Anda di halaman 1dari 3

Bacaan Dzikir Setelah Shalat

muslim.or.id /fiqh-dan-muamalah/bacaan-dzikir-setelah-shalat.html
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc.
Alhamdulillah, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Dzikir akan menguatkan seorang muslim dalam ibadah, hati akan terasa tenang dan mudah mendapatkan
pertolongan Allah. Dzikir setelah shalat adalah di antara dzikir yang mesti kita amalkan. Seusai shalat
tidak langsung bubar, namun hendaknya kita merutinkan beristighfar dan bacaan dzikir lainnya.
[1]

. ( 3x)
Astaghfirullah (3x). Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.
Aku minta ampun kepada Allah, (3x). Lantas membaca: Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan
dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.[1]
[2]

.
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai-in qodiir.
Allahumma laa maania lima athoita wa laa muthiya limaa manata wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu.
Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya puji
dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa
yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan
kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya
dari-Mu kekayaan dan kemuliaan. [2]
[3]

.

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai-in qodiir.
Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Laa ilaha illallah wa laa nabudu illa iyyah. Lahun nimah wa lahul
fadhl wa lahuts tsanaaul hasan. Laa ilaha illallah mukhlishiina lahud diin wa law karihal kaafiruun.
Tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya
kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan
pertolongan) Allah. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali
kepadaNya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali
Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir sama benci.[3]
[4]

. ( 33 )

Subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar (33 x). Laa ilaha illallah wahda, laa syarika lah. Lahul mulku
wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syai-in qodiir.
Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, dan Allah Maha Besar (33 x). Tidak ada Rabb (yang berhak
disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan. BagiNya pujaan.
Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.[4]
[5]
Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu).[5]
[6]
Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu).[6]
[7]

10 .
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa ala kulli
syai-in qodiir .
Tiada Rabb yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, bagiNya
kerajaan, bagi-Nya segala puja. Dia-lah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi roh
janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. (Dibaca
10 x setiap sesudah shalat Maghrib dan Subuh)[7]
[8]

.
Allahumma inni as-aluka ilman naafia, wa rizqon thoyyiba, wa amalan mutaqobbala.
Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang
diterima. (Dibaca setelah salam shalat Shubuh).[8]
Semoga dzikir yang sederhana ini bisa rutin kita amalkan setelah shalat sehingga Allah berkahi aktivitas
harian kita.
Wallahu waliyyut taufiq. Walhamdulillah, wa shallallahu ala nabiyyina Muhammad wa ala aalihi wa
shohbihi wa sallam.

Referensi:
Hish-nul Muslim min Adzkar Al Kitab was Sunnah , Syaikh Saad bin Wahf Al Qohthoni
Tash-hih Syarh Hish-nul Muslim min Adzkar Al Kitab was Sunnah , Majdi bin Abdul Wahab Al
Ahmad, terbitan Maktabah Al Malik Fahd Al Wathoniyah, cetakan keempat, 1430 H

@ Ummul Hamam, Riyadh KSA


16 Dzulqodah 1432 H (14/10/2011)

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal


Artikel www.muslim.or.id

Anda mungkin juga menyukai