Makalah
Makalah
PENDAHULUAN
Lidah adalah bagian dan tubuh yang terletak di rongga mulut. Lidah ini terdiri
atas otot tetapi tidak ada tulang di dalamnya. Dia mampu bergerak sendiri, tidak
seperti lengan atau tungkai yang ada tulangnya. Lidah merupakan salah satu dan
panca indera. Berfungsi sebagai alat untuk mengecap, dan juga untuk berbicara.
Lidah ini erat sekali kaitannya dengan organ tubuh bagian dalam. Oleh karena organ
bagian dalam sulit dilihat dan diperiksa dan luar, maka dengan memeriksa lidah
dapat juga membantu menegakkan diagnosis yang tepat. Hal ini dimungkinkan
karena energi vital berada serta bergerak pula di seluruh bagian lidah. Gerakan
prima ini sesuai dengan keadaan organ di bagian dalam tubuh.
Perubahan warna, penebalan atau penipisan bagian tertentu dan lidah
menunjukkan adanya kelainan atau gangguan pada organ tertentu dalam tubuh. Jika
dilihat dan segi bentuk, maka ujung lidah merupakan cerminan keadaan di tubuh
bagian atas. Bagian tengah dan pangkal lidah sebagai refleksi tubuh bagian yang
lebih di bawahnya. Oleh sebab itu, perubahan yang terjadi pada ujung lidah pada
umumnya menunjukkan adanya gangguan pada organ tubuh bagian atas, terutama
di daerah dada. Makin ke belakang, pada pangkal lidah menandakan adanya
gangguan pada organ.
1.3
Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel reseptor pengecap terletak dalam taste bud, yaitu kelompok sel berbentuk
sferis yang tersusun seperti segmen-segmen dalam buah jeruk. Pada permukaannya,
taste bud memiliki sebuah pori yang kedalamnya menjulur mikrovilisel reseptor.
Taste bud mempunyai penampakan yang serupa dimanapun organ tersebut berada.
Berbeda dengan sistem olfaktrius, sel reseptornya bukan neuron primer.
Sebaliknya, serabut saraf aferen gustatorius berhubungan secara individual dengan
sel reseptor pengecap.
Indra pengecap dimediasi oleh nervus facialis, glosofaringeus dan vagus. Sistem
gustatorius terdiri atas sedikitnya lima populasi reseptor. Taste bud terletak dalam
papila
foliatadi
sepanjang
margo
lateralis
lingua,
dalm
papila
fungi
formis diseluruh dorsum lingua, dalam papila sircumvalata pada bagian sambungan
antara dorsum lingua dan basis lingua, dan di dalam palatum, epiglotis, laring serta
esofagus. Cabang korda timpani dan nervus fasialis menerima impuls pengecap dari
dari dua per tiga anterior lidah. Bagian sepertiga posterior lidah dinervasi oleh
cabang lingualis nervus glosofaringeus. Serabut aferen dari palatum berjalan
bersama nervus potresus superfisialis mayor ke dalam ganglian genaikulatum dan
3
dari sana lewat nervus fasialis ke dalam batang otak. Cabang internal nervus
laringeus superior yang berasal dari nervus vagus mengandung serabut saraf aferen
pengecap dari pengecap dari laring yang mencangkup daerah epilotis dan esofagus.
Hubungan sentral nervus tersebut berakhir dalam batang otak pada nukleus
traktus solitarius. Serabut korda timpani dan saraf pentrosal superfisialis mayor
berjalan ke bagian sefalik dari nukleus. Serabut gustatorik glosofaringeal berjalan
ke bagian tengah, dan serabut saraf laringeal superior berjalan ke bagiann kaudal
dari nukleus. Jalur sentral traktus solitarius memantul kenuklei ke parabrakialis.
