Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PEMULIAAN TANAMAN

RESUME JURNAL HERITABILITAS

Oleh:
Nama

: Hana Rizqiningtyas

NIM

: 125040200111099

Dosen

: Ir. Sri Lestari Purnamaningsih, MS.

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
MALANG
2015

HERITABILITAS
Heritabilitas ialah suatu tolak ukur yang bersifat kuantitatif yang berfungsi untuk
menentukan apakah perbedaan penampilan suatu karakter disebabkan oleh faktor genetik atau
lingkungan, sehingga dapat diketahui sejauh mana sifat tersebut akan diturunkan pada generasi
selanjutnya dan mengetahui apakah suatu sifat atau lebih dipengaruhi oleh faktor genetik atau
faktor lingkungan. Ketika heritabilitas tinggi, umumnya seleksi dapat dilakukan pada generasi
awal. Sedangkan nilai duga variabilitas adalah keragaman dari gonotipe yang diseleksi. Pada
karakter yang mempunyai nilai duga variabilitas yang luas, terdapat keragaman yang besar,
sehingga keberhasilan seleksi lebih tinggi.
Pendugaan nilai heritabilitas dapat dilakukan melalui pendugaan analisis ragam. Pada
jurnal yang berjudul Analisis Variabilitas Genetik dan Heritabilitas Berbagai Karakter
Agronomi 30 Kultivar Jagung (Zea mays L.) Lokal Sulawesi Tenggara dan Keragaman
Genetik dan Heritabilitas Karakter Ubi Bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.) Urban) jenis
rancangan yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan.

Sehingga

analisis ragam masing-masing kelompok adlah sebagai berikut:


Sumber keragaman

db

KT

Estimasi KT

Blok (ulangan)

n-1

M1

2 e +

Genotip (kultivar)

p-1

M2

2 e + n 2 g

Galat

(p-1)(n-1)

M3

Total

np-1

g 2 n

KT galat diestimasikan sebgai nilai ragam lingkungan. Ragam genetik ( g )


2
diperoleh dari (M2-M3) dibagi dengan jumlah ulangan (n). Ragam fenotip ( p merupakan

e
2
hasil kerja antara gen dengan lingkungan. Sehingga dapat dituliskan p= n + g .
2

Setelah mengetahui masing-masing nilai ragam, maka nilai heritabilitas dalam arti luas
dapr dihitung dengan persamaan :

h(BS)=

h2(BS)=

2 g
2 p

x 100%

( M 2M 3 ) /n
2e
+2 g
n

x 100%

Pada jurnal yang berjudul Pendugaan Komponen Ragam, Heritabilitas dan Korelasi
untuk menentukan Kriteria Seleksi Cabai (Capsicum annuum L.) Populasi F5, diketahui bahwa
yang diamati ada dua populasi tetua dan F5 hasil persilangannya. Perhitungan nilai ragam
dilakukan dengan cara yang sama seperti jurnal sebelumnya yaitu dengan menganalisis masingmasing komponen ragam. Untuk ragam fenotip diperoleh dari ragam populasi F5 atau dapat
ditulis

2 p=2

F5.

Ragam lingkungan dapat dihitung dari rata-rata dari jumlah ragam

populasi tetua pertama dengan populasi tetua kedua. Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu
cara mengetahui nilai ragam lingkungan adalah dengan menamam dengan varietas yang sama.
2

2
= (

Sehingga apabila dituliskan yaitu

2
+

P1

)/2. Ragam genetik merupakan

P2

hasil dari ragam fenotip dikurangi ragam lingkungan. Jadi apabila dituliskan maka:
2 g=
2

2 p 2 e
2

g=

F5

2
-(

P1

2
+

P2

)/2

Pendugaan nilai heritabilitas pada percobaan yang dilakukan di lebih dari satu lokasi juga
bisa menggunakan pendugaan komponen ragam hasil analisis ragam. Seperti pada jurnal yang
berjudul Nilai Duga Heritabilitas Galur-Galur Mutan Kacang Hijau (Vigna radiata)
menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktor tunggal dengan 4 kali ulangan dan
dilakukan di dua lokasi pada musim yang sama. Maka penjabaran komponen ragamnya yaitu:
SK

db

Lokasi

l-1

Ulangan

l (r-1)

Genotip

g-1

KT

Estimasi KT

M1

2 e +r (2 gl ) +rl(2 g)

GXL

(g-1)(l-1)

M2

2 e +r (2 gl )

Galat

L (r-1)(p-1)

M3

Dari tabel di atas maka pendugaan masing-masing komponen ragam seperti ragam
genetik, ragam interaksi genotipe dengan lingkungan, ragam lingkungan dan ragam fenotipe
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
2 e

= M3

2 g = (M1-M2)/rl
2 gl = (M2-M3)/r
2 g 2 e
2

g+
+
p =
l
rl
2

g
h = 2
p
2

x 100%
2

h2 =

g
2
2
g e
2 g+
+
l
rl

x 100%

Setelah mendapatkan nilai heritabilitas maka kita dapat menduga apakah nilai tersebut
tergolong tinggi, rendah atau sedang. Tinggi rendahnya nilai heritabilitas digolongkan sebagai
berikut: rendah = h2bs < 0.2, sedang = 0.2 h 2bs 0.5, dan tinggi = h2bs > 0.5. Nilai heritabilitas
sendiri berkisar antara 0-1. Apabila nilai heritabilitas mendekari nilai 0 maka hal ini
menunjukkan bahwa keragaman fenotip disebabkan oleh faktor lingkungan sebaliknya apabila
nilai mendekati 1 berarti keragaman fenotipe terutama disebabkan oleh faktor genetik.

DAFTAR PUSTAKA
Hijria, D. Boer, dan T. Wijayanto. 2012. Analisis Variabilitas Genetik dan Heritabilitas Berbagai
Karakter Agronomi 30 Kultivar Jagung (Zea mays L.) Lokal Sulawesi Tenggara. Berkala
Penelelitian Agronomi. 1(2):174-183.
Martono, B. _____. Keragaman Genetik dan Heritabilitas Karakter Ubi Bengkuang (Pachyrhizus
erosus (L.) Urban). Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri.
Pakuwon-Parungkuda, Sukabumi.
Sari, W.P., Damanhuri, dan Respatijarti. 2014. Keragaman dan Heritabilitas 10 Genotip Pada
Cabai Besar (Capsicum annuum L.). Jurnal Produksi Tanaman. 2(4):301-307.
Sulistyo, A. dan Yuliasti. 2012. Nilai Duga Heritabilitas Galur-Galur Mutan Kacang Hijau
(Vigna radiata). UPN Veteran Yogyakarta.
Syukur, M. , et al. 2010. Pendugaan Komponen Ragam, Heritabilitas dan Korelasi untuk
Menentukan Kriteria Seleksi Cabai (Capsicum annuum L.) Populasi F5. Jurnal Hort.
Indonesia. 1(3):74-80

Anda mungkin juga menyukai