Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

FISIKA ZAT PADAT


TEORI PITA ENERGI DAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

NAMA
: Maryam
STAMBUK : G101 12 032
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2016

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena Dengan
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya, Akhirnya makalah ini telah dapat

diselesaikan tepat pada waktunya, dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
atas kesempatan yang diberikan . Dengan keterbatasan yang ada kami hanya mampu
menyelesaikan makalah ini jauh dari sempurna. tetapi dengan didorong oleh rasa
berdedikasi untuk menyumbangkan buah pikiran maka kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Kepada Orang tua yang sudah memberikan moral dan material kepada kami.
2. Kepada Bapak Kepala Sekolah yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk mengikuti Kompetisi ini.
3. Kepada Bapak/Ibu guru yang dengan kesungguhan hati dan kesabaran
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
4. Dan akhirnya kepada semua pihak, yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu yang juga telah memberikan bantuan selama penyelesaian makalah
ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan karunia-Nya atas segala yang telah
diberikan oleh berbagai pihak. Seperti kata pepatah Tak Ada Gading yang Tak
Retak demikian juga dengan hasil makalah ini yang masih jauh dari kata sempurna.
Kritik dan saran sangat kami perlukan agar bisa kami perbaiki dikemudian hari.

Sekiranya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Akhir
kata kami ucapkan terima kasih.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dinamika electron dalam Kristal
Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak benda tanpa melihat
penyebabnya. Dalam makalah ini, akan dibahas bahwa kristal tersusun oleh atomatom yang diam pada posisinya di titik kisi. Sesungguhnya, atom-atom tersebut
tidaklah diam, tetapi bergetar pada posisi kesetimbangannya. Getaran atom-atom
pada suhu ruang adalah sebagai akibat dari energi termal, yaitu energi panas yang
dimiliki atom-atom pada suhu tersebut.
Getaran atom dapat pula disebabkan oleh gelombang yang merambat pada
kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digunakan dan dibandingkan dengan
jarak antar atom dalam kristal, dapat dibedakan pendekatan gelombang pendek dan
pendekatan gelombang panjang. Disebut pendekatan gelombang pendek apabila
gelombang yang digunakan memiliki panjang gelombang yang lebih kecil dari pada
jarak antar atom. Dalam keadaan ini, gelombang akan melihat kristal sebagai
tersusun oleh atom-atom yang diskrit, sehingga pendekatan ini sering disebut
pendekatan kisi diskrit. Sebaliknya, bila dipakai gelombang yang panjang
gelombangnya lebih besar dari jarak antar atom, kisi akan nampak malar (kontinyu)
sebagai suatu media perambatan gelombang. Oleh karena itu, pendekatan ini sering
disebut sebagai pendekatan kisi malar.

Pita Energi
Semikonduktor erat hubungannya dengan pembahasan mengenai zat padat. Zat
padat merupakan bahan yang tersusun atas atom-atom, ion-ion, atau molekul-molekul
yang letaknya berdekatan dan tersusun teratur membentuk suatu struktur tertentu
(struktur kristal). Konduktor, insulator, semikonduktor, maupun superkonduktor
merupakan sifat-sifat dari suatu zat padat tertentu. Perbedaan sifat pada zat padat ini
disebabkan oleh perbedaan gaya ikat diantara atom-atom, ion-ion, atau molekulmolekul tersebut. Semua ikatan dalam bahan padat melibatkan gaya listrik, dan
perbedaan utama diantara ikatan tersebut tergantung pada jumlah elektron valensinya.
Berdasarkan struktur partikel (atom, ion, atau molekul) penyusunnya, zat
padat dibagi menjadi dua jenis yaitu zat padat kristal dan zat padat amorf. Zat padat
kristal adalah zat padat yang memiliki keteraturan panjang dan berulang secara
periodik pada struktur partikelnya. Zat padat amorf adalah zat padat yang struktur
partikel penyusunnya memiliki keteraturan yang pendek, hampir dapat disebut tak
teratur. Bahan semikonduktor yang biasa digunakan meliputi silikon, germanium,
galium arsenida, dan lain-lain. Jadi dari gabungan materi fisika zat padat di atas
gelombang elektromagnetik saling berkaitan dengan pita energi karna dengan adanya
gelombang hambatan listrik semikonduktor dapat dihantarkan berdasarkan dari sifat
konduktivitas zat padat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Dapat membedakan jenis semikonduktor
2. Dapat membedakan antara elektron dengan hole
3. Dapat memahami teori dinamika dalam kristal
1.3 Tujuan
1. Dapat membedakan jenis semikonduktor
2. Dapat membedakan antara elektron dengan hole
3. Dapat memahami teori dinamika dalam kristal
1.4 Manfaat
1. Bagaimana membedakan jenis semikonduktor
2. Bagaimana membedakan antara elektron dengan hole
3. Bagaimana memahami teori dinamika dalam kristal

