KOMODITAS PERTANIAN
SUBSEKTOR PETERNAKAN
DAGING SAPI
ISSN: 1907-1507
Ukuran Buku
Jumlah Halaman
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat
rahmat dan hidayahNya sehingga Publikasi Outlook Komoditas Daging Sapi
2015 dapat diselesaikan.
Buku ini mengulas analisis perkembangan komoditas strategis
peternakan khususnya komoditas daging sapi yang menyajikan keragaan
data series secara nasional dan global selama 10-30 tahun terakhir; serta
dilengkapi dengan hasil analisis proyeksi penawaran dan permintaan
domestik untuk tahun 2016 sampai dengan tahun 2019.
Dengan diterbitkannya publikasi ini, diharapkan para pembaca
dapat memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditas
daging sapi secara lebih lengkap dan menyeluruh.
Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi
ini, kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Kritik dan saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan
dasar penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbit publikasi berikutnya.
Jakarta,
Desember 2015
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .........................................................................
iii
vii
ix
xi
xiii
BAB I.
PENDAHULUAN ................................................................
1.1.
1.2.
1.3.
METODOLOGI ..................................................................
2.1.
2.2
2.3
2.4
BAB II.
3.1
3.2
12
3.3
13
3.4
14
3.5
16
3.6
17
19
4.1
19
4.2
23
4.3
26
4.4
28
33
5.1
33
5.2
34
5.3
36
39
41
LAMPIRAN .....................................................................................
43
BAB V.
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.
Tabel 4.1.
15
27
Tabel 5.1.
33
Tabel 5.2.
34
Tabel 5.3.
35
Tabel 5.4.
Tabel 5.5.
2019 ..........................................................................
36
37
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Sentra
Populasi
Daging
Sapi
di
Sentra
Produksi
Daging
Sapi
di
18
Gambar 4.2.
18
Gambar 4.1.
17
Gambar 3.8.
16
Gambar 3.7.
14
Gambar 3.6.
13
Indonesia,
12
Indonesia,
10
20
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
20
21
22
ix
Gambar 4.5.
Gambar 4.6.
Gambar 4.7.
24
Gambar 4.9.
23
Gambar 4.8.
22
24
dan
Konsumsi
Daging
Sapi
25
Dunia,
25
26
27
28
29
29
30
30
31
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 3.1.
Lampiran 3.2.
Lampiran 3.3
Negara-negara
dengan
Produksi
Daging
Perkembangan
konsumsi
Daging
Sapi
53
Dunia,
53
Sapi
52
Lampiran 4.4.
51
Lampiran 4.3.
50
Lampiran 4.2.
49
Lampiran 4.1.
48
Lampiran 3.7.
47
Lampiran 3.6.
47
Lampiran 3.5.
46
Lampiran 3.4.
45
54
55
xi
Lampiran 4.7.
Lampiran 4.8.
Lampiran 4.9.
57
xii
56
57
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perkembangan produksi daging sapi di Indonesia pada periode
tahun 1984 2015 secara umum cenderung meningkat rata-rata sebesar
2,68% per tahun. Produksi daging sapi tahun 2012 hingga 2014 mengalami
penurunan dari Rp.508,91 ribu ton turun menjadi Rp.497,67 ribu ton, hal
ini karena daya beli masyarakat menurut yang di sebabkan tingginya harga
daging sapi per kilonya yang mencapai Rp 99.332. Tahun 2015 (angka
sementara) produksi daging sapi naik sebesar 523,93 ribu ton dan populasi
naik 5,21% dari tahun 2014 atau sebesar 15,49 juta ton, namun harga
daging sapi tetap saja merambah naik hingga mencapai Rp.104.328.
Kenaikan harga daging sapi yang terjadi saat ini sebagai dampak
dari ketidak seimbangan antara kuota produksi dan tingginya permintaan
masyarakat
terhadap
daging
sapi.
Terdapat
sejumlah
hambatan
xiii
xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan yang selama ini
peternak
sapi
potong
kelas
rumah
tangga
mampu
masyarakat
terhadap
daging
sapi.
Terdapat
sejumlah
hambatan
yang
bekerjasama
dengan
Badan
Pusat
Statistik
(BPS)
menunjukkan hasil yang mengembirakan dengan populasi sapi potong 14,8 juta
ekor. Sementara kebutuhan rata-rata Indonesia tiap tahun hanya 2,5 juta ton.
sehingga di harapkan akan mengurangi kuota impor atau bahkan akan
menghentikan impor daging dan sapi bakalan.
Dalam rangka untuk melihat perkembangan dan proyeksi komoditas
daging sapi, maka dilakukan analisis outlook komoditas daging sapi. Selain
digunakan sebagai bahan rujukan bagi para pimpinan Kementerian Pertanian
dalam mengambil kebijakan, analisis ini juga penting dalam menyediakan
informasi bagi para stakeholder yang terkait dengan kegiatan agribisnis
subsektor peternakan.
1.2.
Tujuan:
Melakukan analisis peramalan komoditas peternakan khususnya daging
sapi dengan menggunakan metode statistik yang mencakup indikator
produksi dan konsumsi daging sapi.
Sasaran:
Tersedianya informasi peramalan indikator produksi dan konsumsi
daging sapi 2016 sampai dengan 2019.
1.3.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup outlook peternakan ini meliputi salah satu produk
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengeksplorasi data series yang
2.2.
fungsi produksi. Model analisis yang digunakan adalah model Regresi Berganda
(Multivariate Regression).
Secara teoritis bentuk umum dari model ini adalah:
Y b0 b1 X 1 b2 X 2 ... bn X n
n
b0 b j X j
j 1
dimana:
Y = peubah respons/tak bebas
Xn = peubah penjelas/bebas
n = 1, 2,
b0 = nilai konstanta
bn = koefisien arah regresi atau parameter model regresi untuk peubah xn
= sisaan
Produksi pada periode ke-t merupakan fungsi dari produksi pada periode
sebelumnya, harga di tingkat produsen, harga komoditas pesaingnya di tingkat
produsen dan pengaruh inflasi.
Dengan memperhatikan ketersediaan data, analisis penawaran dilakukan
berdasarkan data produksi dalam periode tahunan. Untuk peubah-peubah bebas
yang tidak tersedia datanya dalam periode waktu yang bersesuaian maka
dilakukan proyeksi terlebih dahulu dengan menggunakan model analisis trend
(Trend
Analysis)
atau
model
pemulusan
eksponensial
berganda
(Double
Exponential Smoothing).
