PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oxyuriasis atau enterobiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh
Oxyuris vermicularis.Infeksi ini ditemukan kosmopolit dan tersebar luas di
seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang. Oxyuriasis
tidak hanya tersebar pada daerah yang memiliki iklim tropis saja melainkan
juga terdapat pada daerah yang beriklim dingin (Hadhijaja dan Margono,
2011).
Oxyuris vermicularis menginfeksi sekitar 200 juta orang di seluruh
dunia Prevalensi oksiuriasis ini cenderung lebih tinggi pada anak usia 5-12
tahun dan menjadi masalah kesehatan yang penting pada anak-anak usia
sekolah dasar (Celizsoz et al., 2010). Selain itu, infeksi oksiuriasis menjadi
salah satu penyebab kecacingan yang paling sering menyerang anakanak di
negara berkembang, termasukIndonesia (Lubis et al, 2008)
Tingginya prevalensi oxyuriasis di Indonesia disebabkan karena
Indonesia berada dalam posisi geografis dengan temperatur dan kelembaban
yang sesuai untuk tempat hidup dan berkembang biaknya cacing. Pengaruh
lingkungan global dan semakin meningkatnya komunitas manusia serta
menurunnya kesadaran untuk menciptakan perilaku hygiene dan sanitasi yang
baik merupakan faktor yang mempunyai andil yang besar terhadap penularan
parasit ini (Hadhijaja dan Margono,2011). Survei pada siswa Sekolah Dasar di
Indonesia pada tahun 2013 di 175 Kabupaten/Kota menunjukan prevalensi
oxyuriasis pada anak Sekolah Dasar antara 0 - 85,9 % dengan rata-rata 28,12
% (angka nasional) (Depkes RI,2006). Penelitian yang dilakukan oleh Satriyo
pada siswa SD Negeri Pondokrejo 4 Jember, menemukan prevalensi siswa
karena
infeksi
cacing
dapat
mempengaruhi
pemasukan,
pencernaan, penyerapan dan metabolisme makanan. Selain itu, infeksi ini juga
dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja
serta dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit
lainnya (Depkes RI, 2006).
Penyebaran penyakit oxyuriasis lebih luas dibandingkan dengan
infeksi cacing lain. Penularan dapat terjadi pada suatu keluarga atau
kelompok-kelompok yang hidup dalam suatu lingkungan yang sama.
Sehingga untuk mencegah penularan hendaknya setiap individu dihindarkan
dari debu dan tangan yang terkontaminasi telur cacing Oxyuris Vermicularis.
Tempat tidur rutin dibersihkan karena mudah sekali tercemar oleh telur cacing
infektif. Diusahakan sinar matahari bisa langsung masuk ke kamar tidur,
sehingga dengan udara yang panas serta ventilasi yang baik pertumbuhan telur
akan terhambat karena telur rusak pada temperatur lebih tinggi dari 46C
dalam waktu 6 jam. Telur cacing dapat diisolasi dari debu yang terdapat di
ruangan sekolah atau kantin sekolah, dan mungkin menjadi sumber infeksi
pada anak-anak sekolah. Infeksi cacing kremi atau cacing Oxyuris
Vermicularis pada anak usia sekolah memberikan efek yang buruk dalam
pertumbuhan fisik anak dan mempengaruhi prestasi belajar sekolah anak
terutama pada anak-anak kelas pertama sekolah dasar (Celizsoz et al., 2010).
Desa Tanjung Pasir termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Berdasarkan laporan gambaran umum
demografis Desa Tanjung Pasir tahun 2014, desa ini memiliki jumlah
penduduk sebanyak 10.130 jiwa, dengan populasi terbanyak ialah anak-anak
0-15 tahun (53,27%). Desa ini memiliki luas wilayah sebesar 564,25 ha/m2.
1.4 Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara kebersihan lingkungan dan prevalensi oxyuriasis
pada anak-anak di desa Tanjung Pasir.
1.5
1.5.1
Manfaat penelitian
Manfaat Teoritik
1. Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan sebagai sarjana kedokteran
Fakultas Kedokteran Unversitas YARSI.
2. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.
1.5.2
Manfaat Metodologik
1. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan pembanding
untuk penelitian selanjutnya.