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dinamika Elektron Dalam Kristal


Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak benda tanpa melihat
penyebabnya. Kristal tersusun oleh atom-atom yang diam pada posisinya di titik
kisi. Sesungguhnya, atom-atom tersebut tidaklah diam, tetapi bergetar pada posisi
kesetimbangannya. Getaran atom-atom pada suhu ruang adalah sebagai akibat dari
energi termal, yaitu energi panas yang dimiliki atom-atom pada suhu tersebut.
Getaran atom dapat pula disebabkan oleh gelombang yang merambat pada
kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digunakan dan dibandingkan dengan
jarak antar atom dalam kristal, dapat dibedakan pendekatan gelombang pendek dan
pedekatan gelombang panjang. Disebut pendekatan gelombang pendek apabila
gelombang yang digunakan memiliki panjang gelombang yang lebih kecil dari pada
jarak antar atom. Dalam keadaan ini, gelombang akan melihat kristal sebagai
tersusun oleh atom-atom yang diskrit; sehingga pendekatan ini sering disebut
pendekatan kisi diskrit. Sebaliknya, bila dipakai gelombang yang panjang
gelombangnya lebih besar dari jarak antar atom, kisi akan nampak malar (kontinyu)
sebagai suatu media perambatan gelombang. Oleh karena itu, pendekatan ini sering
disbut sebagai pendekatan kisi malar.

A. Konsep Fonon
Fonon adalah gelombang getaran dalam kristal seperti halnya pada gelombang
cahaya. Getaran atom dalam kristal tak begitu banyak pada suhu rendah, gelombang
getaran atom harus dipandang seperti fonon, agar dapat diterangkan hasil pengukuran
perubahan kapasitas kalor terhadap suhu pada suhu rendah.
Fonon dalam fisika adalah kuantum moda vibrasi pada kisi kristal tegar,
seperti kisi kristal pada zat padat. Kristal dapat dibentuk larutan, uap, lelehan atau
gabungan dari ketiganya.
Konsep fonon tersirat dalam teori Debye yang sangat penting dan jauh
mencapai konsepnya. Kita telah melihat bahwa energy setiap mode adalah
terkuatisasi. Prosedur ini analog dengan yang digunakan dalam mengkuantisasi
energy medan elekromaknetik, dimana sel hidup alam lapangan di ungkapkan dengan
memperkenalkan foton.
Dalam model debye tentang jenis kristal dianut hipotesa bahwa atom-atom
a)
b)
c)

suatu kristal:
Bergetar secara kolektif karena ikatan yang kuat antara atom-atom itu dalam kristal.
Gerak kolekif atom-atom sesuai dengan moda-moda getar normal getar
bersangkutan, kuantisasi diperoleh dengan menggunakan syarat batas siklik.
Energy getar tersebut diantara moda-moda normal menurut Bose-Einstein.
Pengembangan lebih lanjut kemudian menghasilkan ungkapan untuk rapat
mode getar, dengan menggunakan pendekatan gelombang panjang karena dalam
kristal Debye atom-atom saling terkait dengan kuat. Seperti pada perambatan
gelombang elastik pada padatan curah.
Kuantum energi eksitasi kristal disebut dengan fonon. Mode getar termal
merupakan gelombang datar yang meliputi seluruh kristal. Dengan demikian fonon

juga tidak terbatas kedudukannya disuatu daerah tertentu dalam kristal. Kedudukan
fonon tidak dapat ditentukan karena momentumnya.
Namun demikain dapat disusun suatu paket gelombang untk fonon dengan
menggabung berbagai gelombang dengan dan

yang sedikit berbeda.