Satu naik ke penyiaran gustatorik pada talamus dorsal, sinapsis dan berlanjut ke
korteks insula. Juga terdapat tanda jalur langsung dari nuklei parabrakialis ke
korteks. (penciuman da rasa tampaknya bersifat unik di antara sistem sensori
dimana paling sedikit beberapa serabut melalui talamus). Jalur lain dari nuklei
parabrakialis berjalan ke proensefalon ventral, termasuk hipotalamus lateral,
substansia innominata, nukleus sentral amigdala, dan stria terminalis.
Zat yang memberika impuls pengecap (tanstan) mencapai sel reseptor lewat pori
pengecap. Ada empat atau rasa, yaitu: manis, asam, asin dan pahit.
Serabut saraf aferen gustatorius secara individual harus selalu responsif terhadap
sejumlah zat kimia yang berlainan. Pola respon dari akson aferen gustatorik dapat
di kelompokkan menjadi kelas berdasarkan stimulus kimia yang menghasilkan
respon menghasilkan respom terbesar. Contohnya untuk neuron respon terbaik-
sukrosa, stimulus terbaik edua hampir selalu natrium klorida. Kenyataan bahwa
serabut aferen gustatorik individual memberikan respon terhadap sejumlah besar
kimia yang berbeda menimbulkan teori pola serabut menyilangdari sandi
gustatorik, sedangkan analisis stimulus-terbaik menimbulkan konsep aferen yang
di beri label. Ini tampaknya diberi serabut yang diberi label penting untuk
menetapkan kualitas keseluruhan tetapi serabut menyilang di dalam kategori
stimulus terbaik, dan mungkin diantara kategori, diperlukan untuk membedakan
bahan kimia untuk kualitas. Contohnya rasa manis oleh neuron terbaik sukrosa
tetapi perbedaan terbaik sukrosa dan frukosa mungkin diperlukan untuk
perbandingan aktivitas relatif diantara neuron terbaik sukrosa, terbaik garam, dan
terbaik kinin. Seperti dengan penciuman dan sistem sensori lainnya, intensitas
tampaknya disandikan oleh kuantitas aktivitas neural. Kelompok reseptor rasa
sekarang ini telah diionisasi.
serabut saraf terpotong tetapi tetap normal apabila yang terpotong adalah serabut
sensorik aferen somatosensoriknya.
Manifestasi klinik dari sudut pandang psikologis, gangguan pada indra pengecap
dapat digolongkan menurut keluhan pasien atau menurut hasil pemeriksaansensorik
yang obyektif seperti ageusia total (ketidakmampuan untuk mengenali rasa manis
asin pahit serta masam); ageusia parsial (kemampuan untuk mengenali sebagian,
tetapi tidak seluruhnya, sensasi gustatorius kualitatif); ageusia spesifik (ketidak
mampuan untuk mengenali kualitas rasa pada zat tertentu); hipogausea total
(penurunan sensitivitas terhadap sebagian zat pencetus rasa (tastants)); hipogausea
parsial
(kelainan atau distorsi pada persepsi suatu zat encetus rasa atau persepsi suatu rasa
padahal tidak terdapat zat pencetus rasa). Kebingungan dalam menentukan rasa
masam dan pahit serung ditemukan, dan kadang-kadang dapat berupa
kesalahpahaman sematik. Namun demikian, kerap kali keadaan ini memiliki dasar
fisiologik atau patofisiologik.
Adalah mungkin untuk embedakan antara hilangnya pengetahuan rasa pada
pasien dengan hilangnya olfaktorius yang mengeluh hilangnya rasa seperti
penciuman dengan menanyakan jika merekan mampu merasakan rasa manis pada
soda, rasa asin pada keripik kentang, dan lain-lain.
Pasien yang mengeluh hilangnya rasa sebaiknya dievaluasi secara psikologis
untuk fungsi gustatorius selain memiliki olfaktorius.langkah pertama adalah
melakukan test rasa seluruh mulut diatas ambang untuk kualitas, intensitas, dan
persepsi kenyamanan dengan sukrosa, asam sitrat, kafein, dan natrium klorida.
