Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oxyuriasis atau enterobiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh
Oxyuris vermicularis.Infeksi ini ditemukan kosmopolit dan tersebar luas di
seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang. Oxyuriasis
tidak hanya tersebar pada daerah yang memiliki iklim tropis saja melainkan
juga terdapat pada daerah yang beriklim dingin (Hadhijaja dan Margono,
2011).
Oxyuris vermicularis menginfeksi sekitar 200 juta orang di seluruh
dunia Prevalensi oksiuriasis ini cenderung lebih tinggi pada anak usia 5-12
tahun dan menjadi masalah kesehatan yang penting pada anak-anak usia
sekolah dasar (Celizsoz et al., 2010). Selain itu, infeksi oksiuriasis menjadi
salah satu penyebab kecacingan yang paling sering menyerang anakanak di
negara berkembang, termasukIndonesia (Lubis et al, 2008)
Tingginya prevalensi oxyuriasis di Indonesia disebabkan karena
Indonesia berada dalam posisi geografis dengan temperatur dan kelembaban
yang sesuai untuk tempat hidup dan berkembang biaknya cacing. Pengaruh
lingkungan global dan semakin meningkatnya komunitas manusia serta
menurunnya kesadaran untuk menciptakan perilaku hygiene dan sanitasi yang
baik merupakan faktor yang mempunyai andil yang besar terhadap penularan
parasit ini (Hadhijaja dan Margono,2011). Survei pada siswa Sekolah Dasar di
Indonesia pada tahun 2013 di 175 Kabupaten/Kota menunjukan prevalensi
oxyuriasis pada anak Sekolah Dasar antara 0 - 85,9 % dengan rata-rata 28,12
% (angka nasional) (Depkes RI,2006). Penelitian yang dilakukan oleh Satriyo
pada siswa SD Negeri Pondokrejo 4 Jember, menemukan prevalensi siswa

yang menderita oxyuriasis yaitu sebanyak 34 anak (51,52%) dari 66 anak


yang diperiksa (Depkes RI,2006)
Infeksi cacing dapat menyebabkan berbagai macam kerugian. Hal ini
disebabkan

karena

infeksi

cacing

dapat

mempengaruhi

pemasukan,

pencernaan, penyerapan dan metabolisme makanan. Selain itu, infeksi ini juga
dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja
serta dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit
lainnya (Depkes RI, 2006).
Penyebaran penyakit oxyuriasis lebih luas dibandingkan dengan
infeksi cacing lain. Penularan dapat terjadi pada suatu keluarga atau
kelompok-kelompok yang hidup dalam suatu lingkungan yang sama.
Sehingga untuk mencegah penularan hendaknya setiap individu dihindarkan
dari debu dan tangan yang terkontaminasi telur cacing Oxyuris Vermicularis.
Tempat tidur rutin dibersihkan karena mudah sekali tercemar oleh telur cacing
infektif. Diusahakan sinar matahari bisa langsung masuk ke kamar tidur,
sehingga dengan udara yang panas serta ventilasi yang baik pertumbuhan telur
akan terhambat karena telur rusak pada temperatur lebih tinggi dari 46C
dalam waktu 6 jam. Telur cacing dapat diisolasi dari debu yang terdapat di
ruangan sekolah atau kantin sekolah, dan mungkin menjadi sumber infeksi
pada anak-anak sekolah. Infeksi cacing kremi atau cacing Oxyuris
Vermicularis pada anak usia sekolah memberikan efek yang buruk dalam
pertumbuhan fisik anak dan mempengaruhi prestasi belajar sekolah anak
terutama pada anak-anak kelas pertama sekolah dasar (Celizsoz et al., 2010).
Desa Tanjung Pasir termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Berdasarkan laporan gambaran umum
demografis Desa Tanjung Pasir tahun 2014, desa ini memiliki jumlah
penduduk sebanyak 10.130 jiwa, dengan populasi terbanyak ialah anak-anak
0-15 tahun (53,27%). Desa ini memiliki luas wilayah sebesar 564,25 ha/m2.

Keadaan sosial ekonomi Desa Tanjung Pasir masih tergolong rendah.


