Ambang Batas Kuantitatif, adalah batasan dalam kawasan yang akan terbagi
kedalam lahan yang memerlukan biaya rendah untuk pengembangan dan
lahan yang memerlukan biaya tinggi dalam pengembangan.
Ambang Batas Teritorial, menunjukkan areal tempat aktivitas dikerjakan,
meliputi lahan yang memiliki kerawanan tinggi, sedang dan rendah terhadap
degradasi lingkungan.
Ambang Batas Kualitatif, menunjukkan output yang dapat dicapai. Ambang
batas pengembangan (threshold analyst) untuk menganalisis kemampuan
suatu kawasan berkembang, sedangkan prinsip dari analisis ini adalah
efisiensi dan efektifitas pengembangan lahan dengan melihat data
perkembangan fisik kawasan atau wilayah.
1. Ambang Batas Teritorial
Sebagai kawasan yang memiliki potensi bencana abrasi maka
pemanfaatan lahan pada kawasan ini harus mampu dikendalikan dan
dibatasi berdasarkan tingkat kerawanan kawasan tersebut. Adapun lahan
yang Rawan dan cukup rawan adalah sebagai berikut :
a. Rawan, adapun kawasan pesisir yang memiliki tingkat kerawanan
tinggi yaitu Bori Kamase, Bori Masunggu, majannang dan Mattiro Tasi
Kecamatan Marusu. Pada kawasan ini potensi bencana abrasi yang
terjadi cukup parah dibandingkan dengan kawasan lain. Hal ini dapat
dilihat dari kondisi di sepanjang pesisir pantai. Selain itu, pengaruh dari
aspek fisik alami pada kawasan ini juga sangat mempengaruhi proses
terjadinya bencana abrasi seperti bathimetri kawasan pesisir yang
sangat landau. Sedangkan untuk wilayah ini juga memiliki kerawanan
yang tinggi dimana berdasarkan factor manusia dan alami. Adapun
hal-halmempengaruhi proses bencana yang terjadi diantaranya adalah
dipengaruhi oleh aktivitas manusia dimana lokasi permukiman
penduduk sangat padat bahkan berada disekitar sempadan pantai. Hal
lain yang mempengaruhi tingginya tingkat kerentanan abrasi adalah
pengunaan lahan yang tinggi digaris sempadan pantai.