Anda di halaman 1dari 13

OSTEOMALASIA

Author : Wahyu Rahmad Haryadie

Osteomalasia
Definisi Osteomalasia. Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai
oleh gagalnya pendepositoan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain
dari ostemalasia adalah soft bone atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis,
hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat
pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai
lempeng epifisis.
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh
kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang
disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi
deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena
pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit).
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan tidak
memadainya mineralisasi tulang. (kondisi serupa pada anak dinamakan rikets). Pada
orang dewasa osteomalasia bersifat kronik, dan deformitas skeletalnya tidak seberat
pada anak karena pertumbuhan skeletal telah selesai. Pada pasien ini, sejumlah besar
osteoid atau remodeling tulang baru tidak mengalami.
Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa dan sebagaimana penyakit raktis.
Kelainan ini berkaitan dengan gangguan deposisi kalsium pada matriks tulang
(gangguan mineralisasi).
2. Etiologi Osteomalasia
1.

Defisiensi vitamin D akibat kekurangan dalam diet atau malasorpsi

Defisiensi sering terjadi pada orang tua, juga pada ras kulit berwarna yang tinggal
dibelahan bumi bagian utara, terutama mereka yang tinggal di dalam rumah.
2.
Malbsorpsi vitamin D dapat terjadi pada gluten enteropati atau pascagastrektomi.
3.
Penyakit ginjal dan obat anti kejang dapat mengurangi pembentukan metabolit
aktif dan vitamin D (asidosis tubulus penalis)
4.

Defisiensi kalsium merupakan penyebab yang jarang dari osteomalasia

5.
Histologik, trabekula tulang yang normal meluputi dengan kelim osteoid yang
lebar yang tidak mengalami kalsifikasi; osteoblas normal tetapi kalsitikasi kurang
cukup.
Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D sering digolongkan dalam hal kekurangan
calsium) terutama gangguan fungsi menuju kerusakan, tetapi faktor makanan dan
kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu
terjadi dengan frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan
kurang dan adanya kesalahan diet serta kurangnya sinar matahari.
Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kegagalan dari absorbsi calsium
atau kekurangan calsium dari tubuh. Gangguan gastrointestinal dimana kurangnya
absorbsi lemak menyebabkan osteomalasia. Kekurangan lain selain vitamin D (semua
vitamin yang larut dalam lemak) dan kalsium. ekskresi yang paling terakhir terdapat
dalam faeces bercampur dengan asam lemak (fatty acid).
Sebagai contoh dapat terjadi gangguan diantaranya celiac disease, obatruksi sistem
penceernaan kronik, pankreatitis kronis dan reseksi perut yang kecil. Penyakit hati dan
ginjal dapat menyebabkan kekurangan vitamin D, karenanya organ-organ tersebut
mengubahnya vitamin D ke dalam untuk aktif. Terakhir, hyperparatiroid menunjang
terjadinya kekurangan pembentukan calsium, dengan demikian osteomalasia
menyebabkan kenaikan ekskresi fosfat dalam urine.
3. Patofisiologi Osteomalasia
4. Manifestasi Klinis Osteomalasia
Manifestasi klinis dari osteomalasia menyerupai gangguan reumatik, meliputi nyeri
tulang, mudah lelah, kelemahan proksimal dan pelunakan periartikuler. Simptom ini
membaik dengan terapi untuk mengoreksi gangguan mineralisasi. Beberapa pasien
dengan osteomalasia menunjukkan garis radiolusen kortikal tipis (stress fracture) yang
tegak lurus dengan tulang, seringkali simetris dan pasien lain memiliki fraktur lama
pada kosta yang multiple dengan pembentukan kalus yang buruk.
Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada osteomalasia adalah nyeri
tulang dan nyeri tekan tulang. Sebagai akibat kekurangan kalsium, biasanya terjadi
kelemahan otot. Pasien akan mengalami cara jalan bebek atau pincang. Pada penyakit
yang telah lanjut, tungkai menjadi melengkung (karena berat tubuh dan terikan otot).
Vertebra yang melunak mengalami kompresi, sehingga mengakibatkan pemendekan
tinggi badan dan merusak bentuk toraks (kifosis). Sakrum terdorong ke bawah dan ke
depan, dan pelvis tertekan ke lateral. Kedua deformitas tersebut menerangkan bentuk
khas pelvis yang sering mengakibatkan perlunya sectio caesario (SC) pada wanita hamil
yang terkena penyakit ini. Kelemahan dan ketidakseimbangan meningkatkan resiko
jatuh dan fraktur.
Kemungkinan terjadinya penyakit ini harus dicurigai pada orang yang mengalami:

Penurunan berat badan

Anoreksia

Kelemahan otot, sehingga menyebabkan susah untuk menaiki tangga

Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha

Perubahan bentuk pada tulang punggung dan anggota gerak (lengan dan tungkai).

5. Pemeriksaan Penunjang Osteomalasia


Kalsium dan fosfat anorganik rendah atau di bawah normal Fosfatase alkali meninggi.
Rontgen menunjukkan fraktur yang khas (Loosers zones) pada tulang-tulang pelvis dan
tulang panjang dan terutama metatarsal dan pada sinar-x jelas terlihat demineralisasi
tulang secara umum. Pemeriksaan vertebra memperlihatkan adanya patah tulang
kompresi tanpa batas vertebra yang jelas. Pemeriksaan laboratorium memperlihatkan
kadar kalsium dan fosfor yang rendah dan peningkatan moderat kadar alkali fosfatase.
Kalsium urine dan ekskresi kreatinin rendah. Biopsi tulang menunjukkan peningkatan
jumlah osteoid.
6. Penatalaksanaan Osteomalasia
Penyebab yang mendasari kelainan (kekurangan vitamin D, gagal ginjal kronik, atau
renal tubular asidosis) ini mesti dikoreksi terlebih dahulu. Jika penyebabnya
kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu
selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau
200.000 IU setiap 4-6 bulan. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka
dapat diobati dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D. Setelah terlaksana terapi
medis yang baik, jika masiih terdapat sisa kelainan tulang yang ada, dapa dilakukan
tindakan osteotomi (pemotongan sebagian tulang) pada tulang yang masih
menunjukkan kelainan. Penyebab dasar osteomalasia harus dikoreksi bila mungkin.
Bila osteomalasia akibat kesalahan diet, maka perlu diberikan diet kaya protein dan
kalsium dan vitamin D tinggi.
Suplemen vitamin D harus diresapkan. Vitamin D akan meningkatkan konsentrasi
kalsium dan fosfor dalam cairan ekstrasel dan maka tersedia ion kalsium dan fosfor
untuk mineralisasi tulang. Bila osteimalasia diakibatkan oleh malabsorspsi,
penambahan dosis vitamin D selain suplemen kalsium biasanya diresapkan. Pemejanan
sinar matahari sebagai radiasi ultraviolet untuk mentransformasi bahan kolesterol (7dehidrokolesterol) yang tersedia di kulit menjadi vitamin D perlu dianjurkan.
Sering, masalah skelet yang berhubungan dengan osteomalasia sembuh sendiri bila
kekurangan nutrisi atau proses patologis yang mendasarinya telah ditangani secara
adekuat. Pemantauan jangka panjang pasien diperlukan untuk meyakinkan stabilisasi
atau kekambuhan osteomalasia. Berbagai deformitas ortopedik persisten mungkin perlu
ditangani dengan brace atau pembedahan (dapat dilakukan osteotomi untuk
mengoreksi deformitas tulang panjang). Pada defisiensi primer, suplementasi dengan
vitamin D (2000 IU/hari) dan mengubah cara hidup bila diperlukan. Pada enteropati
dan penyebab lain, memperbaiki kondisi dan vitamin D (5000 IU/hari) dengan
suplementasi kalsium. Apabila terjadi deformitas yang menetap dapat dilakukan
osteotomi.