2.3.
masyarakat terhadap daging yang dikonsumsi oleh rumah tangga konsumen. Oleh
karena adanya keterbatasan data, maka analisis permintaan dilakukan dengan
menggunakan model ARIMA pada data konsumsi per kapita tahunan.
2.4.
Kelayakan Model
Ketepatan sebuah model regresi dapat dilihat dari Uji-F, Uji-t, dan
R2
SS R egresi
SS Total
dimana:
SS Regresi = jumlah kuadrat regresi
SS Total
Dimana :
:adalah data actual
:adalah nilai ramalan
Semakin kecil nilai MAPE maka model deret waktu yang diperoleh semakin baik.
3.1.
per
12
10
8
6
4
2
Indonesia
Jawa
2014
2012
2010
2008
2006
2004
2002
2000
1998
1996
1994
1992
1990
1988
1986
1984
Luar Jawa
10
11
2014
2012
2010
2008
2006
2004
2002
2000
1998
1996
1994
1992
1990
1988
1986
1984
3.2.
populasi
daging sapi potong di Indonesia. Gambar 3.3 memperlihatkan sentra populasi sapi
potong Indonesia terdapat di 3 (tiga) provinsi di pulau Jawa.
Sentra populasi sapi potong di Indonesia terbesar adalah di Jawa Timur
dengan kontribusi 29,47% atau rata-rata 4.344,61 ribu ekor, selanjutnya Jawa
Tengah dengan kontribusi 11,82% atau rata-rata 1.741,95 ribu ekor dan Sulawesi
Selatan dengan kontribusi 7,63% atau rata-rata 1.124,32 ribu ekor. Sentra
populasi sapi lainnya adalah NTB, NTT, Lampung, Sumatera Utara, Bali, Aceh dan
Jawa Barat, dengan kisaran kontribusi 2,85% sampai 5,85% (Lampiran 3.3.).
12
3.3.
(Gambar 3.4). Dari gambaran tersebut terlihat bahwa sentra produksi daging sapi
Indonesia terdapat di 3 (tiga) provinsi di pulau Jawa. Sentra produksi daging sapi
di Indonesia tersebut adalah Jawa Timur merupakan yang tertinggi dengan
kontribusi 21,09% atau rata-rata 104.399 ribu ton, kemudian Jawa Barat dengan
kontribusi 14,75% atau rata-rata 73.039 ribu ton dan Jawa Tengah dengan
kontribusi 12,02% atau rata-rata 59.525 ribu ton. Posisi ke-4 sebagai sentra
produksi daging sapi adalah Banten
Sumatera Barat dan Sumatera Utara, DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Sulawesi
Selatan dan Lampung dengan kisaran kontribusi 2,44% sampai 4,72%. Untuk
Provinsi DKI, meskipun populasi sapi potong sangat kecil, namun produksi cukup
tinggi, hal ini karena DKI merupakan daerah konsumen sehingga banyak
pemotongan sapi. Konsumsi daging sapi di DKI sangat tinggi khususnya untuk
konsumsi
rumah tangga dan non rumah tangga seperti hotel, restaurant dan
13
3.4.
konsumsi daging sapi secara nasional, disisi lain kebutuhan konsumsi daging sapi
ditentukan oleh jumlah penduduk dan konsumsi daging sapi per kapita. Disamping
itu kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya protein hewani makin
meningkat, sehingga kebutuhan daging sapi nasional akan semakin meningkat
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2014
(Tabel 3.1.), konsumsi daging sapi Indonesia sebesar 2.08 kg/kapita/tahun, angka
ini tergolong kecil dibandingkan dengan konsumsi negara maju. Masyarakat
Indonesia umumnya hanya makan daging sapi bila ada perayaan atau hari-hari
besar keagamaan. Walaupun demikian Indonesia belum bisa menjadi negara
swasembada daging sapi, untuk mencukupi permintaan daging sapi terutama di
kota-kota besar seperti Jakarta, masih banyak diperoleh dari impor.
14
1993
0,704
1994*)
1,265
79,71
1995*)
2,273
79,71
1996
4,086
79,71
1997*)
2,890
-29,27
1998*)
2,044
-29,27
1999
1,446
-29,27
2000
1,525
5,47
2001
1,608
5,47
2002
1,270
-21,01
2003
1,870
47,24
2004
2,120
13,37
2005
1,870
-11,79
2006
1,910
2,14
2007
2,240
17,28
2008
2,300
2,68
2009
2,360
2,61
2010
2,480
5,08
2011
2,600
4,84
2012
2,290
-11,92
2013
2,280
-0,44
2014
2,360
3,51
Rata-Rata
2,08
10,28
Pertubuhan (%)
adalah
sebesar
0,704
kg/kapita/tahun
naik
menjadi
2.36
15
2,0
1,5
1,0
0,5
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998*)
1996
1997*)
1995*)
1993
1994*)
0,0
3.5.
tingkat pasar tradisional konsumen belum memperhatikan jenis daging yang akan
dibeli. Namun demikian secara umum terdapat sedikit perbedaan harga diantara
jenis atau kualitas daging yang dipasarkan.
Secara umum perkembangan harga daging sapi di tingkat konsumen sejak
tahun 1983 hingga tahun 2015 berfluktuasi dan cenderung meningkat (Gambar
3.6.). Selama periode tersebut, harga daging sapi di tingkat konsumen naik
sebesar 13,21% per tahun. Harga daging sapi periode lima tahun terakhir (20112015)
16
cenderung
naik
dari
harga
Rp.69.641
hingga
Rp.104.326
dengan
pertumbuhan selama 5 tahun sebesar 9,58%. Kenaikan harga daging sapi tertinggi
di tahun 2013 yaitu sebesar 17,52%. Fenomena terjadinya kenaikan harga
biasanya di karenakan konsumsi daging yang tinggi di hari-hari besar keagamaan
dan hari raya nasional. Sementara perkembangan harga daging sapi di tahun 2015
sebesar Rp.104.328, (Lampiran 3.6.)
(Rp/kg)
130.000
120.000
110.000
100.000
90.000
80.000
70.000
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015*)
Gambar 3.6.
Trend harga daging sapi hampir selalu naik dan tidak pernah kembali ke
posisi awal. Perilaku ini disebabkan peternak tidak mampu merespon perubahan
harga yang terjadi karena siklus produksi yang lama, teknologi budidaya yang
rendah dan usaha yang sambilan. Perlu ada pengendalian agar kenaikan harga
daging
sapi tidak
melonjak
tajam
seperti tahun
2014, sehingga
tidak
3.6.
