


guna meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan entitas yang
diperiksa.
Suatu rekomendasi akan bersifat sangat konstruktif/membangun
apabila:
- diarahkan untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan;
- berorientasi pada tindakan nyata dan spesifik;
- ditujukan kepada pihak yang mempunyai wewenang untuk
bertindak;
- dapat dilaksanakan;
- apabila dilaksanakan, biayanya memadai.
4. Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab
pemeriksaan
5. Pelaporan informasi rahasia (bila ada).
Berdasarkan ketentuan perundang-undangan

atas

hasil

dimungkinkan

beberapa informasi yang bersifat rahasia tidak diungkapkan


dalam LHP.
2. Perolehan tanggapan atas rekomendasi dan simpulan
Pemeriksa harus mendapatkan tanggapan tertulis dan resmi atas
temuan, simpulan, dan rekomendasi pemeriksaan dari pejabat berwenang
entitas yang diperiksa. Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab
tersebut harus dievaluasi dan dipahami secara seimbang dan obyektif,
serta disajikan secara memadai dalam laporan hasil pemeriksaan.
a. Cara mendapatkan komentar atau tanggapan
1. Surat-menyurat
Komentar atau tanggapan dapat diperoleh dengan cara surat
menyurat kepada instansi yang taat, memuat temuan sementara,
simpulan hasil audit, dan saran perbaikannya. Perlu diperhatikan
bahwa isi surat tidak perlu sama dengan konsep laporan.
2. Mengadakan Pertemuan
Cara lainnya dalam memperoleh komentar atau tanggapan adalah
dengan mengadakan pertemuan dengan para pejabat instansi
yang diperiksa cara ini dilakukan agar komentar atau tanggapan
yang akan diberikan dapat lebih terarah

11

Untuk mencegah keterlambatan penyelesaian hasil audit ada


baiknya instansi yang diperiksa diberikan batas waktu dalam
memberikan komentar. Apabila dalam batas waktu tersebut belum
juga didapatkan komentar atau tanggapan dari instansi yang
diperiksa maka perlu dipertimbangkan untuk diberikan surat
susulan atau menyajikan hasil audit tanpa komentar instansi
b. Manfaat Tanggapan Auditee
Tanggapan auditee berfungsi sebagai penguji atas keabsahan
laporan yang dibuat oleh pemeriksa dan berfungsi juga sebagai
penelaah pendahuluan atas kebenaran isi laporan.
c. Respons atas tanggapan Auditee
Tanggapan yang diberikan, seperti janji atau rencana tindakan
perbaikan harus dicantumkan dalam laporan hasil pemeriksaan,
tetapi

tidak

menghilangkan

dapat

diterima

temuan

dan

sebagai

pembenaran

rekomendasi

yang

untuk

berhubungan

dengan temuan tersebut.


Apabila tanggapan dari entitas yang diperiksa tersebut
bertentangan dengan temuan, simpulan, dan rekomendasi dalam
laporan hasil pemeriksaan, dan menurut pendapat pemeriksa
tanggapan

tersebut

menyampaikan

tidak

benar,

ketidaksetujuannya

maka
atas

pemeriksa

tanggapan

harus
tersebut

beserta alasannya secara seimbang dan obyektif. Sebaliknya,


pemeriksa harus memperbaiki laporannya termasuk memodifikasi
temuannya apabila pemeriksa berpendapat bahwa tanggapan
tersebut benar dan dimintakan komentar lanjutannya terhadap
perbaikan konsep laporan baik secara lisan maupun tulisan kepada
auditee
3. Penyusunan dan penyampaian LHP
Pemeriksa akan melakukan finalisasi atas konsep LHP yang telah
mendapatkan tanggapan dari entitas. Pemeriksa menyusun Konsep