2. Hasil penelitian dapat menambah rujukan dalam bidang parasitologi dan
ilmu kesehatan masyarakat.
3. Menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya di Universitas YARSI.
1.5.3
Manfaat Aplikatif
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan
dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang oxyuriasis dan faktorfaktor yang berhubungan dengan prevalensi infeksi tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Oxyuriasis
menggaruk daerah perianal atau masuknya kembali larva yang baru menetas ke dalam
anus (retroinfeksi). Debu juga merupakan sumber infeksi oleh karena mudah
diterbangkan oleh angin sehingga telur melalui debu dapat tertelan, (Liana 2014)
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi kecacingan antara lain
kondisi iklim dan sanitasi yang sesuai untuk pertumbuhan cacing, personal higiene
seseorang yang buruk serta keadaan sosial ekonomi dan pengetahuan yang rendah.
Kondisi sanitasi lingkungan sangat erat hubungannya dengan infestasi cacing pada
anak sekolah dasar. Hal ini dikarenakan sanitasi lingkungan yang tidak memadai
dapat menjadi sumber penularan cacing pada tubuh manusia (Mardiana dan
Djarismawati, 2008)
Kelompok usia terbanyak yang menderita enterobiasis adalah kelompok usia
5-9tahun dan ditemukan anak laki-laki lebih banyak yaitu sebesar 48,8%
dibandingkan anak perempuan (Liana,2014). Mengingat bahwa Oxyuriasis adalah
masalah kesehatan keluarga maka lingkungan hidup keluarga harus diperhatikan,
selain itu kebersihan perorangan merupakan hal yang sangat penting dijaga. Perlu
ditekankan pada anak-anak untuk memotong kuku, membersihkan tangan sesudah
buang air besar dan membersihkan daerah perianal sebaik-baiknya serta cuci tangan
sebelum makan. Di samping itu kebersihan makanan juga perlu diperhatikan.
Hendaknya dihindarkan dari debu dan tangan yang terkontaminasi telur cacing
Oxyuris Vermicularis. Tempat tidur dibersihkan karena mudah sekali tercemar oleh
telur cacing infektif. Diusahakan sinar matahari bisa langsung masuk ke kamar tidur,
sehingga dengan udara yang panas serta ventilasi yang baik pertumbuhan telur akan
terhambat karena telur rusak pada temperatur lebih tinggi dari 46C dalam waktu 6
jam.
Jumlah anggota kelompok yang tinggal di lingkungan yang sama didapatkan
berhubungan dengan oxyuriasis. Pada penelitian di suatu panti asuhan, didapatkan
kejadian oxyuriasis yang tinggi dapat disebabkan karena beberapa faktor resiko
seperti personal higiene dan kebersihan lingkungan (Nisa, 2014). Sehingga penyakit
ini dikaitkan dengan keadaan sosial ekonomi. Karena oxyuriasis dilaporkan semakin
tinggi pada kelompok dengan kepadatan penduduk yang tinggi serta kebersihan
lingkungan yang buruk (Laras, 2008).
Derajat kesehatan terutama pada anak-anak sangat ditentukan oleh perilaku
hidup sehat orang tua terutama ibu. Ibu yang berperilaku hidup sehat sangat
dibutuhkan untuk memberikan contoh untuk berperilaku hidup sehat(Astuti dkk,
2002).Ibuyangmempunyaipengetahuanyangbaiktentangperilakuhidupsehatdan
pencegahan penyakit cacing sepenuhnya dipratekkan dalam kehidupan sehari
hari.Peran orang tua terutama ibu merupakan model atas tingkah laku sosial bagi
anak, juga dalam berperilaku sehat khususnya dalam pencegahan penyakit cacingan.
