Achmad Ruslan JM D1a010 154 Kajian Yuridis Penerapan Standar Nasional Indonesia Sni Dalam Pengadaan Garam Beryodium Di Kabupaten Lombok Timur
Achmad Ruslan JM D1a010 154 Kajian Yuridis Penerapan Standar Nasional Indonesia Sni Dalam Pengadaan Garam Beryodium Di Kabupaten Lombok Timur
SKRIPSI
Oleh :
Achmad Ruslan JM
D1A 010 154
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2014
ii
JURNAL ILMIAH
KAJIAN YURIDIS PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA
(SNI) DALAM PENGADAAN GARAM BERYODIUM DI KABUPATEN
LOMBOK TIMUR
Oleh:
Achmad Ruslan JM
D1A 010 154
Menyetujui,
Pembimbing Pertama.
iii
iv
I.
PENDAHULUAN
tanya besar apabila daerah penghasil garam memiliki predikat konsumsi garam
beryodium yang rendah. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat maupun
produsen garam tentang pentingnya garam beryodium sangatlah minim. Dengan
fakta yang ada, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur tidak ambil diam.
Mengacu pada Keputusan Presiden No. 69 tahun 1994 tentang Pengadaan Garam
Beryodium, serta banyaknya peredaran garam beryodium di masyarakat yang
belum memenuhi standar mutu nasional yaitu SNI Garam Beryodium yang
memiliki kandungan yodium (KIO3) antara 30-80 ppm.
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang
akan dibahas adalah bagaimana penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)
dalam pengadaan garam beryodium di Kabupaten Lombok Timur dan apakah
dampak/implikasi dari penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) garam
beryodium bagi industri pengolahan garam beryodium di Kabupaten Lombok
Timur.
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan permasalahan, penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan Standar Nasional
Indonesia (SNI) garam beryodium oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok
Timur. Untuk mengetahui implikasi penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)
garam beryodium bagi industri pengolahan garam beryodium di Kabupaten
Lombok Timur.
Manfaat penulisan penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara
akademis, teoritis maupun praktis. Penelitian ini merupakan penelitian normatif-
vi
vii
II.
PEMBAHASAN
viii
Orang atau badan usaha yang telah memperoleh izin dari Badan Pelayanan
Perijinan Terpadu (BPPT) kemudian berikutnya harus memiliki beberapa jenis
perizinan antara lain sebagai berikut : Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin
Gangguan/HO, Tanda Daftar Industri (TDI)/ Izin Usaha Industri (IUI), Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Pada tahun 2011 Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur
mengeluarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 2 Tahun 2011
Tentang Pengendalian Peredaran Garam Non Yodium Di Kabupaten Lombok
Timur. Dimana Peraturan Daerah ini dikeluarkan sebagai salah satu upaya yang
ditempuh untuk mendukung pelaksanaan program penanggulangan Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Kabupaten Lombok Timur yang
memiliki target untuk mempercepat pencapaian konsumsi garam beryodium untuk
semua (KGBS)/Universal Salt Ioditation (USI) atau cakupan 90% rumah tangga
mengkonsumsi garam beryodium.
Adapun peranan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur dalam
penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) garam beryodium di Kabupaten
Lombok Timur mencakup dalam hal pembinaan, pemantauan dan pengawasan.
Pembinaan adalah upaya yang dilakukan terus menerus, terencana, dan sistematis
mengenai pemantauan dan pengawasan peredaran garam, pelaporan, dan
evaluasi.4.
Pembinaan
terhadap
petani
garam,
produsen,
distributor,
ix
membawa alat uji test iodium ke tempat inspeksi berlangsung, dan pada saat itu
juga dilakukan tes kadar/kandungan iodium.
Apabila di pasar-pasar/kios ditemukan garam dengan label beryodium
dikemasannya namun tidak terdapat kandungan iodium setelah dilakukan uji test,
maka akan langsung di lakukan penyitaan, dan akan dicari tahu produsen yang
mengedarkan garam tersebut, untuk kemudian diberi peringatan terhadap
produsen tersebut.