Sebagaimana halnya pada gelombang yang merepresentasikan gerak electron pada


ruang.
Seperti halnya dengan foton, maka fonon juga merupakan boson dan
karenanya tidak kekal. Dalam kasus ini, partikel seperti entitas yang membawa energi
unit bidang elastis dalam modus tertentu disebut sebuah Fonon. Energi fonon tersebut
yaitu:
=
Sedangkan Fonon juga merupakan gelombang berjalan, ia membawa
momentum sendiri. Analogi foton (sama seperti persamaan de Broglie), momentum
Fonon diberikan oleh p = h / , dimana adalah panjang gelombang. Ditulis = 2 /
q, dimana q adalah vektor gelombang, kita memperoleh momentum untuk Fonon
tersebut:
p = q

Sama seperti kita berpikir tentang gelombang elektromagnetik sebagai aliran


foton, sekarang kita melihat sebuah gelombang suara elastis sebagai aliran fonon
yang membawa energi dan momentum gelombang. Kecepatan perjalanan Fonon
sama dengan kecepatan suara dalam medium.

Karena energi per Fonon sama dengan , dan karena energi rata-rata fonon
dalam modus diberikan oleh berarti rata-rata jumlah fonon dalam modus.
Jumlah ini tergantung pada suhu pada T = 0, n = 0, tetapi dengan
meningkatnya T, n juga meningkat, akhirnya meraih nilai n = kT / pada suhu
tinggi. Di sini kita melihat hal yang menarik: fonon diciptakan hanya dengan
meningkatkan suhu, dan karenanya jumlah mereka dalam sistem ini tidak kekal. Ini
tidak seperti kasus pada partikel lebih dikenal fisika-misalnya, elektron atau proton di
mana jumlah ini kekal.
Konsep fonon merupakan salah satu yang sangat penting dalam fisika zat
padat, dan kita akan perdalam lagi dalam buku ini. Sebagai contoh, pada bagian 3.10,
kita akan mempelajari interaksi fonon dengan bentuk-bentuk lain dari radiasi, seperti
sinar-X, neutron, dan cahaya.

2.2 Teori Pita Energi


Berdasarkan teori atom, diketahui bahwa suatu atom terdiri dari inti atom dan
elektron-elektron yang mengelilingi inti. Elektron yang berada pada kulit-kulit atom
ini memiliki tingkat-tingkat energi tertentu. Untuk tingkat-tingkat energi pada suatu
kristal dapat digambarkan dengan cara yang sama dengan atom tunggal. Interaksi
antar atom pada kristal hanya terjadi pada elektron di kulit terluar (elektron valensi),
sehingga tingkat energi untuk elektron pada kulit bagian dalam tidak berubah.
Berdasarkan azas Pauli, pada suatu tingkat energi tidak boleh terdapat lebih dari satu
elektron pada keadaan yang sama. Apabila terdapat lebih dari satu elektron pada
keadaan yang sama, akan terjadi pergeseran tingkat energi, sehingga tidak pernah
terjadi tingkat-tingkat energi yang bertindihan.
Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada
diantara isolator dan konduktor. Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan
ini memang bukan konduktor murni. Semikonduktor, umumnya diklasifikasikan
berdasarkan harga resistivitas listriknya pada suhu kamar, yakni dalam rentang 10-2109 O cm. Sebuah semikonduktor akan bersifat sebagai isolator pada temperatur yang
sangat rendah, namun pada temperatur ruang akan bersifat sebagai konduktor.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktivitasnya
dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut doping).
Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda,
transistor dan IC (integrated circuit). Semikonduktor sangat luas pemakainnya,
terutama sejak ditemukannya transistor pada akhir tahun 1940-an. Oleh karena itu

semikonduktor dipelajari secara intensif dalam fisika zat padat. Namun dalam
makalah ini hanya dibahas sifat fisis dasar semikonduktor saja.
Dalam menyajikan sifat fisis dasar semikonduktor, makalah ini membahas rapat
elektron dan hole, yakni partikel pembawa muatan dalam semikonduktor. Makalah ini
juga membahas pengaruh ketakmurnian pada rapat elektron dan hole. Bahan
semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah silikon (Si), germanium (Ge)
dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah bahan satu-satunya yang
dikenal untuk membuat komponen semikonduktor. Namun belakangan, Silikon
menjadi popular setelah ditemukan cara mengekstrak bahan ini dari alam. Silikon
merupakan bahan terbanyak ke-dua yang ada dibumi setelah oksigen (O). Pasir, kaca
dan batu-batuan lain adalah bahan alam yang banyak mengandung unsur silikon.