17
dengan nilai US$ 230,286 juta, Selama tahun 1996 - 2015, impor daging sapi
tertinggi mencapai 246.609 ton atau setara US$ 681,229 juta terjadi di tahun
2014, hal ini di karenakan ketersediaan daging tidak mencukupi untuk kebutuhan
rakyat Indonesia, serta dapat di lihat pula tidak terjadi ekspor. (Lampiran 3.7.).
Kecenderungan pengurangan impor daging sapi membuat harga daging sapi
di pasaran mengalami kenaikan karena daging lokal dari luar jawa khususnya
kawasan timur Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan daging sapi di pulau
Jawa sehingga harga daging menjadi tinggi.
(Ton)
290.000
240.000
190.000
140.000
90.000
40.000
-10.000
1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 20142015*)
Ekspor
25
111
26
175
78
111
19
88
62
Impor
15.
23.
8.5
10.
26.
16.
11.
10.
11.
19.
24.
45.
13
90.
65.
39.
130
246
82.
Ekspor
Impor
(US$ 000)
800.000
700.000
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
0
-100.000
19961997199819992000200120022003200420052006200720082009201020112012201320142015*)
Ekspor
69
152
55
Impor
32.
36.
9.8
15.
41.
23.
18.
34
Ekspor
47.
11
90. 126 53
14
12
33
681 230
Impor
198,91 juta ekor di tahun 2015. Sepuluh negara dengan stok awal
terbesar dunia
Australia, Rusia, Mexico, dan Columbia. Sapi terbesar terdapat di India dengan
rata-rata populasi per tahun selama lima tahun terakhir sebesar 300,761 juta
ekor dengan kotribusi sebesar 29,39%. Kemudian Brazil sebesar 202,55 juta ekor
atau berkontribusi sebesar 19,79% dan urutan ke tiga China sebesar 103,37 juta
ekor atau berkontribusi 10,10%. Sementara itu negara lainnya yaitu USA,
European Union, Argentina, Australia, Rusia, Mexico, dan Colombia berkontibusi
antara 1,76% -8,84%. Perkembangan populasi sapi potong di dunia dapat dilihat
pada lampiran 4.3., sedangkan Gambar 4.1. dan Gambar 4.2. merupakan negara
dengan populasi sapi potong terbesar di dunia serta kontribusi dari masing-masing
negara.(Gambar 4.3)
19
225
200
175
150
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
125
Juta ekor
350,00
300,76
300,00
250,00
202,55
200,00
150,00
100,00
50,00
103,37
90,49
87,55
50,46
28,39
19,75
18,99
18,04
20
Russia
2,00%
Mexico
1,93%
Colombia
1,83%
Australia
2,88%
Argentina
5,12%
European
Union
8,88%
Lainnya
6,67%
India
30,50%
USA
9,18%
China
10,48%
Brazil
20,54%
kontribusi
komulatif mencapai 82,94% yakni USA sebesar 19,53%, Brazil sebesar 16,09%, dan
European Union sebesar 12,88 % (lampiran 4.4.). Gambar 4.4. dan Gambar 3.5.
memperlihatkan perkembangan produksi daging sapi dunia serta kontribusi dari
masing-masing negara produsen (Gambar 4.6)
21
Juta Ton
13
11
9
7
5
3
11,5432
9,511
7,612
6,7086
3,8448
2,68
2,302
1,8208 1,6306
1,372
1
-1
22
4.2.
daging sapi dunia dari tahun 1980-2015 juga meningkat rata-rata sebesar 0,86%
per tahun. Namun konsumsi daging sapi dunia selama lima tahun terakhir (2011
2015) turun sebesar 0,22% per tahun. Lampiran 4.5 memperlihatkan Negara
dengan konsumsi daging sapi terbesar yaitu USA dengan rata-rata konsumsi per
tahun sebesar 11,56 juta ton dan memberikan kontribusi sebesar 20,13% terhadap
total konsumsi daging sapi dunia. Selanjutnya Brazil dengan konsumsi sebesar
7,85 juta ton atau kontribusi 13,74%, dan ketiga European Union dengan konsumsi
sebesar 7,66 juta ton atau kontribusi 13,40%, selanjutnya China dengan kontribusi
12,17%, Argentina 4,36%, Russia 4,03%, India 3,60%, Mexico 3,26%, Pakistan 2,76%
dan Japan 2,16%. Gambar 3.7. memperlihatkan perkembangan konsumsi daging
sapi dunia tahun 2080-2015, sedangkan Gambar 4.7. dan Gambar 4.8.
menggambarkan negara konsumen daging sapi terbesar di dunia berikut kontribusi
masing-masing negara (Gambar 4.9)
23
60,00
55,00
50,00
45,00
40,00
35,00
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
30,00
Juta Ton
13,00
11,51
11,00
9,00
7,85
7,66
6,96
7,00
5,00
3,00
2,49
2,31
2,06
1,86
1,58
1,24
1,00
(1,00)
24
USA
20,13%
Lainnya
20,37%
Pakistan
2,76%
Brazil
13,74%
Mexico
3,26%
European Union
13,40%
India
3,60%
Russia
4,03%
Argentina
4,36%
China
12,17%
(Juta Ton)
60,00
59,69
59,51
59,01
59,00
58,51
58,15
57,82
58,00
57,63
57,03
57,00
56,74
56,50
56,00
55,00
54,00
2011
2012
2013
Produksi
2014
2015
Konsumsi
25
tinggi dari konsumsi akan mengekspornya ke negara lain dan sebaliknya, tetapi
ada juga negara yang produksinya tinggi dan kebutuhan dalam negeri tercukupi,
namun masih mengimpor daging sapi. Negara yang mempunyai karakteristik
demikian biasanya akan mengekspor kembali daging sapi dalam bentuk olahan
dengan tujuan untuk mendapatkan nilai tambah.
(Juta Ton)
14,00
12,00
10,00
8,00
11,54
9,51
7,85 7,61
11,51
6,71
6,00
7,66
4,00
6,96
3,84
2,00
2,68
2,06
2,49
0,00
Produksi
Gambar 4.11.
2,30
0,76
1,82
1,86
1,63
1,58
1,37
2,31
Konsumsi
4.3.
26
Tabel 4.1.
