Anda di halaman 1dari 9

A. PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB.

Strategi berasal dari kata Yunani strategia yang berarti ilmu perang atau
panglima perang. Berdasarkan pengertian ini, maka strategi adalah suatu seni
merancang operasi dalam peperangan, seperti ; cara cara mengatur posisi atau siasat
berperang, angkatan darat atau laut. Strategi dapat pula diartikan sebagai suatu
keterampilan mengatur suatu kejadian atau peristiwa. Secara umum sering
dikemukakan bahwa strategi merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mencapai
suatu tujuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1989), strategi adalah
ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu. Kemp (1995) dalam Wina Sanjaya
mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efesien. Strategi pembelajaran atau bisa disebut dengan teknik pengajaran adalah
operasionalisasi metode. Karena itu, teknik pengajaran itu berupa rencana, aturanaturan, langkah-langkah serta sarana yang pada prakteknya akan diperankan dalam
proses belajar-mengajar di dalam kelas guna mencapai dan merealisasikan tujuan
pembelajaran.(Abdul Hamid, dkk: 2008).
B. STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB.

Sebagaimana dijelaskan oleh Acep Hermawan(2011:129) bahwa tujuan utama


pembelajaran bahasa asing adalah pengembangan kemampuan pelajar dalam
menggunakan bahasa itu baik lisan maupun tulis. Kemampuan menggunakan bahasa
dalam dunia pengajaran bahasa disebut ketrampilan berbahasa(maharatul lughah).
Keterampilan tersebut ada empat, yaitu keterampilan menyimak(maharatul istima) ,
berbicara(maharatul kalam), membaca(maharatul qiraah), dan menulis(maharatul
kitabah). Maka dari itu, pembelajaran bahasa arab harus mencakup empat ketrampilan
tersebut, dan disertai pembelajaran kosa kata(mufradat) dan
gramatikal(Tarkib/Nahwu). (Wa Muna, 2011:117).
1. Strategi pembelajaran istima.
Menurut Wa Muna(2011:117) Diantara langkah langkah pembelajaran
istima adalah sebagai berikut :
a. Membuka pelajaran istima. Dalam pembukaan ini guru
menyampaikan tentang pentingnya istima dan menjelaskan karakter
materi yang akan disampaikan kepada siswa, serta membatasi tujuan
yang hendak dicapai.
b. Menyampaikan materi pelajaran memakai metode yang sesuai dengan
tujuan.
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami materi pelajaran
yang didengar.
d. Siswa mendiskusikan materi yang telah dibacakan/diperdengarkan.
e. Siswa membuat ringkasan apa yang telah disampaikan oleh
guru/diperdengar.
f. Mengevaluasi pencapaian siswa dengan cara memberikan beberapa
pertanyaan/soal secara mendalam.
2. Strategi pembelajaran kalam.

Langkah langkah yang bisa dilakukan guru dalam proses


pembelajaran kalam adalah sebagai berikut :
1. Bagi pembelajar mubtadi(pemula).

a. Guru mulai melatih bicara dengan memberi pertanyaan

pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa.