A. Klasifikasi Semikonduktor
Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.
1. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor yang terdiri atas satu unsur saja,
misalnya Si saja atau Ge saja. Pada Kristal semikonduktor Si, 1 atom Si yang
memiliki 4 elektron valensi berikatan dengan 4 atom Si lainnya, perhatikan gambar 1.

Gambar 1.a
Struktur kristal 2 dimensi kristal Si

Pada kristal semikonduktor instrinsik Si, sel primitifnya berbentuk kubus. Ikatan yang
terjadi antar atom Si yang berdekatan adalah ikatan kovalen. Hal ini disebabkan
karena adanya pemakaian 1 buah elektron bersama ( ) oleh dua atom Si yang
berdekatan.
Menurut tori pita energi, pada 0 KT pita valensi semikonduktor terisi penuh
elektron, sedangkan pita konduksi kosong. Kedua pita tersebut dipisahkan oleh celah
energi kecil, yakni dalam rentang 0,18 - 3,7 eV. Pada suhu kamar Si dan Ge masingmasing memiliki celah energi 1,11 eV dan 0,66 eV.
Bila mendapat cukup energi, misalnya berasal dari energi panas, elektron dapat
melepaskan diri dari ikatan kovalen dan tereksitasi menyebrangi celah energi.
Elektron valensi pada atom Ge lebih mudah tereksitasi menjadi elektron bebas
daripada elektron valensi pada atom Si, karena celah energi Si lebih besar dari pada
celah energi Ge. Elektron ini bebas bergerak diantara atom. Sedangkan tempat
kekosongan elektron

disebut hole. Dengan demikian dasar pita konduksi dihuni oleh elektron, dan puncak
pita valensi dihuni hole. Sekarang, kedua pita terisi sebagian, dan daat menimbulkan
arus netto bila dikenakan medan listrik.

2. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor yang telah terkotori (tidak murni lagi) oleh atom dari jenis lainnya
dinamakan semikonduktor ekstrinsik. Proses penambahan atom pengotor pada
semikonduktor murni disebut pengotoran (doping). Dengan menambahkan atom
pengotor (impurities), struktur pita dan resistivitasnya akan berubah. Ketidakmurnian
dalam semikonduktor dapat menyumbangkan elektron maupun hole dalam pita
energi. Dengan demikian, konsentrasi elektron dapat menjadi tidak sama dengan
konsentrasi hole, namun masing-masing bergantung pada konsentrasi dan jenis bahan
ketidakmurnian. Dalam aplikasi terkadang hanya diperlukan bahan dengan pembawa
muatan elektron saja, atau hole saja. Hal ini dilakukan dengan doping ketidakmurnian
ke dalam semikonduktor. Terdapat tiga jenis semikonduktor ekstrinsik yaitu
semikonduktor tipe-n, semikonduktor tipe-p, dan semikonduktor paduan.

BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
a. Getaran atom dapat disebabkan oleh gelombang yang merambat pada
kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digunakan dan
dibandingkan dengan jarak antar atom dalam kristal, dapat dibedakan
pendekatan gelombang pendek dan pedekatan gelombang panjang.
b. Berdasarkan teori atom, dapat diketahui bahwa suatu atom terdiri dari
inti atom dan elektron-elektron yang mengelilingi suatu inti. Elektron
yang berada pada kulit-kulit atom ini memiliki tingkat-tingkat energi
tertentu. Untuk tingkat-tingkat energi pada suatu kristal dapat
digambarkan dengan cara yang sama dengan atom tunggal.
1.2 Saran
Bagi pembaca makalah ini dapat memperhatikan materi yang telah saya
sajikan dan dapat memberikan saran-saran serta menayakan apa yang ada
belum pahami dalam makalah ini, dan jika ada kesalahan materi yang telah
disajikan, saya selaku pembuat materi makalah ini mohon maaf sebesarbesarnya. Karna sesungguhnya manusia itu tak luput dari kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA
Adriansyah, A. Tanpa Tahun. Dasar Elektronika : Modul 2 Semikonduktor. Pusat
Pengembangan Bahan Ajar : UMB.
Catatan kuliah F1-441 pendahuluan Fisika Zat Padat, jurusan Fisika Institute
Teknologi Bandung 1999
file:///D:/fisikaQ%20%20dinamika%20kisi.htm
http://azzarkasyiusra.blogspot.com/2011/06/dinamika-kisi.html?
http://muhammadavven-belajardesainweb.blogspot.co.id/2012/02/sifat-termal-bahanfisika-material.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai