Safety Driving
a.
Pengertian
Safety Driving adalah mengemudi dengan keahlian dan pengalaman yang tinggi ditam
bah dengan sikap yang baik serta konsentrasi yang berkesinambungan.Sama halnya d
engan safety riding, safety driving juga mengacu pada keamanan saat berkendara d
i jalan raya, sehingga menekan jumlah kematian akibat kecelakaan. Safety driving
dikhususkan untuk para pengguna mobil, sedangkan safety riding dikhususkan untu
k pengguna motor. Safety driving dianggap sebagai metode aman berkendara di jala
n raya bagi para pemula.
Mengingat bahwa kecelakaan lalu lintas itu dapat terjadi karena faktor jalan, fa
ktor manusia dan faktor lingkungan secara simultan (dalam satu sistem, yaitu sis
tem lalu lintas) maka upaya-upaya pencegahannya pun dapat ditujukan kepada penga
turan komponen-komponen lalu lintas tersebut serta sistem lalu lintasnya sendiri
.
Secara garis besar, upaya-upaya tersebut diuraikan sebagai berikut:
1)
Upaya pengaturan faktor jalan
a)
Karakteristik prasarana jalan akan mempengaruhi intensitas dan kualita
s kecelakaan lalu lintas, maka dalam pembangunan setiap jaringan jalan harus dis
esuaikan dengan pola tingkah laku dan kebiasaan pemakai jalannya.
b)
Lebar jalan yang cukup, permukaan yang nyaman dan aman, rancangan yang
tepat untuk persimpangan dengan jarak pandang yang cukup aman, dilengkapi denga
n rambu-rambu, marka jalan dan tanda jalan yang cukup banyak dan cukup jelas dap
at dilihat (informatif), lampu penerangan jalan yang baik, serta koefisien gesek
an permukaan jalan yang sesuai dengan standar geometrik.
2)
Upaya pengaturan faktor kendaraan
a)
Faktor karakteristik kendaraan juga sering membawa dampak tingginya in
tensitas dan kualitas kecelakaan lalu lintas, kendaraan harus dirancang, dilengk
api dan dirawat sebaik-baiknya. Kecelakaan lalu lintas dapat dihindari apabila k
ondisi kendaraan prima (stabil).
b)
Kepakeman rem dan berfungsinya lampu-lampu adalah erat kaitannya denga
n perawatan. Karena itu perlu pemeriksaan rutin melalui pengujian berkala yang d
ilaksanakan tanpa ada toleransi.
3)
Upaya pengaturan faktor manusia
a)
Faktor pemakai jalan merupakan elemen yang paling krisis dalam sistem
lalu lintas, karena kesalahan pejalan itu sendiri yang pada umumnya lengah, keti
dakpatuhan pada peraturan dan mengabaikan sopan santun berlalu lintas.
b)
Metode yang diterapkan dalam meningkatkan unjuk kerja pengemudi adalah
dengan tes kesehatan fisik dan psikis dengan pendidikan dan latihan.
c)
Pendidikan dan latihan harus mencakup pelajaran tentang sopan santun be
rlalu lintas. Penelitian tentang penyebab kecelakaan adalah mereka yang berpendi
dikan Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas. Fakta ini menunjukkan a
danya hubungan yang erat antara manusia dan tingkat pendidikan dengan kecelakaan
lalu lintas di jalan.
d)
Penegakkan hukum, pengawasan dan pemberian sanksi hukuman harus tetap dit
erapkan seefektif mungkin agar pemakai jalan selalu menaati peraturan.