b. Pada saat yang bersamaan siswa diminta untuk belajar

mengucapkan kata, menyusun kalimat dan mengungkapkan


pikiran.
c. Guru menyuruh siswa menjawab latihan latihan syafawiyyah,
menghafalkan percakapan, atau menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan isi teks yang dibaca/dilihat/didengar siswa.
2. Bagi pembelajar mutawassith(lanjutan).
a. Belajar berbicara dengan bermain peran.
b. Berdiskusi tentang tema tertentu.
c. Bercerita tentang informasi yang didengar dari TV, radio,dan lain
lain.
3. Bagi pembelajar mutaqaddim(tingkat atas).
a. Guru memilihkan tema untuk berlatih kalam.
b. Tema yang dipilih hendaknya menarik berhubungan dengan
kehidupan siswa.
c. Tema harus jelas dan terbatas.
d. Mempersilahkan siswa memilih dua tema atau lebih sampai
akhirnya siswa bebas memilih tema yang dibicarakan tentang apa
yang mereka ketahui.
Ada beberapa petunjuk umum tentang pembelajaran istima antara lain :
a. Latihan berbicara dan pemusatan perhatian.
b. Siswa hendaknya dapat mengungkapkan kembali pengalaman
pengalamannya secara lisan.
c. Temanya hendaknya sesuai dengan situasi dan kondisi siswa
agar mereka lebih termotivasi untuk belajar.
d. Tidak memotong percakapan, sering memberikan pujian pada
siswa dan sesering mungkin membetulkan kesalahan yang terjadi
disaat proses pembelajaran berlangsung.
e. Materi diberikan secara bertahap berjenjang.
Berikut ini contoh yang dapat dipraktekkan dalam pembelajaran kalam:
a. Guru dapat memulai pembelajaran dengan menyebutkan nama
nama benda yang ada didalam ruang kelas dan meminta siswa
menyebutkannya kembali, setelah itu materi dilanjutkan dengan
merangkai kosa kata tersebut menjadi suatu seperti :

,
..
b. Menggunakan gambar atau benda tertentu, kemudian guru

membuat sejumlah pertanyaan pertanyaan yang terkait dengan


gambar tersebut dan siswa diminta untuk menjawabnya. Atau
meminta siswa menjelaskan gambar gambar tersebut.
3. Strategi Pembelajaran Qiraah.

Ketrampilan membaca adalah kemampuan mengenali dan


memahami isi sesuatu yang tertulis(lambang lambang yang tertulis)
dengan melafalkan atau mencernanya didalam hati.(Acep Hermawan,
2011:143).

Menurut imam makruf ada beberapa strategi dalam pembelajaran


qiraah, yaitu :
a. Mengisi tabel kosong(Empty outline).
Tujuan dari strategi ini biasanya digunakan untuk melatih
kemampuan siswa dalam menuangkan isi dari yang dibaca ke
dalam bentuk tabel. Isi dari tabel tersebut dapat disesuaikan
dengan kebutuhan atau tujuan pembelajarannya. Misalnya dalam
pelajaran qiraah tujuannya adalah agar siswa dapat menemukan
sejumlah kata benda (isim) dan kata kerja (fiil) yang ada dalam
bacaan. Untuk kebutuhan tersebut, maka tabel yang dibuat harus
minimal terdiri atas dua kolom yang berisi deretan isim dan fiil.
Adapun jumlah barisnya tergantung dari jumlah kata maksimal
yang dapat ditemukan atau jumlah minimal yang harus ditemukan
dari bacaan tersebut.
b. Menjodohkan kartu teks(Index card match).
Strategi ini biasanya digunakan untuk mengajarkan kata-kata atau
kalimat dengan pasangannya. Misalnya kata dengan artinya, atau
soal dengan jawabannya, dan sebagainya. Dalam pembelajaran
qiraah dapat juga diterapkan untuk melakukan evaluasi terhadap
pemahaman siswa pada isi bacaan dengan membuat kartu-kartu
soal dan jawabannya.
c.
Menganalisis(analysis)
Tujuan dari penggunaan strategi ini diantaranya adalah
untuk melatih siswa dalam memahami isi bacaan dengan cara
menemukan ide utama dan ide-ide pendukungnya. Proses
penemuannya dapat dimulai secara individual kemudian dilakukan
diskusi dalam kelompok sebelum akhirnya dipresentasikan.
Strategi ini disamping melatih ketajaman analisis terhadap isi
bacaan juga dapat melatih untuk menemukan alur pikir dari
penulisnya.
4.

Strategi Pembelajaran Kitabah.