Osteomalacia
Seperti halnya RICKETSIA pada Anak-anak Pathologi: Tidak
adequatnya mineralisasi pada Tulang Menurunnya mineralisasi
per unit volume tulang
Osteomalacia: PENYEBAB
Deficiency Vit D Intake Vit D yang rendah ditambah inadequate
terpapar sinar matahari Malabsorbsi Vit D Metabolisme vit D
Abnormal Penyakit Liver Penyakit Renal Drugs
(anticonvulsants) Hypophosphatasia Intake yang rendah
Genetic
FAKTOR RESIKO
Deficiency Vitamin D MASA PERTUMBUHAN LANSIA dengan
minimal sun exposure Orangkulit hitam Skin covering when
outside Fat malabsorption syndromes Kidney failure Genetic
disease Epilepsy (phenytoin, phenobarbitones)

1.Defenisi
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang
dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang
(menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut
rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan
terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang
menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan
tulang sudah lengkap (komplit).

2.Penyebab
Penyebabnya ditandai dengan keadaan kekurangan vitamin D
(calcitrol), dimana terjadi peningkatan absorbsi kalsium dari
sistem pencernaan dan penyediaan mineral dari tulang.
penyediaan calsium dan phosfat dalam cairan eksta seluler
lambat. Tanpa adekuatnya vitamin D, kalsium dan fosfat tidak
akan terjadi di tempat pembentukan kalsium dalam tulang.
3.Patofisiologi
Ada berbagai macam penyebab dari osteomalasia yang umumnya
menyebabkan gangguan metabolisme mineral. Faktor yang
berbahaya untuk perkembangan osteomalasia diantaranya
kesalahan diet, malabsorbsi, gastrectomy, gagal ginjal kronik,
terapi anticonvulsan jangka lama (phenyton, phenobarbital) dan
insufisiensi vitamin D (diet, sinar matahari).
Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D sering digolongkan dalam hal
kekurangan calsium) terutama gangguan fungsi menuju
kerusakan, tetapi faktor makanan dan kurangnya pengetahuan
tentang nutrisi yang juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu
terjadi dengan frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D
dalam makanan kurang dan adanya kesalahan diet serta
kurangnya sinar matahari.
Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kegagalan

dari absorbsi calsium atau kekurangan calsium dari tubuh.


Gangguan gastrointestinal dimana kurangnya absorbsi lemak
menyebabkan osteomalasia. Kekurangan lain selain vitamin D
(semua vitamin yang larut dalam lemak) dan kalsium. Ekskresi
yang paling terakhir terdapat dalam faeces bercampur dengan
asam lemak (fatty acid).
Sebagai contoh dapat terjadi gangguan diantaranya celiac
disease, obstruksi sistem pencernaan kronik, pankreatitis kronis
dan reseksi perut yang kecil.
Lagi pula penyakit hati dan ginjal dapat menyebabkan
kekurangan vitamin D, karenanya organ-organ tersebut
mengubah vitamin D ke dalam untuk aktif. Terakhir,
hyperparatiroid menunjang terjadinya kekurangan pembentukan
calsium, dengan demikian osteomalasia menyebabkan kenaikan
ekskresi fosfat dalam urine.
4.Manifestasi klinik
Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah
nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi
kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien kemudian
nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah.
Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan
kerapuhan tulang), vertebra menjadi tertekan, pemendekan
batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).
5.Evaluasi diagnostik
Pada foto x ray umumnya nampak kekurangan mineral dari
tulang sangat nyata. Berdasar dari vertebra mungkin
menunjukkan fraktur kompressi dengan nyeri pada ujung
vertebra. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan lambatnya
rata-rata serum kalsium dan jumlah fosfor serta kurangnya
kenaikan alkaline phosfat. Ekskresi urine calsium dan creatinin
lambat.

B.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1.Pengkajian
Pasien dengan osteomalasia biasanya sering mengeluh nyeri
tulang pada punggung bawah dan ekstremitas bercampur
kelemahan. Gambaran dari ketidaknyamanan masih samarsamar, pasien mungkin ada yang fraktur, selama wawancara,
informasikan tentang masalah yang nyata terdapat sehubungan
dengan penyakitnya (sindrom malabsorbsi) dan kebiasaan diet
dapat diketahui.
Pada pemeriksaan fisik, kelainan bentuk skletal dicatat,
deformitas spinal, dan deformitas yang bengkok dari tulang
panjang mungkin memberikan ketidakbiasaan penampilan pada
pasien dan cara berjalan loyo/lemah. Mungkin terdapat
kelemahan otot, pasien mungkin menjadi tidak senang dengan
penampilannnya.
2.Diagnosa keperawatan
Berdasarkan pada pengkajian data, diagnosa keperawatan utama
yang mungkin terjadi, termasuk dibawah ini :
a.Nyeri berhubungan dengan kelemahan dan kemungkinan
fraktur.
b.Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit dan prosedur
perawatan.
c.Gangguan konsep diri berhubungan dengan pembengkakan
pada kaki, cara berjalan loyo/lemah, dan deformitas spinal.
3.Perencanaan
Tujuan utama dari pasien dengan osteomalasia mungkin
termasuk mengajarkan tentang proses penyakit dan prosedur
perawatan, mengurangi nyeri dan memperbaiki serta
meningkatkan konsep diri.
4.Implementasi keperawatan