Negara Produsen
USA
Brazil
China
India
Argentina
11,54
9,51
7,61
11,51
7,85
7,66
6,96
2,06
0,04
1,66
-0,05
-0,25
1,79
Neraca
6,71
3,84
Neraca produksi dan konsumsi rata-rata per tahun selama lima tahun
terakhir di lima negara produsen daging sapi (Tabel 4.1.) diketahui bahwa
Amerika Serikat mengalami surplus produksi 0,04 juta ton, Brazil mengalami
surplus produksi 1,66 juta ton, China mengalami defisit produksi 0,05 juta ton,
India mengalami defisit 0.25 juta ton dan Argentina mengalami surplus 1,79 juta
ton.
(Juta Ton)
14,00
12,00
11,54
9,51
10,00
8,00
11,51
7,61
6,71
6,00
7,85
7,66
6,96
4,00
2,00
0,04
2,06
1,66
-0,05
-0,25
0,00
-2,00
USA
Brazil
Gambar 4.12.
3,84
China
India
1,79
Argentina
Neraca
27
4.4.
(Juta Ton)
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
28
(Juta Ton)
1,60
1,40
1,29
1,20
0,98
1,00
0,87
0,80
0,58
0,60
0,53
0,40
0,15
0,20
0,14
0,11
0,06
0,02
0,00
Gambar 4.14.
Colombia
2,86%
United States
3,19%
Brazil
11,16%
European
Union
12,11%
Australia
18,34%
Canada
20,62%
29
dari impor daging sapi dunia. Gambar 4.16., Gambar 3.17. dan Gambar 4.18.
menyajikan volume impor dan kontribusi negara importir daging sapi dunia.
(Juta Ton)
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
1980 1982 1984 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
(Juta Ton)
2.500
2.000
1.500
1.000
500
-
30
USA
66,65%
Venezuela
16,83%
0,00%
Ukraine
0,07%
Brazil
0,15%
Gambar 4.18.
Japan
0,36%
Mexico
0,69%
Canada
1,61%
Russia
2,89%
China
6,91%
Egypt
3,84%
31
32
pemodelan statistik disajikan secara lengkap pada Tabel 5.1. Model penawaran
produksi daging sapi dipengaruhi oleh populasi sapi potong (p-value. = 0,0118)
dengan nilai koefisien 16,632 dan harga daging sapi (p-value. = 1,92 x10-5) dengan
nilai koefisien 0,0019. Secara umum koefisien determinasi dari model penawaran
daging sapi sebesar 86,65% yang dapat diartikan bahwa kedua peubah model
produksi daging sapi yaitu populasi dan harga secara bersama-sama berpengaruh
86,65% terhadap penawaran daging sapi.
Tabel 5.1.
Koefisien
P-Value
102,0301
0,111889
0,011765
16,63213
1,92 x10-5
0,001861
Prob. (F-stat) = 0,0000
Signifikansi
**
*, **
Selanjutnya
model
regresi
yang
diperoleh
digunakan
untuk
memproyeksikan produksi daging sapi pada tahun 2016 2019. Hasil proyeksi
selengkapnya disajikan pada Tabel 5.2. berikut ini:
33
Tabel 5.2.
2013
504,82
2014
497,67
-1,42
2015*)
523,93
5,28
2016**)
583,14
11,30
2017**)
606,73
4,05
2018**)
636,96
4,98
2019**)
666,69
4,67
Rata-rata pertumbuhan
Pertumbuhan (%)
4,81
Keterangan :
*) Angka sementara
**) Angka proyeksi Pusdatin
11.30%, 4,05%, 4,98% dan 4,67%. Dengan laju pertumbuhan tersebut pada tahun
2016 produksi daging sapi diproyeksikan sebesar 583,14 ribu ton, pada 2017 di
proyeksikan menjadi 606,73 ribu ton, tahun 2018 di proyeksi menjadi 636,96 dan
pada 2019 di proyeksi menjadi 666,69 ribu ton.
5.2.
permintaan per kapita daging sapi (daging sapi segar + olahan + awetan) yang
bersumber dari susenas yang diolah oleh Bidang Non Komoditas Pusdatin.
Proyeksi daging sapi dapat di lihat pada Tabel 5.3.
34
Keterangan :
**) Angka proyeksi Pusdatin
kg/kapita/tahun
dan
tahun
2017
di
proyeksikan
sebesar
sebesar
2,43
rata-rata
sebesar 0.86%.
Dalam menghitung proyeksi permintaan nasional dibutuhkan informasiinformasi sebagai berikut: (1) jumlah penduduk Indonesia pada tahun dasar, (2)
laju pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia per tahun, (3) tingkat konsumsi
komoditas yang dianalisis per kapita per tahun.
Untuk memenuhi informasi tersebut dilakukan langkah atau diambil
asumsi sebagai berikut. Pertama, data jumlah penduduk Indonesia yang digunakan
data proyeksi jumlah penduduk Indonesia 2015 s.d 2035 yang dipublikasikan oleh
BPS.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
35
Hasil proyeksi permintaan nasional daging sapi disajikan pada Tabel 5.4.
Permintaan total daging sapi Indonesia diproyeksikan akan menurun selama
periode 2013 2019 dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 2,11% per tahun.
Secara absolut konsumsi daging sapi diproyeksikan mengalami penurunan dari
567,31 ribu ton pada tahun 2013 menjadi 642,76 ribu ton pada tahun 2019.
Menurunnya konsumsi daging sapi mungkin disebabkan mahalnya harga daging sapi
selama beberapa tahun terakhir, sehingga konsumen memilih menggantikan
dengan mengkonsumsi daging ayam, telur atau ikan yang harganya lebih
terjangkau.
Tabel 5.4.
2013
567,31
2014
595,11
4,90
2015*)
613,11
3,02
2016*)
623,48
1,69
2017*)
636,39
2,07
2018*)
641,33
0,77
2019*)
642,76
0,22
Pertumbuhan
2,11
5.3.
(%)
diproyeksikan akan
cenderung naik dengan rata-rata laju pertumbuhan 4,81% per tahun. Demikian
pula untuk konsumsi daging sapi dari tahun 2015 2019 di prediksi akan naik
dengan rata-rata pertumbuhan dari tahun 2013 2019 naik sebesar 2,11%.
Kenaikan prediksi produksi daging sapi hingga tahun 2019 dengan pertumbuhan
36
lebih besar dari pertumbuhan konsumsi daging sapi, namun belum dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi daging sapi nasional, hal ini membuat terjadinya
defisit daging sapi hingga tahun 2019. Defisit daging sapi yang paling tinggi di
terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 196,97 ribu ton dan yang terendah di
prediksi pada tahun 2019 yaitu sebesar 109,41 ribu ton, ini menandakan
Indonesia masih melakukan impor sapi potong dari luar negeri, yaitu dari Australia
dan Selandia Baru hingga tahun 2015. Melihat dari defisit daging sapi hingga tahun
2019 terus turun, di harapkan impor daging sapi akan berkurang. Namun sebagai
catatan bahwa penurunan defisit daging sapi hanya dihitung berdasarkan
konsumsi rumah tangga, sementara kebutuhan daging sapi di luar rumah tangga
yang di perkirakan cukup besar belum terhitung.