12

LHP yang telah lengkap menjadi LHP Final. Berikut adalah langkahlangkah dalam penyusunan laporan akhir dan penyampaian laporan.
a. Mencocokan Referensi
Tujuan Kegiatan ini adalah meyakinkan bahwa isi laporan
sudah tepat dan didukung oleh pernyataan-pernyataan yang
dimuat dalam kertas kerja audit. Petugas yang ditunjuk untuk
melakuan tugas ini sebaiknya petugas independen yang tidak ikut
dalam penugasan audit. Pencocokan referensi dilakukan dengan
membandingkan antara isi laporan dengan berkas pendukungnya
seperti kertas kerja pemeriksaan, dokumen dan surat, lalu
kemudian memverifikasi data yang dilaporkan oleh tim audit.
Petugas referensi harus bertanggungjawab untuk menjamin
bahwa

kebenaran

angka

dan

fakta

yang

dilaporkan

serta

meyakinkan bahwa temuan, simpulan, dan rekomendasi sudah


didukung oleh kertas kerja audit dan dokumen lainnya.
b. Penelaahan Konsep Laporan
Setiap
laporan
harus
bertanggungjawab

dan

ditelaah

berwenang

oleh

pejabat

melakukan

yang

pengendalian

tugas pemeriksaan sesuai tingkatannya untuk mendapatkan mutu


laoran pemerikaan yang baik, memenuhi kebijakan lembaga, dan
memenuhi norma pelaporan yang berlaku.
Dalam
menelaah
laporan,
para

penelaah

perlu

memperhatikan kelayakan dan ketepatan sikap serta rekomendasi


dalam laporan, kejelasan penyajian, perkiraan reaksi negatif yang
mungkin timbul, pertimbangan dari kebijaksanaan pelaporan
serta

kecukupan

pengolahan

tanggapan

auditee

terutama

menyangkut aspek uang serius, sensitif, atau yang kontroversial.


Beberapa saran yang perlu dijadikan pedoman untuk penelaah
dan penyusun laporan antara lain
1) Penelaah dan penulis hendaknya bersifat konstruktif
2) Penelaah hendaknya tidak rewel, bertanya pada hal-hal yang
tidak jelas, dan hendaknya memberikan pengarahan yang
jelas
3) Penelaah hendaknya menyadari peranannya bukan sebagai
penulis laporan
13

4) Komentar hendaknya diarahkan hanya kepada hal-hal yang


memerlukan perbaikan atau penjelasan. Penelaah hendaknya
hanya mengungkapkan cacat penting bila ada dan perlunya
revisi
5) Penelaah

hendaknya

selalu

melindungi

instansi

auditor

dengan cara mengangap dirinya sebagai penanggung jawab


lembaga pemeriksa dimana dia berkedudukan
6) Penulis laporan laporan harus menjaga sikap untuk menerima
komentar mengenai tulisaanya dalam laporan
7) Penulisan laporan hendaknya tidak menerima

saran

perbaikan tanpa pertimbangan yang tepat dari penelaah


laporan.
c. Distribusi Laporan
LHP yang sudah difinalisasi selanjutnya didistribusikan kepada
pihak yang secara resmi berkepentingan. LHP Final yang telah
disetujui oleh Badan didistribusikan kepada pihak yang secara
resmi berkepentingan, yaitu:
Lembaga Perwakilan: DPR/DPD atau DPRD;
Entitas yang diperiksa;
Pimpinan Departemen/Lembaga Negara yang terkait dengan
entitas yang diperiksa;
Pihak berwenang lain yang berhak menerima LHP berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Output yang dihasilkan dari kegiatan Penyusunan Konsep
Laporan

Hasil

Pemeriksaan

adalah

Konsep

Laporan

Hasil

Pemeriksaan dan Laporan Hasil Pemeriksaan.


Kegiatan Penyusunan Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan
didokumentasikan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) dengan
diberi kode indeks C.

14

Daftar Pustaka
Rai, I Gusti Agung. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik Konsep,
Pratktik dan Studi Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Peraturan BPK-RI No. 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara.
Keputusan BPK-RI No. 200 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemeriksaan Kinerja.

15

Anda mungkin juga menyukai