Terlihat dari tingkat kemiskinan di Desa Tanjung Pasir tergolong cukup tinggi
dengan sektor perikanan sebagai mata pencarian utama. Dilihat dari aspek
pendidikan, sebagian besar penduduk hanya tamatan SD dan sederajat bahkan
ada yang tidak tamat SD dan tidak sekolah. Secara Geografis, wilayah Desa
Tanjung Pasir yang berbatasan dengan Laut Jawa memiliki risiko tinggi
terhadap dampak perubahan iklim. Dampak
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik
untuk mengetahui adakah hubungankebersihan lingkungan dengan prevalensi
oxyuriasispada anak-anak di desa Tanjung Pasir.
1.2 RumusanMasalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan
antara kebersihan lingkungan dengan prevalensi oxyuriasis pada anak-anak di
desa Tanjung Pasir.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana distribusi kebersihan lingkungan terkait oxyuriasis pada anakanak di desa Tanjung Pasir?
2. Bagaimana prevalensi oxyuriasis pada anak-anak di Desa Tanjung Pasir?
3. Adakah hubungan antara kebersihan lingklungan dengan prevalensi
oxyuriasis pada anak-anak di Desa Tanjung Pasir

1.4 Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara kebersihan lingkungan dan prevalensi oxyuriasis
pada anak-anak di desa Tanjung Pasir.

1.4.2. Tujuan Khusus


1 Mengetahui distribusi Kebersihan Lingkungan terkait oxyuriasis pada
2
3

anak-anak di desa Tanjung Pasir.


Mengetahui prevalensi oxyuriasis pada anak-anak di desa Tanjung Pasir.
Mengetahui hubungan antara kebersihan lingkungan dengan prevalensi
oxyuriasis pada anak-anak di desa Tanjung Pasir.

1.5
1.5.1

Manfaat penelitian
Manfaat Teoritik
1. Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan sebagai sarjana kedokteran
Fakultas Kedokteran Unversitas YARSI.
2. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian.

1.5.2

Manfaat Metodologik
1. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan pembanding
untuk penelitian selanjutnya.
2. Hasil penelitian dapat menambah rujukan dalam bidang parasitologi dan
ilmu kesehatan masyarakat.
3. Menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya di Universitas YARSI.

1.5.3

Manfaat Aplikatif
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan
dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang oxyuriasis dan faktorfaktor yang berhubungan dengan prevalensi infeksi tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Oxyuriasis

Oxyuriasis adalah infeksi yang disebabkan oleh Oxyuris vermicularis dan


merupakan infeksi yang sering terjadi dalam satu keluarga atau pada orang yang
tinggal dalam satu rumah. Oxyuris vermicularis juga menjadi penyebab tersering
kecacingan pada anak-anak dinegara berkembang. Prevalensi cacing ini tinggi di
seluruh dunia, terutama di daerah yang beriklim dingin dan sedang. Infeksi terjadi
pada semua usia dengan prevalensi tertinggi pada usia 5-14 tahun dan terutama
terjadi di tempat anak tinggal, bermain dan tidur bersama-sama (Degarege A dkk,
2014)
Oxyuris vermicularis merupakan cacing yang berukuran kecil berbentuk seperti
benang berwarna putih, hidup di sekum, apendiks dan didaerah yang berbatasan
dengan ileum dan kolon ascendens .Cacing betina dewasa berukuran 8-13 mm x 0,30,5 mm dengan ekor yang runcing. Bentuk jantan berukuran 2-5 mm x 0.1-0.2 mm,
ekornya melingkar sehingga bentuknya seperti tanda tanya (Degarege A dkk, 2014)
Manusia dapat terinfeksi Oxyuris vermicularisbila menelan telur telur matang.
Telur akan menetas di usus halusdan menjadi dewasa di sekum.Habitat cacing
dewasanya adalah di sekum, usus besar dan usus halus yang berdekatan dengan
rongga sekum..Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelannya
telur matang sampai menjadi cacing dewasa kurang lebih 1 bulan (Lubis,2008).
Selanjutnya, cacing dewasa jantan dan betina akan berkopulasi. Cacing jantan akan
mati dan dikeluarkan bersama tinja. Cacing betina yang gravid umumnya pada malam
hari akan turun ke bagian bawah kolon dan keluar melalui anus. Telur akan diletakkan
di perianal dan dikulit perineum, kadang-kadang cacing betina bermigrasi ke vagina
(Abidin,2009)
Infeksi cacing Oxyuris vermicularis sering diduga pada anak yang
menunjukkan rasa gatal di sekitar anus pada waktu malam hari. Diagnosis dibuat
dengan menemukan telur dan cacing dewasa. Telur cacing dapat diambil dengan
mudah dengan alat anal swab yang ditempatkan di sekitar anus pada waktu pagi hari
sebelum anak buang air besar dan mencuci pantat (Widoyo,2011).
Penularan oxyuriasis dapat terjadi melalui perpindahan tangan yang
mengandung telur cacing ke mulut (autoinfeksi) dan ke orang lain sesudah

menggaruk daerah perianal atau masuknya kembali larva yang baru menetas ke dalam
anus (retroinfeksi). Debu juga merupakan sumber infeksi oleh karena mudah
diterbangkan oleh angin sehingga telur melalui debu dapat tertelan, (Liana 2014)
Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi kecacingan antara lain
kondisi iklim dan sanitasi yang sesuai untuk pertumbuhan cacing, personal higiene
seseorang yang buruk serta keadaan sosial ekonomi dan pengetahuan yang rendah.
Kondisi sanitasi lingkungan sangat erat hubungannya dengan infestasi cacing pada
anak sekolah dasar. Hal ini dikarenakan sanitasi lingkungan yang tidak memadai
dapat menjadi sumber penularan cacing pada tubuh manusia (Mardiana dan
Djarismawati, 2008)
Kelompok usia terbanyak yang menderita enterobiasis adalah kelompok usia
5-9tahun dan ditemukan anak laki-laki lebih banyak yaitu sebesar 48,8%
dibandingkan anak perempuan (Liana,2014). Mengingat bahwa Oxyuriasis adalah
masalah kesehatan keluarga maka lingkungan hidup keluarga harus diperhatikan,
selain itu kebersihan perorangan merupakan hal yang sangat penting dijaga. Perlu
ditekankan pada anak-anak untuk memotong kuku, membersihkan tangan sesudah
buang air besar dan membersihkan daerah perianal sebaik-baiknya serta cuci tangan
sebelum makan. Di samping itu kebersihan makanan juga perlu diperhatikan.
Hendaknya dihindarkan dari debu dan tangan yang terkontaminasi telur cacing
Oxyuris Vermicularis. Tempat tidur dibersihkan karena mudah sekali tercemar oleh
telur cacing infektif. Diusahakan sinar matahari bisa langsung masuk ke kamar tidur,
sehingga dengan udara yang panas serta ventilasi yang baik pertumbuhan telur akan
terhambat karena telur rusak pada temperatur lebih tinggi dari 46C dalam waktu 6
jam.
Jumlah anggota kelompok yang tinggal di lingkungan yang sama didapatkan
berhubungan dengan oxyuriasis. Pada penelitian di suatu panti asuhan, didapatkan
kejadian oxyuriasis yang tinggi dapat disebabkan karena beberapa faktor resiko
seperti personal higiene dan kebersihan lingkungan (Nisa, 2014). Sehingga penyakit
ini dikaitkan dengan keadaan sosial ekonomi. Karena oxyuriasis dilaporkan semakin

tinggi pada kelompok dengan kepadatan penduduk yang tinggi serta kebersihan
lingkungan yang buruk (Laras, 2008).
Derajat kesehatan terutama pada anak-anak sangat ditentukan oleh perilaku
hidup sehat orang tua terutama ibu. Ibu yang berperilaku hidup sehat sangat
dibutuhkan untuk memberikan contoh untuk berperilaku hidup sehat(Astuti dkk,
2002).Ibuyangmempunyaipengetahuanyangbaiktentangperilakuhidupsehatdan
pencegahan penyakit cacing sepenuhnya dipratekkan dalam kehidupan sehari
hari.Peran orang tua terutama ibu merupakan model atas tingkah laku sosial bagi
anak, juga dalam berperilaku sehat khususnya dalam pencegahan penyakit cacingan.
(DegaregeA dkk 2014)

2.2 Kerangka Teori

Faktor Risiko:
-

Usia

Jenis kelamin

Pengetahuan ibu

Personal higiene (kebersihan


kuku, cuci tangan, mandi dan
mengganti pakaian)

Kebersihan lingkungan

Pencegahan:
-

Memotong kuku

Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

Mencuci bersih pakaian dan alas kasur

Mengganti pakaian dan alas kasur


Penularan Oxyuris vermicularis
Terinfeksi Oxyuris vermicularis
7

Prevalensi oxyuriasis

2.3 Kerangka Konsep


2.3 Kerangka Konsep
Kebersihan
Lingkungan

Penularan Oxyuris vermicularis

Terinfeksi Oxyuris
vermicularis

Tidak terinfeksi Oxyuris


vermicularis

Prevalensi oxyuriasis
Bagan 2.3 Kerangka Konsep
2.4 Hipotesis
H0: Kebersihan

Lingkungan

tidak

berhubungan

dengan

prevalensi

oxyuriasispada anak-anak di Desa Tanjung Pasir


H1: Kebersihan Lingkungan berhubungan dengan prevalensi oxyiuriasis pada
anak-anak di Desa Tanjung Pasir.
2.5 Definisi Operasional
No.
1.

Variabel

Definisi

Cara Ukur

Alat Ukur

Skala

Nilai

Nominal

Terinfeksi

Terinfeksi

Operasional
Ditemukannya

Pemeriksaan

Anal swab

Oxyuris

telur dan atau

mikroskopik

dan

dan tidak

vermicularis

cacing dewasa

pada sediaan

mikroskop

terinfeksi

Oxyuris

dari hasil

vermicularis pada

anal swab

pemeriksaan
anal swab
8

Kebersihan

Mengganti Alas

Lingkungan

Tidur
Membersihkan

skor 1
Tidak

Debu

selalu =

(Menyapu,Menge

skor 0
Keber-

pel)
Menutup
Makanan
Ventilasi yang
baik dan Kamar
terpapar Sinar
Matahari

Wawancara

Kuisioner

Nominal

Selalu =

sihan
Lingkungan
baik jika
skor 5-7
Kebersihan
Lingkungan
Kurang
jika skor
0-4

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik observasional. Penelitian
ini dilakukan pada anak-anak usia 5-12 tahun dan ibu yang mempunyai anak
usia 5-12 tahun untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kebersihan
lingkungan pada anak-anak di Desa Tanjung Pasir dengan prevalensi
oxyuriasis. Prevalensi oxyuriasis dilihat dari hasil pemeriksaan anal swab dan
personal hiegene masing-masing sampel diketahui dari pengisian kuesioner.

3.2

Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan dengan pendekatan potong
lintang (cross sectional).

3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak usia 5-12 tahun dan
ibu yang mempunyai anak usia 5-12 tahun yang tinggal di wilayah desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.

3.3.2

Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi dan dianggap bisa mewakili
keseluruhan populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 5-12
tahun dan ibu yang mempunyai anak usia 5-12 tahun yang mengambil secara
random sampling dan memenuhi kriteria inklusi

10

Kriteria inklusi pemilihan sampel:


1. Anak usia 5-12 tahun di Desa Tanjung Pasir.
2. Ibu yang mempunyai anak usia 5-12 tahun
3. Bersedia menjadi responden
3.3.3

Cara Penetapan Sampel


Besarnya sampel minimal dihitung dengan formula:
N=

Z 2 P (1P)
d2

N=

1,96 2 x 0,027 x 0,973


0,052

N = 40,36
N = 40

= Derajat kepercayaan, jika =0,05

maka Z = 1,96

= Proporsi oxyuriasis di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

sebesar 2,7% (Hairani dan Annida, 2012)


d
= Limit dari error atau presisi absolute
Q = 1-P
Dengan formula tersebut didapatkan sampel minimal sebanyak 40 anak.
3.3.4. Penetapan Besar Sampel
Dari sampel minimal sebanyak 40 anak, peneliti menetapkan besar sampel
sebanyak 50 anak.

3.4

Jenis dan pengumpulan data


11

3.4.1

Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer yang didapatkan
langsung dari responden serta data sekunder berupa gambaran demografi
penduduk yang didapatkan dari kantor Kelurahan Tanjung Pasir.

3.4.2

Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data menggunakan pemeriksaan anal swab dan
angket atau kuesioner. Pemeriksaan anal swab dilakukan dengan metode pita
plastik perekat (cellophane tape atau adhesive tape) yaitu dengan mengambil
specimen menggunakan alat berupa spatel lidah atau batang gelas yang
ujungnya dilekatkan adhesive tape, kemudian ditempelkan di daerah
perianal.Selanjutnya adhesive tape diratakan di kaca objek dan bagian yang
berperekat menghadap ke bawah. Pada waktu pemeriksaan mikroskopis, salah
satu ujung adhesive tape ditambahkan sedikit toluol atau xylen pada
perbesaran rendah dan cahayanya dikurangi (Garcia dan Burckner,1996).

3.4.3

Instrumen Pengumpulan Data


Pemeriksaan anal swab dilakukan untuk mengetahui prevalensi
oxyuriasis dan pengisian angket atau kuesioner oleh responden dilakukan
untuk mengetahui kondisi Kebersihan Lingkungan anak-anak. Kondisi
Lingkungan yang baik dapat diketahui dengan Selalu Mengganti Alas Tidur
1 kali seminggu, Selalu membersihkan debu (menyapu,mengepel) 1 kali
sehari, Selalu menutup makanan, dan memiliki kamar dengan Ventilasi
Kamar terpapar Sinar Matahari. Kuisioner telah di uji dengan Validitas isi
oleh pakar

3.5

Analisa Data
Data yang diperoleh akan dimasukan (di-input) ke komputer dan
dianalisis menggunakan program Statistical Package for Social Science
(SPSS) versi 22.0 for Windows dengan menggunakan uji Chi Square. Pada

12

penelitian ini dilakukan analisis univariat untuk melihat distribusi masingmasing variabel dan analisis bivariat untuk melihat hubungan antar variabel.

3.6

Alur Penelitian
Penentuan sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu anak
usia 5-12 tahun dan ibu yang mempunyai anak usia 5-12 tahun di Desa
Tanjung Pasir dan bersedia menjadi responden.
Kunjungan pertama: Pembekalan kepada orang tua
sampel tentang prosedur pemeriksaan anal swab dan
penjelasan serta pengisian informed consent

Kunjungan kedua: Pemeriksaan anal swab, pembagian


dan pengisisan kuesioner .

Analisis dan pengolahan data

Kebersihan Lingkungan

Prevalensi Oxyuriasis

Penyajian hasil penelitian

13

3.7

Jadwal Penelitian

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Penelitian


Tahun
Kegiatan
Penyusunan

2016
Jan. - Mei

Jun.

Jul.

Agus.

Sept.

Okt.

Nov.

Des.

Proposal
Ujian Proposal

Revisi Proposal
Pengumpulan Data
Pengolahan dan

Analisis Data
Penyusunan
Laporan Skripsi
Ujian Skripsi
Revisi Skripsi

DAFTAR PUSTAKA
Abidin SAN. 2009. Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.

14

Chaisalee T, Tukaew A, Wiwanitkit V, Suyaphan A, Thiamtip S, Suwansaksri J. Very


high prevalence of enterobiasis among the Hilltribal children in rural district
Mae Suk, Thailand. Med Gen Med 2004;6:132-5.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Pengendalian Cacingan.
Jakarta.
Garcia, L.S. dan D.A. Bruckner. 1996. Diagnostik ParasitologiKedokteran. Jakarta:
ECG.
Ghiwot, Y., A. Degarege, dan B. Erko. 2014. Prevalence of Intestinal Parasitic
Infections among Children under Five Years of Age with Emphasis on
Schistosoma mansoni in Wonji Shoa Sugar Estate, Ethiopia. PLoS One. 2014;
9(10): e109793.
Hadidjaja P dan Margono. 2011. Dasar Parasitologi Klinik. Edisi Pertama. Jakarta :
Badan Penerbit FKUI.
Hairani, B.dan A. Annida. 2012. Insidensi parasit pencernaan pada anak sekolah
dasardi perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan
Selatan. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang. Vol. 5, No. 1,
Juni 2014
J.Biol.Todays.World.2014 Jan;3(1):24-27
Kelurahan Desa Tanjung Pasir. 2014. Laporan Gambaran Umum Demografis Desa
Tanjung Pasir.
Lubis CP, Pasaribu S. Oksiuriasis. Dalam: Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS,
Penyunting. Buku Ajar ilmu Kesehatan Anak Infeksi & Penyakit Tropis.Edisi
ke-1.Jakarta : Balai Penerbit FK UI; 2002, h. 423-6.
Lubis SM dkk. 2008. Enterobiasis pada Anak.Sari Pediatri 2008; 9(5):314-8
15