(DegaregeA dkk 2014)
Faktor Risiko:
-
Usia
Jenis kelamin
Pengetahuan ibu
Kebersihan lingkungan
Pencegahan:
-
Memotong kuku
Prevalensi oxyuriasis
Terinfeksi Oxyuris
vermicularis
Prevalensi oxyuriasis
Bagan 2.3 Kerangka Konsep
2.4 Hipotesis
H0: Kebersihan
Lingkungan
tidak
berhubungan
dengan
prevalensi
Variabel
Definisi
Cara Ukur
Alat Ukur
Skala
Nilai
Nominal
Terinfeksi
Terinfeksi
Operasional
Ditemukannya
Pemeriksaan
Anal swab
Oxyuris
mikroskopik
dan
dan tidak
vermicularis
cacing dewasa
pada sediaan
mikroskop
terinfeksi
Oxyuris
dari hasil
vermicularis pada
anal swab
pemeriksaan
anal swab
8
Kebersihan
Mengganti Alas
Lingkungan
Tidur
Membersihkan
skor 1
Tidak
Debu
selalu =
(Menyapu,Menge
skor 0
Keber-
pel)
Menutup
Makanan
Ventilasi yang
baik dan Kamar
terpapar Sinar
Matahari
Wawancara
Kuisioner
Nominal
Selalu =
sihan
Lingkungan
baik jika
skor 5-7
Kebersihan
Lingkungan
Kurang
jika skor
0-4
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik observasional. Penelitian
ini dilakukan pada anak-anak usia 5-12 tahun dan ibu yang mempunyai anak
usia 5-12 tahun untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kebersihan
lingkungan pada anak-anak di Desa Tanjung Pasir dengan prevalensi
oxyuriasis. Prevalensi oxyuriasis dilihat dari hasil pemeriksaan anal swab dan
personal hiegene masing-masing sampel diketahui dari pengisian kuesioner.
3.2
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan dengan pendekatan potong
lintang (cross sectional).
3.3
3.3.1
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 5-12 tahun dan
ibu yang mempunyai anak usia 5-12 tahun yang tinggal di wilayah desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.
3.3.2
Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi dan dianggap bisa mewakili
keseluruhan populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 5-12
tahun dan ibu yang mempunyai anak usia 5-12 tahun yang mengambil secara
random sampling dan memenuhi kriteria inklusi
10
Z 2 P (1P)
d2
N=
N = 40,36
N = 40
maka Z = 1,96
3.4
3.4.1
Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer yang didapatkan
langsung dari responden serta data sekunder berupa gambaran demografi
penduduk yang didapatkan dari kantor Kelurahan Tanjung Pasir.
3.4.2
Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data menggunakan pemeriksaan anal swab dan
angket atau kuesioner. Pemeriksaan anal swab dilakukan dengan metode pita
plastik perekat (cellophane tape atau adhesive tape) yaitu dengan mengambil
specimen menggunakan alat berupa spatel lidah atau batang gelas yang
ujungnya dilekatkan adhesive tape, kemudian ditempelkan di daerah
perianal.Selanjutnya adhesive tape diratakan di kaca objek dan bagian yang
berperekat menghadap ke bawah. Pada waktu pemeriksaan mikroskopis, salah
satu ujung adhesive tape ditambahkan sedikit toluol atau xylen pada
perbesaran rendah dan cahayanya dikurangi (Garcia dan Burckner,1996).
3.4.3
3.5
Analisa Data
Data yang diperoleh akan dimasukan (di-input) ke komputer dan
dianalisis menggunakan program Statistical Package for Social Science
(SPSS) versi 22.0 for Windows dengan menggunakan uji Chi Square. Pada
12
penelitian ini dilakukan analisis univariat untuk melihat distribusi masingmasing variabel dan analisis bivariat untuk melihat hubungan antar variabel.
3.6
Alur Penelitian
Penentuan sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu anak
usia 5-12 tahun dan ibu yang mempunyai anak usia 5-12 tahun di Desa
Tanjung Pasir dan bersedia menjadi responden.
Kunjungan pertama: Pembekalan kepada orang tua
sampel tentang prosedur pemeriksaan anal swab dan
penjelasan serta pengisian informed consent
Kebersihan Lingkungan
Prevalensi Oxyuriasis
13
3.7
Jadwal Penelitian
2016
Jan. - Mei
Jun.
Jul.
Agus.
Sept.
Okt.
Nov.
Des.