Tabel 5.5.
Konsumsi Nasional
Daging Sapi (000 Ton)
Surplus/Defisit
(000 Ton)
Tahun
2013
504,82
403,85
567,31
-163,45
2014
497,67
398,14
595,11
-196,97
2015*)
523,93
419,14
613,11
-193,97
2016**)
583,14
466,51
623,48
-156,97
2017**)
606,73
485,38
636,39
-151,01
2018**)
636,96
509,57
641,33
-131,76
2019**)
666,69
533,35
642,76
-109,41
Rata-rata
pertumbuhan (%)
4,81
4,81
2,11
-5,60
Keterangan :
*) 2015 Produksi Angka Sementara, Ditjen PKH
**) konsumsi estimasi Pusdatin
37
38
DAFTAR PUSTAKA
BKP Kementerian Pertanian. 2008. Neraca Bahan Makanan Indonesia 2007-2015.
Jakarta.
BPS. 2014. Survei Sosial Ekonomi Nasional, Pengeluaran untuk Konsumsi
Penduduk Indonesia 2012. Jakarta.
Ilham, Nyak. 2009. Kelangkaan Produksi Daging, Indikasi dan Implikasi
Kebijakannya. Analisis Kebijakan Pertanian, Volume 7 No. 1, Maret 2009 :
43-63. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan
Litbang Pertanian Departemen Pertanian, Bogor.
Ilham, Nyak. 2009. Kebijakan Pengendalian Harga Daging Sapi Nasional. Analisis
Kebijakan Pertanian, Volume 7 No. 3, September 2009 : 211-211. Pusat
Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Litbang Pertanian,
Departemen Pertanian, Bogor.
Subagyo, Imam. 2009. Potret Komoditas Daging Sapi. Economic Review No. 217.
September 2009.
http://www.bni.co.id/Portals/0/Document/Ulasan%20Ekonomi/komoditas%20sa
pi.pdf
http://www.fas.usda.gov/psdonline/psdhome.aspx
http://jasmal.blogspot.com/2010/01/edisi-tiga-swasembada-daging-sapi2014.html
http://finance.detik.com/read/2011/09/17/150806/1724709/4/ri-stop-impordaging-dan-sapi-tahun-depan
http://fapet.ugm.ac.id/home/berita-129-.EF.BF.BDsimalakama.EF%BF.BD-dagingsapi--akar-masalah-dan-solusi.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/45706/5/Chapter%20I.pdf
http://www.antaranews.com/berita/411463/impor-daging-sepanjang-2013-capai558406-ton
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
39
40
LAMPIRAN
41
42
Lampiran 3. 1.
Tahun
Indonesia
Pertumb.
Jawa
Pertumb.
Luar Jawa
Pertumb.
(juta ekor)
(%)
(juta ekor)
(%)
(juta ekor)
(%)
1984
9,24
1985
9,11
-1,35
3,90
4,21
7,96
5,34
4,90
-8,15
1986
9,43
3,53
4,27
1,58
5,16
5,21
1987
9,51
0,81
4,32
1,17
5,19
0,51
1988
9,78
2,80
4,37
0,98
5,41
4,32
1989
10,09
3,27
4,42
1,21
5,68
4,93
1990
10,41
3,12
4,51
2,18
5,90
3,86
1991
10,75
3,26
4,60
1,92
6,15
4,29
1992
11,21
4,29
4,71
2,46
6,50
5,67
1993
10,83
-3,41
4,73
0,37
6,10
-6,14
1994
11,37
4,97
4,96
4,78
6,41
5,12
1995
1996
1997
11,53
11,82
11,94
1,46
2,44
1,04
4,95
5,01
5,02
-0,21
1,29
0,26
6,59
6,80
6,92
2,76
3,30
1,62
1998
11,63
-2,55
4,82
-3,98
6,81
-1,52
1999
11,28
-3,08
4,98
3,18
6,30
-7,51
2000
11,01
-2,37
5,01
0,68
6,00
-4,79
2001
10,22
-7,20
4,26
-15,06
5,96
-0,64
2002
11,30
10,60
5,07
19,03
6,23
4,57
2003
10,50
-7,02
4,32
-14,73
6,18
-0,76
2004
10,53
0,27
4,37
1,13
6,16
-0,32
2005
10,57
0,35
4,42
1,07
6,15
-0,17
2006
10,88
2,89
4,50
1,98
6,37
3,55
2007
11,51
5,88
4,71
4,53
6,81
6,84
2008
12,26
6,44
5,45
15,85
6,80
-0,06
2009
12,76
4,11
5,65
3,62
7,11
4,50
2010
13,58
6,44
5,99
5,98
7,59
6,80
2011
14,82
9,15
7,51
25,45
7,31
-3,70
2012
15,98
7,80
7,85
4,54
8,13
11,15
2013
12,69
-20,62
5,79
-26,27
6,90
-15,15
2014
14,73
16,09
6,50
12,16
8,23
19,38
2015*)
15,49
5,21
6,78
4,45
8,71
5,81
Rata-Rata
1984 - 2015
11,52
1,89
5,06
2,24
6,46
1,78
2011- 2015
14,74
3,53
6,89
4,07
7,86
3,50
Sumber
: Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka Sementara
43
Lampiran 3.2.
Tahun
Indonesia
Pertumb.
Jawa
Pertumb.
Luar Jawa
Pertumb.