Liana, N.A. 2014. Prevalensi Enterobiasis Serta Faktor Resiko yang Mempengaruhi
pada Anak Anak di Panti Asuhan Al-Wahhab Sinar Melati 11 Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Mardiana dan Djarismawati.2008. Prevalensi Cacing usus pada Murid Sekolah
Dasar Wajib Belajar Pelayanan Gerakan Terpadu Pengetasan Kemiskinan
Derah Kumuh di Wilayah DKI Jakarta.Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol.7,No.2
Agustus

2008.(Online).

http://www.ekologi.litbang.Depkes.go.id/data/vol

%207/5-Mardiana.pdf. Diakses pada tanggal 10 Februari 2016


Universitas Yarsi. 2012. Selayang Pandang Daerah Binaan Desa Tanjung Pasir
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang. Avaiable from:
http://www.yarsi.ac.id/component/content/article/102-yarsi-village/521selayang-pandang-daerah-binaan-desa-tanjung-pasir-kecamatan-teluk-nagakabupaten-tangerang.html
Widoyono 2011.Penyakit Tropis Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga

ANGGARAN PENELITIAN

N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Keterangan

Jumlah

Harga

Total

Print
Foto Copy
Jilid
Sewa Anal Swab
Laboratorium Parasitologi
Snack Respondendan
Cinderamata Responden
Keamanan
Transportasi

650 lembar
190 lembar
30 item
50 item
2 orang laboran
50 item
100 item
3 orang penjaga
3 kali kunjungan

Rp. 500,-/lbr
Rp. 100,-/lbr
Rp. 5000,-/item
Rp. 5000,-/item
Rp. 150.000,-/org
Rp. 10.000/item
Rp. 50.000/item
Rp. 50.000/org
Rp. 100.000/kjgn

Rp. 325.000,Rp. 190.000,Rp. 150.000,Rp. 250.000,Rp. 300.000,Rp. 500.000,Rp. 5.000.000,Rp. 150.000,Rp. 300.000,16

Total

Rp. 7.165.000.,-

BIODATA PENELITI

a. Nama lengkap

: Marlita Adelina Pratiwi

b. Nomor Induk Mahasiswa

: 110.2013.163

c. Tempat/tanggal lahir

: Palembang, 6 Juli 1995

d. Jenis kelamin

: Perempuan

e. Fakultas/program studi

: Kedokteran/Kedokteran umum

f. Alamat rumah

: Jl. Sedap Malam 2 No 11 Blok B30 RT 04 RW 05,


Makarebet Palembang

g. Riwayat pendidikan

: TK Aisyah Palembang (1997-2000)


SD Negerei 43 Palembang (2000-2006)

17

SMP LTI IGM Palembang (2006-2009)


SMA Negeri 1 Palembang (2009-2012)
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Jakarta (2013)

LAMPIRAN
1. LAPORAN GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS DESA TANJUNG PASIR
TAHUN 2014

18

Gambar 1. Lampiran laporan luas daerah, jenis iklim, dan dusun di Desa Tanjung
Pasir Tahun 2014

Gambar 2. Lampiran gambaran demografis penduduk Desa Tanjung Pasir Tahun 2014
(1)

19

Gambar 3. Lampiran gambaran demografis penduduk Desa Tanjung Pasir Tahun 2014
(2)

20

Gambar 4. Lampiran gambaran demografis pendidikan di Desa Tanjung Pasir Tahun


2014 (1)

Gambar 5. Lampiran gambaran demografis pendidikan di Desa Tanjung Pasir Tahun


2014 (2)

21

Gambar 6. Lampiran gambaran demografis tenaga kerja di Desa Tanjung Pasir Tahun
2014

Gambar 7. Lampiran gambaran demografis sarana dan prasarana di Desa Tanjung


Pasir Tahun 2014

22

2. FORMULIR INFORMED CONSENT


Assalamualaikum Wr.Wb.
Perkenalkan nama kami Meidika Wulandari, Marisa, Marlita Adelina P.,
Mauren Anastasya P.P., dan Miftahurrahmah Galuh M.S. mahasiswi Fakultas
Kedokteran Universitas Yarsi. Kami bermaksud melakukan penelitian mengenai
HUBUNGAN BERBAGAI FAKTOR RISIKO DENGAN PREVALENSI
OXYURIASIS

DAN

HUBUNGAN

PENGETAHUAN

IBU

DENGAN

PERSONAL HIGIENE PADA ANAK-ANAK DI DESA TANJUNG PASIR.


Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesaian studi di Fakultas
Kedokteran Universitas Yarsi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan berbagai faktor
risiko (usia, kebersihan lingkungan dalam rumah, personal higiene, dan pengetahuan
ibu) dengan prevalensi oxyuriasis (kremian) dan mengetahui hubungan pengetahuan
ibu dengan personal higiene pada anak-anak dalam pencegahan oxyuriasis (kremian)
di Desa Tanjung Pasir. Untuk hal tersebut kami mohon ketersediaan ibu dan anak ibu
untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini kami akan melakukan wawancara yang terkait dengan
penelitian dan melakukan pemeriksaan anal swab. Sehingga kami mohon kesediaan
ibu untuk menjawab pertanyaan wawancara dengan jujur dan apa adanya. Selanjutnya
kami melakukan pemeriksaan anal swab pada anak ibu dengan metode Scoth
Adhesive untuk mendiagnosis oxyuriasis (kremian), yaitu dengan menempelkan
Scoth tape yang transparan di daerah lubang anus kemudian hasilnya akan kami
periksa di bawah mikroskop. Pemeriksaan anal swab akan dilakukan pada pagi hari
saat anak baru bangun tidur dan belum mandi pagi atau belum membersihkan bagian
lubang anus. Pemeriksaan ini akan dilakukan oleh peneliti dengan kerjasama dari
responden.
Jika ibu dan anak ibu bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini
sebagai bukti kesukarelaan ibu dan anak ibu. Identitas pribadi sebagai responden akan
dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk
penelitian ini. Ibu dan anak ibu berhak untuk ikut atau tidak ikut berpartisipasi tanpa
23

ada sanksi dan konsekuensi buruk dikemudian hari. Jika ada hal yang kurang
dipahami ibu dapat bertanya langsung kepada peneliti.
Setelah Ibu membaca maksud dan kegiatan penelitian diatas, maka saya mohon
untuk mengisi formulir dan tanda tangan dibawah ini.
Dengan ini saya:
Nama ibu
Umur ibu
Nama anak
Umur anak
Jenis Kelamin
Alamat
Telp/HP
Menyatakan bersedia

: __________________________________________
: __________________________________________
: __________________________________________
: __________________________________________
: __________________________________________
: __________________________________________
: __________________________________________
mengikuti kegiatan Penelitian/Survei berjudul: HUBUNGAN

BERBAGAI FAKTOR RISIKO DENGAN PREVALENSI OXYURIASIS DAN


HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERSONAL HIGIENE PADA
ANAK-ANAK DI DESA TANJUNG PASIR. Dengan ketentuan apabila ada hal-hal
yang tidak berkenan, maka saya berhak mengajukan pengunduran diri dari kegiatan
Penelitian/Survei ini.
Peneliti,

______ , __________
Responden,

___________________

__________________

Terima kasih atas kesediaan ibu dan anak ibu untuk ikut serta di dalam penelitian ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
3. KUESIONER

No. kuesioner:

Tgl pengambilan data: __/__/__


KUESIONER PENELITIAN

24

Isilah jawaban berdasarkan pilihan jawaban yang tersedia. (mohon dijawab sejujurjujurnya dan tidak ada yang dikosongkan. Jawaban dan identitas Anda akan kami
rahasiakan.)
Data Umum
Identitas Ibu
1

Nama

Usia

Pekerjaan

Ibu rumah tangga

Pegawai

Wiraswasta

Nelayan

Lainnya, _________.

Identitas Anak
1

Nama

Usia

Jenis Kelamin

Hasil cek anal swab

Kebersihan Lingkungan
1. Apakah ibu mengganti alas tidur (sprei) paling sedikit
satu kali dalam seminggu?
a. Ya
b. Tidak

25

2. Apakah ibu selalu menyapu dan mengepel rumah setiap

3.
4.
5.
6.

hari?
a. Ya
b. Tidak
Apakah ibu selalu menutup Makanan?
a. Ya
b. Tidak
Apakah dikamar ibu terdapat jendela?
a. Ya
b. Tidak
Apakah jendela dibuka setiap hari?
a. Ya
b. Tidak
Apakah kamar ibu terkena paparan matahari yang
cukup?
a. Ya
b. Tidak

7. Apakah terdapat lubang angina(ventilasi) di kamar?


a. Ya
b. Tidak

26

Anda mungkin juga menyukai