a.Nyeri berhubungan dengan kelemahan dan kemungkinan


fraktur.
Membantu mengurangi rasa nyeri. Pemeriksaan fisik, psikis dan
pengobatan dilakukan untuk membantu mengurangi rasa
ketidaknyamanan dan nyeri yang dialami pasien. Jadi selain
kelemahan juga terdapat nyeri skelet. Anjurkan untuk bergerak
ringan pada waktu pengkajian misalnya dengan mengubah posisi
secara berulang-ulang untuk membantu mengurangi gejala
ketidaknyamanan dengan immobilitas.
Beri aktivitas yang mengalihkan perhatian pasien ke hal lain
seperti mengajak bicara, nonton TV, dan tehnik distraksi lain, hal
tersebut akan mengurangi persepsi klien terhadap nyeri.
Analgetik dibutuhkan untuk mengurangi rasa nyeri, respon pasien
terhadap pengobatan dimonitor sebagai respon keadaan untuk
terapy.
b.Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit dan prosedur
perawatan.
Pemahaman tentang proses penyakit dan prosedur perawatan.
Pendidikan kesehatan tentang penyebab osteomalasia dan
pendekatan untuk pengawasan penyakitnya. Pasien dianjurkan
untuk diet sumber kalsium dan vitamin D (susu, sereal, telur dan
hati ayam). Dosis yang tinggi dari vitamin D dapat menjadi racun
dan faktor penunjang untuk terjadinya hypercalsemia, yang
terpenting adalah memonitor tekanan rata-rata serum kalsium.
Aktifitas diluar yang dilakukan adalah berjemur dibawah sinar
matahari untuk mendapatkan sinar ultraviolet pada kulit. Dimana
target penting dan dibutuhkan untuk memproduksi vitamin D
dalam tubuh.
c.Gangguan konsep diri berhubungan dengan pembengkakan
pada kaki, cara berjalan loyo/lemah, dan deformitas spinal.
Peningkatan konsep diri. Untuk membangun sebuah hubungan
kepercayaan pasien dalam hubungannnya dengan pelayanan

perawat. Pasien diajak berdiskusi tentang body image dan


metode koping yang efektif. Pasien diberi kesempatan untuk
mengenal dan mengungkapkan perasaannya dan dimasukkan
dalam rencana keperawatan sesuai masalahnya.
Menciptakan partisipasi aktif pasien dan perawat dalam rangka
mengontrol diri dan perasaannya untuk membantu memecahkan
masalah pasien.
Interaksi sosial membantu penerimaan klien akan keadaannya
yang telah mengalami perubahan.
5.Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
a.Pemahaman tentang proses penyakit dan prosedur perawatan.
1.)Pasien mengetahui proses perjalanan penyakit dan prosedur
perawatan.
2.)Penggunaan sesuai kebutuhan terapy calsium dan vitamin D.
3.)Menjemur dibawah sinar matahari.
4.)Memonitor rata-rata serum kalsium untuk kelanjutan
kesembuhan penyakit.
5.)Selalu follow up tentang semua ketetapan perawatan
kesehatan.
b.Mencapai pengurangan rasa nyeri.
1.)Pasien melaporkan adanya perasaan nyaman.
2.)Pasien melaporkan berkurangnya kelemahan tulang.
c.Menunjukkan peningkatan konsep diri.
1.)Menunjukkan saling percaya dalam percakapan pasien perawat.
2.)Peningkatan tingkat aktivitas
3.)Peningkatan interaksi sosial

Anda mungkin juga menyukai