(000 Ton)
(%)
(000 Ton)
(%)
(000 Ton)
(%)
1984
248,48
151,58
96,90
1985
227,40
-8,48
160,13
5,64
67,27
-30,58
1986
227,80
0,18
155,02
-3,19
72,78
8,19
1987
248,03
8,88
153,47
-1,00
94,56
29,93
1988
238,06
-4,02
160,97
4,89
77,09
-18,48
1989
245,88
3,28
170,04
5,63
75,84
-1,62
1990
259,22
5,43
174,50
2,62
84,72
11,71
1991
262,19
1,15
182,16
4,39
80,03
-5,54
1992
297,01
13,28
206,68
13,46
90,33
12,87
1993
346,28
16,59
246,83
19,43
99,45
10,10
1994
336,46
-2,84
238,34
-3,44
98,12
-1,34
1995
311,97
-7,28
213,14
-10,57
98,83
0,72
1996
347,20
11,29
238,28
11,80
108,92
10,21
1997
353,65
1,86
246,69
3,53
106,96
-1,80
1998
342,60
-3,12
232,06
-5,93
110,54
3,35
1999
308,77
-9,87
197,42
-14,93
111,35
0,73
2000
339,94
10,09
232,43
17,73
107,51
-3,45
2001
338,69
-0,37
233,31
0,38
105,38
-1,98
2002
330,29
-2,48
221,91
-4,89
108,38
2,85
2003
369,71
11,94
236,42
6,54
133,29
22,98
2004
447,57
21,06
242,10
2,40
205,48
54,16
2005
358,71
-19,86
220,97
-8,73
137,73
-32,97
2006
395,84
10,35
238,32
7,85
157,52
14,37
2007
339,48
-14,24
205,89
-13,61
133,59
-15,19
2008
392,51
15,62
239,99
16,56
152,52
14,17
2009
409,31
4,28
256,54
6,90
152,77
0,16
2010
436,45
6,63
268,16
4,53
168,29
10,16
2011
485,33
11,20
294,12
9,68
191,21
13,62
2012
508,91
4,86
303,19
3,08
205,72
7,59
2013
504,82
-0,80
297,06
-2,02
207,75
0,99
2014
497,67
-1,42
286,51
-3,55
211,16
1,64
2015*)
523,93
5,28
301,35
5,18
222,58
5,41
Rata-Rata Pertumbuhan
1984 - 2015
352,51
2,85
225,17
2,59
127,33
3,97
2011 - 2015
504,13
3,82
296,45
2,47
207,68
5,85
Sumber
: Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka Sementara
44
Lampiran 3.3.
No.
Provinsi
2012
2013
2014
Rata-Rata
2015*)
Share (%)
Kumulatif
Share (%)
Jawa Timur
4.727.298
4.957.478
3.586.709
4.125.333
4.326.261
4.344.616
29,47
29,47
Jawa Tengah
1.937.551
2.051.407
1.500.077
1.592.638
1.628.093
1.741.953
11,82
41,29
Sulawesi Selatan
983.985
1.112.893
984.036
1.200.137
1.340.540
1.124.318
7,63
48,91
685.810
916.560
648.939
1.013.793
1.046.772
862.375
5,85
54,76
778.633
814.450
803.450
865.731
902.326
832.918
5,65
60,41
Lampung
742.776
778.050
573.483
587.827
598.740
656.175
4,45
64,86
Sumatera Utara
541.698
609.951
523.277
646.749
666.496
597.634
4,05
68,92
Bali
637.473
651.216
478.146
553.582
570.436
578.171
3,92
72,84
Aceh
462.840
505.171
404.221
511.362
536.930
484.105
3,28
76,12
Jawa Barat
422.989
429.637
382.949
419.077
447.999
420.530
2,85
78,97
2.903.320
3.153.884
2.800.952
3.210.646
3.429.694
3.099.699
21,03
100,00
14.824.373
15.980.697
12.686.239
14.726.875
15.494.288
14.742.494
100,00
10
Lainnya
Indonesia
Sumber
Lampiran 3.4. Sentra Produksi Daging Sapi di Indonesia, Tahun 2011 2015
No.
Provinsi
2012
2013
2014
2015*)
Rata-Rata
Share (%)
Kumulatif
Share (%)
Jawa Timur
112.447
110.762
100.707
97.908
100.172
104.399
21,09
21,09
Jawa Barat
78.476
74.312
71.881
67.073
73.442
73.037
14,75
35,84
Jawa Tengah
60.322
60.893
61.141
55.988
59.281
59.525
12,02
47,86
Banten
25.806
36.121
36.676
37.672
38.954
35.046
7,08
54,94
Sumatera Barat
20.287
22.638
23.099
24.943
25.981
23.390
4,72
59,66
Sumatera Utara
18.299
24.547
18.437
22.656
23.268
21.441
4,33
64,00
DKI Jakarta
9.413
12.206
18.021
19.260
20.636
15.907
3,21
67,21
Sumatera Selatan
13.601
14.649
14.496
15.281
17.046
15.015
3,03
70,24
Sulawesi Selatan
11.026
12.725
14.518
17.214
16.221
14.341
2,90
73,14
10
Lampung
10.064
9.833
14.099
13.074
13.446
12.103
2,44
75,58
Lainnya
125.593
130.221
131.742
126.601
135.482
120.892
24,42
100,00
Indonesia
485.333
508.906
504.818
497.670
523.927
495.095
100,00
Sumb
er
: Ditjen Peternakan, diolah oleh Pusdatin
Keterangan : *) Angka sementara
45
Lampiran 3.5.
0,90
1991
0,98
1992
1993
Pertumbuhan
(%)
(000 orang)
178.170
Konsumsi Nasional
Ton
Pertumbuhan
(%)
160.353
8,89
181.094
1,64
177.472
1,00
2,04
184.491
1,88
184.491
3,95
1,14
14,00
187.589
1,68
213.851
15,91
1994
1,08
-5,26
190.676
1,65
205.930
-3,70
1995
1,02
-5,56
193.486
1,47
197.356
-4,16
1996
1,15
12,75
196.807
1,72
226.328
14,68
1997
1,19
3,48
199.837
1,54
237.806
5,07
1998
1,07
-10,08
202.873
1,52
217.074
-8,72
1999
0,97
-9,35
205.915
1,50
199.738
-7,99
2000
1,11
14,43
205.132
-0,38
227.697
14,00
2001
1,05
-5,41
207.928
1,36
218.324
-4,12
2002
2003
2004
2005
0,94
1,03
1,23
1,01
-10,48
9,57
19,42
-17,89
210.736
213.551
216.382
219.205
1,35
1,34
1,33
1,30
198.092
219.957
266.149
221.397
-9,27
11,04
21,00
-16,81
2006
1,11
9,90
222.051
1,30
246.477
11,33
2007
1,02
-8,11
224.905
1,29
229.403
-6,93
2008
1,17
14,71
227.779
1,28
266.502
16,17
2009
1,29
10,26
230.633
1,25
297.516
11,64
2010
1,39
7,75
238.519
3,42
331.541
11,44
2011
1,40
0,72
241.991
1,46
338.787
2,19
2012
1,61
15,00
245.425
1,42
395.135
16,63
2013
1,62
0,62
248.818
1,38
403.085
2,01
2014*)
1,74
7,41
252.165
1,35
438.767
8,85
Rata-Rata
Sumber :
3,28
1,46
10,68
4,79
46
Lampiran 3.6.