Dalam hal mengiodisasi adalah peran dari Dinas ESDM Perindag
Kabupaten Lombok Timur. Dinas Perindag mengeluarkan peringatan agar
produsen garam beryodium segera mengiodasi garamnya. Apabila peringatan ini
tidak juga diindahkan maka akan dilakukan penyitaan langsung, dan sanksi yang
paling berat adalah pencabutan izin usaha.
Penyitaan dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lombok
Timur, apabila melebihi jatuh tempo yang sudah diberikan kepada pemilik garam
yang belum di Iodisasi maka akan dilakukan pemusnahan. Seperti halnya yang
dilakukan pada tahun 2012-2013 ditemukan garam sejumlah 2 ton lebih tidak
mengandung Iodium. Karena pemiliknya tidak mau melakukan iodisasi, akhirnya
dilakukan pemusnahan dengan cara membuangnya ke laut.7
Dinas KKP Kabupaten Lombok Timur di dalam Tim GAKY memiliki
tugas dalam hal monitoring penggunaan alat iodisasi. Apakah sudah baik dan
benar, apakah dalam proses penyemprotan dan kadar perbandingan yodium dan
garam yang akan di campur sudah sesuai takarannya. Karena disinyalir kurang
7
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Sosial Budaya, Badan Pemberdayaan Daerah
Kabupaten Lombok Timur, Tanggal 6 Agustus 2014.
xi
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Sosial Budaya, Badan Pemberdayaan Daerah
Kabupaten Lombok Timur, Tanggal 6 Agustus 2014.
9
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Sosial Budaya, Badan Pemberdayaan Daerah
Kabupaten Lombok Timur, Tanggal 6 Agustus 2014.
10
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Sosial Budaya, Badan Pemberdayaan Daerah
Kabupaten Lombok Timur, Tanggal 6 Agustus 2014.
xii
terhadap
Industri
pengolahan
garam
beryodium,
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Sosial Budaya, Badan Pemberdayaan Daerah
Kabupaten Lombok Timur, Tanggal 6 Agustus 2014.
12
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Industri, Dinas ESDM Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Lombok Timur, Tanggal 4 Agustus 2014.
13
Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Industri, Dinas ESDM Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Lombok Timur, Tanggal 4 Agustus 2014.
xiii
Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Konservasi dan Penataan Ruang Pesisir Pantai,
Dinas Kementerian Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur, tanggal 23 Juli 2014.
xiv
tahun 2011 muncul Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) yang
di danai dari APBN untuk 40 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, salah satunya
adalah Kabupaten Lombok Timur.15
Melalui PUGAR, para petambak garam juga diberikan modal langsung,
baik itu berupa pelatihan dan bimbingan juga dalam pengadaan alat-alat bantu
produksi serta alat pengiodisasi disekitar areal tambak garam, sehingga garam
yang sudah dipanen bisa langsung dilakukan proses iodisasi ditempat, tanpa
mengeluarkan biaya untuk transportasi ke badan pengiodisasi.
Hasil wawancara dengan Kepala Seksi Konservasi dan Penataan Ruang Pesisir Pantai,
Dinas Kementerian Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur, tanggal 23 Juli 2014.
xv
xvi
III.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis paparkan diatas, maka
dapat ditarik simpulan :
Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Timur dalam
penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) garam beryodium dimulai pada
tahun 2010 dengan menjalankan Program Nasional yaitu Program Usaha Garam
Rakyat (PUGAR). Selain itu dibentuk Tim khusus yang lebih dikenal dengan
sebutan TIM GAKY, dimana Tim ini memiliki tugas dan fungsi utama dalam
kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pemantauan. Tim beranggotakan Badan
Pemberdayaan Daerah, Dinas Energi Sumber Daya Mineral Perindustrian dan
Perdagangan, Dinas Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan, dan
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lombok Timur.