Proposal
Ujian Proposal
Revisi Proposal
Pengumpulan Data
Pengolahan dan
Analisis Data
Penyusunan
Laporan Skripsi
Ujian Skripsi
Revisi Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Abidin SAN. 2009. Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
14
Liana, N.A. 2014. Prevalensi Enterobiasis Serta Faktor Resiko yang Mempengaruhi
pada Anak Anak di Panti Asuhan Al-Wahhab Sinar Melati 11 Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Mardiana dan Djarismawati.2008. Prevalensi Cacing usus pada Murid Sekolah
Dasar Wajib Belajar Pelayanan Gerakan Terpadu Pengetasan Kemiskinan
Derah Kumuh di Wilayah DKI Jakarta.Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol.7,No.2
Agustus
2008.(Online).
http://www.ekologi.litbang.Depkes.go.id/data/vol
ANGGARAN PENELITIAN
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Keterangan
Jumlah
Harga
Total
Print
Foto Copy
Jilid
Sewa Anal Swab
Laboratorium Parasitologi
Snack Respondendan
Cinderamata Responden
Keamanan
Transportasi
650 lembar
190 lembar
30 item
50 item
2 orang laboran
50 item
100 item
3 orang penjaga
3 kali kunjungan
Rp. 500,-/lbr
Rp. 100,-/lbr
Rp. 5000,-/item
Rp. 5000,-/item
Rp. 150.000,-/org
Rp. 10.000/item
Rp. 50.000/item
Rp. 50.000/org
Rp. 100.000/kjgn
Rp. 325.000,Rp. 190.000,Rp. 150.000,Rp. 250.000,Rp. 300.000,Rp. 500.000,Rp. 5.000.000,Rp. 150.000,Rp. 300.000,16
Total
Rp. 7.165.000.,-
BIODATA PENELITI
a. Nama lengkap
: 110.2013.163
c. Tempat/tanggal lahir
d. Jenis kelamin
: Perempuan
e. Fakultas/program studi
: Kedokteran/Kedokteran umum
f. Alamat rumah
g. Riwayat pendidikan
17
LAMPIRAN
1. LAPORAN GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS DESA TANJUNG PASIR
TAHUN 2014
18
Gambar 1. Lampiran laporan luas daerah, jenis iklim, dan dusun di Desa Tanjung
Pasir Tahun 2014
Gambar 2. Lampiran gambaran demografis penduduk Desa Tanjung Pasir Tahun 2014
(1)
19
Gambar 3. Lampiran gambaran demografis penduduk Desa Tanjung Pasir Tahun 2014
(2)
20
21
Gambar 6. Lampiran gambaran demografis tenaga kerja di Desa Tanjung Pasir Tahun
2014
22
DAN
HUBUNGAN
PENGETAHUAN
IBU
DENGAN
ada sanksi dan konsekuensi buruk dikemudian hari. Jika ada hal yang kurang
dipahami ibu dapat bertanya langsung kepada peneliti.
Setelah Ibu membaca maksud dan kegiatan penelitian diatas, maka saya mohon
untuk mengisi formulir dan tanda tangan dibawah ini.
Dengan ini saya:
Nama ibu
Umur ibu
Nama anak
Umur anak
Jenis Kelamin
Alamat
Telp/HP
Menyatakan bersedia
: __________________________________________
: __________________________________________
: __________________________________________
: __________________________________________
: __________________________________________
: __________________________________________
: __________________________________________
mengikuti kegiatan Penelitian/Survei berjudul: HUBUNGAN
______ , __________
Responden,
___________________
__________________
Terima kasih atas kesediaan ibu dan anak ibu untuk ikut serta di dalam penelitian ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
3. KUESIONER
No. kuesioner:
24
Isilah jawaban berdasarkan pilihan jawaban yang tersedia. (mohon dijawab sejujurjujurnya dan tidak ada yang dikosongkan. Jawaban dan identitas Anda akan kami
rahasiakan.)
Data Umum
Identitas Ibu
1
Nama
Usia
Pekerjaan
Pegawai
Wiraswasta
Nelayan
Lainnya, _________.
Identitas Anak
1
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Kebersihan Lingkungan
1. Apakah ibu mengganti alas tidur (sprei) paling sedikit
satu kali dalam seminggu?
a. Ya
b. Tidak
25
3.
4.
5.
6.
hari?
a. Ya
b. Tidak
Apakah ibu selalu menutup Makanan?
a. Ya
b. Tidak
Apakah dikamar ibu terdapat jendela?
a. Ya
b. Tidak
Apakah jendela dibuka setiap hari?
a. Ya
b. Tidak
Apakah kamar ibu terkena paparan matahari yang
cukup?
a. Ya
b. Tidak
26