Tahun
1993
0,704
1994*)
1,265
79,71
1995*)
2,273
79,71
1996
4,086
79,71
1997*)
2,890
-29,27
1998*)
2,044
-29,27
1999
1,446
-29,27
2000
1,525
5,47
2001
1,608
5,47
2002
1,270
-21,01
2003
1,870
47,24
2004
2,120
13,37
2005
1,870
-11,79
2006
1,910
2,14
2007
2,240
17,28
2008
2,300
2,68
2009
2,360
2,61
2010
2,480
5,08
2011
2,600
4,84
2012
2,290
-11,92
2013
2,280
-0,44
2014
2,360
3,51
Rata-Rata
2,08
10,28
Pertubuhan (%)
47
Lampiran 3.7.
Tahun
Ekspor
Impor
Neraca
Ekspor
Impor
Neraca
1996
15.773
-15.769
32.435
-32.429
1997
25
23.316
-23.291
69
36.523
-36.454
1998
8.526
-8.526
9.820
-9.820
1999
111
10.400
-10.289
152
15.234
-15.082
2000
26
26.962
-26.936
55
41.047
-40.992
2001
175
16.517
-16.342
172
23.792
-23.620
2002
78
11.474
-11.396
135
18.586
-18.452
2003
111
10.671
-10.560
450
18.566
-18.116
2004
19
11.772
-11.753
126
271.133
-271.007
2005
88
19.957
-19.869
34
42.874
-42.840
2006
24.079
-24.073
47.217
-47.208
2007
90.367
-90.347
2008
62
45.708
-45.647
11
126.147
-126.135
2009
13
-13
53
-53
2010
90.506
-90.502
14
289.506
-289.492
2011
65.022
-65.022
234.266
-234.263
2012
39.419
-39.417
12
164.887
-164.875
2013
2014
2015*)
0
0
0
130.021
246.509
82.300
-130.021
-246.509
-82.300
0
0
0
338.399
681.229
230.286
-338.399
-681.229
-230.286
48
Lampiran 4.1.
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Rata-rata
1980-2015
2011-2015
152.138
153.075
152.497
178.299
179.972
203.100
204.508
206.347
209.923
210.437
212.531
215.786
218.548
214.455
214.898
218.174
206.990
206.407
203.859
217.006
215.740
213.844
215.721
210.734
211.902
217.319
214.099
214.399
214.879
212.960
202.997
199.074
204.756
207.322
205.137
198.908
Pertumbuhan (%)
0,62
-0,38
16,92
0,94
12,85
0,69
0,90
1,73
0,24
1,00
1,53
1,28
-1,87
0,21
1,52
-5,13
-0,28
-1,23
6,45
-0,58
-0,88
0,88
-2,31
0,55
2,56
-1,48
0,14
0,22
-0,89
-4,68
-1,93
2,85
1,25
-1,05
-3,04
0,85
-0,38
Sumber : USDA
49
Pertumbuhan (%)
0,72
0,23
0,22
2,42
2,27
4,41
2,52
0,04
1,72
1,85
-0,31
-0,29
-5,42
1,65
1,64
2,18
3,19
0,16
2,09
0,27
-1,19
2,97
0,60
2,38
0,90
2,74
1,59
0,00
-0,61
0,63
-0,57
0,62
1,71
0,30
-1,15
0,93
0,18
Sumber : USDA
50
Lampiran 4.3. Negara negara dengan Populasi Sapi Potong Terbesar Dunia,
Tahun 2011- 2015
(000 Ekor)
Tahun
No
Negara
2011
2012
2013
2014
Rata-Rata
2015
Kontribusi
Kumulatif
(%)
Kontribusi (%)
1 India
302.500
300.000
299.606
300.600
301.100
300.761
29,39
29,39
2 Brazil
190.925
197.550
203.273
207.959
213.035
202.548
19,79
49,17
3 China
106.264
103.605
103.434
103.000
100.550
103.371
10,10
59,27
4 USA
92.887
91.160
90.095
88.526
89.800
90.494
8,84
68,12
5 European Union
87.831
87.054
87.106
87.619
88.150
87.552
8,55
76,67
6 Argentina
48.156
49.597
51.095
51.545
51.895
50.458
4,93
81,60
7 Australia
27.550
28.506
29.000
29.290
27.600
28.389
2,77
84,37
8 Russia
19.970
20.134
19.930
19.564
19.132
19.746
1,93
86,30
9 Mexico
21.456
20.090
18.521
17.760
17.120
18.989
1,86
88,16
10 Colombia
25.156
23.579
21.550
19.900
18.037
1,76
89,92
68.263
67.962
68.240
68.275
56.258
65.800
6,43
96,35
990.958
989.237
991.850
994.038
964.640
1.023.513
Lainnya
Dunia
Sumber : USDA
Tahun
Negara
2011
2012
2013
Rata-Rata
2014
2015
Kumulatif
Kontribusi
Kontribusi
(%)
(%)
USA
11.983
11.848
11.752
11.078
11.055
11.543
19,53
19,53
Brazil
9.030
9.307
9.675
9.723
9.820
9.511
16,09
35,62
European Union
8.114
7.708
7.388
7.410
7.440
7.612
12,88
48,50
China
6.475
6.623
6.730
6.890
6.825
6.709
11,35
59,85
India
3.308
3.491
3.800
4.125
4.500
3.845
6,50
66,35
Argentina
2.530
2.620
2.850
2.700
2.700
2.680
4,53
70,88
Australia
2.129
2.152
2.359
2.595
2.275
2.302
3,89
74,78
Mexico
1.804
1.821
1.807
1.827
1.845
1.821
3,08
77,86
Pakistan
1.536
1.587
1.630
1.675
1.725
1.631
2,76
80,62
10
Russia
1.360
1.380
1.380
1.370
1.370
1.372
2,32
82,94
Lainnya
9.880
9.974
10.141
10.297
10.135
10.085
17,06
100,00
58.149
58.511
59.512
59.690
59.690
59.110
100,00
Dunia
Sumber : USDA
51
Tahun
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1980-2015
2011-2015
Pertumbuhan
(%)
-0,05
0,12
0,28
2,00
1,95
5,97
1,45
0,70
1,87
0,83
0,13
-1,28
-6,78
5,33
0,95
2,79
3,47
1,15
2,49
-0,44
-1,31
2,97
0,95
1,55
0,80
2,22
2,04
-0,49
-0,78
0,34
-1,55
0,94
1,38
-0,33
-1,54
0,86
-0,22
Sumber :USDA
52
Negara
Rata-Rata
2011
2012
2013
2014
2015
Kontribusi
Kumulatif
(%)
Kontribusi (%)
USA
11.646
11.739
11.608
11.244
11.292
11.506
20,13
20,13
Brazil
7.730
7.845
7.885
7.896
7.905
7.852
13,74
33,88
European Union
8.034
7.760
7.520
7.480
7.495
7.658
13,40
47,28
China
6.449
6.680
7.052
7.297
7.305
6.957
12,17
59,45
Argentina
2.320
2.458
2.664
2.503
2.500
2.489
4,36
63,81
Russia
2.346
2.398
2.393
2.279
2.112
2.306
4,03
67,84
India
2.040
2.080
2.035
2.043
2.100
2.060
3,60
71,44
Mexico
1.921
1.836
1.873
1.839
1.845
1.863
3,26
74,70
Pakistan
1.503
1.538
1.576
1.616
1.661
1.579
2,76
77,47
10 Japan
1.237
1255
1.232
1.226
1228
1.236
2,16
79,63
Lainnya
11.277
11.443
11.980
12.206
11.296
11.640
20,37
100,00
Dunia
56.503
57.032
57.818
57.629
56.739
57.144
100,00
Sumber
Ket.