Kitabah seringkali disebut juga dengan insya. Kedua istilah


tersebut sama-sama digunakan untuk menunjukkan ketrampilan berbahasa
dalam bentuk tulisan. Pembelajaran kitabah, sebagaimana ketrampilan yang
lain juga memiliki tingkatan. Ketrampilan menulis yang paling mendasar
adalah ketrampilan menuliskan huruf-huruf Arab baik secara terpisah
maupun bersambung. Setelah kemampuan ini dikuasai, barulah dapat
ditingkatkan pada kemampuan menyusun kalimat, menyusun paragrap,
sampai akhirnya dapat membuat sebuah artikel, atau tulisan secara utuh.
Dalam tulisan ini strategi pembelajaran kitabah lebih diarahkan pada siswa
yang telah menguasai kaidah-kaidah menulis huruf Arab dan mengenal
cukup banyak kosa kata bahasa Arab.
Keterampilan menulis dalam pelajaran bahasa arab secara garis besar
terbagi dalam tiga kategori yang tak terpisahkan yaitu : Imla, Khat, dan
Insya. Beberapa strategi yang dapat digunakan antara lain;

A. AL IMLA
a. Imla Manqul.(imla menyalin)

Langkahnya yakni,Guru memberikan tulisan atau teks pada


papan tulis, buku, atau kartu atau yang lainnya. Setelah itu guru
memberi contoh membaca/melafalkan tulisan diikuti oleh para
pelajar sampai lancer. Setelah itu didiskusikan makna/maksud
yang terkandung dalam tulisan itu . setelah itu baru siswa
menyalinnya dalam buku tulis. Imla ini cocok untuk diberikan
kepada siswa pemula.
b. Imla Mandhur.(Imla mengamati)
Siswa melihat tulisan dalam media tertentu yang diberikan oleh
guru dengan cermat, setelah itu setelah itu siswa memindahkan
dalam buku tanpa melihat lagi tulisan tersebut.Dalam hal ini,
siswa harus sedapat mungkin menyalin tulisan hasil penglihatan
mereka sebelumnya.
c. ImlaIstima(Imla menyimak).
Guru membacakan kalimat atau teks tertentu kepada para siswa.
Setelah itu para siswa diajak untuk mendiskusikan makna yang
terkandung oleh kalimat atau teks tersebut, termasuk
membicarakan kata kata yang dianggap sulit. Setelah itu baru
para pelajar menulis kalimat/teks yang dimaksud.
d. Imla Ihtibary(Imla tes).
Imla ini bertujuan untuk mengukur kemampuan dan kemajuan
para pelajar dalam imla yang telah mereka pelajari pada
pertemuan pertemuan sebelumnya. Maka sesuai dengan
tujuannya, dalam imla ini siswa tidak lagi diarahkan oleh guru
dalam kegiatan menulis, akan tetapi sebelum melakukan
kegiatan ini hendaklah siswa melakukan latihan.
B. KHAT.
Ada langkah langkah sederhana bagi pemula dalam belajar khat.
Diharapkan dalam hal ini guru dapat menjelaskan sekaligus memberiakan
contoh kepada para pelajar. Langkah langkah tersebut adalah :
a. Menjiplak, yaitu memindahkan tulisan yang sudah ada dengan
menempelkan kertas yang transparan diatas tulisan yang sudah
jadi, lalu tulisan itu diikuti dengan pena yang memiliki ukuran
sama. Tahap ini dilakukan berulang ulang sampai benar
benar tulisan itu dapat diikuti.
b. Meniru, yaitu mencontoh tulisan yang sudah ada dengan
memindahkannya ke atas alas tulisan lain, bukan dangan
menjiplaknya. Tahap ini dilakukan berulang ulang sampai
benar benar menyerupai tulisan yang ditiru tersebut.
c. Membuat sendiri. Yaitu menciptakan tulisan dengan bekal
kemampuan yang sudah dilatih melalui jiplakan atau peniruan.
C. INSYA
a. Al Insya minash shuwaar.

Strategi ini berupaya untuk melatih siswa dalam menulis sebuah


kalimat atau mengarang dengan mendasarkan pada sebuah
gambar. Langkah-langkahnya adalah:

Tampilkan sebuah gambar di depan kelas, misalnya

sebuah gambar pemandangan, gambar perilaku


keseharian dan sebagainya.
Mintalah masing-masing siswa menyebutkan sebuah
nama dengan bahasa Arab yang ada dalam gambar
tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperkaya
mufradat.
Mintalah masing-masing siswa untuk menuliskan sebuah
kalimat dari kata-kata tersebut. Jika proses ini berjalan
lancar barulah dapat dilanjutkan pada proses berikutnya
(menulis cerita). Tetapi jika tahap ini belum berjalan
dengan baik, sebaiknya jangan dulu melangkah ke
bentuk cerita.
Mintalah masing-masing siswa untuk menuliskan
beberapa kalimat yang menceritakan tentang gambar
tersebut.
Mintalah masing-masing siswa untuk membacakan
hasilnya
b. Al Insya Muwajjah.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk memberikan latihan kepada
siswa dalam membuat kalimat mulai dari kalimat yang paling
sederhana (singkat). Proses penyusunan kalimat tersebut
didasarkan pada penentuan kata-kata kunci dan
mengembangkannya dalam bentuk kalimat. Langkahlangkahnya adalah :
a. Tentukan satu kata kunci.
b. Mintalah masing-masing siswa untuk membuat 2 kalimat
dari kata tersebut.
c. Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2
kalimat tersebut tanpa merubah isinya. Penggabungan ini
dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, misalnya
dengan menggunakan huruf athaf.
d. Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2
kalimat tersebut dengan merubah posisi/urutannya.
Dalam tahap ini kalimat pertama dapat saja dicampur
dengan kalimat kedua sehingga memberikan arti yang
berbeda dari sebelumnya.
e. Mintalah masing-masing siswa untuk menggabungkan 2
kalimat tersebut dengan menambahkan 1 atau 2 kata
baru. Dalam tahap ini tidak menutup kemungkinan
merubah arti dari kalimat tersebut.
f. Mintalah masing-masing siswa untuk membuat 1 kalimat
baru yang mendukung kalimat sebelumnya.
g. Mintalah masing-masing siswa untuk membacakan
hasilnya.
c. Al Insya Al Hurr.

Mengarang bebas adalah membuat kalimat atau


paragraph tanpa pengarahan,contoh, kalimat yang tidak
lengkap dan sebagainya. Dari sudut pandang guru ,

mengajar mengarang bebas perlu memperhatikan hal


hal sebagai berikut :
a. Topik ysng dipilih hendaknya disesuaikan dengan
tingkat kebahasaan dan ruang lingkup
kehidupannya.
b. Sebelum dilakukan kegiatan mengarang
hendaknya ditentukan apa tujuan tulisan ini , dan
kepada siapa ditujukan.
c. Untuk memudahkan uraian dalam karangan,
sebaiknya ditentukan outline karangan.
d. Mewujudkan karangan diatas kertas, sebaiknya
melalui langkah langkah berikut : Mula mula
konsep dasar, kemudian konsep tersebut
diperbaiki barangkali ada hal hal yang salah,
setelah itu ditulis rapi pada kertas karangan.
5. STRATEGI PEMBELAJARAN MUFRODAT.
Pembelajaran mufrodat dalam pelajaran bahasa Arab di
Madrasah biasanya berada di bagian awal bab. Proses
pembelajaran mufrodat dapat dilaksanakan bersamaan dengan
penyampaian materi lainnya, ataupun disempaikan sendiri.
Apabila disampaikan sendiri, maka dapat digunakan beberapa
alternatif strategi, yaitu:
1. Puzzle
Langkah Strategi ini menggunakan pendekatan permainan
sebagaimana layaknya teka-teki silang (TTS). Fokusnya adalah
pada penguasaan kosa-kata sebanyak mungkin. Semakin
banyak perbendaharaan kosa kata yang dimiliki siswa,
memungkinkan sebakin banyak hasil yang diperolehnya.
Langkah-langkahnya adalah:
a. Buatlah tabel berisi huruf-huruf dengan beberapa kata
kunci.
b. Bagikan kertas berisi tabel tersebut kepada para siswa.
c. Mintalah siswa untuk menemukan mufrodat sebanyakbanyaknya dari tabel tersebut (dapat mendatar,
menurun, maupun diagonal dan sebaliknya)
d. Mintalah masing-masing untuk menyampaikan hasilnya
(presentasi)
e. Berikan klarifikasi secara menyeluruh dari hasil para
siswa tersebut.
Contoh puzzle adalah sebagai berikut:

2. Scrible
Strategi ini hampir sama dengan puzzle, akan tetapi cara
penggunaannya yang berbeda. Jika puzzle siswa diajak untuk
mencari kosa-kata, maka pada scrible ini siswa diajak untuk
menemukan kosa-kata baru yang dikembangkan dari hurufhuruf yang sudah ada sebelumnya. Langkah-langkahnya
adalah:
a. Buatlah tabel berisi huruf-huruf dengan beberapa kata
kunci, dan kosongkan bagian yang lain.
b. Bagikan kertas berisi tabel tersebut kepada para siswa.
c. Mintalah siswa untuk membuat kosa-kata (mufrodat)
baru dengan mengaitkan kosa-kata baru tersebut pada
kosa kata yang sudah ada, sehingga salah satu atau
beberapa hurufnya menggunakan huruf yang sudah ada.
d. Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan
hasilnya (presentasi).
e. Berikan klarifikasi secara menyeluruh dari hasil para
siswa tersebut.
Contoh scrible adalah sebagai berikut:

6. STRATEGI PEMBELAJARAN TARKIB.

Terdapat dua model pembelajaran nahwu yang dikenal dengan metode


qiyasi dan istiqroi. metode qiyasi ini diawali dengan menyajikan kaidahkaidah dulu kemudian menyebutkan contoh-contoh, sedangkan metode
istiqroi merupakan kebalikan dari metode qiyasi, yakni pengajaran dimulai
dengan menampilkan contoh-contoh kemudian disimpulkan menjadi
kaidah-kaidah nahwu.
Adapun strategi dan langkah pembelajaran nahwu sesuai dengan dua
metode diatas dalam penerapannya secara ringkas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Penerapan metode qiyasi

1. Guru memulai pelajaran dengan mengutarakan tema tertentu.


2. Menjelaskan kaedah-kaidah nahwu
3. Meminta siswa untuk memahami dan menghafal kaidah-kaidah nahwu
4. Mengemukakan contoh-contoh yang berkaitan dengan kaidah
5. Memberikan kesimpulan pelajaran
6. Siswa diminta mengerjakan soal-soal latihan
Penerapan metode istiqroi

1. Guru memulai pelajaran dengan menentukan topik tertentu


2. Menampilkan contoh-contoh kalimat yang berhubungan dengan tema
3. Siswa diminta untuk membaca contoh-contoh tersebut
4. Guru menjelaskan kaidah nahwu yang terdapat dalam contoh
5. Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang kaidah-kaidah nahwu
6. Siswa diminta untuk mengerjakan latihan-latihan
(Abdul Hamid, dkk:2008)
Contoh metode istiqroI:

( contoh ini adalah contoh susunan mubtada khobar, guru


menjelaskan contoh tersebut dan menyuruh siswa untuk memperhatikan
isim yang ada di awal kalimat yang bergaris bawah tersebut, dan guru

menjelaskan bahwa kalimat yang ada diawal kalimat tersebut adalah


mubtada, sedangkan kalimat yang setelahnya adalah khobar).
Daftar Pustaka :
Hermawan , Acep, Metodologi pembelajaran Bahasa Arab, PT.Remaja
Rosda Karya, Bandung, 2011.
Wa Muna, Metodologi pembelajaran Bahasa Arab(teori dan Aplikasi),
Penerbit Teras, Yogyakarta 2011.
http://imamsolo.blogspot.com/2008/12/strategi-pembelajaran-bahasaarab-aktif.html

Anda mungkin juga menyukai