Implikasi/dampak dari penerapan SNI garam beryodium bagi
industri pengolahan garam beryodium di Kabupaten Lombok Timur dapat dilihat
dari meningkatnya hasil produksi setiap tahunnya, kualitas garam beryodium
sudah sesuai standar SNI, permintaan konsumen meningkat, meningkatkan
kesejahteraan produsen garam beryodium. Selain itu berdampak pula terhadap
peningkatan gizi masyarakat dan kesehatan konsumen atas konsumsi garam
beryodium, dan berpengaruh terhadap bertambahnya pendapatan daerah dari pajak
industry serta penjualan garam beryodium.
xvii
SARAN
Program Usaha Garam Rakyat (PUGAR) akan selesai pada tahun
2015, diharapkan setelah PUGAR adalagi program-program lainnya yang dapat
membantu dan membina masyarakat yang berkegiatan dalam usaha garam. Serta
Pemerintah Daerah lebih giat lagi memberikan penyuluhan-penyuluhan ke
masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi
garam beryodium.
Perkembangan bisnis di bidang garam sangat menjanjikan, banyak
dampak positif baik itu bagi masayarakat maupun pemerintah. Penulis berharap
pemerintah daerah membuka industri-industri pengolahan garam lainnya, tidak
hanya terbatas pada indutri garam beryodium. Bagi industri yang sudah ada saat
ini agar tetap menjaga kualitas garam beryodium yang di produksi dan tetap
sesuai dengan standar SNI garam beryodium.
xviii
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku, Makalah, Artikel :
Adi,Tukul Rameyo, Dkk, Pusriswilnon BRKP, Departemen Kelautan dan
Perikanan, Buku Panduan Pengembangan Usaha Terpadu Garam dan
artemia, Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati, Badan
Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen kelautan dan Perikanan, 2006.
APROGAKOP, Posisi Indonesia dan Pengaruh Terhadap Industri di Indonesia,
Departemen Kelautan dan Perikanan, 2000.
B, Hermanto, Standar Kualitas Garam dan Produk Turunannya, Makalah
Workshop Masa depan Industri Garam di Indonesia, Departemen
Perindustrian, 2006.
Badan Standardisasi Nasional, Pengantar Standardisasi,BSN, 2009.
Deperindag, Perdagangan Garam di Indonesia, Departemen Kelautan dan
Perikanan, 2000.
Direktorat Industri Kimia An Organik, Deperindag, Pertumbuhan Permintaan dan
Penyediaan Garam Serta Kebijaksanaan Penanganan Garam di
Indonesia, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta, 2000.
Kurniawan, HukumPerlindungan Konsumen (Problematika Kedudukan dan
Kekuatan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen), Universitas
Brawijaya Press, Malang, 2011.
Mirandati, Devita Ayu, Studi Implementasi Kebijakan Pengadaan Garam
Beryodium di Kecamatan Batangan Kabupaten Pati, Tesis Magister Ilmu
Administrasi Undip, Semarang, 2007.
Saleh, Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Daya Saing Produk Industri
Garam Beryodium, Jurnal Ilmu Magister Manajemen Unram, Mataram,
2013.
Wahyuni, Endang Sri, AspekHukum Sertifikasi dan Keterkaitannya dengan
Perlindungan Konsumen, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003.
Wilarso, joko, Peningakatan Teknologi Proses Pengolahan Garam Rakyat
Menjadi Garam Industri Dengan Tenaga Surya, Balai Penelitian dan
Pengembangan Industri, Semarang, 1995
xix
B. Peraturan-Peraturan:
Indonesia, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1994
Tentang Pengadaan Garam Beryodium.
Indonesia, Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 102 Tahun 2000
Tentang Standardisasi Nasional.
Indonesia, Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Indonesia, Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1997
Tentang Badan Standardisasi Nasional.
Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 Tentang
Perdagangan.
Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1984 Tentang
Perindustrian.
Departemen Perindustrian Dan Perdagangan, Peraturan Menteri Perindustrian
Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2010 Tentang Penunjukan
Lembaga Penilaian Kesesuaian.
Indonesia, Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 2 Tahun 2011
Tentang Pengendalian Peredaran Garam Non Yodium Di Kabupaten
Lombok Timur.
Indonesia, Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 20 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Peredaran Garam Non Yodium Di Kabupaten
Lombok Timur.
Website :
Dinas Kementerian Kelautan Dan Perikanan, Pembuatan Garam Bermutu,
http://www.djpt.kkp.go.id,Tanggal 16 mei 2014
Badan Standardisasi Nasional, BSN,http://www.bsn.go.id, Tanggal 20 Juni 2013