53
Lampiran 4.7. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Daging Sapi Dunia,
Tahun 1980 2015
Tahun
Ekspor (juta
ton)
Pertumb.
(%)
Impor (juta
ton)
Pertumb.
(%)
1980
4,53
1981
4,63
2,14
3,81
-2,28
0,81
1982
4,80
3,74
3,87
1,42
0,93
14,64
1983
4,68
-2,40
3,99
3,08
0,70
-25,11
1984
4,58
-2,28
3,86
-3,04
0,71
2,01
1985
4,92
7,43
3,90
1,04
1,01
42,13
1986
5,46
11,09
4,50
15,19
0,96
-4,74
1987
5,30
-2,87
4,28
-4,76
1,02
5,91
1988
6,88
29,75
5,97
39,34
0,91
-10,48
1989
7,19
4,42
5,98
0,18
1,21
32,06
1990
7,16
-0,42
6,44
7,66
0,72
-40,43
3,90
Neraca (juta
ton)
Pertumb.
(%)
0,63
29,67
1991
7,34
2,52
6,42
-0,31
0,92
27,82
1992
13,95
90,14
10,95
70,69
3,00
226,01
1993
5,35
-61,65
4,22
-61,46
1,13
-62,35
1994
5,57
4,08
4,63
9,71
0,94
-17,02
1995
5,54
-0,49
4,55
-1,84
0,99
6,20
1996
5,26
-5,14
5,05
10,98
0,21
-78,87
1997
5,83
10,85
5,66
12,21
0,16
-21,90
1998
5,50
-5,63
5,42
-4,29
0,08
-51,83
1999
5,89
7,13
5,69
5,06
0,20
149,37
2000
5,94
0,88
5,81
2,04
0,13
-32,49
2001
5,89
-0,89
5,91
1,74
-0,02
-115,79
2002
6,48
9,99
6,24
5,62
0,24
-1219,05
2003
6,51
0,57
6,28
0,66
0,23
-1,70
2004
6,72
3,13
6,15
-2,18
0,57
147,62
2005
7,36
9,63
6,80
10,71
0,56
-1,92
2006
7,59
3,01
6,87
1,00
0,72
27,45
2007
7,63
0,58
7,16
4,21
0,47
-34,27
2008
7,59
-0,47
6,80
-5,01
0,79
68,72
2009
7,43
-2,12
6,57
-3,35
0,86
8,45
2010
7,79
4,86
6,65
1,16
1,15
33,14
2011
8,07
3,57
6,45
-3,02
1,62
41,83
2012
8,14
0,82
6,68
3,60
1,46
-10,22
2013
9,13
12,14
7,48
12,04
1,64
12,62
2014
10,00
9,61
7,89
5,42
2,11
28,68
2015
10,20
1,97
7,80
-1,18
2,40
13,72
-23,15
Rata-rata
1980-2015
6,74
4,28
5,85
3,77
0,89
2011-2015
9,11
5,62
7,26
3,37
1,85
17,33 Sumber
54
Negara
2011
2012
2013
2014
2015
Kontribusi
Kumulatif
(%)
Kontribusi (%)
Rata-rata
Mexico
1.435
1.539
1.045
1.176
1.250
1289,0
27,09
27,09
Canada
696
821
1.044
1.245
1.100
981,2
20,62
47,70
695
620
851
1.298
900
872,8
18,34
66,04
Australia
European
Union
689
678
505
499
510
576,2
12,11
78,15
Brazil
405
512
689
649
400
531,0
11,16
89,31
United States
194
191
161
108
105
151,8
3,19
92,50
Colombia
61
299
236
85
136,2
2,86
95,36
Uruguay
213
78
41
155
70
111,4
2,34
97,70
New Zealand
34
42
33
79
100
57,6
1,21
98,91
29
26
19
20
20
22,8
0,48
99,39
11
14
25
54
41
29
0,61
100,00
4.462
4.820
4.649
5.368
4.496
4.759
100,00
10 China
Lainnya
Dunia
Sumber : UNDP
Lampiran .9. Negara-Negara Importir Daging Sapi Terbesar Dunia, Tahun 2011 2015
No
Negara
2011
2012
2013
2014
2015
(000 Ton)
Kumulatif
Kontribusi
Rata-rata
Kontribusi
(%)
(%)
2.206
68,94
68,94
USA
2.107
2283
2.033
2.358
2.250
Venezuela
335
616
712
565
446
13,92
82,86
China
103
117
98
326
500
229
7,15
90,01
Egypt
70
95
100
200
170
127
3,97
93,98
Russia
95
143
97
74
70
96
2,99
96,98
Canada
73
56
48
45
45
53
1,67
98,64
Mexico
16
10
30
28
30
23
0,71
99,36
Japan
12
14
12
11
10
12
0,37
99,73
Brazil
10
10
0,16
99,88
10
Ukraine
0,07
99,95
0,05
100,00
3.200
100,00
Lainnya
Dunia
3
2.822
2
3.339
1
3.134
1
3.619
1
3.087
Sumber : UNDP
55
56