Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Darah merupakan medium transpor tubuh, volume darah manusia
sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan
jumlah darah pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada usia,
pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah terdiri dari
beberapa komponen yaitu plasma darah, eritrosit, leukosit dan trombosit
(Handayani dan Haribowo, 2008).
Fungsi utama darah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh
selsel di seluruh tubuh dan Mengangkut zatzat sisa metabolisme. Darah
juga mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit (Sadikin, 2001).
Hemoglobin (Hb) merupakan protein utama tubuh manusia yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen (O2) ke jaringan dan mengambil gas
karbondioksida (CO2) dari jaringan tubuh ke paru-paru. pengangkutan
oksigen berdasarkan atas interaksi kimia antara molekul oksigen dan heme,
suatu cincin tertapirol porfirin yang mengandung besi (ferro). kandungan zat
besi yang terdapat dalam Hb membuat darah berwarna merah. Hemoglobin
mengikat 2 proton untuk setiap 4 molekul oksigen yang dilepaskan sehingga
Hb merupakan buffer utama dalam darah (Tarwoto, 2008).
Peranan besi (Fe) dalam hemoglobin berfungsi sebagai pengikatan dan
pelepasan oksigen. Hanya dengan molekul besi yang ada di dalam
hemoglobin itulah oksigen diikat dan dibawa. Apabila Fe telah teroksidasi
menjadi Fe3+, maka besi tidak lagi mampu mengikat oksigen akan berakibat
fatal. Jika kadar hemoglobin meningkat akan terjadi penumpukan dalam
sirkulasi, maka akan muncul warna biru terutama di bibir dan jari-jari
(sianosis) (Kiswari, 2014).
Timbal (Pb) merupakan logam lunak berwarna abu-abu kebiruan
mengkilat yang secara alami terdapat pada lapisan kerak bumi. Timbal sering
digunakan dalam industri kimia seperti pembuatan kabel, bahan peledak,

sebagai pewarnaan cat dan sebagai bahan aditif pada bahan baku kendaraan
bermotor (Widowati, 2008).
Proses masuknya timbal ke dalam tubuh dapat melalui makanan dan
minuman, udara dan penetrasi pada kulit. Penyerapan ini dapat terjadi
disebabkan karena senyawa ini dapat larut dalam minyak dan lemak. Timbal
melalui udara masuk ke saluran pernafasan akan terserap dan berikatan
dengan darah, lalu masuk dalam paru-paru kemudian diedarkan ke seluruh
jaringan dan organ tubuh kemudian terserap oleh darah berikatan dengan selsel darah merah (Palar, 2008).
Gangguan kesehatan akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril
dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat
pembuatan hemoglobin, gejala keracunan akut didapat bila tertelan dalam
jumlah besar yang dapat menimbulkan sakit perut, muntah, atau diare akut.
Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi
lelah, sakit kepala, kelumpuhan anggota badan, kejang dan gangguan
penlihatan. Pengaruh Pb pada kesehatan yang terutama adalah pada sintesa
haemoglobin dan sistem syaraf pusat maupun syaraf tepi. Pengaruh pada
sistem pembentukan Hb darah yang dapat menyebabkan anemia (Setiani,
2009).
Nilai normal hemoglobin menurut Wahid, 2013 pada pria dewasa
adalah 13,2 17,3 gr/dL. Pada penelitan Wahyu, 2008 tentang Hubungan
Kadar Pb Dalam Darah Dengan Profil Darah Pada Mekanik Kendaraan
Bermotor Di Kota Pontianak diperoleh gambaran untuk kadar Pb dalam
darah reratanya adalah 1,828 g/dL, dengan nilai minimum 1,0 g/dL dan
nilai maksimum 3,1 g/dL. Untuk kadar hemoglobin dalam darah reratanya
adalah 14,669 gr/dL, dengan nilai minimum 12,2 gr/dL, dan nilai maksimum
20,3 gr/dL. Pada penelitian Suciani, 2007 tentang Kadar Timbal Dalam
Darah Polisi Lalu Lintas dan Hubungannya Dengan Kadar Hemoglobin (Studi
Pada Polisi Lalu Lintas yang Bertugas di Jalan Raya Kota Semarang)
diperoleh gambaran kadar Pb dalam darah reratanya adalah 13,03 g/dL,
dengan nilai minimum 4,06 g/dL dan nilai maksimum 32,32 g/dL. Untuk

kadar hemoglobin dalam darah reratanya 15,40 gr/dL, dengan nilai minimum
12,08 gr/dL dan nilai maksimum 16,95 gr/dL.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud melakukan
penelitian melihat gambaran kadar hemoglobin pada mekanik kendaraan
bermotor yang terpapar timbal di daerah Margaasih.
1.2 Identifikasi Masalah
Nilai Hemoglobin (Hb) kemungkinan mengalami penurunan pada
mekanik kendaraan bermotor apabila mekanik kendaraan bermotor secara
terus menerus terpapar oleh timbal. Hal ini terjadi pada bengkel yang tidak
memenuhi syarat seperti: bengkel tidak terletak pada jalur hijau, ventilasi
yang kurang dan pintu utama yang kecil. Pada jangka waktu yang lama dapat
mengganggu terhadap sistem hematopoietic (sistem pembentukan darah) yang
akan menyebabkan anemia dan menghambat aktivitas berbagai enzim yang
diperlukan untuk sintesis heme.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat di rumuskan masalah
sebagai berikut: Bagaimanakah gambaran kadar Hemoglobin (Hb) pada
mekanik bengkel kendaraan bermotor di daerah Margaasih.
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran kadar Hemoglobin (Hb) pada mekanik
bengkel kendaraan bermotor di daerah Margaasih.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1
Bagi pengusaha bengkel kendaraan
Sebagai masukan pemikiran dan peningkatan pengetahuan tentang
mekanik kendaraan bermotor yang terkena paparan timbal secara terus
menerus, sehingga kesehatan mekanik kendaraan tersebut dapat di
perhatikan.
1.5.2

Bagi mekanik

Sanitasi lingkungan kerja diharapkan memenuhi persyaratan (ada


saluran gas buang dan minimalisasi pencemaran) sewaktu mencoba gas
kendaraan bermotor, sehingga para pekerja dapat bekerja lebih tenang,
demikian juga masyarakat di sekitarnya bisa nyaman dan tidak terganggu
kesehatannya dan selalu menggunakan APD (alat pelindung diri).
1.5.3

Bagi masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kadar

Hemoglobin (Hb) pada orang yang terpapar timbal pada darah manusia
dan dampak yang ditimbulkan apabila terlalu sering menghirup timbal.

Anda mungkin juga menyukai