Dalam kuantifikasi indera perasa, deteksi ambang diperoleh dengan menggunakan
pencairan terhadap kuadaran lidah atau dengan isapan seluruh mulut. Akhirnya
perkiraan besarnya diatas ambang mungkin digunakan untuk memperjelas keluhan
pasien. Test rasa listrik (elektrogustrometri) digunakan secara klinis untuk
mengidentifikasi defisit rasa padakuadran spesifik dari lidah.
Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut
papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1. Papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus.
2. Papila cirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti
huruf V di belakang lidah.
3. Papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.
Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papilla
folliata pada hewan pengerat. Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang
ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap.
Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi
untuk menopang.
Palpasi bimanual. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah dari satu tangan
untuk pemeriksaan intraoral, kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan
yang laindi luar mulut. Lakukan palpasi pada kelenjar saliva submandibula
di atas dan dibawah otot milohioideus. Jangan lupa untuk memeriksaa juga
duktus kelenjar untuk melihat adanya batu kelenjar saliva.
ventral
lidah
paling
mudah
diperiksan
dengan
Siapkan beberapa larutan yang mewakili empat rasa utama (manis, asin,
asam, pahit). Larutan tersebut dapat mengandung : gula, garam meja, cuka,
kina. Minta pasien untuk menjalurkan lidahnya dan pegang ujung lidah
dengan menggunakan kasa steril. Teteskan larutan yang telah disiapkan tadi
pada tepi lateral dua pertiga anterior lidah. Minta pasien untuk
mengidentifikasi rasa yang diteteskan. Berikan pasien berkumur dengan
sebentar, kemudian lanjutkan dengan larutan berikutnya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lidah adalah bagian dan tubuh yang terletak di rongga mulut. Lidah ini terdiri
atas otot tetapi tidak ada tulang di dalamnya. Dia mampu bergerak sendiri, tidak
seperti lengan atau tungkai yang ada tulangnya. Lidah merupakan salah satu dan
panca indera. Berfungsi sebagai alat untuk mengecap, dan juga untuk berbicara.
Lidah ini erat sekali kaitannya dengan organ tubuh bagian dalam.
Indra pengecap dimediasi oleh nervus facialis, glosofaringeus dan vagus. Sistem
gustatorius terdiri atas sedikitnya lima populasi reseptor. Taste bud terletak dalam
papila
foliatadi
sepanjang
margo
lateralis
lingua,
dalm
papila
fungi
formis diseluruh dorsum lingua, dalam papila sircumvalata pada bagian sambungan
antara dorsum lingua dan basis lingua, dan di dalam palatum, epiglotis, laring serta
esofagus.
Zat yang memberika impuls pengecap (tanstan) mencapai sel reseptor lewat pori
pengecap. Ada empat atau rasa, yaitu: manis, asam, asin dan pahit. Serabut saraf
aferen gustatorius secara individual harus selalu responsif terhadap sejumlah zat
kimia yang berlainan. Dari beberapa fungsi tersebut ada pemeriksaan pemeriksaan
yang dapat mengetahui berfungsi atau tidak berfungsinya indera pengecap.
3.2
Saran
Perawat hendaknya dapat mempraktekkan dan menguasai teknik dalam
pemeriksaan fisik sistem indera khususnya indra pengecapan, agar dapat
menentukan tindakan asuhan keperawatan secara efektif, dan selalu menganjurkan
kepada pasien supaya :
1. Selalu jaga kebersihan mulut karena mulut merupakan indera yang sangat
penting
2. dalam kehidupan, mulut selain berfungsi untuk berbicara juga sebagai indera
pengecap.
11
3. Jangan selalu makan makanan yang bersifat panas, karena dapat merusak indra
pengecap kita.
4. Makan makanlah yang seimbang agar mulut kita terlatih dan dapait merasakan
rasa manis,asin,masam, dan pahit dengan baik.
12